1

Gabungan Komunitas Pemuda Lintas Agama Tangerang Ajak Warga Bersatu Hadapi Covid

Kabar6.com

Kabar6-Memperingati HUT RI ke-76, gabungan Komunitas Pemuda Lintas Agama bergerak mengajak masyarakat untuk bersatu dalam menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Jalan Raya Ciater, Serpong, Kota Tangerang Selatan.

Gabungan komunitas itu terdiri dari Komunitas Warrior Tangerang Raya, Youth Revival Movement (YRM), BNN, Garda Mencegah dan Mengobati (GMDM), CWCC, Komunitas Gereja, Komunitas Muslim, Komunitas Budha dan sebagainya.

Fasilitator Komunitas Warrior Tangerang Raya, Lucky menerangkan, 70 anggota yang terdiri dari lintas komunitas dan lintas agama berjalan dari Bunderan Ciater kearah Serpong dan balik lagi ke Bunderan Ciater.

Hal itu, menurut Lucky, untuk mengajak masyarakat terutama pemuda untuk bersama-sama jangan khawatir dengan Covid-19, karena dengan bersama-sama merangkul Indonesia pasti sembuh.

Saat melakukan gerakan, pihaknya membawa berbagai macam poster seperti ‘Indonesia Sembuh’ ‘Indonesia Rukun’ dan membawa poster 5 simbol agama yang berada di Indonesia.

Lucky menerangkan, untuk saat ini yang penting Indonesia harus bersatu, dan harus percaya kepada Ideologi Pancasila dimana pada sila pertama tertulis ‘Ketuhanan yang maha esa’.

“Yang penting kita bersatu dulu nih, lintas agama, kalau kita bersatu, kita percaya pancasila yang pertama ketuhanan yang maha esa, kita bangsa yang punya tuhan, kita percaya kalau berdoa kepada tuhan, bersatu, rukun, gandengan tangan, Indonesia pasti akan pulih gitu,” terangnya.

**Baca juga: Cerita Cathleen Usai Membawa Baki Bendera Pusaka di Kota Tangsel

Lucky berharap dengan adanya satu kesatuan lintas agama lintas komunitas seperti ini, mampu meringankan beban Bangsa Indonesia.

“Kita bersatu bangsa kita bakal bangkit, ketimbang kita sendiri-sendiri seperti islam-islam, kristen-kristen, Budha-budha, tapi dengan adanya Pancasila kita bisa lebih kuat,” tutupnya.(eka)




Cerita Cathleen Usai Membawa Baki Bendera Pusaka di Kota Tangsel

Kabar6.com

Kabar6-Cathleen Delycia gadis pembawa baki bendera pusaka saat Upacara memperingati HUT RI ke-76 di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akui pengalaman ini pasti tidak akan dilupakannya.

Hal itu, menurut Cathleen, karena pengalaman dilapangan yang membuat dirinya sesak karena dilihat ratusan pasang mata.

“Saya tadi di lapangan udah sesek, karena di liatin orang, sama ngeri salah juga,” ujarnya kepada Kabar6.com, Selasa (17/8/2021).

Cathleen siswi asal SMA Negeri 3 Kota Tangsel ini mengatakan, dirinya saat di lapangan mengingat apa yang sudah diajarkan pelatih agar tetap tenang dan fokus.

“Tapi saya coba apa yang udah pelatih ajarin agar untuk tetap tenang dan fokus, jadi saya bisa tarik nafas dalem-dalem terus tenangin diri biar ga sesek lagi,” ungkapnya.

Cathleen menerangkan, pengalaman menjadi pembawa baki dalam upacara HUT RI ini akan menjadi pengalaman sekali seumur hidup yang membanggakan. “Cuma sekali seumur hidup, seneng bangga lega,” terangnya.

Cathleen yang kini duduk dikelas 2 SMA akui awalnya saat test Paskibraka, beberapa temannya yang sudah lulus jadi Paskibraka Kota Tangsel ditest satu-satu menjadi pembawa baki.

