1

Ilmuwan Ungkap Alasan Wanita Lebih Mudah Stres Ketimbang Pria

Kabar6-Temuan terbaru Amen Clinics di California, AS, mengungkapkan bahwa otak wanita lebih aktif ketimbang pria. Dan temuan ini membantu menjelaskan mengapa wanita lebih rentan mengalami kecemasan, depresi, insomnia, dan gangguan makan.

Penelitian Amen Clinics California ini, melansir theasianparent, merupakan analisis otak dengan sampel terbanyak sejauh ini. Penelitian tersebut mengumpulkan 46 ribu pindaian (scan) otak dari sembilan klinik yang kemudian dianalisis perbedaannya antara otak pria dan wanita.

Menurut para peneliti, sangat penting memahami perbedaan otak pria dan wanita. Karena dengan demikian, akan diketahui bagaimana kelainan yang sama bisa berefek berbeda di otak pria dan otak wanita.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer’s Disease ini juga mendapati, otak wanita lebih aktif di banyak area otak ketimbang pria. Keaktifan itu terutama terjadi di area Cortex Prefrontalis dan sistem limbik.

Cortex Prefrontalis terletak di bagian terdepan kepala, merupakan bagian yang mengatur fokus dan kontrol rangsangan (impuls). Bagian inilah yang bertanggung jawab pada sifat empati, intuitif, bekerjasama, kontrol diri, dan fokus kita.

Sedangkan sistem limbik merupakan bagian yang mempengaruhi mood dan rasa cemas manusia. Bagian ini menjadi aktif ketika kita mengalami kecemasan, depresi, insomnia, dan gangguan makan.

Kesimpulannya, fungsi visual dan koordinasi di otak wanita lebih aktif daripada pria. “Riset ini sangat penting untuk memahami perbedaan otak berdasarkan gender.” kata Daniel G. Amen, salah satu peneliti dalam riset sekaligus psikiater yang juga pendiri Amen Clinics.

Ditambahkan, “Perbedaan kuantitatif yang bisa kami identifikasi antara otak pria dan otak wanita ini penting untuk memahami risiko gangguan otak pada masing-masing gender, terutama gangguan otak seperti penyakit Alzheimer.”

Para peneliti menggunakan pindaian otak dari 119 sukarelawan sehat dan dari 26.683 pasien dengan masalah kejiwaan beragam, mulai dari trauma otak, bipolar, gangguan mood, skizofrenia dan penyakit jiwa lain, serta ADHD.

Prosedur yang dilakukan saat penelitian adalah dengan meminta subjek yang diteliti beristirahat atau melakukan tugas koginitif. Di saat bersamaan, peneliti memantau aliran darah di otaknya menggunakan teknologi single photon emission computed tomography (SPECT).

Hasilnya, aliran darah di otak wanita terlihat lebih deras. Bagaimanapun, otak manusia terlepas dari jenis kelaminnya, bisa berubah dan sangat sulit dipahami, sebagaimana ditulis oleh Gina Rippon, profesor Cognitive Imaging dari Ashton University.

Teori bahwa otak kita bersifat plastis dan lunak menjadi salah satu dobrakan dalam studi otak 40 tahun terakhir. Berbagai pengalaman jangka pendek maupun panjang bisa mengubah struktur otak. Juga didapati, perilaku dan pemahaman sosial seperti stereotip, bisa mengubah cara otak memproses informasi. ** Baca juga: Dianggap Picu Stres, Peneliti Sebut Penghapusan Fitur ‘Like’ di Instagram Bagus untuk Kesehatan Mental

Ada perilaku manusia yang dikontrol oleh kerja otak, dan pada seseorang, perilaku itu berubah-ubah seiring waktu, perpindahan tempat, dan budaya karena faktor eksternal seperti pendidikan, kelas ekonomi, dan makanan.(ilj/bbs)




Dianggap Picu Stres, Peneliti Sebut Penghapusan Fitur ‘Like’ di Instagram Bagus untuk Kesehatan Mental

Kabar6-Instagram (IG) telah menjalankan uji coba penghapusan fitur jumlah ‘Like’ serta ‘Views’ untuk foto dan video di tujuh negara yaitu Australia, Brasil, Kanada, Islandia, Italia, Jepang, dan Selandia Baru.

