1

Pemandangan Unik, Dua Geng Monyet Bentrok di Tengah Jalan Thailand Berebut Makanan

Kabar6-Sebuah kota di timur laut Thailand bernama Lop Buri, menjadi ‘rumah’ bagi ribuan monyet. Hewan tersebut dipercaya membawa keberuntungan dan menjadi daya tarik wisatawan yang datang berkunjung.

Keberadaan monyet-monyet yang memenuhi jalanan kota sudah menjadi pemandangan biasa. Tak heran, sering terjadi dua kelompok monyet bentrok di jalanan dan mereka diduga berebut makanan.

Salah satu festival terbesar di Thailand, Festival Monyet, diadakan di Lop Buri, sebuah pesta ditawarkan kepada monyet. Pariwisata juga telah mengubah perilaku monyet-monyet ini karena mereka sekarang berharap menerima makanan dari manusia.

“Ketika perbatasan ditutup karena pandemi COVID-19, monyet-monyet itu digambarkan berubah menjadi ganas tanpa pasokan makanan dan makanan ringan seperti biasa,” demikian laporan media setempat.

Rekaman dua geng monyet berkelahi di jalan, melansir Mothership, muncul di media sosial, di mana seorang pengguna Facebook bernama Wisrut Suwanphak membagikan foto dan video sejumlah kera yang terlibat perkelahian di Lop Buri. Menurut media lokal, penyebab konflik kemungkinan adalah makanan. Beberapa monyet yang penasaran juga terlihat duduk di atas gedung-gedung di dekatnya, menyaksikan pertarungan berlangsung sebagai penonton.

Diketahui, pada 2020 lalu dua gerombolan monyet juga terlibat perkelahian di Lop Buri. Sebelum ini, kedua geng terjebak di wilayah mereka sendiri. Namun, makanan yang tidak mencukupi telah mendorong mereka untuk melanggar batas satu sama lain.

Akibat pandemi COVIS-19, kunjungan wisatawan menurun sehingga mengakibatkan kera-kera tersebut kekurangan makanan. Hal ini karena kera menjadi tergantung pada makanan manusia, sehingga penurunan kunjungan wisatawan memengaruhi pasokan makanan mereka.

Namun, tidak jelas apakah kedua perkelahian itu melibatkan kelompok monyet yang sama.(ilj/bbs)




Bukit Khao Kala di Thailand Dipercaya Jadi Persinggahan Alien

Kabar6-Sebuah bukit bernama Khao Kala di Thailand dipercaya para pencari UFO menjadi tempat persinggahan alien. Makhluk luar angkasa ini melayang di atas patung Buddha besar, mengirim telepati, berjalan melintasi ladang tebu dan menggunakan danau yang dipenuhi buaya sebagai portal dari planet mereka, Pluto dan Loku.

Khao Kala sendiri berada di Nakhon Sawan atau Kota Surga, berjarak tiga jam dengan jalan darat atau kereta api jalur utara dari Bangkok. Kelompok pencari UFO, melansir cnnindonesia, percaya bahwa jika Anda bermeditasi di bukit Khao Kala, di luar Nakhon Sawan, maka dapat mendengar makhluk perak bersuara di kepala. Namun kelompok pencari UFO mengatakan, tidak ada jaminan Anda akan melihat UFO atau alien di sini, karena kehadirannya tidak dapat diprediksi dan menghilang dalam sekejap.

Kehebohan UFO dan alien di bukit Khao Kala dimulai pada 1997, ketika pensiunan Sersan Mayor Cherd Chuensamnaun melakukan meditasi Buddhis di rumah dan mengaku menerima pesan-pesan mental dari apa yang ia tegaskan sebagai alien.

Chuensamnaun memberi tahu pihak keluarganya yang lalu mengejeknya. “Saya meminta ayah saya untuk memberitahu alien untuk menunjukkan diri,” kata Wassana, putrinya. “Keesokan harinya, para alien mengirim energi kepada adikku dan ipar laki-laki.”

Melalui jendela lantai atas, ipar perempuan Wassana mengatakan dia melihat UFO. “Panjangnya sekira 10 atau 15 meter, di tingkat puncak pohon,” tambah Wassana. ** Baca juga: Unik, Penduduk Desa Kuskoy di Turki Berkomunikasi dengan Siulan Seperti Burung

Sementara itu, kegiatan kelompok pencari UFO membuat mereka tersandung masalah dengan pemerintah Thailand dalam beberapa pekan terakhir. Pejabat pemerintah dilaporkan menjadi khawatir ketika para pencari UFO mulai berkerumun di bukit Khao Kala untuk melihat dan berbicara dengan alien, karena bakal membahayakan status resmi ‘kawasan hutan lindung’.

