1

Sekda Herman Ungkap Kolaborasi Kunci Penanganan Stunting

Kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Herman Suwarman, menyatakan pentingnya kerja sama antar pihak dalam memerangi stunting. Sekretaris Daerah Kota Tangerang, menyampaikan, target penurunan stunting di Kota Tangerang pada tahun 2024. Pemkot Tangerang berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan semua pihak dalam memerangi stunting.

“Penanggulangan stunting membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, karena ini merupakan masalah yang kompleks. Oleh karena itu, melalui Rembuk Stunting, menjadi langkah penting untuk memastikan integrasi dan koordinasi dalam upaya penurunan stunting di Kota Tangerang,” ujar Sekda dalam acara Rembuk Stunting Tingkat Kota Tangerang Tahun 2024, di Ruang Akhlakul Karimah, Pusat Pemerintah Kota Tangerang, Selasa (30/4/2024).

Rembuk Stunting ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Tim Percepatan Penurunan Stunting, Kepala Puskesmas, Dekan Fakultas Kesehatan UMT, Camat dan Lurah se- Kota Tangerang, Kementerian Kesehatan, dan Bappeda Kabupaten Sumedang.

Herman menyebut, salah satu program unggulan Pemkot Tangerang dalam memerangi stunting adalah Gerakan Anak Tangerang Sehat dan Cerdas. “Gerakan ini mendorong kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam melaksanakan intervensi stunting secara menyeluruh,” ucapnya.

**Baca Juga: Pilkada Tangsel 2024, Benyamin: Kalau Partai lain Buka Saya Ambil Formulir

Herman mengatakan, Pemkot Tangerang telah dan terus melakukan berbagai upaya dalam mengatasi stunting. Namun kata Herman, masih terdapat kendala dalam penurunan stunting di Kota Tangerang.

“Salah satu kendalanya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang stunting. Oleh karena itu, Pemkot Tangerang terus berupaya meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang stunting kepada masyarakat,” jelasnya.

Sekda, berharap, seluruh pihak dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan Kota Tangerang bebas stunting sesuai dengan Peraturan Wali Kota Tangerang Nomor 114 Tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Untuk mencapai target penurunan stunting, membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, termasuk masyarakat dan lintas sektor di wilayah,” tandasnya. (Oke)




Cegah Stunting, Dinkes Kabupaten Tangerang Anjurkan Balita Diberikan Makanan Pendamping Protein Hewani

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang menganjurkan kepada para orang tua agar balita diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya protein hewani untuk mencegah stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dr. Achmad Muchlis menyampaikan dalam seminar gizi pada peringatan hari gizi nasional di Hotel Lemo Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Kamis (22/2/2024).

Menurutnya, pemberian konsumsi pangan yang kaya protein hewani sebagai makanan pendamping ASI sangat kuat untuk pencegahan stunting terutama pada balita usia di bawah dua tahun (baduta).

“Setelah bayi mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, maka dianjurkan untuk memberikan makanan pendamping yang kaya protein hewani seperti susu, telur, ikan dan daging serta produk olahannya untuk memenuhi gizi yang mendukung petumbuhan dan perkembangan anak,” ujarnya, Jumat (23/2/2024).

**Baca Juga: Buronan Perkara Korupsi Rp6,3 Miliar Diringkus Tim Tabur

Ia mengatakan stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronik yang ditandai dengan tinggi dan berat badan menurut usia yang berada dibawah standar.

Ia mengimbau masyarakat terutama orang tua yang memiliki balita untuk rutin datang ke posyandu melakukan pengukuran berat dan juga tinggi badan setiap bulannya, sehingga tumbuh kembang anak dapat terpantau dengan baik.

“Kami mengimbau masyarakat khususnya orang tua yang memiliki balita datang ke posyandu untuk melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan setiap bulannya. Jika diperlukan intervensi, maka akan diberikan makanan tambahan berupa makanan lokal,” katanya.

Sebagai informasi, kegiatan ini turut melibatkan kader posyandu, PKK Kabupaten Tangerang, DWP Kabupaten Tangerang, Persit Kartika Chandra Kirana, Bhayangkari, seluruh perangkat daerah dan juga penggerak-penggerak wanita. (Oke)

 




Angka Keluarga Berisiko Stunting di Kabupaten Tangerang Menurun

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) mencatat angka keluarga berisiko stunting pada 2023 turun menjadi sebesar 236 ribu kasus.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmizi, mengatakan, angka keluarga berisiko stunting 2022 mencapai 354.000 kasus. Oleh karena itu, terjadi penurunan 118.000 kasus.