“Dan akhirnya saya dapet, dan saya coba untuk mempertahanin dan sampai hari ini saya bisa melakukan tugas saya sebagai baki,” terangnya.

**Baca juga: Respon Sekda Tangsel Galang Donasi Covid-19 Disambut Dingin Pegawai

Cathleen berharap, buat adik-adik kelasnya nanti agar lebih semangat untuk memberikan lebih dari yang terbaik saat menjadi Paskibraka baik ditingkat kota, provinsi maupun Nasional.

“Harapannya buat ade-ade nanti supaya biar lebih semangat bisa memberikan lebih yg terbaik, saat tampil berikan semaksimal kalian. Supaya saat di lapangan nanti kalian tidak menyesal seumur hidup karena kesalahan kalian sendiri,” tutupnya.(eka)




PPKM Level 4, Restoran di Tangsel Boleh Buka Hingga Malam

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah pusat kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 23 Agustus 2021. Khusus untuk wilayah Tangerang Raya mencakup Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan masih berstatus Level 4.

“Yg masih tinggi positifity rate saja, mudah mudahan satu minggu kedepan kita akan turun di level 3 saya yakin,” kata Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie usai upacara pengibaran bendera Merah Putih, Selatan (17/8/2021).

Ia jelaskan, ada pengecualian berubah pada Level 4 terbaru dari sebelumnya. pekan kemarin. Tempat ibadah bisa 50 persen dari kapasitas. Industri kuliner sudah bisa dibuka.

**Baca juga: Besok Bakal Dipanggil Polisi, Begini Respon Kadispora Tangsel

Benyamin pastikan, restoran sudah bisa dibuka setiap harinya hingga pukul 22.00. Meski demikian tetap harus memperhatikan protokol kesehatan.

“Itu perbedaan perbedaanya karena angka indikator kita menurun. Kapasitas resto 25 persen, dibedakan yang indor masih akan dibatasi,” jelasnya.(yud)




Alasan Warga Ogah Pasang Bendera saat Perayaan 17 Agustus

Kabar6.com

Kabar6-Para pedagang bendera Merah Putih di Kota Tangerang Selatan mengakui di iahun ini penjualan sangat lesu. Bahkan jika dibanding momentum hari kemerdekaan sebelumnya penjualan menurun hingga 70 persen.

Mansyur, 30 tahun, pedagang bendera di wilayah Kecamatan Pondok Aren mengatakan, alasan masyarakat enggan membeli bendera di tahun ini Alasannya adalah karena merada Indonesia belum merdeka seutuhnya.

“Belum merdeka kata masyarakat, kadang-kadang kalau lagi iseng-iseng ada yang lewat ditawarin, ogah ah katanya belum merdeka. Tiba-tiba pada cuek-cuek gitu,” ujarnya kepada Kabar6.com, Senin (16/8/2021).

Mansyur mengungkapkan jika kini penjualan pada masa tahun lalu saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19. Pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 semakin anjlok.

“Tahun lalu masih mending pas PSBB, kalau PPKM malah lebih parah lagi, motor gak ada yang pasang bendera, jarang banget yang pasang,” ungkapnya.

Dirinya menujual bendera dari harga Rp 5000 untuk ukuran kecil hingga Rp250 ribu untuk bendera yang biasa digunakan sebagai hiasan di gedung, rumah, dan sebagainya.

“Pernah sehari cum dapat 20 ribu sehari, 50 pernah (tahun ini, red). 250 sampai 350 masih dapet tahun lalu, kalau sekarang buat rokok aja abis. Mudah-mudahan tahun yang akan datang lebih beres, perekonomian pulih, mudah-mudahan,” terangnya.

Sementara itu, pedagang bendera di Serpong Utara, Yanto,30 tahhn menerangkan, alasan masyarakat tidak membeli bendera adalah masih bisa menggunakan bendera bekas tahun kemarin.

Menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 bergulir, masyarakat menggunakan bendera baru sebagai hiasan di gang rumah maupun di perkantoran.

“Mungkin satu masalah keuangan ada yang mulai masuk dan mulai menghemat, jadi masang juga yang bekas-bekas gitu, gak ada yang masang baru, biasanya di jalan bendera baru-baru, ini (memasang bendera, red) bekas,” ungkapnya.

Yanto menjual bendera dari harga Rp20 ribu untuk bendera kecil hingga Rp150 ribu bendera ukuran besar.

**Baca juga: Stok Dosis Vaksin Covid-19 Puskesmas di Tangsel Kosong

Yanto akui tahun ini penjualan turun hingga 60 persen, hal itu dikarenakan pelanggannya yang biasa membeli bendera setiap tahun, kali ini malah memasang bendera bekas tahun kemarin.

“Perhari ada 250 ribu kadang 350 ribu, tahun sebelumnya biasa sampai 1 juta, kalau tahun ini jauh banget, setahun sekali disini dari tahun 2006, dari tanggal 30 Juli disini,” tutupnya.(eka)




Stok Dosis Vaksin Covid-19 Puskesmas di Tangsel Kosong

Kabar6.com

Kabar6-Surat edaran pemberitahuan stok dosis vaksin Covid-19 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kosong beredar di media sosial. Kekosongan stok dosis vaksin terjadi di sejumlah puskesmas.

“Iya di puskesmasnya lagi ga ada,” kata Dyah Susari, Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Senin (16/8/2021).

Ia jelaskan, kegiatan vaksinasi massal di tempat kerjanya hanya libur pada saat Minggu saja setiap pekannya. Dyah mengakui sempat salah perhitungan.

Sasaran warga sebanyak 400 dosis, tapi yang datang mencapai 600 orang per hari. “Melebihi target. Jadi stok kita kosong,” jelas Dyah.

Menurutnya, kekosongan stok dosis vaksin sudah terjadi sejak Jum’at kemarin. Hari ini pihaknya fokus menyuntikan dosis vaksin kepada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

**Baca juga: Patok Donasi Covid-19 di Tangsel, LIRA: Sekda Bambang Apoel Wajib Transparan

“Karena kan kalau ODGJ kami harus turun ke lapangan ya. Langsung jemput bola,” jelasnya.

Dikonfirmasi kabar6.com secara terpisah, informasi soal kekosongan stok dosis vaksin di sejumlah puskesmas dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar.(yud)




Depresi Ditinggal Suami, Seorang Wanita Bundir di Rel Kereta Api Serpong

Kabar6.com

Kabar6-Depresi ditinggal suami meninggal, seorang wanita mengakhiri hidupnya di lintasan pejalan kaki liar rel kereta api, Kampung Ranca Indah, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Sabtu 14 Agustus 2021 sekira pukul 11.30 WIB.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Serpong, Iptu Joko saat dikonfirmasi. “Benar (kejadian itu, red). Saksi ada setelah korban sudah bunuh diri,” ungkapnya, Sabtu (14/8/2021).

**Baca juga: Antusias Masyarakat Tinggi, Yon Arhanud 1/1 Kostrad Harap Bisa Laksanakan Vaksin Lagi

Joko menerangkan, korban sering mondar-mandir di rel kereta api untuk jajan dan kerumah saudaranya, selanjutnya korban diketahui sudah terpotong menjadi dua diatas rel kereta api, yang diketahui oleh saksi S.

“Menurut keterangan keluarga korban mengalami depresi setelah suami nya meninggal,” tutupnya.(eka)




Antusias Masyarakat Tinggi, Yon Arhanud 1/1 Kostrad Harap Bisa Laksanakan Vaksin Lagi

Kabar6.com

Kabar6-Komandan Batalyon Arhanud 1/1 Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Letkol Helmy Ariansyah berharap bisa melaksnakan vaksinasi kembali kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Hal itu, menurut Helmy, karena melihat antusias masyarakat Kota Tangsel yang menyerbu vaksin dari Kostrad dan Kodim di markasnya sebanyak 8000 dosis selama 2 gelombang.