Bukan tanpa alasan, melansir Okezone, tujuannya adalah untuk menghilangkan tekanan bagi para pengguna agar tidak lagi berfokus pada jumlah ‘Like’ yang diterima, dan penonton yang melihat video lalu membandingkannya dengan orang lain.

Dengan demikian, pengguna diharapkan dapat lebih mementingkan isi konten dan kisah mereka. Penghapusan fitur oleh Instagram ini didukung banyak pihak guna mencegah masalah kesehatan mental.

Mengapa demikian? Membandingkan diri dengan orang lain bisa menghancurkan kepercayaan diri seseorang. Terlebih media sosial saat ini bisa membuat seseorang terobsesi dengan kehidupan orang lain yang terlihat sempurna.

Namun apakah menghapus fitur ‘Like’ dan jumlah penonton benar-benar efektif? Menurut profesor psikologi dan ilmu saraf di Duke University, Mark Leary, PhD, cara itu mungkin dapat membantu tapi tidak serta merta mengakhiri perbandingan.

Alasannya, karena pada dasarnya setiap orang akan membandingkan diri dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari bahkan tanpa umpan balik secara langsung.

“Orang cenderung mengatakan ‘dia lebih cantik’, ‘dia lebih atletis,’ dia lebih pintar, ‘dia lebih jahat,’ dan sebagainya. Hal itu dapat bertambah parah saat melihat di media sosial orang tersebut seakan disukai oleh semua orang. Bagi saya, membandingkan diri dengan orang lain tanpa mengetahui bagaimana mereka dinilai jauh lebih baik,” urai Leary. ** Baca juga: Riset: Pria Lebih Terlambat Dewasa dari Wanita

Bagaimana dengan Anda?(ilj/bbs)




Hindari Terlalu Sering Stres dengan Sejumlah Kebiasaan Sehat

Kabar6-Seabrek kegiatan termasuk tekanan di tempat kerja, masalah cinta, rumah tangga yang tidak harmonis, dan lain-lain tentu saja dapat mendatangkan stres pada tiap orang dengan level yang berbeda.

Di sisi lain, sebagian orang bisa dengan mudah mengelola stres, melalui sejumlah kebiasaan sehat. Bagaimana mengelola stres dengan baik dan sehat? Melansir beberapa sumber, biasakan untuk tidak sungkan meminta bantuan. Ingat, orang hebat dan sepintar apa pun tetap saja perlu bantuan jika sudah benar-benar diperlukan. Dalam situasi tertentu, orang-orang yang jarang stres melakukannya demi menyelesaikan semua urusan.

Kemudian, prioritaskan tidur, makan, dan berolahraga. Sarapan adalah waktu makan terpenting dan jangan lupa berolahraga setiap pagi. Jadikan itu bagian dari rutinitas setiap hari. Jangan tidur terlalu malam, agar esok hari pikiran menjadi jernih dan siap untuk melakukan apa pun.

Selanjutnya adalah menjaga kesehatan emosional. Jangan paksakan diri jika Anda sudah merasa ‘penuh’ dan tidak bisa berpikir lagi. Rileks dan lakukan hal-hal yang bisa membuat hati, perasaan, dan pikiran kembali tenang. Orang-orang yang jarang stres selalu menjaga kesehatan emosionalnya karena menyadari hal itu sangat berkaitan dengan kesehatan fisik.

Hal lain adalah hindari ‘drama’. Mereka dengan stres rendah cenderung orang yang tidak suka bergosip dan menimbulkan drama dengan orang lain, karena menyadari bahwa hal itu bisa menguras waktu dan energi emosional, yang lebih baik digunakan untuk hal-hal positif lain.

Lalu jangan paksakan diri saat sedang sakit. Orang dengan tingkat stres yang rendah biasanya langsung ‘menyerah’ dan mengajukan cuti sakit ke kantor. Bukan karena mereka tidak ingin tetap berjuang, tetapi karena tahu bahwa semakin cepat istirahat, maka semakin cepat mereka sembuh.