Pengunjung memang diizinkan untuk mendaki ke puncak bukit dan melihat patung Buddha besar dan ‘jejak kaki Buddha’ di dekatnya, yang merupakan tempat ibadah umum.

Tetapi pengunjung dilarang bermalam di sana, termasuk para kelompok pencari UFO sebelumnya yang mendirikan tenda di lokasi tersebut.

Agama Buddha memang terbuka terhadap kemungkinan makhluk luar angkasa, hantu, roh, dan kehidupan non-manusia lainnya. Tetapi para pencari UFO diperingatkan untuk tidak tenggelam dalam ilusi yang tak masuk akal.(ilj/bbs)




Demi Bertemu Sang Istri, Seorang Pria Vietnam Coba Mendayung Perahu dari Thailand ke India

Kabar6-Pasukan Angkatan Laut Thailand menangkap seorang pria asal Vietnam bernama Ho Hoang Hung (37) yang mencoba mendayung perahu sejauh 2.000 km dari Thailand ke India untuk bertemu istrinya.

Hung, melansir Dawn, berangkat dari pulau wisata Thailand di Phuket dengan perahu karet tiup yang dilengkapi dengan air dan mie instan, tetapi tidak ada sistem navigasi. Pria itu berencana untuk menyeberangi Teluk Benggala. Sebuah kapal nelayan yang menemukan Hung di dekat Kepulauan Similan, sekira 80 km dari daratan Thailand, lantas menghubungi unit keamanan maritim Angkatan Laut, yang datang dan menyelamatkan pria tadi.

Kepada Kapten Pichet Songtan dari Pusat Komando Penegakan Maritim Thailand Thailand, Hung mengatakan bahwa dia berusaha untuk menemui sang istri yang bekerja di Mumbai. Mereka sudah dua tahun terpisah karena pembatasan perjalanan terkait pandemi COVID-19. ** Baca juga: Kekasih Ogah Bantu Keringkan Rambut, Wanita Asal Tiongkok Ini Mengancam Hendak Bunuh Diri

Kapten Songtan mengatakan, pria itu ditemukan tanpa peta, kompas, GPS atau pun pakaian ganti, dan hanya memiliki sedikit air. Awalnya Hung terbang ke Bangkok, tetapi tanpa visa dia tidak dapat melakukan perjalanan ke India. Hung lantas naik bus ke Phuket, di mana dia memperoleh sampan.

Setelah berangkat, Hung tertahan oleh terjangan angin hingga membuat upayanya terhambat dalam dua minggu sebelum akhirnya dia ditemukan kapal nelayan. Pejabat Thailand mengatakan, Hung akan dikembalikan ke Phuket untuk diinterogasi lebih lanjut.

“Kami telah menghubungi Kedutaan Vietnam serta Kedutaan India tetapi belum mendapat jawaban,” kata Kapten Songtan.(ilj/bbs)




Ibu di Thailand Tega Gantung Anak Balitanya Gara-gara Sang Suami Tak Angkat Telepon

Kabar6-Aksi tak terpuji sekaligus sadis dilakukan seorang ibu (28) asal Thailand. Wanita yang tak disebutkan namanya ini menggantungkan sang anak yang berusia 22 bulan di lehernya memakai tali hitam.

Rupanya, melansir Worldofbuzz, wanita itu nekat melakukan hal gila karena dipicu amarah gara-gara sang suami tidak mengangkat telepon darinya. Dalam video berdurasi lebih dari satu menit, wanita tadi terlihat sangat marah dan menuntut suaminya untuk kembali dan merawat anak mereka.

Merasa kesal, wanita itu kemudian mengambil sang anak dari tempat tidur dan mengikatkan tali hitam di lehernya, sambil berkata dan menuntut si suami untuk menjawab telepon dari.

Kemudian, ia mengangkat sang anak setinggi bahu dan tiba-tiba menggantungkan anak laki-laki yang tersedak di udara sekira tujuh detik. Parahnya lagi, wanita ini lantas melepaskan si anak dan membuang ke kasur di dekatnya.

Balita malang itu terlihat menjerit dan menangis di kasur saat sang ibu menghadap kamera ke arahnya. Dia kemudian mengatakan kepada sang suami bahwa anak mereka hanya hidup karena dirinya membiarkan balita itu hidup.