“Memang kita sangat berharap bisa menyelenggarakan vaksinansi lagi karena kita tau masyarakat Tangsel ini masih banyak sekali yang berharap bisa ikut vaksinasi,” ujarnya kepada Kabar6.com di Markas Komando Yon Arhanud 1/1 Kostrad, Serpong, Kota Tangsel, Sabtu (14/8/2021).

Untuk saat ini, Helmy mengatakan, pihaknya selalu berkomunikasi dengan Pemerintah Kota Tangsel, termasuk sebelum melaksanakan vaksinasi ini.

“Kami berharap ada vaksin tambahan sehingga kita menggelar tidak hanya empat hari mungkin nanti bisa lima atau enam hari,” paparnya.

Helmy berharap, ketika seluruh Indonesia minimalnya target vaksin sudah terpenuhivmaka kehidupan bisa normal, bahkan bisa lebih baik lagi daripada sebelum masa-masa pandemi Covid-19.

“Salah satunya kita melaksanakan vaksinasi ini di berbagai tempat, supaya kita bisa beraktivitas lagi dan tentunya perekonomian bisa baik lagi,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Batalyon Arhanud 1/1 Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sukses suntikan target vaksin kepada total 4100 orang dalam 4 hari.

Komandan Batalyon Arhanud 1/1 Kostrad, Letkol Helmy Ariansyah menerangkan, masyarakat sangat antusias untuk mengikuti vaksinasi yang dilaksanakan di Arhanud ini.

**Baca juga: Yon Arhanud 1/1 Kostrad Sukses Berikan 4100 Dosis Vaksin Kedua ke Masyarakat

Helmy menjelaskan, hal itu terbukti dari habisnya vaksin yang dipersiapkan sebanyak 8000 dosis selama 2 gelombang, yaitu dari tanggal 13 hingga 16 Juli 2021 dan 11 hingga 14 Agustus 2021.

“Kalau target makaimal memang 4100, kita berasumsi 90 persen saja masyarakat yang vaksin pertama di sini yang vaksin keduanya di sini lagi, jadi ada cadangan kurang lebih 10 persen,” ujarnya kepada Kabar6.com, Sabtu (14/8/2021).(eka)




Yon Arhanud 1/1 Kostrad Sukses Berikan 4100 Dosis Vaksin Kedua ke Masyarakat

Kabar6.com

Kabar6-Batalyon Arhanud 1/1 Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sukses suntikan target vaksin kepada total 4100 orang dalam 4 hari.

Komandan Batalyon Arhanud 1/1 Kostrad, Letkol Helmy Ariansyah menerangkan, masyarakat sangat antusias untuk mengikuti vaksinasi yang dilaksanakan di Arhanud ini.

Helmy menjelaskan, hal itu terbukti dari habisnya vaksin yang dipersiapkan sebanyak 8000 dosis selama 2 gelombang, yaitu dari tanggal 13 hingga 16 Juli 2021 dan 11 hingga 14 Agustus 2021.

“Kalau target maksimal memang 4100, kita berasumsi 90 persen saja masyarakat yang vaksin pertama di sini yang vaksin keduanya di sini lagi, jadi ada cadangan kurang lebih 10 persen,” ujarnya kepada Kabar6.com, Sabtu (14/8/2021).

Helmy menerangkan, pada hari pertama pihaknya menyiapkan 720 dosis vaksin kepada masyarakat, untuk hari kedua ada kurang lebih 1200, kemudian hari ketiga ada sekitar 1140an, dan untuk hari terakhir pihaknya mengalokasikan hingga 1100 dosis vaksin.

Untuk yang datang kesini, Helmy menjelaskan, biasanya masyarakat melihat pamflet atau banner yang dipasang didepan markas, lalu ada pemberitahuan untuk vaksin dosis kedua, dan ada pesanan melalui kelurahan sebanyak 50 peserta.

