oleh

Tiap Musim Semi, Suku Ainu Lakukan Ritual Pengorbanan Beruang

image_pdfimage_print

Kabar6-Suku Ainu dikenal sangat menghormati beruang. Suku yang ada di Jepang hidup dalam persembunyian sebagai orang asing. Hingga akhirnya pemerintah mengakui keberadaan suku Ainu sebagai penduduk asli Jepang pada 2008 silam.

Suku Ainu, melansir nationalgeographic, menganggap beruang adalah bentuk penyamaran dewa gunung di Bumi. Beruang juga dianggap dapat memberikan banyak manfaat antara lain dagingnya bisa dimakan, bulu untuk pakaian, dan tulang untuk membuat peralatan rumah. Setiap musim semi, suku Ainu akan melakukan ritual pengorbanan beruang yang disebut Iyomante. Mereka akan memburu anak beruang beserta induknya.

Induk betina dikorbankan terlebih dahulu di mana rohnya akan dikirim ke dewa-dewa dalam upacara khusus. Sementara anak beruang dirawat dan dibesarkan oleh suku Ainu selama dua tahun sebelum dikorbankan. Suku Ainu akan memperlakukan anak beruang seperti darah dagingnya sendiri. Bahkan lebih baik, karena anak beruang dianggap sebagai dewa.

Jika anak beruang masih sangat kecil dan belum memiliki gigi untuk mengunyah, maka wanita suku Ainu akan menyusuinya. Saat beranjak dewasa, beruang tersebut akan dikembalikan kepada dewa dengan ritual yang sama seperti yang dilakukan kepada sang induk. Beruang akan dibunuh dengan panah bambu yang telah dilumuri racun dari sebuah bunga dengan nama Aconitum yezoense dan dicekik dengan dua batang kayu.

Sebelum racun dioleskan pada panah bambu, pemburu akan menguji racun tersebut dengan menempelkan pada lidahnya. Bila menimbulkan efek terbakar, berarti racun tersebut cukup kuat untuk membunuh sang beruang. Beruang yang telah mati akan dikuliti dan ditempatkan di depan altar.

Para anggota suku Ainu dalam upacara Iyomante akan menggenakan pakaian terbaik. Mereka akan berdoa, menari dan berpesta. Upacara ini akan berlangsung selama tiga hari tiga malam untuk mengembalikan roh beruang ke rumahnya.

Upacara akan berakhir ketika kepala beruang ditempatkan di altar dan panah ditembakan ke arah timur supaya rohnya dapat kembali ke gunung. Berakhirnya upacara ini diharapkan dapat mengembalikan jiwa beruang kepada dewa gunung sebagai utusan desa yang terbaik dan terhormat. ** Baca juga: Simbol Kekuatan, Suku Mangbetu Panjangkan Kepala

Diketahui, tradisi yang sudah ada sejak abad ke-20 ini dilarang oleh Pemerintah Jepang pada awal 1960-an. Meski demikian, suku Ainu tetap memuja dan menyembah beruang tanpa ritual membunuh beruang.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email