1

Singapura Izinkan Wanita Bekukan Sel Telur Akibat Penurunan Tingkat Kesuburan

Kabar6-Pemerintah Singapura mengizinkan wanita yang berusia 21-38 tahun membekukan sel telurnya karena alasan non-medis. Mereka secara legal dapat memilih untuk menjalani pembekuan sel telur sesuai dengan peraturan Layanan Bantuan di bawah Undang-Undang Layanan Kesehatan.

Bukan tanpa lasan, melansir channelnewsasia, langkah penting ini diharapkan dapat mengatasi penurunan tingkat kesuburan di Singapura, yang tercatat sebesar 1,1 bayi per wanita pada 2020, angka yang termasuk terendah di dunia saat ini, dengan rata-rata global 2,4 bayi per wanita. Pemerintah mengatakan, langkah tersebut diambil setelah meninjau bukti-bukti internasional dan lokal, serta mempertimbangkan keinginan wanita untuk mempertahankan kesuburan mereka karena ‘kondisi pribadi’ seperti tidak dapat menemukan pasangan ketika mereka masih muda.

Usia rata-rata wanita yang baru pertama kali menjadi ibu di negara tersebut telah meningkat menjadi 31 tahun pada 2020, dibandingkan dengan 30,3 tahun pada 2013. Pihak berwenang menegaskan kembali bahwa hanya pasangan yang menikah secara sah yang diperbolehkan menggunakan telur beku untuk prokreasi.

Pembekuan sel telur dapat memberikan banyak manfaat bagi wanita di Singapura, khususnya bagi mereka yang ingin menjaga kesuburan untuk kehamilan di masa depan. Dengan tingginya biaya hidup, jam kerja yang panjang, dan pasar kerja yang kompetitif, banyak wanita Singapura mungkin ingin fokus pada karier atau tujuan pribadi mereka sebelum memulai sebuah keluarga.

Kementerian Kesehatan mengizinkan wanita menyimpan sel telur beku mereka selama yang diinginkan. Namun hanya pasangan suami istri yang sah yang boleh menggunakan sel telur beku milik wanita tersebut untuk mencoba mendapatkan bayi melalui program bayi tabung (IVF).(ilj/bbs)




Tim Peneliti Israel Ciptakan Embrio Manusia Tanpa Sperma dan Sel Telur

Kabar6-Para peneliti di Weizmann Institute of Science, Rehovot, Israel, menciptakan model lengkap embrio manusia dari sel induk yang dikultur di laboratorium, dan berhasil menumbuhkannya tanpa rahim hingga hari ke-14.

Selanjutnya, tim peneliti melanjutkan pencapaian mereka dalam menciptakan model embrio tikus berbasis sel induk sintetis. Para peneliti, melansir economictimes, mengatakan bahwa terobosan mereka dapat membuka jalan baru dalam penelitian mengenai infertilitas, kegagalan kehamilan dini, cacat lahir, pengujian obat dan pertumbuhan jaringan untuk transplantasi, serta membantu para ilmuwan memahami minggu-minggu pertama perkembangan embrio yang dramatis.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof Jacob Hanna menyebutkan, model embrio sintetik yang mereka ciptakan memiliki semua struktur dan karakteristik kompartemen pada tahap ini, termasuk plasenta, kantung kuning telur, kantung korionik, dan jaringan eksternal lainnya yang memastikan dinamika model dan pertumbuhan yang memadai.

Diketahui, Prof Jacob adalah pelopor dalam pluripotensi terinduksi dan pemrograman ulang sel dewasa yang memiliki sifat regeneratif yang hampir identik dengan sel induk embrionik, namun dapat dibuat dari sel dewasa tanpa menggunakan sel telur atau bahan janin.

Para ilmuwan membagi sel menjadi tiga kelompok. Sel-sel yang dimaksudkan untuk berkembang menjadi embrio dibiarkan apa adanya. Sel-sel di masing-masing kelompok lainnya hanya diberi perlakuan kimia, tanpa memerlukan modifikasi genetik untuk mengaktifkan gen tertentu.

