oleh

Tim Ilmuwan Temukan Bukti Bangsa Mesir Telah Lakukan Prosedur Bedah Otak Sejak 4.000 Tahun Lalu

image_pdfimage_print

Kabar6-Tim ilmuwan mengungkapkan fakta bahwa bangsa Mesir kuno sejak ribuan tahun silam telah menjalani prosedur bedah otak untuk mengobati kanker, yang dibuktikan melalui penemuan tengkorak manusia.

Selain bedah otak, melansir smithsonianmag, ribuan tahun lalu orang Mesir kuno telah melakukan beberapa perawatan medis yang mirip dengan yang dilakukan dokter saat ini. Bukti teks dan arkeologi menunjukkan mereka dapat membuat prostetik dan menambal gigi berlubang. Dalam penelitian yang diterbitkan pada 29 Mei dalam jurnal Frontiers in Medicine, tim ilmuwan internasional menjelaskan bagaimana mereka menemukan bukti upaya prosedur pembedahan pada dua tengkorak manusia berusia 4.000 tahun.

Dalam penelitian tersebut, tim memeriksa dua tengkorak yang disimpan pada Koleksi Duckworth Universitas Cambridge. Tengkorak dan rahang bawah 236 berasal dari antara 2687 dan 2345 SM, dan milik individu laki-laki berusia antara 30 hingga 35 tahun.

Tengkorak E270 berasal dari antara 663 dan 343 SM dan milik individu wanita yang berusia di atas 50 tahun. Lesi besar yang konsisten dengan kerusakan jaringan berlebihan, suatu kondisi yang disebut neoplasma, ditemukan pada Tengkorak 236. Ada juga sekira 30 lesi metastasis kecil dan bulat yang tersebar di seluruh tengkorak.

Anehnya, mereka juga menemukan berbagai bekas sayatan di sekitar lesi ini. Mereka percaya bekas sayatan itu kemungkinan dibuat oleh benda tajam, mungkin instrumen logam.

Tengkorak E270 memiliki lesi besar yang kemungkinan adalah tumor kanker yang menyebabkan kerusakan tulang. Menurut tim, ini bisa menjadi tanda bahwa kanker adalah patologi umum di zaman kuno. Tengkorak E270 juga memiliki dua lesi sembuh dari luka traumatis.

Salah satu luka tampaknya akibat peristiwa kekerasan jarak dekat dengan penyerang menggunakan senjata tajam. Lesi yang sembuh ini mungkin berarti bahwa individu tersebut dapat menerima semacam perawatan dan selamat karenanya.

Namun, melihat luka seperti ini pada spesimen wanita tidak umum, karena sebagian besar luka terkait kekerasan dalam arkeologi ditemukan pada kerangka pria.

“Apakah wanita ini terlibat dalam kegiatan peperangan?” tanya Tondini. “Jika demikian, kita harus memikirkan kembali peran perempuan di masa lalu dan bagaimana mereka secara aktif ambil bagian dalam konflik selama masa kuno.”

Penelitian lebih lanjut pada spesimen lain dapat membantu mengurai lebih banyak tentang cara masyarakat kuno menangani kanker.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email