Kabar6-Topik tentang pentingnya teknologi berbasis cahaya bagi kehidupan dan pembangunan masyarakat dalam menghadapi tantangan global, telah dipilih oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai satu inisiatif global yang bertajuk Tahun Cahaya Internasional atau International Year of Light (IYL) 2015.
OSRAM, ahli pencahayaan dari Jerman dan salah satu produsen lampu terdepan di dunia, memanfaatkan momentum IYL 2015 untuk mengeksplorasi penggunaan cahaya dalam berbagai aspek kehidupan manusia melalui kampanye Pencahayaan Cerdas di Indonesia.
“Indonesia adalah negara yang penting dan strategis bagi kami,” ujar Terry O’Neal, CEO of Luminaries and Solutions Business Unit OSRAMAsia Pasifik dan Traxon Technologies, anak perusahaan dari OSRAM – pemimpin global dalam solid state lighting (LED) dan sistem kontrol lampu. “Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan terpadat keempat di dunia, Indonesia memberikan kami kesempatan untuk lebih jauh lagi mengeksplorasi pengembangan teknologi berbasis cahaya, dan peluang untuk pengembangan pasar.”
Di Indonesia, OSRAM berhasil mencatat pertumbuhan bisnis sistem lampu sebesar 30% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. ** Baca juga: Bank Panin Siap Kucurkan Dana KPR Hingga 3 Miliar
Salah satu cara OSRAM untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui berbagai proyek pencahayaan di seluruh dunia. Di Indonesia, OSRAM Indonesia telah menyelesaikan banyak proyek, bekerjasama dengan para kontraktor dan lighting designer. Dua di antaranya adalah proyek pencahayaan terminal 3 di Bandara Internasional Soekarno Hatta (SHIA) dan proyek solusi pencahayaan untuk The Breeze, salah satu mal di BSD City, Tangerang.
Sebagai bandara tersibuk di Indonesia, SHIA semakin membutuhkan sistem lampu yang efisien, mudah pemeliharaannya, hemat biaya, serta ramah lingkungan. Di sisi lain, lewat pencahayaan bandara tersebut juga ingin menghadirkan atmosfer yang sempurna bagi para penumpang maupun karyawan mereka. Untuk membantu SHIA mencapai tujuan ini, OSRAM Indonesia menyediakan solusi pencahayaan yang dapat meningkatkan kenyamanan penumpang dan efektivitas kerja karyawan, sementara menghemat konsumsi listrik hingga 50 persen setiap bulannya.
Sedangkan untuk proyek di The Breeze, kompleks dengan desain terbuka ini berusaha membuat para pengunjung betah berlama-lama berada di tempat tersebut. Melalui solusi pencahayaan yang tepat, OSRAM membantu The Breeze menghadirkan pencahayaan yang telah didesain sedemikian rupa untuk menghidupkan suasana dan juga meningkatkan kenyamanan pengunjung.
“Kami berbeda dengan yang lain, karena kami selalu fokus pada inovasi serta pengembangan produk dan solusi pencahayaan,” kata Andy Soenanta, CEO OSRAM Indonesia. Saat ini, OSRAM Indonesia memiliki lebih dari 5.000 jenis produk dan solusi pencahayaan dengan 8.000 paten LED, pasar di mana OSRAM telah aktif selama lebih dari 40 tahun. Lebih dari 70 persen pendapatan OSRAM berasal dari pencahayaan hemat energi.
“Fokus ini memungkinkan kami untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang bagaimana cahaya dapat mempengaruhi kehidupan manusia, lebih dari sekedar penerangan,” lanjut Andy. “Bagi OSRAM, cahaya lebih dari sekadar kebutuhan dasar. Ini merupakan alat kami untuk mendukung kehidupan banyak orang, yang sejalan dengan tujuan IYL 2015. Lebih penting lagi, melalui cahaya kami diberikan kesempatan untuk dapat berperan aktif dalam memperkaya kehidupan masyarakat Indonesia dengan inovasi teknologi cahaya buatan.”
Dalam skala global, inovasi OSRAM membuahkan rekor dunia baru untuk lampu LED yang hemat energi. Lampu LED OSRAM mampu menghasilkan tingkat kecerahan 215 lumens per watt. Artinya, 50% lebih hemat jika dibandingkan dengan konsumsi daya lampu neon dan tabung LED yang tersedia saat ini – pada tingkat kecerahan yang sama.
Teknologi yang dikembangkan oleh OSRAM Opto Semikonduktor adalah salah satu yang terbaik di dunia dalam hal voltase untuk chip biru berarus tinggi, yang berarti lebih efisien hingga 8 persen. Lebih jauh lagi, dengan solusi dan produk pencahayaan OSRAM, konsumen telah menghemat lebih dari 70 juta ton CO2 dalam tujuh tahun terakhir. (asri)
