oleh

Cerita Pilar, Awal Gagas hingga Muncul Kontra Membangun Alun-alun Pamulang

image_pdfimage_print

Kabar6-Alun-alun Pamulang setiap hari nyaris tidak pernah sepi. Ruang terbuka publik terdapat arena taman bermain anak-anak dibangun oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu kini menjadi destinasi primadona yang sangat dinikmati masyarakat sekitar.

“Mungkin setiap hari ada ratusan bahkan ribuan orang yang datang untuk menikmati fasilitas di sini pas akhir pekan,” ungkap Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan di Alun-alun Pamulang, Rabu (10/1/2024).

Ia mengakui awal rencana pembangunan Alun-alun Pamulang tidak mulus. Ada sikap kontra dari segelintir masyarakat merasa khawatir jika ruang publik yang berdekatan dengan masjid itu justru akan menjadi ajang kegiatan negatif.

Pilar jelaskan, dunia arsitektur tempo dulu mencatat sejarah tata kota terutama di Jawa mayoritas alun-alun berada di seberang masjid serta kantor pemerintahan. “Akhirnya pak camat saya minta sampaikan ke masyarakat bahwa alun-alun di depan masjid bukan pertama kali di dunia,” jelasnya.

Awal mula inisiasi membangun Alun-alun Pamulang, lanjut Pilar, usai dirinya dilantik bersama Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie sebagai kepala daerah terpilih pada 2021 lalu. Ia keliling tinjau kantor-kantor kecamatan, lalu melihat ada sebidang lahan yang sangat berpotensi di Pamulang.

Pilar lantas berpikir ingin menuangkan gagasan bagaimana area bidang lahan ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat seluas-luasnya. Mengubah pakem fungsi tanah lapang yang biasanya hanya digunakan untuk upacara resmi atau kegiatan pemerintahan saja.

Pemerintah daerah pun akhirnya coba merubah image menjadikan tanah lapang ini menjadi Alun-alun Pamulang. Alhasil kini menjelma jadi ruang publik yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat untuk kegiatan olahraga, berkumpul dan atau rekreasi.

**Baca Juga: Bawaslu Kota Serang Tertibkan APK Langgar Aturan 

“Bersifat inklusif, bisa mengajak semua orang untuk datang ke sini. Artinya bahwa bentuk morfologi sudah terbentuk. Tinggal kita aktivasi ruang publik ini menjadi bersifat inklusif,” jelasnya.

Pilar bilang, desain area sekelilingnya juga sengaja tidak dipagar. Jika dipagari maka tidak semua masyarakat dapat menikmati sarana dan prasarana yang telah dibangun. Alun-alun Pamulang adalah aset milik bersama yang juga dapat digunakan oleh masyarakat umum.

“Karena kalau ini dipagar pikiran masyarakat kalau area kantor pemerintahan itu tempat yang sangat privat,” ujarnya.

Pilar berpesan kepada masyarakat selama menikmati sarana dan prasarana di area Alun-alun Pamulang agar selalu mematuhi aturan. Seperti menjaga kebersihan dengan tidak buang sampah sembarangan, jangan menginjak rumput, dilarang merusak tanaman atau melakukan aksi vandalisme.

“Alun-alun Pamulang ini milik kita bersama. Jadi tolong dijaga dan dirawat dalam pemanfaatannya untuk kegiatan yang positif,” pesannya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email