Terakhir adalah tahu cara bersenang-senang dan menikmati hidup. Meskipun orang hebat biasanya memiliki hidup yang lebih terencana, mereka tetap tahu bersenang-senang dan bagaimana caranya menikmati hidup, agar tidak terlalu stres. ** Baca juga: Menurut Pria, Wanita Tanpa Rias Wajah Lebih Menarik

Mereka bisa membedakan antara yang bisa dikontrol dan yang tidak bisa. Jadi, mereka tidak selalu membawa semua hal menjadi serius sehingga akhirnya bisa membuat stres sendiri.(ilj/bbs)




Meskipun Bantu Meminimalisir, Olahraga Jangan Dilakukan Saat Migrain

Kabar6-Salah satu cara untuk mencegah migrain adalah dengan berolahraga. Namun, ada satu hal yang perlu diingat mengenai olahraga dan migrain.

Olahraga memang bisa membantu mencegah migrain, namun jangan berolahraga saat sedang mengalami migrain.

Salah satu cara terbaik untuk mencegah migrain adalah dengan mengelola stres dalam hidup. Seorang spesialis sakit kepala di NY Headache Center dan penasihat medis Cove di Amerika Serikat bernama Dr. Sara Crystal, melansir Popsugar, menjelaskan bahwa meningkatkan latihan aerobik dapat membantu mencegah migrain karena dapat membantu menghilangkan stres.

“Berolahraga itu bisa menjadi efek berkelanjutan. Selain melepaskan endorfin, yang mengurangi rasa sakit, olahraga dapat membantu mengurangi stres dan memperbaiki tidur, yang pada dapat membantu mengurangi frekuensi sakit kepala,” jelas Crystal.

Meskipun rutin berolahraga bisa membantu menghindari migrain, jangan pernah berolahraga saat sedang mengalami migrain.

“Sebagai aturan umum, jangan berolahraga jika sedang migrain karena dapat membuat rasa sakit semakin parah,” tambah Crystal. ** Baca juga: Bukan dengan Hati, Manusia Lebih Banyak Gunakan Pikiran Mereka Saat Mencintai Seseorang

Saat sedang migrain, hal terbaik yang bisa membantu adalah istirahat, jangan berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat.(ilj/bbs)




Terlihat Menjijikkan, Kebiasaan BAB Ini Justru Penting untuk Kesehatan

Kabar6-Sebagian orang memiliki kebiasaan yang dianggap jorok, yaitu memandangi feses (kotoran) ketika buang air besar (BAB). Padahal, kebiasaan tersebut ternyata penting dilakukan untuk menjaga kesehatan.

Ya, bentuk dan warna feses bisa membantu mengungkapkan kondisi tubuh. “Penting untuk diperiksa karena dapat membantu Anda mengidentifikasi masalah, seperti masalah pencernaan, penyakit struktural, gangguan motilitas, atau reaksi buruk efek samping obat. Secara umum, semakin dini masalah ditemukan atau diidentifikasi, semakin baik hasilnya,” kata Christine Lee, MD, seorang ahli gastroenterologi di Klinik Cleveland.

Feses berwarna cokelat dan berbentuk seperti peluru atau sosis tanpa tonjolan-tonjolan, melansir Detik, merupakan tanda bahwa diet kamu sudah cukup sehat. Hal itu diungkapkan Christine berdasarkan Bristol Stool Chart, yakni tabel yang merinci tujuh bentuk feses. “Pola makan yang kaya serat cenderung memiliki lebih banyak tinja berwarna cokelat.”

Sementara jika diet sehari-hari rendah serat dan kurang air, feses akan berbentuk bulat-bulat dan keras, atau banyak tonjolan. Ditambahkan, “Jika Anda mengalami dehidrasi, usus dan usus besar bekerja seperti dehidrator, menarik air dari tinja dan menggunakannya kembali untuk penggunaan tubuh, menyebabkan tinja jadi sangat keras.”

