oleh

Sejumlah Wilayah di Kota Tangerang Belum Terlayani Air Bersih

image_pdfimage_print

Kabar6-Kepemimpinan Wali Kota – Wakil Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah – Sachrudin, telah hampir selesai dua periode kepemimpinan. Namun masih terdapat keluhan warga soal layanan dasar air bersih yang belum menjangkau semua wilayah di kota seribu industri sejuta jasa.

Aji, Warga Kelurahan Cibodas, Kecamatan Cibodas mengeluhkan tempat tinggalnya hingga saat ini belum memiliki jaringan air bersih alias jaringan PAM. Lantaran belum masuknya PAM ditempat tinggalnya itu, ia terpaksa menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

“Kita masih gunakan air tanah, karena air PAM belum masuk. Padahal ini kebutuhan dasar yang harus terpenuhi,” ujar Aji saat berbincang dengan kabar6, Selasa (10/10/2023).

Ia berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Perumda Tirta Benteng sebagai pihak yang mengurusi layanan air bersih agar dapat meningkatkan kinerja, sehingga dapat menjangkau wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota.

Kendati demikian, Ia juga mengaku penggunaan air tanah dinilai menjadi beban. Terlebih penggunaan biaya listrik makin hari makin tinggi.

“Kami (warga) berharap besar layanan PAM bisa masuk ke tempat kami. Soalnya ini sudah lama dan bertahun belum ada tanda-tanda untuk dipasang PAM. Apalagi dimusim kemarau ini kan air makin was-was,” katanya.

Warga Karang Tengah, Tamil Selvan merasakan yang sama. Komunikolog Politik dan Kebijakan Publik menyampaikan ditempatnya sendiri pada saat musim kemarau mengalami kekeringan. Sementara untuk masang PAM berbagai birokrasi yang ada tidak bisa melakukan pemasangan PAM.

**Baca Juga: Pandeglang Juarai Keluarga Tak Miliki Jamban Layak di Banten

“Ini lah menjadi PR saya kira. Pembenahan-pembenahan yang harus dilakukan oleh kepala daerah. Kalau di Kota Tangerang Selatan itu bisa, kenapa Kota Tangerang gak bisa. Tapi kita harus melihat sisi birokrasi pemerintahan, mayoritas di Kota Tagerang wilayah-wilayah yang tidak bisa dialiri air PAM itu karena wilayah-wilayah tersebut itu beririsan provinsi Jakarta,” katanya.

Ia mencontohkan di Karang Tengah, Ciledug, justru pemasangan air PAM dari Jakarta. Menurutnya, karena infrastrukturnya lebih dekat dari Jakarta. Ia pun menyarankan hal tersebut butuh perbincangan politik lebih dalam.

“Tapi perbincangan politik gak bisa hanya walikota. Kenapa? karena walikota di Jakarta itu hanya administratur. Tentunya harus ada komunikasi lebih lanjut berkesinambungan antara Walikota Tangerang, Tangsel, itu dengan Gubernur Banten,” katanya.

“Sehingga Gubernur Banten bisa mengkomunikasikan dengan Gubernur DKI. Saya kira permasalahan hanya di birokrasi,” tambahnya.

Rumitnya birokrasi, kata Tamil, menjadi salah satu faktor. Namun ada faktor lain yang perlu dipertanyakan yakni sumber air bersih apakah tersedia. “Nah ini memang katakan PR, ya PR. Memang PR oleh Walikota Tangerang kalaupun nanti kemudian Arief selesai walikota dipimpin Pj, ya itu PR,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email