oleh

Ini Dampak Revitalisasi Situ Versi DBMSDA Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Hasil dari program revitalisasi terhadap situ-situ yang berfungsi sebagai daerah resapan air, diyakini dapat berpengaruh cukup signifikan dibandingkan dengan kondisi yang ada sebelumnya.

Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kegiatan proyek yang digarap oleh pemerintah pusat ini tersebar pada tiga titik lahan konservasi.

Kepala Bina Manfaat, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangsel, Aji Awan memaparkan, revitalisasi lahan dilakukan pada area Situ Kuru di Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara.

Sisanya berada di kawasan Kecamatan Pamulang, yakni Situ Ciledug di Pondok Benda dan Situ Sasak di Pamulang Barat.

“Setelah rampung direvitalisasi maka kapasitas daya tampung air secara otomatis dipastikan jauh lebih meningkat,” paparnya kepada wartawan di Pamulang, kemarin

Menurutnya, setelah daya tampung air di situ-situ semakin bertambah, maka kejadian banjir di hilir maupun hulu daerah aliran sungai jadi bisa berkurang. Contohnya di area sekitar titik lokasi Situ Sasak.

Awan terangkan, sesuai hasil inventarisir yang telah dilakukan oleh pihaknya bersama Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), di Situ Sasak lahan yang sekarang kedalaman permukaan air ada sekitar tujuh meter.

“Kita maunya nanti alur sungai yang sedang dikeruk sekarang agak dalam. Mungkin bisa saja sampai 10 meter. Jadi tinggal hitung saja berapa meter kubik daya tampung tambahan apabila ada 13 hektare lagi yang direvitalisasi,” paparnya.

Saat disinggung ihwal kondisi sedimentasi dan alih fungsi lahan situ-situ yang sudah ada dan terjadi penanganannya terlalu berlarut-larut.

Bahkan sudah menjadi persoalan klasik. Awan jelaskan, masalah krusial akibat menjadi lambannya penanganan lantaran terbentur pada hal otoritas pengelolaan situ.

Menurutnya, hingga kini kewenangan pengelolaan dan perawatan situ-situ belum sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing pemerintah daerah. Begitupun dalam hal segi kewenangan penganggaran perbaikan kerusakan situ.

“Sekarang ini pemerintah sedang fokus ke pengendalian banjir. Bagaimana meningkatkan daya tampung air di situ-situ bagian hulu,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, para pemilik usaha yang memakai lahan situ sudah mulai membongkar bangunan semi permanennya. Mayoritas jenis usaha yang dilakoni warga yakni mengelola kolam-kolam pancing dan budidaya ikan air tawar.

Beberapa kolam tampak sudah mengering sudah ditinggalkan oleh pemilik usaha. Satu alat berat pun terlihat terus beroperasi mengeruk tanah.

Bagi ke-81 penggarap lahan situ dan direlokasi ke area seluas tiga hektare diberi legalitas berupa surat izin garap dari pemerintah pusat. **Baca juga: Rencana Relokasi Warga Situ Sasak Berlangsung Panas.

Syaratnya, tiap tahun warga penggarap diwajibkan memperpanjang surat izin garap yang dikantonginya. **Baca juga: Ini Modus Komplotan Pengedar Upal di Tangsel.

“Tempat relokasi nanti tepat dipinggir setu. Izin harus terus diperpanjang tiap tahunnya. Jadi lahan garapan sulit untuk diperjual-belikan. Karena perpanjangan hanya bisa dilakukan oleh nama yang terdaftar sejak awal,” pungkasnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email