Demikian dikatakan Kapolres Kota Tangerang, Kombespol Irfing Jaya saat dihubungi kabar6.com, Selasa (27/8/2013) malam.
“Memang benar kita terima laporan itu. Tapi setelah ditelusuri, ternyata laporan itu tidak lebih dari kelakar mahasiswa UPH berinisial K terhadap mahasiswa lainnya berinisial S,” ujar Irfing.
Dijelaskan Kapolres, isu bom itu berawal dari mahasiswa berinisial K yang menghubungi sekuriti kampus setelah melihat salah seorang temannya S, membawa sebuah benda mencurigakan ke dalam salah satu gedung fakultas.
“Jadi informasinya, K ini melihat kawannya, S membawa alat semacam dinamit ke dalam kelas. K lalu memberitahu sekuriti kampus kalau ada yang bawa dinamit ke dalam kelas. Sekuritipun menghubungi polisi,” ujar Irfing.
Menurut Irfing, informasi tersebut diterima pihaknya sekitar pukul 14.00 WIB. Selanjutnya polisi langsung bergerak menuju kampus UPH. Namun setelah ditelusuri, tidak ditemukan bom ataupun benda mencurigakan menyerupai bom.
“Dari hasil konfirmasi kepada pihak kampus, diketahuilah bahwa informasi tersebut berawal dari laporan K yang mencurigai temannya S. Anehnya, saat dicari-cari, ke dua mahasiswa itu sudah pulang ke rumah masing-masing,” ujar Kapolres lagi.
Irfing memastikan, bahwa pihaknya akan tetap mencari K guna dimintai keterangan. “Kalau si S ini tidak tahu apa-apa. Si K ini yang kita cari, karena dia yang menghubungi sekuriti,” ungkapnya.
Dari pantauan kabar6.com di lokasi pada Selasa pukul 19.00 WIB, sejumlah polisi bersenjata laras panjang masih terlihat menyisir seluruh gedung di lingkungan kampus UPH.
Bahkan, sebuah mobil minibus milik kepolisian juga terparkir di dekat lapangan bola UPH. Sementara awak media yang hendak melakukan pemotretan tidak diperbolehkan, bahkan beberapa awak media diusir dari lingkungan Kampus UPH secara paksa oleh petugas keamanan setempat.(Agm)