“Angka tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan. Ini semua dilakukan dengan koordinasi dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang melibatkan berbagai perangkat daerah terkait,” ujar Hendra, dikutip, Kamis (4/1/2024).

Ia mengatakan saat ini tercatat 5.391 kasus stunting di Kabupaten Tangerang. Angka tersebut berhasil turun setelah angka stunting sempat menyentuh 9.000 pada tahun 2022.

Stunting merupakan masalah yang sebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Selain itu, kata Hendra, penyakit infeksi kronis yang menyerang seorang balita juga menjadi penyebab balita menderita kurang gizi.

**Baca Juga: DLH Tangsel Bersih-bersih Sampah di Daerah Aliran Sungai

Sejumlah program terus dijalankan guna menekan angka stunting di Kabupaten Tangerang, “Jadi nanti kita breakdown ke masing-masing perangkat daerah untuk menghindari dua penyebab utama tersebut,” katanya.

Untuk mendukung percepatan penurunan stunting, Pj Bupati Tangerang Andi Ony juga menggagas program Gerakan Bersama Atasi Kemiskinan Ekstrim dan Cegah Stunting atau Gebrak Tegas pada akhir tahun 2023.

“Program ini merupakan kolaborasi dengan beberapa perangkat daerah terkait, sehingga nantinya penurunan stunting diharapkan dapat terfokus dan terkendali,” ungkapnya.

Hendra mengimbau agar seluruh masyarakat Kabupaten Tangerang khususnya ibu hamil, remaja putri dan yang memiliki balita untuk rajin mengunjungi posyandu, sehingga gejala awal kekurangan gizi dapat ditangani. (Oke)




Relawan Penerus Negeri Prabowo-Gibran Serang Lakukan Edukasi Pencegahan Stunting dan Wirausaha

Kabar6- Kelompok Relawan Penerus Negeri Prabowo-Gibran Kabupaten Serang terus memberikan edukasi tentang wirausaha dan pencegahan stunting kepada masyarakat di Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang pada Kamis, (28/12/2023).

Penyuluhan tersebut dikemas dalam Program Bantu Negeri yang sebelumnya diluncurkan oleh relawan Penerus Negeri sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Indonesia.

Koordinator Relawan Penerus Negeri Kabupaten Serang Iftikhar mengatakan Program Bantu Negeri dilaksanakan di 100 kecamatan se-Indonesia salah satunya di Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang.

“Kita di Penerus Negeri Pusat itu memilih 100 titik kecamatan di Indonesia untuk diadakannya Program Bantu Negeri, salah satunya berada di Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang,” ucap iftikhar kepada wartawan.

**Baca Juga: Basement Apartemen Serpong Garden Banjir, 30 Mobil dan 50 Motor Terendam

Iftikhar mengungkapkan program Bantu Negeri memfokuskan dalam tiga hal, program bantuan wirausaha, pencegahan Stunting dan edukasi pengolahan sampah.

“Program bantu negeri ini ada 3 kegiatan, pertama pelatihan kewirausahaan, kedua pencegahan Stunting dengan memberikan pengetahuan melalui poster pencegahan Stunting, yang ketiga edukasi pengolahan sampah, seperti pemanfaatan budidaya ulat magot dalam pengurangan sampah organik rumahan,” pungkasnya.

Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia Kabupaten Serang.

Kegiatan diakhiri dengan simbolik meminum Susu sebagai simbol masyarakat Indonesia sehat dan terhindar dari Stunting dan Gizi Buruk.(Aep)




Perumdam TKR Berperan Atasi Stunting

Kabar6-Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja (Perumdam TKR) Kabupaten Tangerang ikut berperan dalam mengentaskan stunting.

Penjabat (Pj) Bupati Tangerang Andi Oni mengatakan akses layanan air bersih sangat penting, oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Perumdam TKR berupaya terus melakukan percepatan cakupan layanan.

“Karena layanan air bersih ini sejalan dengan upaya penanganan Stunting. Sanitasi yang aman salah satu indikatornya tersedianya layanan air bersih,” ujar Pj Bupati.

Ia pun sangat mengapresiasi Perumdam TKR yang telah melayani masyarakat di wilayah pesisir tersebut, bahkan dengan promo khusus, yaitu potongan harga sebesar 50 persen dari harga normal.