Konsumsi obat-obatan dan vitamin juga bisa mempengaruhi bentuk dan warna feses. Beberapa jenis obat bisa membuat feses berwarna lebih gelap. “Bismuth subsalisilat (bahan aktif dalam banyak obat sakit perut) dapat mengubah warna tinja menjadi hitam, seperti halnya suplemen zat besi,” kata Dr. Christine.

Apabila Anda mendapati feses selalu lembek atau kerap mengalami sembelit, bisa jadi itu disebabkan oleh stres. Menurut Christine, ketika seseorang mengalami stres, semua sistem dalam tubuh akan berpengaruh salah satunya pencernaan. “Tingkat stres dapat sangat memengaruhi penampakan feses Anda, baik diare yang lembek atau sembelit yang ekstrem dan parah lainnya.”

Feses yang normal umumnya berwarna cokelat atau terkadang kehijauan. Maka Anda patut waspada jika terjadi perubahan warna secara mendadak dan berlangsung lama. Dijelaskan Dr. Christine, feses berwarna pucat atau seperti tanah liat menandakan ada masalah pada hati atau pankreas. Sementara feses berwarna hitam atau merah menunjukkan pendarahan gastrointestinal.

Tapi sebaiknya jangan langsung panik ketika mendapati feses berubah warna, sebab nakanan yang dikonsumsi juga dapat mempengaruhi warna feses. “Blueberry dapat mengubah warna tinja Anda menjadi biru tua, dan diet kaya beta karoten (wortel, labu, labu, dan lain-lain) dapat mengubah tinja berwarna oranye. Permen atau minuman dengan pewarna makanan bisa mengubah warna kotoran Anda juga,” urainya. ** Baca juga: Letakkan Tanaman Hidup dalam Ruangan Miliki Sejumlah Manfaat

Secara umum, jika merasa feses terlihat tidak normal lebih dari sekali dan dalam waktu lama, maka sangat disarankan untuk konsultasi dengan dokter. Jadi, kebiasaan memperhatikan feses saat BAB adalah rutinitas yang penting dilakukan.(ilj/bbs)




Letakkan Tanaman Hidup dalam Ruangan Miliki Sejumlah Manfaat

Kabar6-Minimnya lahan di wilayah perkotaan membuat semakin jarang orang memiliki taman terbuka di rumah mereka. Nah, salah satu cara agar Anda tetap dapat melihat yang ‘hijau-hijau’ adalah dengan meletakkan tanaman dalam ruangan.

Ternyata selain mempercantik rumah, meletakkan tanaman dalam ruangan pun memiliki sejumlah manfaat kesehatan, lho. Melansir Klikdokter, sebuah penelitian menunjukkan, meletakkan tanaman dalam ruangan membantu menghilangkan racun dan polutan di udara, seperti formaldehyde dan benzene. Dalam kurun waktu 12 jam, tanaman bromeliad pun mampu menghilangkan lebih dari 80 persen dari enam senyawa organik berbahaya dan 94 persen aseton, senyawa yang biasanya terdapat dalam penghapus cat kuku.

Meski demikian, kemampuan pemurnian udara itu bergantung pada ukuran tanaman, ukuran ruang, serta jumlah racun di dalam udara. Jika ruangan Anda luas, tetapi tanaman yang Anda letakkan terlalu kecil, efeknya tidak akan terlalu terasa.

Manfaat lain adalah meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi stres. Tanaman hias rupanya dapat memberi manfaat sehat bagi mental Anda. Hal itu dibuktikan melalui penelitian yang melibatkan 28 pabrik baru di Norwegia.

Setelah memanfaatkan banyak tanaman, mereka melaporkan adanya peningkatan kesejahteraan yang lebih besar setelah empat minggu kemudian. Para pegawai seakan-akan berada ‘di rumah’ sehingga dapat bekerja secara optimal tanpa merasa tertekan atau stres berlebih.

