oleh

Jurus Juwita Wulandari Wujudkan Lansia di Lebak Tangguh dan Smart

image_pdfimage_print

Kabar6-Tetap sehat, tangguh dan mandiri tentu menjadi keinginan setiap orang di saat usia sudah tidak lagi muda. Namun tentunya, menjaga kondisi tersebut pada tahap lanjut usia atau lansia bukan suatu perkara yang mudah.

Melihat tantangan yang dihadapi para lansia dalam mewujudkan hal tersebut, dr. Juwita Wulandari punya jurusnya yakni mendirikan Sekolah Lansia.

Sekolah Lansia merupakan inisiatif dari calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Lebak dari PDI Perjuangan yang terpilih pada Pileg, 14 Februari 2024.

Juwita mengaku, alasan mendirikan sekolah tersebut berangkat dari kepeduliannya terhadap kondisi lansia. Ia menginginkan di usianya, kelompok lansia menjadi lansia yang tangguh dan mandiri.

“Jadi upaya kita bagaimana mereka mendapatkan berbagai pengetahuan, salah satunya paham menjaga kesehatannya dan tumbuh menjadi lansia yang tangguh, bisa menikmati hari tua dengan sehat dan bahagia,” ujar Juwita.

Juwita menyebut, mendirikan Sekolah Lansia juga sebagai salah satu bentuk pengabdian dirinya kepada masyarakat di bidang kesehatan.

kegiatan di Sekolah Lansia (ist)

Menurutnya, sekolah yang bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diikitu sangat antusias oleh para peserta didiknya. Sejak dilaunching, hingga kini sudah ada 600 orang lebih lansia yang mengikuti sekolah tersebut.

**Baca Juga: Berkas Kasus ‘Geng Tai’ Binus School Dilimpahkan ke Kejari Tangsel

“Mereka happy berkegiatan, berkumpul dengan teman-temannya, sama-sama mendapatkan berbagai materi pembelajaran didalamnya,” ucap istri dari Deden M. Fatih ini.

“Kemudian ada kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti terapi syukur, senam lansia, kewirausahaan dan lain sebagainya,” tambah Juwita.

Untuk mewujudkan lansia yang tangguh dan smart, sekolah membekali dengan materia yang terdiri dari 7 dimensi yakni dimensi spiritual, dimensi intelektual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi profesional dan vokasional, dan dimensi lingkungan.

“Contoh dimensi spiritual, jadi pembelarajarannya bagaimana kami membangkitkan spiritual mereka. Selayaknya sekolah ya, ada kegiatan materi, fisik dan juga olahraganya,” ujar Juwita.

“Karena lansia ini ada yang aktif dan pasif, maka kami melakukannya dengan jemput bola, kami bagi mereka dalam beberapa kelompok,” sambung Juwita.

Ia berharap Sekolah Lansia bisa terus berjalan supaya semakin banyak orang yang sehat dan bahagia di masa lansianya.

“Lansia tangguh dan smart itu yang sehat, aktif, produktif, mandiri dan bermartabat,” katanya.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email