“Setiap kelurahan 50 peserta, ada kelurahan di sekitar Cisauk, Serpong, dan Pamulang. Jadi total ada 150 peserta yang dibawa kelurahan untuk vaksin disini (Arhanud, red), selebihnya dari publikasi medsos (media sosial, red), dan pamflet didepan,” terangnya.

**Baca juga: Kelamaan Tak Lakanakan PTM, Pengamat: Akan Lahirkan ‘Generasi Zombie’

Untuk kedepan, Helmy menerangkan, pihaknya masih belum merencanakan untuk melaksankan vaksinasi berikutnya. Untuk yang sekarang ini memang direncanakan sekaligus dua gelombang yaitu sebanyak 8000 dosis, yang disetiap gelombangnya diberikan 4000 dosis vaksin kepada masyarakat.

“Sehingga kita bisa menjamin yang vaksin pertama di sini bisa vaksin keduanya disini lagi, nah untuk vaksin berikutnya kami masih mencoba koordinasikan dari stok vaksin yang ada, karena saya sudah laporkan juga ke pimpinan kita belum bisa mendukung untuk vaksinansi selanjutnya. Sampai nanti ada program lagi dari pemerintah, kalau kita dapat jatah vaksin lagi, kita akan gelar lagi dengan kegiatan yang sama,” tutupnya.(eka)




Kelamaan Tak Laksanakan PTM, Pengamat: Akan Lahirkan ‘Generasi Zombie’

Kabar6.com

Kabar6-Kelamaan tidak melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Pengamat Komunikasi Publik dan Media Digital dari Universitas Muhamadiyah Tangerang (UMT) Rully sebut pelajar dan mahasiswa bisa dikatakan sebagai ‘Generasi Zombie’.

Rully menerangkan, bisa disebut ‘Generasi Zombie’ itu karena para pengajar tidak tau dimana para mahasiswa maupun pelajar belajarnya dimana, dan mau tidak mau mereka harus lulus.

“Harus lulus. Analisanya begini sekian tahun mereka bayaran, sekian tahun belajar online dia di zoom, sekian tahun dia ngerjain tugas, masa dia gak lulus. Tetapi tidak ada interaksi, tau-tau dia lulus, apakah itu bukannya zombie,” ujarnya kepada wartawan, ditulis Sabtu (14/8/2021).

Padahal, Rully menjelaskan, salah satu hak dari pelajar dan mahasiswa adalah hak berinteraksi. Dalam berinteraksi, terbangun rasa kemanusiaan sebagai makhluk sosial.

“Punya gelar, pernah berkuliah atau bersekolah tetapi aplikasinya susah, humannya hilang,” terangnya.

Rully mencontohkan bahwa saat ini dirinya memiliki anak yang duduk dibangku SMP, dan masuk saat awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Dirinya kebayang jika pandemi berjalan tiga tahun dan tiba-tiba anaknya lulus, kemudian duduk dibangku SMA yang tidak mengetahui siapa teman-teman dibangku SMP nya.

“Kebayang tidak? Lulus, tapi dia tidak tahu temen-temennya. Jadi makhluk egois, itu maksud saya ‘generasi zombie’. Humanis kita tercabut,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong, Abdul Basit khawatir akan terjadinya lost generation atau kehilangan generasi ketika pembelajaran tatap muka (PTM) tak disegerakan.

**Baca juga: Diduga Kurang Konsentrasi, Pengendara NMAX Tewas Tabrak Tiang Listrik di Pagedangan

Hal itu, Basit menjelaskan, karena tidak adanya interaksi langsung baik antar siswa dan juga dengan para guru.