Sementara itu, menanam tanaman dan merawatnya secara aktif dalam ruangan memberikan Anda kesempatan untuk melupakan hal-hal yang menyusahkan dan membuat stres. Semakin telaten Anda merawat tanaman tersebut, tanaman akan tumbuh dengan lebih subur. Makin subur tanaman yang dipelihara, dia akan lebih maksimal dalam memberikan manfaat baik buat Anda.

Meletakkan tanaman di meja kerja bisa memberikan dorongan pada otak untuk lebih produktif. Itu dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh University of Exeter. Menurut mereka, produktivitas karyawan meningkat 15 persen setelah ada tanaman di meja kerja.

Tumbuhan itu sendiri sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Mereka memberikan sebuah koneksi sehingga pekerja menjadi lebih tenang dan fokus bekerja.

Selain itu, tanaman dalam ruangan dapat menjadi terapi hortikultura, yaitu praktik menggunakan tanaman dalam sebuah pemulihan yang terorganisasi. Tujuannya, untuk membantu orang-orang mengatasi masalah psikologis, seperti PTSD, hilangnya keterampilan fisik tertentu, hingga membantu mereka yang kesulitan dalam memecahkan masalah.

Manfaat lain adalah merasakan adanya kepuasan batin. Merawat tanaman sejak berupa bibit atau tunas kecil hingga kini tumbuh besar bisa meningkatkan kualitas hidup serta memberikan kepuasan batin.

Setiap kali seseorang berhasil memelihara sesuatu, pasti ada rasa bangga tersendiri yang akhirnya bisa membawa perubahan positif di dalam hidupnya. Jadi, berusahalah untuk setelaten mungkin, sebab ketika ada rasa bangga dan bahagia, kesehatan fisik pun akan terpengaruh. ** Baca juga: Paksakan Diri Bekerja di Tempat yang Tidak Disenangi Buruk untuk Kesehatan

Jadi jangan ragu meletakkan tanaman dalam ruangan, ya.(ilj/bbs)




Bermain Bersama Hewan Peliharaan Bantu Anda Rileks

Kabar6-Apakah Anda memiliki hewan peliharaan di rumah? Tidak sekadar menghibur, hewan peliharaan ternyata juga membantu Anda merasa rileks, lho.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Washington State University mengungkapkan, rasa tenang yang timbul saat memeluk serta bermain dengan hewan peliharaan ini dapat dibuktikan secara ilmiah.

Dalam penelitian, melansir Womantalk, sebanyak 249 mahasiswa dibagi dalam empat kelompok yang nantinya akan berinteraksi dengan sejumlah anjing dan kucing dengan cara yang berbeda-beda. Kelompok pertama diperbolehkan untuk langsung bermain dengan hewan-hewan lucu ini selama 10 menit, sementara kelompok kedua hanya boleh menyaksikan kelompok pertama bermain dengan para hewan.

Kelompok ketiga dalam penelitian diminta untuk melihat gambar-gambar hewan lucu, sedangkan kelompok terakhir diperbolehkan bermain dengan para hewan, tetapi mereka harus menunggu selama 10 menit terlebih dahulu tanpa melakukan apa pun. Setiap partisipan diminta untuk mengumpulkan sampel air liur sebelum dan sesudah eksperimen dilakukan, untuk kemudian diteliti di laboratorium.

Hasilnya, kelompok pertama yang diperbolehkan langsung bermain dengan anjing dan kucing memiliki kadar hormon kortisol yang jauh lebih rendah dibanding kelompok lainnya.

Kortisol adalah hormon yang berfungsi sebagai ‘alarm’ tubuh saat pikiran diserang stres. Kortisol bekerja di beberapa bagian otak untuk mengontrol mood, motivasi, dan rasa takut.

Saat stres, level kortisol akan naik. Jika tekanan atau sumber masalah sudah berhasil ditangani, kortisol pun akan perlahan menurun.

“Hanya 10 menit saja, efeknya sudah signifikan,” kata Patricia Pendry, peneliti dari Washington State University, Department of Human Development. “Para mahasiswa dalam penelitian kami yang berinteraksi dengan kucing dan anjing memiliki penurunan signifikan dalam produksi hormon stres kortisol.”