Hal ini dimaksudkan agar sel-sel ini berdiferensiasi menjadi salah satu dari tiga jenis jaringan yang diperlukan untuk menopang embrio yaitu plasenta, kuning telur, serta kantung atau membran mesoderm ekstraembrionik yang pada akhirnya menciptakan kantung korionik.

“Segera setelah dicampur bersama dalam kondisi yang dioptimalkan dan dikembangkan secara khusus, sel-sel tersebut membentuk gumpalan, sekitar satu persen di antaranya mengorganisir dirinya sendiri menjadi struktur lengkap mirip embrio,” terang Prof Jacob.

Struktur mirip embrio berbasis sel induk selanjutnya akan berkembang secara normal di luar rahim selama delapan hari, mencapai tahap perkembangan yang setara dengan hari ke-14 dalam perkembangan embrio manusia, yaitu titik ketika embrio alami memperoleh struktur internal yang memungkinkan mereka melanjutkan ke tahap embrio.

“Model embrio lengkap kami akan membantu para peneliti menjawab pertanyaan paling mendasar tentang apa yang menentukan pertumbuhan yang tepat,” kata Prof Jacob lagi.(ilj/bbs)




Pertama di Australia, Bank Sperma dan Sel Telur Gratis untuk Publik

Kabar6-Bank di Royal Women Hospital telah mulai menerima sumbangan sel telur dan sperma dari warga Victoria, Australia, yang memenuhi syarat. Calon orangtua yang ingin mengakses sel telur atau sperma yang disumbangkan perlu dirujuk oleh dokter umum atau spesialis mereka.

Bank sel telur dan sperma publik gratis pertama di Victoria ini, melansir femtechworld, adalah apa yang digambarkan oleh pakar kesuburan sebagai upaya ‘ambisius’ untuk mengurangi hambatan dalam memulai sebuah keluarga. Program ini merupakan bagian dari inisiatif senilai A$120 juta yang juga mencakup layanan fertilitas publik seperti perawatan IVF, tes dan prosedur diagnostik, serta konseling.

Inisiatif ini juga akan mendukung warga Victoria yang sedang menjalani perawatan untuk kondisi medis yang dapat mengganggu kesuburan, seperti kanker, untuk membekukan sel telur atau sperma mereka.

Premier negara bagian Victoria, Daniel Andrews, mengatakan bank ini diharapkan menerima sekira 400 donasi sperma dan sekira 40 donasi sel telur per tahun, berjumlah hampir 3.500 siklus IVF per tahun.

“Ini akan mendukung ribuan orang di seluruh negara bagian kami untuk selangkah lebih dekat dengan impian memulai atau menambah anggota keluarga,” kata Andrews.

Diungkapkan, “Saya tidak bisa memikirkan cara yang lebih baik dan lebih penting untuk berinvestasi untuk masa depan selain memberikan layanan tersebut dengan persyaratan yang adil, di mana saldo bank Anda, kemampuan finansial Anda tidak ada hubungannya dengan mewujudkan impian itu.”

Pemerintah mengatakan layanan kesuburan satelit juga akan didirikan di seluruh negara bagian dalam upaya membuat perawatan lebih mudah diakses. ** Baca juga: Akhirnya Disuntik Mati, Kucing ‘Janus’ Tertua yang Punya Dua Wajah dengan Satu Otak

Inisiatif baru ini terealisasi setelah layanan IVF publik gratis pertama dibuka di Melbourne pada Oktober tahun lalu, membantu mendukung hingga 5.000 warga Victoria untuk memulai sebuah keluarga setiap tahun.

Premier Andrews mengatakan, telah ada 1.200 rujukan ke program tersebut sejak dimulai tahun lalu dan 550 siklus pengobatan.(ilj/bbs)




Cegah Kepunahan Hewan, Ilmuwan Jepang ‘Ciptakan’ Tikus dari Dua Jantan

Kabar6-Katsuhiko Hayashi, seorang profesor biologi dari Universitas Osaka, Jepang, bersama timnya berhasil ‘menciptakan’ tikus dari dua tikus jantan.