“Tadi teman-teman sudah menyaksikan sendiri betapa bahagianya warga di sini karena sudah terlayani air bersih dengan biaya pendaftaran sambungan langganan baru yang lebih terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah,” terangnya.

Ditambahkan Direktur Utama Perumdam TKR Sofyan Sapar mengatakan, Perumdam TKR terus melakukan percepatan layanan air bersih untuk mencapai target pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat agar memiliki sanitasi yang layak.

Sofyan juga mengatakan, akses air minum dan sanitasi aman adalah salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’S).

“Sebagai BUMD penyedia layanan air minum perpipaan di Kabupaten Tangerang, kami berupaya terus melakukan percepatan pelayanan kepada masyarakat dengan promo akhir tahun untuk sambungan langganan baru,” ujar Sofyan.

**Baca Juga: Ratusan Warga Pasang SL Perumdam TKR Gunakan Harga Promo di Teluknaga

Promo berupa diskon 50 persen tersebut berlaku dari 1 November 2023 sampai 31 Desember 2023 di area layanan Perumda TKR yang telah dilintasi perpipaan, kecuali wilayah 2 Kota Tangerang, wilayah 3 Kota Tangerang, wilayah BSD, cabang Citra Raya, dan cabang Gading Serpong.

Dengan adanya promo tersebut, Sofyan berharap masyarakat yang saat ini belum menjadi pelanggan, bisa memanfaatkan program tersebut.

“Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah upaya menurunkan stunting, kami berharap dengan tersedia layanan air bersih, keluarga yang beresiko stunting, bisa terhindar, karena adanya sanitasi yang baik,” pungkasnya. (Oke)




Jumlah Stunting di Kabupaten Serang Masih Tinggi

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah pusat masih mencatat tingginya akan prevelensi stunting di Kabupaten Serang, Banten, sebesar 26,4 persen. Hal itu terungkap berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 Kementerian Kesehatan.

“Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan upaya percepatan penurunan stunting,” ujar Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN RI, melalui zoom, Senin, (13/11/2023).

Jumlah dokter di Kabupaten Serang terbatas, ada 376 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah populasinya sekitar 1,62 juta orang, artinya, 1 dokter melayani lebih dari 4 ribu penduduk. Jauh dari rasio ideal yang ditetapkan oleh WHO sebesar 1 berbanding 1.000 penduduk.

Kemudian, keberadaan bidan di Kabupaten Serang mencapai dua kali lipat jumlah dokter atau berjumlah 727 orang. Bidan memiliki potensi mendukung penurunan stunting.

Bidan sebagai salah satu garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki kompetensi pengetahuan dan keterampilan untuk perawatan ibu hamil, bayi, balita dan anak prasekolah, termasuk promosi dan konseling kesehatan secara umum.

Pelibatan bidan secara lebih aktif dalam mengedukasi perawatan kesehatan mandiri dan perencanaan keluarga, dapat memberikan pondasi bagi masyarakat pedesaan untuk lebih berdaya mengatasi stunting dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

**Baca Juga: Pemkot Tangerang Masuk Evaluasi Tahap II Smart City Tahun 2023

“Bayer Indonesia merupakan salah satu mitra strategis yang pada hari ini meluncurkan Program Bayer untuk Indonesia atau BISA di Serang sebagai kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di Banten,” terangnya.

Memperingati Hari Kesehatan Nasional 2023, Bayer meningkatkan dampak program BISA melalui akselerasi penggunaan teknologi digital, guna mempermudah akses layanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat pedesaan.

Pendekatan baru program BISA kali ini membangun jaringan bidan desa dan menguatkan peran mereka, dengan dukungan aplikasi ponsel pintar untuk mengumpulkan data kondisi kesehatan komunitas petani setempat beserta keluarganya.

“Program ini merupakan program kolaboratif yang menjadi salah satu pendukung, dalam upaya mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga Indonesia melalui peningkatan kapasitas kesehatan dan ekonomi melalui pertanian,” jelasnya.(Dhi)




180 Ribu Keluarga di Kabupaten Tangerang Beresiko Stunting

Kabar6-Angka beresiko kasus gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis (stunting) di Kabupaten Tangerang tergolong tinggi. Kelompok masyarakat yang rawan stunting tersebar di wilayah Pantau Utara.

