1

Lebak Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menetapkan status tanggap darurat bencana penggulangan bencana banjir bandang dan longsor yang melanda enam kecamatan.

“Selama empat belas hari terhitung sejak tanggal 1 Januari 2020. Bisa diperpanjang kalau selama 14 hari masih ada yang belum bisa tertangani,” kata Komandan Tanggap Darurat Kabupaten Lebak Budi Santoso, kepada Kabar.com, di Kantor BPBD Lebak, Kamis (2/1/2020).

Selama masa tanggap darurat, yang menjadi fokus adalah penyelamatan jiwa, kebutuhan logistik para pengungsi hingga pembukaan jalur-jalur yang masih tertutup akibat longsor.

**Baca juga: Bupati Iti: Penyebab Banjir Bandang Lebak Karena Eksplorasi Gunung Luhur.

“Siang ini kita rakor bersama BPBD provinsi, SAR Basarnas, BMKG, dan seluruh stakeholder terkait agar dalam penanganan yang dilakukan selama tanggap darurat menjadi lebih terkoordinir terkait dengan pembagian tugas dan tanggung jawab, termasuk distribusi logistik,” papar Budi.(Nda)




Pemkot Tangerang Belum Tetapkan Status Darurat Kekeringan

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang belum menetapkan status darurat kekeringan. Pasalnya, tidak ada kekeringan yang melanda kota seribu industri dan sejuta jasa tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Irman Pujahendra mengatakan saat ini kondisi air di Kota Tangerang masih berjalan normal.

“Kota Tangerang tidak ada kekeringan. Masih normal,” ujar Irman saat dimintai keterangan oleh Kabar6.com, dikantor BPBD Kota Tangerang, Selasa (24/9/2019).

Namun, ia juga menjelaskan apabila ada keluhan warga kekurangan air bersih, pihaknya akan terus mengirim air bersih untuk warga.

“Yang pasti kalau ada pengaduan warga kami siap,” jelasnya.

Meski demikian, Kasi Sarana dan Prasaran Bencana BPBD Kota Tangerang Rana Rachdiana, mengatakan saat ini di Kota Tangerang tidak terjadi kekeringan.

**Baca juga: FAM Tangerang Bakal Datangi DPR, Sampaikan Penderitaan Para Petani.

Namun, tahun 2015 sempat mengirimkan air bersih sebanyak 2 kelurahan yang kekurangan air bersih.

“2015 Kita sempat banyak mengirimkan air di 2 kelurahan Gembor dan Gerbang Raya. Untuk 2019 tidak ada kekeringan,” tandasnya. (Oke)




Waspada, Pria Playboy Dihantui Masalah Kesehatan Mental

Kabar6-Pria playboy sepertinya identik dengan sosok yang tampan, bertubuh atletis, pakaian trendi, dan tentu saja jago merayu wanita. Tak hanya itu, pria playboy selalu dikelilingi wanita cantik, dan seringkali mengencani beberapa wanita sekaligus dalam satu waktu.

Meskipun terlihat ‘menyenangkan’, di sisi lain pria playboy sebaiknya mewaspadai masalah kesehatan mental yang menghantui mereka. Mengapa demikian? Para peneliti menemukan fakta, pria yang cenderung dominan dan diskriminatif terhadap wanita atau seksisme serta memiliki ‘bakat’ playboy, kondisi kesehatan mentalnya bakal buruk.

Hasil penelitian ini, melansir CNN Indonesia, didapat setelah para ilmuwan meneliti sekira 20 ribu pria dan menganalisa kadar karakter maskulinitas mereka. Para ilmuwan juga menemukan, pria dengan masalah karakter ini ‘malas’ mencari perawatan untuk kondisi mental mereka. Joel Wong, penulis utama penelitian dari Indiana University Bloomington, mengaku terkejut menemukan fakta yang memperlihatkan keterkaitan erat antara karakter seksisme pada diri pria playboy dengan kondisi kesehatan mental mereka.

“Ini menggaris awahi gagasan bahwa seksisme bukan hanya terkait keadilan sosial, namun juga mungkin memberikan dampak merugikan bagi kesehatan mental siapa pun yang memiliki karakter tersebut,” jelas Wong.

Ditambahkan, “Secara umum, individu yang jelas-jelas memiliki norma maskulinitas sangat kuat punya kecenderungan kesehatan mental yang buruk dan minim keinginan mencari bantuan psikologis.”

Wong dan tim telah melakukan kajian meta-analis dari 78 contoh penelitian yang melibatkan 19.453 responden. Masing-masing penelitian berfokus pada hubungan kesehatan mental dan 11 norma yang merupakan gambaran ideal masyarakat terhadap sosok maskulin.

Kesebelas norma tersebut adalah hasrat untuk unggul, kebutuhan mengendalikan emosi, pengambil risiko, kekerasan, dominasi, kecenderungan tidak setia secara seksual khas playboy, kemandirian, hasrat pada pekerjaan, perasaan unggul atas wanita, memandang hina homoseksualitas, dan mengejar status.

Setelah merekam sikap sosial individu dan melihat kondisi kesehatan mental mereka, para peneliti mengulik riwayat pengobatan mental para responden.

