oleh

Wabah di Kabupaten Tangerang, Sebulan 600 Orang Positif DBD dan Empat Meninggal

image_pdfimage_print

Kabar6-Wabah penyakit demam berdarah dengar (DBD) melanda wilayah di Kabupaten Tangerang. Tercatat hingga Februari kemarin jumlah warga sekitar yang terjangkit virus ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti sudah sekitar 1200 orang.

“Dan empat orang di antaranya meninggal dunia,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Achmad Muchlis dikutip Kamis (7/3/2024).

Ia mengakui, awal tahun ini kasusnya terparah jika dibandingkan dengan beberapa periode sebelumnya. Tercatat, sejak awal Januari 2024 lalu angka kasus positif DBD sudah tembus dikisaran 600 orang.

Bahkan, Muchlis bilang, dalam sebulan berikutnya angka kasusnya semakin meningkat signifikan. Grafik angka kenaikan kasus positif DBD di Kabupaten Tangerang mencapai sekitar 100 persen.

“Dan pada Februari kasus DBD itu jumlahnya hampir sama yaitu 600 kasus,” jelasnya.

Disebutkan kasus warga yang meninggal akibat positif terjangkit DBD tersebar pada tiga wilayah. Yakni, Kecamatan Cikupa, Jambe, dan Panongan. Nyamuk Aedes Aegypti di daerah berjulukan ‘Daerah Seribu Industri’ ini tidak pandang bulu.

Hewan kecil tapi mematikan itu menyerang warga segala usia, mulai dari kalangan anak-anak hingga warga lanjut usia. Ratusan warga yang positif DBD telah dirawat di puskemas-puskemas serta rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Tangerang.

**Baca Juga: Direktorat PPS Amankan 86 Proyek Senilai Rp30,7 Triliun

Semua tempat pelayanan kesehatan plat merah itu telah menyiapkan stok obat-obatan untuk pasien DBD. “Bahkan kita sudah berkoordinasi dengan rumah sakit swasta agar siaga,” ungkap Muchlis.

Ia mengimbau sebagai langkah awal preventif pencegahan DBD warga mau secara sadar menjadi juru pemantau jentik (Jumantik). Tugas utamanya adalah periksa segala sudut rumah dan lingkungan pemukiman di sekitarnya.

Sarang jentik nyamuk Aedes Aegypti dapat mudah cepat bertelur hingga berkembang biak. Langkah kedua, tambah Muchlis, warga di Kabupaten Tangerang secara masif melaksanakan gerakan menguras, menutup dan menimbun atau 3M.

Setiap melihat genangan air seperti di belakang kulkas, kolam ikan atau tempat minum ternak harus dikuras hingga bersih. Kemudian bila ada tumpukan barang bekas yang sudah tidak terpakai justru jangan sampai menjadi tempat genangan dari cipratan air hujan.

Barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk sebaiknya ditutup rapat. Pilihan terakhir yaitu ditimbun di dalam tanah.

“Saya mengimbau masyarakat secara mandiri,minimal satu rumah ada satu orang anggota keluarga yang sukarela menjadi jumantik,” pesan Muchlis.(yud)

 

Print Friendly, PDF & Email