Keberhasilan ini, melansir Japantoday, dianggap sebagai kemajuan dalam bidang sains yang memiliki potensi untuk mencegah kepunahan hewan dan ketidaksuburan manusia. Diungkapkan, penemuan itu merupakan hasil rekayasa genetika dari sel kulit ekor tikus jantan yang memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y. Sel kulit tersebut kemudian direkayasa menjadi sel induk pluripoten diinduksi (sel iPS) dalam fase embrionik.

Dalam proses kulturisasi sel kulit ekor tikus jantan melalui induksi sel iPS, beberapa sel kulit tersebut kehilangan kromosom Y-nya. Kemudian, terjadilah perkembangan sel XO, ucap Hayashi, seperti dilansir CNN, Jumat (24/03).

Dalam beberapa sel XO tersebut, ditemukan perkembangan dua kromosom X akibat kesalahan dari pembelahan sel. Dua kromosom X merupakan kromosom yang menyatakan jenis kelamin betina.

Lebih lanjut tim ilmuwan menjelaskan, hasil perkembangan dua kromosom X tersebut kemudian diolah menggunakan senyawa reversin. Pemberian senyawa tersebut berhasil melipatgandakan jumlah sel XX pada uji tersebut.

Setelah itu, tim ilmuwan mengonversikan sel XX ke dalam bentuk sel nutfah primordial yang direkayasa untuk berubah menjadi sel telur. Ketika sel telur tersebut dibuahi oleh sel sperma, terbentuklah tikus baru. ** Baca juga: Angka Kelahiran Turun, Kota Weifang di Tiongkok Tawarkan Sekolah Gratis untuk Anak Ketiga

Meskipun penemuan ini berhasil menciptakan tikus baru, para ilmuwan memperingatkan agar kita tetap waspada dalam mengimplementasikan ini kepada sel telur manusia. Para ilmuwan percaya, masih terdapat banyak pelajaran mengenai kulturisasi sel telur yang harus kita pelajari.

Profesor Hayashi menambahkan, “Pengimplementasian penemuan ini kepada manusia masih membutuhkan waktu yang lama, sekira 10 tahun dari sekarang. Itu pun masih belum pasti apabila sel telur formulasi tersebut dapat memproduksi bayi secara aman atau tidak.” (ilj/bbs)




Angka Kelahiran Turun, Jepang Tawarkan Uang untuk Wanita yang Bersedia Bekukan Sel Telurnya

Kabar6-Pemerintah Jepang di Tokyo bakal memberikan uang bagi wanita yang ingin membekukan sel telur mereka, sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan penurunan populasi dan angka kelahiran yang sudah mencapai tahap ‘mengkhawatirkan’.

“Kami mengakui bahwa penurunan angka kelahiran berada dalam situasi kritis. Dalam pemahaman saya, berbagai macam faktor berperan, mencegah individu dalam mewujudkan harapan mereka akan pernikahan, kelahiran anak dan pengasuhan anak,” ungkap Yoshihiko Isozaki, Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Jepang.

Dalam sebuah program baru, melansir Asahi, pemerintah akan membantu dana sekira Rp33 juta dengan kuota sampai 300 warga Tokyo, yang ingin membekukan sel telur, metode agar wanita tetap bisa hamil di masa depan. ** Baca juga: Texas Dihujani Batu Luar Angkasa Seberat Sekira 500 Kg

“Ada banyak karyawan yang bingung memilih antara meniti karier dan menentukan waktu untuk hamil dan punya anak,” kata seorang perwakilan perusahaan kosmetik Pola. Ia pun menyambut program itu sebagai inisiatif yang baik.

Diketahui, orang yang meninggal di Jepang pada tahun silam sekira dua kali lebih banyak daripada yang lahir, dengan kurang dari 800 ribu kelahiran dan sekira 1,58 juta kematian. PM Jepang sendiri berjanji menggandakan pengeluaran untuk anak-anak dan keluarga dalam upaya untuk mengendalikan penurunan itu.