“Siswa terjebak dirumah, yang dia tidak berinteraksi dengan temannya dengan guru nya, itu bahaya menurut saya, dia akhirnya jadi asik sendiri, pribadi yang egois, itu bahaya bagi saya,” ujarnya kepada wartawan di MAN IC Serpong, Kota Tangsel, Rabu (4/8/2021).(eka)




Dinkes Tangsel: Data Pasien Meninggal Covid-19 di Rumah Sakit Tak Bisa Jadi Acuan

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinkes Tangsel) mengungkapkan validasi data pasien meninggal Covid-19 di rumah sakit tak bisa jadi acuan.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes
Tangsel Tulus Muladiyono menerangkan, hal itu karena dalam validasi data harus lengkap. Menurutnya, data hasil laboratorium di rumah sakit harus sudah dilaporkan terlebih dahulu sebelumnya.

“Misalkan data hasil lab, hasil lab udah dilaporkan belum sebelumnya, jangan pas udah meninggal baru keluar hasil labnya. Bedanya kalau kami untuk yang meninggal itu sudah harus dalam hal validasi datanya yang lengkap, jadi gak bisa kalau data acuan yang keluar dari rumah sakit,” ungkapnya kepada wartawan, ditulis Kamis (12/8/2021).

Menurut Tulus, data tersebut guna kesinkronan angka kematian akibat Covid-19, dengan yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Tulus menyebut, jika data-data hasil laboratorium tidak disertakan saat pasien itu masuk ke rumah sakit, angka kematian akibat Covid-19 dipastikan berbeda dengan Kemenkes.

“Kalau awal-awal dia (pasien diduga Covid-19, red) sakit gak keluar (hasil laboratoriumnya, red), nah ini artinya dia (rumah sakit rujukan, red) udah lapor belum dari awal. Ini perlu pengkroscekan pemvalidasian ke Pemerintah Pusat,” terangnya.

“Pasti akan berbeda jumlahnya, karena tadi (data hasil lab keluar setelah meninggal, red). Kalau kita jaga kevalidan bahwa data itu benar-benar sudah terdaftar di kementerian. Dari jumlah yang ada, misalnya ada 1000 (pasien meninggal) nah ini belum valid smua, harus dicek dulu,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akui sejak adanya Pandemi Covid-19, angka kematian di wilayahnya hanya naik 10 persen.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Disdukcapil Kota Tangsel, Dedi Budiawan kepada wartawan, ditulis Selasa 27 Mei 2021.

Menurutnya soal sinkronasi data kematian yang dimiliki Diadukcapil dengan dinas teknis dapat dipastikan sesuai.

Pasalnya, Dedi menjelaskan, pihaknya dari dinas kependudukan mendapatkan informasi kematian dari lintas dinas, terlebih kematian yang disebabkan oleh virus corona.

“Kami tidak bisa menerbitkan akta kematian tanpa ada keterangan dari puskesmas atau rumah sakit, untuk yang Covid-19 yah. Rata-rata warga meninggal di Kota Tangsel sendiri antara 2000-3000 kematian setiap tahun. Memang sejak ada Covid-19, ada kenaikan 10 persen,” ungkapnya.

Dedi mengungkapkan, angka kematian sesuai dengan data akta kematian yang dikeluarkan, tahun 2020 sebanyak 4080.

“Tahun 2020, berdasarkan data pembuatan akta kematian itu sebanyak 4080,” ungkapnya.

**Baca juga: PPKM Level 4 Per Hari 1.000 Warga Tangsel Urus Adminduk

Untuk 2021 per Bulan Juli, kata Dedi, tercatat 2648 akta kematian. Tertinggi, imbuhnya, pada Januari 2021, sebanyak 588 akta kematian.

“Untuk 2021, sekarang tanggal 23 Juli itu ada 2648 akta kematian. Tertinggi Januari 2021, untuk bulan Juli 182. Kalau sinkron atau tidak, pasti sinkron (data kematian). Kami tidak bisa menerbitkan akta kematian tanpa ada keterangan dari puskesmas atau rumah sakit, untuk yang Covid-19 yah,” tuturnya.(eka)