Penelitian ini terinspirasi dari program ‘Pet the Stress Away’ yang digelar di Washington State University. Dalam program ini, kampus mendatangkan sejumlah anjing spesialis terapi untuk diajak bermain bersama para mahasiswa.

Pet the Stress Away bertujuan agar para mahasiswa tidak merasa stres menjelang ujian dan lebih rileks saat mengikuti kegiatan perkuliahan. ** Baca juga: Ehem…Pria yang Sedikit Bicara & Bersuara Rendah Lebih Disukai Wanita

“Kami paham betul bagaimana para mahasiswa senang bermain dengan hewan dan membuat mereka merasakan emosi yang lebih positif,” jelas Pendry. “Saat hormon stres menurun, manfaatnya juga akan dirasakan secara fisik dan mental.” (ilj/bbs)




Tahapan Stres yang Sebaiknya Anda Ketahui

Kabar6-Stres bisa disebabkan oleh banyak hal, antara lain karena kondisi keuangan, hubungan cinta, pekerjaan, rumah tangga, dan lain sebagainya. Penyebab stres tersebut memang tidak mudah untuk dihilangkan. Namun untuk meminimalisir stres, Anda harus tetap tenang, sabar dan mengelola stres sebaik mungkin.

Nah agar makin mudah mengelola dan mengendalikan stres, melansir Healthline, Anda sebaiknya mengetahui tiga tahapan stres, yang disebutkan oleh dr. Hans Selye, peneliti medis terkait kesehatan psikologi. Apa saja tahapan stres yang dimaksud?

1. Alarm
Ini mengacu pada gejala awal stres yang ditandai dengan detak jantung meningkat cepat, kelenjar adrenalin melepas hormon kortisol (stres) dan keinginan kuat untuk lari dari masalah penyebab stres.

2. Resistensi
Pada tahap ini, tubuh mulai menerima keadaan yang ada, detak jantung kembali normal dan pelepasan hormon kortisol mengalami penurunan. Ketika tahap ini berhasil dilewati dengan baik, fisik dan psikis akan kembalin normal. Namun jika tahap ini tidak teratasi dengan baik, stres akan berlanjut bahkan lebih buruk.

3. Kelelahan
Ini adalah tahapan ketika seseorang mengalami stres berkepanjangan. Stres yang berkepanjangan akan menguras energi, emosi, perasaan tidak tenang, cemas berlebih bahkan ketakutan berlebih yang menyebabkan seseorang merasa tidak punya harapan lagi.

Stres yang sudah berada di tahap kelelahan umumnya seseorang akan terlihat depresi, kurang percaya diri, sistem kekebalan tubuh menurun dan makin mudah emosi. ** Baca juga: Wanita Lebih Pilih Menikah dengan Pria yang Punya Jabat Tangan Kuat

Bagaimana agar stres tidak berkepanjangan? Pastikan untuk selalu berpikir positif, tenang dan sabar. Hindari emosi berlebih saat tertimpa masalah.(ilj/bbs)




Stres Bisa Juga Sebabkan Nyeri di Tubuh, Lho

Kabar6-Pernahkan Anda merasakan nyeri pada anggota tubuh tertentu, padahal tidak melakukan kegiatan yang melelahkan? Jika hal ini terjadi saat Anda sedang memiliki banyak beban pekerjaan atau pikiran, bisa jadi nyeri pada tubuh disebabkan oleh stres.

Menurut para ahli, melansir Womantalk, stres lebih dari sekadar masalah mental. Dengan gaya hidup yang dapat berubah dengan cepat saat ini, stres dapat lebih mudah terjadi dan bukan tidak mungkin tersimpan dalam tubuh, yang bisa menyebabkan masalah fisik yang serius. Sementara seorang chiropractor bernama Dr. Lily Freidman, menjelaskan bahwa hal itu bisa terjadi karena saat stres, tubuh mengeluarkan hormon yang disebut kortisol dalam jumlah besar, yang bisa tersimpan di berbagai area, seperti leher, kepala, dan bahu.