Populasi telah turun menjadi 124,6 juta dari puncaknya lebih dari 128 juta pada 2008, dan laju penurunan makin meningkat. Sementara proporsi orang berusia 65 tahun atau lebih meningkat jadi lebih dari 29 persen pada 2022.

Meski sebenarnya di Korea Selatan (Korsel) angka kesuburan lebih rendah, populasi Jepang menurun lebih cepat.(ilj/bbs)




Embrio Tikus Sintetis dari Laboratorium di California Hasilkan Otak dan Detak Jantung

Kabar6-Para ilmuwan di Cambridge menciptakan embrio tikus sintetis atau buatan di laboratorium tanpa menggunakan telur atau sperma.

Hasilnya, melansir Scitechdaily, embrio ini memiliki otak dan detak jantung. Embrio tikus yang dikembangkan menggunakan sel punca tadi hanya bertahan selama delapan hari karena cacat, tetapi mereka mencapai titik di mana otak mulai berkembang. Menurut para ilmuwan, hal itu bisa meningkatkan pemahaman tentang tahap awal perkembangan organ, dan mengapa beberapa kehamilan gagal.

Sementara illmuwan lain mengingatkan, meskipun teknik ini menjanjikan, masih banyak rintangan yang harus diatasi. Disebutkan, para peneliti dari Universitas Cambridge dan Institut Teknologi California (Caltech) adalah ilmuwan terbaru yang mempublikasikan hasil penelitian mereka pada jurnal Nature.

Tim Cambridge mempelajari tahap-tahap awal kehamilan selama dekade terakhir, tetapi begitu banyak yang belum diketahui apa yang terjadi di dalam rahim. Dengan meniru proses alami di laboratorium, mereka menemukan cara untuk mendapatkan tiga jenis sel induk dari tikus untuk berinteraksi dan tumbuh menjadi struktur seperti embrio.

Profesor Magdalena Zernicka-Goetz, profesor pengembangan mamalia dan biologi sel induk di Cambridge dan profesor biologi di Caltech, mengatakan hasil tersebut adalah ‘mimpi yang menjadi kenyataan’ dan dapat memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana organ terbentuk. ** Baca juga: Temuan Jejak Kaki Berusia 8.200 Tahun di Inggris Ungkap Peradaban Manusia

Kini para peneliti berencana untuk mengupayakan bagaimana menjaga embrio sintetis berkembang selama satu atau dua hari lebih lama, yang sulit dilakukan tanpa membuat plasenta sintetis. Akhirnya, ambisi mereka adalah mengembangkan embrio serupa dari sel induk manusia, tetapi ini masih jauh dan secara etis jauh lebih rumit.

Undang-undang Inggris saat ini mengizinkan embrio manusia untuk dipelajari di laboratorium hanya sampai hari keempat belas perkembangannya, tetapi tidak ada aturan seputar embrio sintetis.(ilj/bbs)




Pertama di Dunia, Ilmuwan Israel Tumbuhkan Embrio Sintetis Tanpa Telur, Sperma dan Rahim

Kabar6-Sebuah penemuan disebut ‘membuka pintu’ bagi pertumbuhan organ dan jaringan. Para ilmuwan Israel telah menumbuhkan embrio sintetis untuk pertama kalinya di dunia tanpa telur yang dibuahi sperma dan tanpa rahim.

Para ilmuan Weizmann Institute of Science, melansir indiatoday, berhasil menumbuhkan embrio sintetis tikus di luar rahim. Uniknya, itu dimulai hanya dengan sel induk yang dikultur dalam cawan Petri. Riset yang diterbitkan dalam jurnal Cell ini telah membuka cakrawala untuk mempelajari bagaimana sel punca membentuk organ yang berbeda dalam embrio yang sedang berkembang.