Hasilnya, ditemukan fakta bahwa pengendali terbesar atas kesehatan mental yang buruk adalah perilaku playboy, berkukuh menjadi mandiri dan menginginkan kekuasaan atau dominasi atas wanita.

Sedangkan faktor yang tidak berdampak buruk pada kesehatan mental adalah karakter pria yang mengutamakan pekerjaan. “Mengutamakan pekerjaan tidak secara signifikan berkaitan dengan hasil terkait kesehatan mental,” kata Wong.

Hal lain disebutkan Wong, “Mungkin ini adalah pantulan dari hubungan kompleks pekerjaan dan implikasinya pada kesejahteraan. Fokus berlebihan pada pekerjaan dapat berdampak buruk pada kesehatan seseorang dan hubungan antar pribadi, namun bekerja juga sebuah hal yang berharga bagi banyak orang.” ** Baca juga: Apa Sebab Badan Lemas Setelah Bangun Tidur?

Karaktar maskulin si pengambil risiko, menurut Wong, juga secara nyata berkaitan dengan hasil kesehatan mental baik dan buruk. Ini menunjukkan bahwa ketegasan dalam pengambilan risiko sekaligus menyangkut konsekuensi psikologis positif dan negatif.(ilj/bbs)




Mengenal Insta-Lie, Kebohongan di Instagram

Kabar6-Pernahkan Anda mendengar istilah ‘Insta-Lie’? Istilah yang mulai populer sekira 2015 lalu, secara sederhana bisa kita maknai sebagai kebohongan di Instagram. Dan secara lebih luas adalah kebohongan di media sosial.

Kebohongan ini tidak hanya dalam bentuk status yang ditulis, tapi juga foto dan video yang diunggah.

Terjadinya fenomena Insta-Lie, melansir Aura, tidak lain karena adanya dorongan pada kebanyakan orang untuk dipersepsi positif dan diterima oleh orang lain. Beberapa orang melakukan agar diakui atau dihargai orang lain, juga didasari oleh perasaan ‘saya tidak cukup baik’, sehingga perlu menampilkan hal yang berbeda dari kenyataan.

Saat banyak orang terpesona dengan apa yang kita unggah, dengan memberi tanda ‘Like’, hal itu akan menyebabkan candu. Dan apabila ada feedback yang didapat berupa jumlah follower atau like yang meningkat, maka hanya akan memperkuat perilaku berbohong di media sosial karena ada respons positif yang diinginkan itu.

Nah, bagaimana agar terhindari dari Insta-Lie? pertama, penting bagi seseorang untuk menemukan kebahagiaan atau kegembiraan yang nyata. Misalnya, menciptakan hubungan yang riil dengan teman dalam interaksi sehari-hari, bukan melalui media sosial, sehingga lebih memberikan kepuasan batin dibandingkan sekadar mengunggah foto sedang beramai-ramai dengan teman, namun tanpa interaksi yang berarti.

Kemudian, menerima bahwa hidup kita tidak selalu sempurna dan tidak selalu seindah seperti yang seringkali terlihat di media sosial. Hal lain, menyadari bahwa foto-foto di media sosial juga merupakan rekaan dan belum tentu mencerminkan kondisi sebenarnya. Hal ini akan membantu kita untuk menetralisir perasaan bahwa diri kita kurang ‘oke’, karena tidak bisa mencapai atau memiliki hal-hal yang ditampilkan di media sosial. ** Baca juga: Nah! Pria Habiskan 52 Menit per Hari untuk Bergosip

Belajarlah menerima dan mencintai dirinya sendiri yang bisa dimulai dengan menerima kekurangan dan kelebihan kita, agar dorongan untuk menampilkan pencitraan yang positif tapi palsu di media sosial bisa berkurang.(ilj/bbs)




Wabah DBD, Dinkes: Status KLB Belum Bisa Ditetapkan di Kabupaten Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang belum bisa menetapkan kejadian luar biasa (KLB) terhadap wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyerang kawasan itu.

Hal itu diungkapkan Hendra Tarmizi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.

Dikatakannya, pihaknya belum bisa menetapkan status KLB. Hanya bisa menyebutnya sebagai inciden red (angka kejadian).

Kata Hendra, hingga Sabtu (22/2/2019) sebanyak 85 kasus DBD dari beberapa Puskesmas yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Balaraja dan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.

“Masyarakat melalui pihak RT dan RW harus tetap menggalakkan Pemberantasan sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M plus, yakni menutup, mengubur dan menguras. Dan jangan lupa gunakan kelanbu saat tidur, oles lotion anti nyamuk di jam-jam nyamuk lagi aktif,” ungkap Hendra, Senin (25/2/2019).

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Saifullah mengimbau, agar masyarakat tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan serta mengelola sampah dengan benar.

**Baca juga: Lukisan Vintage Buatan Nurdin Cocok Jadi Pajangan Cafe.

“RT dan RW harus giat melaksanakan kebersihan lingkungan masing-masing dan terus mensosialisasikan gerakan membuang sampah pada tempatnya,” pungkas Syaifullah. (jic)