“Data yang diperoleh saat ini sekitar 180 ribu keluarga beresiko stunting,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, Rabu (1/11/2023).

Ia mengklaim, pemerintah daerah sudah berhasil menekan angka stunting sebanyak 350 ribu. Secara umum kasus stunting merata di wilayah Kabupaten Tangerang bagian Utara.

“Namun yang lebih banyak keluarga beresiko stunting terdapat di wilayah pantura,” ungkapnya.

Pada 2023 tercatat kasus balita stunting sebanyak 5200 dengan persentase sebesar 2,7 persen. Angka tersebut mengalami penurunan dan telah ditangani oleh dinas kesehatan Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan data angka stunting saat itu, lanjut Hendra sekitar 16.000 kasus. Kemudian pada 2022 angka kekerdilan anak turun menjadi 9000 kasus. Kini tahun 2023 kembali turun hingga 5800 kasus.

**Baca Juga: Ada yang Lebih Mahal, Bakal Diganti 2 Kali Lipat

Intervensi untuk dapat mencapai angka stunting nol persen di wilayah-wilayah tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai instansi.

“Penurunan Ini merupakan hasil kerja sama antar instansi daerah dalam program pencepatan dan pengendalian terhadap stunting,” katanya.

Hendra pun menjelaskan keluarga beresiko stunting dapat terjadi karena pola asuh dan saat ini angkanya cukup tinggi.

“Contoh di Kelapa Dua malah tinggi, Kenapa gitu, ternyata dia ibunya kerja, neneknya yang ngurusin anaknya enggak dibawa ke Posyandu. Nah itu tugasnya nanti tim dari DPPKB yang turun mengedukasi neneknya,” ujarnya.(Rez)




Pemprov Banten Gelontorkan Rp739 Miliar Tangani Stunting

Kabar6-Pemprov Banten menggelontorkan anggaran Rp739 miliar untuk penanganan stunting tahun 2023. Anggaran itu tersebar di 20 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Banten.

“Semua dilakukan bersama-sama bukan hanya dari satu sisi kesehatannya saja,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Virgojanti saat rapat koordinasi evaluasi percepatan penurunan stunting di salah satu hotel yang ada di Kota Serang, Banten, Selasa (10/10/2023).

Dari data yang dihimpun, dari 20 OPD, anggaran paling besar untuk penanganan stunting terdapat di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Provinsi Banten yakni Rp 427 miliar.

**Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Kota Tangerang Belum Terlayani Air Bersih

Selanjutnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Rp220 miliar dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten Rp 44,96 miliar.

“Selama ini sesuai tugas pokok fungsi dimana di masing-masing intervensi ada tugas masing-masing, kalau saya lihat hasil kinerja tadi sudah ada,” ungkapnya.(Aep)




Wabup Ade Akui Sulit Wujudkan Lebak Zero Stunting, Jika …

Kabar6-Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lebak mendorong seluruh pihak terlibat dalam mengatasi stunting atau kurangnya gizi dalam jangka yang panjang sehingga menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak.

Wakil Bupati Lebak yang juga Ketua TPPS Ade Sumardi yakin, akan sangat sulit mewujudkan Lebak menjadi daerah zero stunting jika minimnya keterlibatan seluruh pihak. Karena mengatasi stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah.

“Hal yang mungkin tapi berat. Tapi bisa terwujud kalau semua ikut terlibat dan punya kesadaran tinggi, termasuk media untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” kata Ade kepada Kabar6.com, Kamis (31/8/2023).

Penanganan stunting, ujar dia, harus dimulai dari hulu hingga ke hilir. Hal ini diklaim Ade dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dengan secara aktif memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan stunting.

“Seperti remaja putrinya kita pastikan tidak kekurangan darah, untuk itu pemerintah memberikan pil penambah darah, tapi kita juga harus pastikan kalau anak tersebut mengkonsumi. Kemudian jika remaja putri itu punya penyakit kronis, sebaiknya agar menunda dulu kehamilannya karena ini bisa berimbas kepada anaknya kelak,” terang Ade.

**Baca Juga: Arief Sebut Kota Tangerang Program UHC 99,8 Persen

Ia mengaku sering kali turun langsung ke masyarakat untuk memberikan edukasi. Katanya, ada beberapa faktor penyebab terjadinya stunting pada anak. Bisa disebabkan karena pernikahan dini dan orangtua yang memiliki penyakit kronis.