Metode ini suatu hari nanti dapat memungkinkan untuk menumbuhkan jaringan dan organ untuk transplantasi menggunakan model embrio sintetis. ** Baca juga: Ditemukan Lubang Besar Berdiamater 25 Meter Dekat Pertambangan Tembaga Chile

“Embrio adalah mesin pembuat organ terbaik dan bio-printer 3D terbaik, kami mencoba meniru apa yang dilakukannya,” terang Dr Jacob Hanna, ilmuwan senior departemen genetika molekuler Weizmann.

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan membuat struktur yang menyerupai embrio tikus, menggunakan perancah 3D dan dua jenis sel induk, dalam penelitian yang mereka katakan dapat membantu menjelaskan mengapa dua pertiga kehamilan manusia gagal selama tahap awal.

Dalam penelitian sebelumnya, tim telah berhasil menggunakan perangkat ini untuk menumbuhkan embrio tikus alami dari hari kelima hingga hari ke-11.

Dalam studi baru, tim mulai menumbuhkan model embrio sintetis hanya dari sel induk tikus naif yang telah dikultur selama bertahun-tahun dalam cawan Petri, tanpa perlu memulai dengan telur yang dibuahi.

Pendekatan ini sangat berharga karena dapat, sebagian besar, melewati masalah teknis dan etika yang terlibat dalam penggunaan embrio alami dalam penelitian dan bioteknologi. Jika dibandingkan dengan embrio tikus alami, model sintetis menunjukkan 95 persen kesamaan baik dalam bentuk struktur internal maupun pola ekspresi gen dari tipe sel yang berbeda.

“Tantangan kami berikutnya adalah memahami bagaimana sel punca tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka merakit diri menjadi organ dan menemukan jalan mereka ke tempat yang ditugaskan di dalam embrio,” kata Dr Hanna.

Disebutkan, “Dan karena sistem kami, tidak seperti rahim, transparan, mungkin berguna untuk memodelkan cacat lahir dan implantasi embrio manusia.”

Selain membantu mengurangi penggunaan hewan penelitian, model embrio sintetik mungkin di masa depan menjadi sumber sel, jaringan, dan organ yang dapat diandalkan untuk transplantasi.(ilj/bbs)




Angka Kelahiran Rendah, Mulai Tahun Depan Pemerintah Singapura Izinkan Wanita untuk Bekukan Sel Telur Mereka

Kabar6-Akibat rendahnya angka kelahiran, pemerintah Singapura mengizinkan wanita membekukan sel telur mereka. Diketahui, pada 2021 angka kelahiran di Singapura hanya mencapai 1,12 bayi per wanita. Angka ini sangat rendah dibandingkan rata-rata global yang berkisar di angka 2,3.

Rendahnya angka kelahiran dikaitkan dengam rendahnya perkawinan, hingga kurang bersemangatnya para wanita bercinta. Hal ini terjadi karena para wanita rata-rata mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan dan sulitnya merasakan momen keintiman. Tekanan psikologis juga memicu ketidakseimbangan hormon hingga menganggu ovulasi dan membuat kehamilan tertunda secara alami.

Kini, pemerintah melakukan beberapa cara untuk meningkatkan kelahiran. Melansir SCMP, selain menawarkan insentif uang tunai ‘bonus bayi’ untuk menaikkan angka natalitas, mulai tahun depan pemerintah berencana mengizinkan para wanita lajang untuk membekukan sel telurnya. Hal ini untuk membuka kemungkinan bagi kaum hawa untuk hamil, sekalipun saat tubuhnya tak lagi memproduksi sel telur.

“Kami menyadari beberapa wanita ingin mempertahankan kesuburan karena keadaan pribadi mereka, misalnya, tidak dapat menemukan pasangan saat mereka masih muda, tetapi ingin memiliki kesempatan untuk hamil jika mereka menikah nanti,” demikian tulis Kantor Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong.

Sebenarnya, langkah yang diambil Singapura terbilang terlambat jika dibanding sejumlah negara lain seperti Korea Selatan (Korsel), Thailand, Malaysia, Jepang, dan Taiwan yang telah mengizinkan wanita lajang membekukan sel telurnya.