Itulah mengapa saat merasa stres, Anda juga merasakan nyeri di bagian-bagian tubuh tersebut. “Pria sering nyeri di punggung bawah saat stres, sedangkan wanita merasakannya di punggung atas, otot trapezius, dan leher. Pada anak-anak, mereka rentan menyimpan stres dalam tubuh di leher dan punggung,” urai Dr. Lily.

Ditambahkan David Clarke, Presiden Asosiasi Gangguan Psikofisiologis, orang juga bisa mengalami sakit kepala dan masalah pencernaan bersamaan dengan rasa nyeri yang dirasakan di beberapa bagian tubuh, saat stres.

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut? Obat penghilang rasa sakit ringan mungkin bisa membantu. Namun, hanya berbicara dengan orang lain, ternyata juga membuat rasa stres berkurang dan gejala stres fisik menghilang.

“Banyak pasien yang datang ke kantor saya dengan nyeri punggung atau leher, menghabiskan 45-60 menit berbicara kepada saya, dan setelahnya merasa seolah-olah beban besar mereka telah terangkat. Ini bukti bahwa bicara juga bisa atasi stres,” kata Dr. Lily. ** Baca juga: Bagaimana Sebenarnya Cara Sehat Cuci Sayur & Buah Sebelum Dikonsumsi?

Jadi, jika Anda merasakan nyeri pada tubuh dan sedang stres, selain minum obat penghilang rasa sakit, tidak ada salahnya bicara pada teman, sahabat, atau melakukan hal yang bisa membuat stres Anda hilang.(ilj/bbs)




Adakah Hubungan Marah dengan Perut Kembung?

Kabar6-Mengalami perut kembung seringkali membuat seseorang cenderung mudah marah. Sejumlah peneliti menemukan alasan di balik rasa marah yang muncul akibat perut kembung. Disebutkan, kondisi itu disebabkan oleh masalah pada usus dan otak.

Seorang ahli gizi bernama Tom Jenan, melansir Male, menjelaskan bahwa sistem pencernaan dan emosi seseorang saling terhubung. Hal itu disebabkan oleh adanya hubungan antara fungsi usus dan pusat emosi pada otak yang kerap disebut sumber otak khusus. Di samping itu, perut kembung juga disebabkan oleh intoleransi makanan seperti kol, brokoli, atau minuman bersoda.

Menurut para ahli, saluran pencernaan sangat sensitif terhadap perubahan emosi. Kemarahan, kesedihan, kegembiraan, dan perasaan lainnya dapat memicu gejala pada pencernaan.

Hal ini karena otak memiliki efek langsung pada perut. Hubungannya terkait erat dan berjalan dua arah. Perut yang bermasalah akan mengirim sinyal ke otak, dan otak akan mengembalikannya ke perut.

Karena itulah, masalah pencernaan yang terjadi di perut bisa menjadi penyebab timbulnya kecemasan, stres, atau depresi, dan berlaku juga sebaliknya.

Disebutkan, beberapa gejala pencernaan yang dirasakan oleh seseorang saat sedang stres atau mengalami kondisi kejiwaan lain seperti tegang, kesal, depresi dapat mudah dikenali dengan ciri tidak nafsu makan, kram perut, nyeri di bagian lambung, maag, dan sebagainya.

Kembung yang berkelanjutan bisa menyebabkan sakit seperti sindrom iritasi usus besar dan penyakit crohn atau gangguan pencernaan.

Jika berlangsung dalam jangka waktu cukup lama, akan memicu penyakit serius, sehingga penting bagi Anda untuk segera pergi ke dokter dan memeriksakan kondisi perut.

Ada beberapa langkah yang perlu diambil untuk mengurangi kembung. Pertama, duduk saat makan dan tidak makan dengan mulut penuh. Anda harus membatasi jumlah udara yang ditelan. ** Baca juga: Pria Ternyata Lebih Rapuh Saat Hubungan Cinta Kandas

Cara lain, Anda bisa makan dengan tempo lebih lambat dari biasanya dan mengurangi porsi makan. Pilihlah makanan yang mengandung serat, minum banyak cairan, dan mencoba melakukan olahraga secara teratur.(ilj/bbs)