“Lalu soal gizi seimbang dan bagaimana pola asuh, karena Stunting bukan hanya orang tidak mampu tapi bisa kepada orang kaya karena orangtuanya bekerja lalu anak diasuh asisten rumah tangga sehingga tidak tahu bagaimana cara pola asuh anak,” katanya.

Lebih lanjut Ketua DPD PDI Perjuangan ini menyebut, bahwa angka stunting turun dari 8.000 menjadi 4.000 anak.

“Edukasi menjadi salah satu upaya yang harus terus diberikan kepada masyarakat dalam pencegahan stunting,” ucapnya.(Nda)




Stunting Tak Bisa Sembuh Sebab Kondisi Gagal Tumbuh

Kabar6-Stunting menjadi permasalahan serius yang mengancam Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Namun hal ini dapat dicegah dengan memastikan generasi muda Indonesia memiliki kesehatan yang optimal.

Kualitas kesehatan anak muda Indonesia memegang peranan penting dalam pencegahan stunting di Indonesia. Memastikan generasi muda Indonesia memiliki Kesehatan yang optimal dapat mencegah stunting terjadi.

Demikian disampaikan oleh Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Nursodik Gunarjo, dalam kegiatan diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting bertajuk Genbestival yang diselenggarakan di SMK Nusantara 1 Ciputat, Tangerang Selatan Kamis (10/8/2023).

Menurut arahan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya SDM sebagai kunci utama dalam menjadikan Indonesia kompetitif di tingkat global, Nursodik menekankan bahwa SDM yang berkualitas harus didukung oleh generasi yang sehat.

“Pak Presiden sendiri sudah menyatakan bahwa SDM adalah kunci bagi Indonesia untuk berkompetisi dan bersaing dengan negara-negara lainnya, tetapi tentu saja generasinya harus generasi yang sehat,” ujarnya.

Nursodik juga menyoroti masalah stunting sebagai tantangan serius yang harus diatasi. Ia mengatakan bahwa pertumbuhan fisik dan mental yang terhambat akibat stunting dapat menghalangi generasi muda untuk mencapai potensi maksimalnya.

“Stunting ini adalah pertumbuhannya terhambat secara fisik dan mental, jika generasi mudanya terkena stunting, maka nanti tidak akan mampu menjadi generasi yang kuat dan sehat untuk mengemban tugas menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.

Dokter spesialis gizi klinis, dr. Putri Sakti, yang hadir di Genbestival Tangerang Selatan sebagai dewan juri cerdas cermat juga menjelaskan bahwa stunting tidak bisa disembuhkan, sehingga stunting harus dicegah sedini mungkin mulai dari remaja.

**Baca Juga: Calon Bupati Serang Andika Hazrumy Kunjungi Warga Petir

“Stunting tidak bisa disembuhkan. Stunting ini kan kondisi gagal tumbuh ya, yang terjadi pada anak usia dua tahun ke bawah akibat kekurangan nutrisi jangka kronis, sekali dia terganggu efeknya dia mengganggu perkembangan otak padahal 80 persen perkembangan otak terjadi di dua tahun ke bawah,” ucap dr. Putri.

Putri menjelaskan salah satu langkah yang dapat dilakukan para remaja, terutama remaja putri yang berusia di atas 12 tahun dan sudah menstruasi untuk mencegah stunting adalah rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) seminggu sekali.

“Ini (mengonsumsi TTD) wajib dilakukan karena anemia pada remaja putri sebagai calon ibu itu berperan penting. Nanti begitu mereka mengalami kekurangan sel darah merah, maka akan memicu resiko aliran darah nutrisi ke janin kurang optimal dan itu akan mempengaruhi juga ke arah stunting,” jelas dr. Putri.

Genbestival merupakan rangkaian dari kegiatan diseminasi dan informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting yang dilakukan oleh Kemenkominfo. Genbestival memiliki format yang berbeda dengan Genbest Talk yang telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia.

Jika Genbest Talk berbentuk forum talk show bersama narasumber ahli, maka Genbestival mengusung konsep pertunjukan seni. Genbestival Tangerang Selatan diisi dengan pertunjukan seni dari para siswa SMA dan SMK, serta kuis cerdas cermat mengenai stunting yang disertai dengan penjelasan dari narasumber ahli.

Terkait dengan kampanye penurunan angka stunting, sejak 2019 Kemenkominfo telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.

Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.(Red)