Rencana pemerintah Singapura ini pun diapresiasi oleh kelompok hak-hak wanita di negara itu, bisa menjadi solusi tingkat kesuburan Singapura yang rendah.

“Membiarkan pembekuan telur memperluas peluang orang-orang ini untuk menjadi orangtua lebih lama. Ini adalah langkah positif, dan tepat waktu, mengingat tingkat kesuburan Singapura yang rendah,” kata Shailey Hingorani, kepala penelitian dan advokasi di Association of Women for Action and Research (Aware). (ilj/bbs)




Kabar Baik, Peneliti Berhasil Cegah Penuaan Sel Telur Wanita

Kabar6-Sebuah penelitian yang merupakan upaya kolaboratif, melibatkan mahasiswa doktoral Peera Wasserzugh-Pash serta peneliti dari Hadassah Medical Center dan Shaare Zedek Medical Center di Jerusalem, Israel, berhasil mencegah terjadinya penuaan sel telur wanita.

Hasil penelitian ini, melansir Dailymail, tentu saja menjadi kabar baik bagi kaum hawa yang menunda pernikahan hingga usia lebih dari 40 tahun. Dalam penelitian itu mereka berhasil mengidentifikasi sel telur wanita yang tengah mengalami penuaan. Hanya saja, melalui perlakuan khusus dengan menggunakan obat antiviral, proses penuaan sel telur itu justru dapat dihambat.

“Kami mendapati bahwa proses penuaan pada sel telur itu ternyata dapat dibalik dan kita bisa mencegah proses penuaannya,” terang Peera Wasserzucgh-Pash. ** Baca juga: Mahasiswi AS Idap Sakit Langka Alergi Terhadap Seks

Dikatakan Wasserzucgh-Pash, saat ini fenomena kaum hawa yang menunda usia pernikahan semakin banyak ditemukan. Padahal seiring usia tua, sel telur yang ada di wanita juga mengalami hal yang sama. Sel telur wanita mulai memburuk dengan cepat dan perawatan fertilisasi in-vitro (IVF) bukan jadi solusi yang tepat.

“Penelitian ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana telur manusia menua, yang penting juga untuk memahami bagaimana penuaan terjadi di area lain,” ungkap Wasserzucgh-Pash.

Menurut Wasserzucgh-Pash, temuan itu akan sangat membantu wanita-wanita yang terancam mengalami gangguan kesuburan di usia tua. Intervensi medis dan obat-obatan yang mereka lakukan dalam penelitian itu diyakini dapat menjaga kematangan sel telur wanita tanpa khawatir mengalami proses penuaan.

“Kami telah selangkah lebih maju untuk dapat membantu wanita yang menderita infertilitas terkait usia. Mereka akan lebih sedikit menderita, harus melalui prosedur yang lebih sulit, dan mengalami lebih sedikit kekecewaan ketika mencoba untuk hamil dan memulai sebuah keluarga,” jelas Wasserzucgh-Pash.

Namun, memperlambat proses penuaan sel telur bukanlah hal yang mudah. Hal ini karena sel telur sejatinya berpotensi mengalami kerusakan materi genetik dari waktu ke waktu. Pada saat seorang wanita mencapai usia akhir 30-an, sel telur telah mengalami kerusakan yang cukup untuk mencegahnya matang atau dapaty dibuahi dengan benar.

Dr Michael Klutstein, Ketua Chromatin and Aging Research Lab Faculty of Dental Medicine dari Hebrew University of Jerusalem, menyebutkan sel telur akan mengalami represi rusak seiring bertambahnya usia. Sel telur yang lebih tua akan mengalami kerusakan.

Dari situlah penelitian itu dilakukan agar proses penuaan sel-sel telur dapat dihambat. “Jika kita menggunakan obat yang mencegah virus ini beroperasi, dan ini hanya obat antivirus, maka mekanisme ini akan kita hentikan dan memperlambat proses penuaan,” kata Dr Klutstein.