Wanita itu mengancamn dengan mengatakan bahwa jika sang suami masih belum menjemput anaknya atau menjawab teleponnya, dia akan membunuh si anak saat dia stres dan menjadi gila. ** Baca juga: Hidup Rukun, Pria Ini Nikahi 120 Wanita yang Semuanya Saling Mengenal

Nenek dari pihak suami yang melihat video itu bergegas meminta bantuan. Pihak berwenang dilaporkan segera menuju rumah wanita di Lat Krabang, Bangkok, untuk menyelamatkan si anak.

Beruntung, balita itu akhirnya diambil dari sang ibu dan tidak mengalami luka serius. Setelah dalam kondisi tenang, wanita itu mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa ia menyesali tindakan yang dilakukan.

Dijelaskan, dirinya terdorong untuk melakukan aksi tak terpuji karena menduga sang suami berselingkuh sehingga ia merasa tertekan.(ilj/bbs)




Hidup Rukun, Pria Ini Nikahi 120 Wanita yang Semuanya Saling Mengenal

Kabar6-Seorang pria asal Thailand bernama Tambon Prasert, mendadak viral karena menikahi 120 wanita, dengan istri termuda berusia di bawah 20 tahun. Lebih mengejutkan lagi, Prasert mengaku semua istrinya ternyata saling mengenal.

Prasert yang bekerja sebagai politikus sekaligus kontraktor, melansir Hype, mengaku tak pusing sama sekali ketika harus menghidupi 120 istri, karena dia merasa mampu secara mental dan finansial. Prasert bahkan pernah mengundang wartawan lokal hanya untuk membuktikan seberapa banyak istrinya. Ketika wartawan lokal sudah datang, Prasert pun menghadirkan seluruh istrinya dan menunjukkan kehidupan mereka yang tetap rukun.

“Tepatnya saya memiliki 120 istri dan 28 anak. Saya pertama kali menikah pada usia sangat muda, 17 tahun,” kata Prasert. “Istri pertama saya satu atau dua tahun lebih muda dari saya dan kami memiliki tiga anak. Setelah itu saya memiliki banyak. Kebanyakan dari mereka adalah wanita muda dan mereka semua berusia di bawah 20 tahun. Saya tidak suka yang lebih tua, mereka terlalu banyak berdebat.”

Prasert memulai kisahnya setelah dia menjadi seorang kontraktor yang memiliki banyak proyek. Pria itu menikahi wanita yang ditemui pada setiap proyek yang dikerjakannya. Setelah menikahi wanita yang disukai, Prasert langsung memberikan rumah untuk sang istri. ** Baca juga: Nyeleneh, Wanita Asal AS Ini Jalankan Gaya Hidup Hemat dengan Cara Ekstrem

Setiap hendak menikah, Prasert tidak pernah berbohong, dan ia selalu jujur mengatakan sudah memiliki banyak istri. “Saya seorang kontraktor bangunan. Kapan pun saya membangun rumah, saya akan menikah di sana. Saya mencintai semua dan mereka semua mencintai saya,” ungkap Prasert.

Dari 120 istri Prasert, 22 di antaranya tinggal di lingkungan yang sama dengannya di distrik Phromnee. Mereka semua menerima dan tidak pernah bertengkar. Saat diwawancarai, Prasert mengakui menghormati semua istrinya dan selalu menyediakan segala kebutuhan keluarga.(ilj/bbs)




Tim Peneliti Temukan Fosil Paus Berusia Sekira 5.000 Tahun di Thailand

Kabar6-Sebuah kerangka paus berusia sekira 3.000 hingga 5.000 tahun ditemukan di lepas pantai sebelah barat Bangkok, Thailand. Kerangka yang memiliki panjang 12 meter ini dianggap sebagai kerangka paus Bryde.

“Hanya ada sedikit subfosil paus di Asia. Bahkan lebih sedikit lagi yang kondisinya masih bagus,” kata Marcus Chua, peneliti mamalia dari National University of Singapore.

Chua berharap, melansir Telegraph, temuan tersebut dapat memberikan ‘jendela ke masa lalu’, terutama untuk penelitian tentang permukaan laut dan keanekaragaman hayati. “Tulang yang sebagian membatu adalah penemuan langka,” kata Chua.

Gambar yang dibagikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Thailand, Varawut Silpa-archa, menunjukkan tulang-tulang itu tampaknya hampir seluruhnya utuh. Menurut politisi itu, lebih dari 80 persen kerangka sejauh ini telah ditemukan.

Tulang-tulang yang ditemukan termasuk tulang belakang, tulang rusuk, sirip dan satu tulang belikat. Panjang kepala kerangka itu sendiri diperkirakan sekira tiga meter.

Chua menuturkan, penemuan ini memungkinkan para peneliti mengetahui lebih banyak spesies tertentu di masa lalu. Kerangka tersebut juga memberi informasi mengenai kondisi paleobiologi dan geologi saat itu.