Percobaan itu dilakukan pada sel telur tikus dan manusia yang diambil dari beberapa kelompok umur yang berbeda. Kemudian, mereka mengukur tingkat virus, tingkat kerusakan DNA, berapa banyak telur matang dalam tabung reaksi (pengaturan IVF), dan bagaimana kromosom DNA terlihat di bawah mikroskop setelah obat antivirus diberikan.

Dalam semua kasus, sel telur yang lebih tua, yang telah menerima obat antivirus, tampak lebih muda daripada yang tidak diobati. “Setelah perawatan, mereka berperilaku lebih seperti telur di usia 20-an,” ujar Dr Klutstein.

Proses penelitian sendiri masih akan diteruskan. Langkah selanjutnya adalah menetapkan protokol yang benar untuk merawat telur manusia dalam pengaturan IVF. Mereka juga berupaya memastikan bahwa perawatan tersebut tidak berdampak negatif pada embrio.

“Ini masih sangat eksperimental, tetapi kami ingin membuat obat darinya,” tutup Dr Klutstein.(ilj/bbs)




Diculik Alien, Seorang TikToker Wanita Mengaku Sel Telurnya Diambil

Kabar6-Sebuah pengakuan mengejutkan diungkapkan melalui akun TikTok seorang wanita muda bernama Sheera Lumira Rejoice. Tiktoker itu mengakui diculik alien untuk diambil sel telurnya.

Dalam video yang menjadi viral dan ditonton lebih dari empat juta orang, melansir Mirror, Rejoice mengklaim memiliki bukti untuk mengklaim pengakuannya, berupa hasil USG. Disebutkan Rejoicee, ada tiga sel telur yang diambil dari perutnya untuk dijadikan bayi hibrida, hasil pembuahan dengan alien. Peristiwa itu disebutnya terjadi pada 2018, saat makhluk asing mendatangi rumahnya.

“Ketika orang tidak percaya Anda diculik makhluk luar angkasa, jaringan ovarium diangkat dan USG membuktikannya,” demikian tulisan dalam video TikTok tersebut.

Keruan saja klaim Rejoice tadi menuai beragam komentar dari netizen. Banyak yang meninggalkan pertanyaan pada kolom komentar mengenai apa yang terjadi saat dirinya diculik, dan bagaimana cara para alien mengambil sel telur.

Rejoice menjawab bahwa dirinya tak bisa mengingat banyak kejadian itu, dan hanya menjelaskan beberapa bagian dari peristiwa tersebut, serta menyebutnya sebagai salah satu momen paling berkesan. Wanita itu menegaskan, dia tak diterbangkan dengan pesawat UFO, melainkan dibawa ke suatu tempat.

“Saya sedang berbaring di sofa kondominium, tertidur, dan tiba-tiba merasa lumpuh. Saya kedinginan dan tubuh saya tidak bisa bergerak. Saya melihat ke pintu dan terbuka, ada sosok, sosok manusia yang tampak holografik,” terangnya.

Dikatakan, para makhluk itu membawanya dengan posisi tubuh melayang. Rejoice mengaku saat itu tidak menyadari sel telurnya diambil, hingga beberapa hari kemudian setelah memeriksakan diri.

Sayangnya, banyak netizen tak mempercayai cerita itu dan menjelaskan kalau Rejoice hanya mengalami ‘ketindihan’, karena posisi tidurnya saat itu telentang. ** Baca juga: Rakyat Korut Diminta Konsumsi Lebih Banyak Daging Kelinci Selama Lockdown COVID-19

“Jadi itu hanya ketindihan. (Posisi) Anda sebenarnya lebih rentan, khususnya saat tidur telentang,” jelas seorang netizen. “Itu ketindihan, saya juga sering mengalaminya. Orang biasa berhalusinasi selama kejadian itu,” tulis pengguna TikTok lainnya.

Ada-ada saja.(ilj/bbs)