Paus Bryde, yang hidup di seluruh dunia di perairan beriklim hangat dan tropis, masih ditemukan di perairan sekitar Thailand saat ini.(ilj/bbs)




Bikin Bergidik, Ular Berbulu Lebat Hijau Tertangkap di Thailand

Kabar6-Seorang warga Provinsi Sakhon Nakhon, timur laut Thailand, bernama Tu menjadi sangat terkejut setelah menemukan spesies langka ular berbulu hijau di dekat rumahnya beberapa waktu lalu.

Tu, melansir thethaiger, menemukan hewan itu di rawa yang kotor, sementara warga lain percaya bahwa itu adalah ular air yang dikenal sebagai ular air bermuka sembab. Dikatakan, jika benar maka bulu dikatakan tumbuh di tubuh hewan itu saat menunggu di celah-celah batu untuk menyerang mangsanya.

Makhluk itu disimpan di rumah Tu, menunggu konfirmasi pihak berwenang untuk mengidentifikasi spesies aneh tersebut. “Sisiknya ada di kulit dan terbuat dari keratin. Ini seperti memiliki lapisan di atas kulit dan ketika kulit berubah itu akan melepaskan sisik, saat berganti kulit (lapisan alga) akan lepas,” kata Sam Chatfield, koordinator spesies ular di Wildlife ARC di NSW Central Coast, Australia.

Ular air berkepala bengkak ini sering disebut ular air bertopeng, merupakan spesies ular berbisa sedikit dalam keluarga Homalopsidae yang ditemukan di Asia Tenggara tropis. ** Baca juga: Ilmuwan Australia Sukses Pecahkan Kode DNA Kijang Arab yang Sudah Musnah Sejak 1972

Spesies ini sebagian besar berwarna cokelat tua atau hitam yang sangat berbisa, umumnya ditemukan di India, Bangladesh, Myanmar, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Singapura dalam variasi yang berbeda.(ilj/bbs)




Pemerintah Thailand Dorong Petani untuk Tanam Ganja Sebagai Penghasil Uang Utama

Kabar6-Pemerintah Thailand mendorong petani setempat untuk menanam ganja sebagai penghasil uang utama. Namun ganja hanya boleh digunakan selama bermitra dengan rumah sakit untuk tujuan pengobatan.

“Pemerintah berharap ganja dan rami (varietas lain dari cannabis) akan menjadi tanaman komersial utama bagi petani,” kata Traisulee Traisoranakul, wakil juru bicara pemerintah.

Akhir tahun lalu, melansir bangkokpost, Thailand diketahui menghapus bagian tertentu dari ganja dari daftar narkotika. Bagian tanaman dengan jumlah komponen psikoaktif tetrahydrocannabinol, atau THC yang tinggi masih diklasifikasikan sebagai narkotika Kategori 5.

“Sejauh ini, 2.500 rumah tangga di Thailand dan 251 rumah sakit provinsi telah secara legal menanam 15 ribu tanaman ganja. Mereka yang tertarik menanam ganja harus meminta persetujuan dari pihak berwenang,” terang Traisoranakul.

Ditegaskan, “Universitas, perusahaan komunitas, dan industri medis dapat memperoleh lisensi untuk menanam ganja. Setiap orang berhak menanam ganja dengan bermitra dengan rumah sakit provinsi untuk penggunaan medis.”

Dengan deklasifikasi bagian ganja tertentu, tanaman dapat digunakan dalam makanan dan minuman di restoran. Selama beberapa bulan terakhir, beberapa kafe dan restoran mulai menawarkan hidangan yang dibuat dengan daun ganja.

Traisulee mengungkapkan, ganja yang digunakan dalam makanan berasal dari produsen yang disetujui, dan Medical Marijuana Institute akan mengadakan sesi informasi.  ** Baca juga: Dianggap Memalukan, Remaja Korut Diasingkan ke Pedesaan Setelah Kepergok Nonton Film Porno

Produsen obat negara, Government Pharmaceutical Organisation mengatakan akan membeli ganja dari perusahaan komunitas yang disetujui hingga sekira Rp21,1 juta per kilogram untuk tanaman yang mengandung 12 persen cannabidiol.(ilj/bbs)




Penjual Makanan di Thailand Menang Lotre Rp2,7 Miliar Setelah Tafsirkan Mimpi Sang Anak

Kabar6-Seorang wanita di Thailand bernama Tithiya Bantaohome, berhasil memenangkan lotre sebesar sekira Rp2,7 miliar. Bantaohome memenangkan lotre setelah menafsirkan mimpi anak laki-lakinya.

Saat itu, melansir Says, Bantaohome yang berprofesi sebagai penjual jajanan di Udon Thani, mendengar cerita dari sang anak yang mengatakan bahwa bermimpi mendiang temannya mengunjungi dirinya dengan baju yang sama, yaitu kemeja bertuliskan nomor 1970. Dalam mimpi itu, si teman bertanya, “Mengapa kamu masih berupaya keras? Kenapa kamu belum kaya?”

Kemudian dalam mimpi tadi, temannya melemparkan sekarung beras berisi uang tunai ke arah putra Bantaohome. Setelah sang anak menceritakan mimpinya, Bantaohome membeli tiket lotre dengan nomor ‘472270’ di Bank Kasikorn.

“Dia bilang ingin pergi ke pasar seperti biasa dan setelah berjalan melalui toko lotre, dia memutuskan untuk membeli tiket,” demikian laporan media setempat. ** Baca juga: Mesin Pesawat Mati, Pilot Brasil Berhasil Bertahan Hidup Selama 38 Hari di Hutan Amazon

Benar saja, setelah undian kantor lotre pemerintah keluar, Bantaohome diumumkan sebagai pemenang hadiah pertama. Diketahui, masyarakat Thailand sangat percaya takhayul dalam hal lotre.

Tak sedikit dari mereka menggunakan angka yang dilihat dalam mimpi, atau menggunakan tanggal serta usia untuk membeli tiket lotre.(ilj/bbs)




Kelaparan, Seekor Gajah di Thailand Dobrak Rumah Warga untuk Curi Sekantong Beras

Kabar6-Seekor gajah kelaparan yang diberi nama Plai Bunchuay, mendobrak dinding dapur sebuah keluarga di Hua Hin, Thailand, untuk mencuri sekantong beras, pada pukul 02.00 waktu setempat.

Pemilik rumah, Rachadawan Phungprasopporn dan suaminya, sontak terbangun setelah mendengar suara keras dari arah dapur. Melansir republicworld, keduanya sangat terkejut melihat gajah dengan gading yang besar mengobrak-abrik lemari menggunakan belalainya. Tak berhenti sampai di situ, gajah tadi bahkan mengambil sekantong plastik beras yang dimasukkan ke mulutnya. Suami Rachadawan lantas mengusir gajah tersebut, yang menghilang masuk ke hutan terdekat.

“Gajah ini terkenal di daerah itu karena dia menyebabkan banyak kerusakan,” kata Rachadawan. “Dia datang ke rumah sekira dua bulan yang lalu dan melihat-lihat, tetapi dia tidak merusak apa pun saat itu. Kami berbicara dengan petugas satwa liar setempat dan mereka mengatakan kepada kami untuk tidak menyimpan makanan di dapur karena baunya menarik gajah, jadi kami mengikuti saran mereka.”

Rachadawan khawatir, gajah itu akan kembali lagi melakukan aksinya. “(Perbaikan) tembok itu akan menelan biaya sekira Rp22,7 juta. Lucu melihat gajah seperti itu, tapi saya juga khawatir dia bisa kembali lagi,” ujar Rachadawan.

Diketahui, Thailand memiliki sekira 2.000 gajah Asia yang hidup di alam liar, tetapi sering terjadi konflik ketika mereka bersentuhan dengan manusia di jalan dan di desa.

Staf dari Taman Nasional percaya, hewan-hewan itu telah mengubah perilaku mereka sebagai respons terhadap makanan yang tersedia dari manusia. ** Baca juga: Mahasiswa AS yang Hilang 45 Tahun Lalu, Ditemukan Tinggal Tulang Belulang dalam Mobil

“Penjelasan yang paling mungkin untuk situasi ini adalah gajah mencium bau makanan dan ingin memakannya,” terang Supanya Chengsutha, petugas konservasi. “Ini bukan karena gajah sangat lapar, karena makanan di hutan tetap sama. Ada banyak dan itu tidak berubah. Tetapi kadang-kadang individu gajah mengalami perubahan perilaku dan karakter, jadi tidak ada satu faktor pun mengapa mereka melakukan ini.”

Chengsutha menambahkan, kebiasaan makan gajah juga telah berubah sekarang karena mereka lebih sering bersentuhan dengan manusia. Mereka sudah mulai menyukai makanan yang dimakan orang.

“Bisa juga karena pemburu serta keberadaan jebakan di hutan telah mengganggu gajah dan telah pindah dari hutan yang lebih dalam menuju pemukiman,” ungkap Chengsutha.(ilj/bbs)