1

Fahri Hamzah Bongkar Kelemahan Rival Prabowo-Gibran di Pilpres 2023

Kabar6-Wakil Ketua Umum Partai Gombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah membongkar kelemahan yang ada di kubu pasangan nomor usur 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan nomor 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Menurut Fahri, baik kubu Anies-Muhaimin dan juga Ganjar-Mahfud sama-sama dalam kondisi terjebak dalam satu sistem yang tidak mungkin membuat mereka merubah keadaan.

“Mereka tidak sadar kalau sekarang dijebak, karena sejak awal mereka sendiri terlibat menciptakan sistem treshold yang menyebabkan kita kesulitan mencari argumen dari koalisi antara parpol-parpol yang ada,” sebut Fahri dalam bincang-bincang bersama awak media di The Taliwang Heritage and Resto di kawasan Cibubur, Depok, Jawa Barat, Kamis (28/12/2023) malam.

Pasalnya, Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 itu menyebut, kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud memiliki andil dalam terciptanya ambang batas pencalonan presiden atau president threshold/PT 20 persen tersebut.

Fahri mangaku kalau dirinya lah, yang sedari awal mendorong penghapusan PT 20 persen, karena sudah menduga pihak lain tidak ada yang berani bersuara, jika bersinggungan dengan pemimpin saat ini.

“Saya waktu itu sudah berargumen di Mahkamah Konstitusi (MK), saat menjadi saksi dan pengusul penghapusan trahold 20 persen itu. Saya sudah menduga juga calon-calon yang akan muncul itu tidak akan beralasan, kecuali apabila calon itu dikaitkan dengan pemerintahan yang sedang memimpin sekarang ini,” ujarnya.

Karena itulah, menurut Wakil Ketua DPR Periode 2019-2014, yang relevan apabila treshold-nya 20 persen itu, adalah bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), atau yang melawannya. Sedangkan pasangan nomor urut 1 dan 3 itu kesulitan menempatkan dirinya, karena mereka juga masih ada dalam kabinet.

**Baca Juga: Pastikan Berjalan Lancar, Pj Wali Kota Tangerang Tinjau Gudang Logistik Pemilu

“Itulah sebabnya acara real survei membuktikan bahwa pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran terus mengalami peningkatan karena satu-satunya yang posisinya jelas di mata rakyat,” tegas Wakil Komandan Bravo Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran tersebut.

Sehingga Prabowo Subianto-Gibran Rakabumin Raka dianggap satu-satunya pasangan yang memiliki argumen yang kuat sekarang ingin meneruskan pemerintahan Jokowi. Oleh karena itu, perkiraan Fahri, pasangan nomor urut 2 lah yang akan memenangi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 nanti.

“Saya kira argumen ini sangat sulit untuk dibantah. Mengapa? Karena terlalu kuat dan sekali lagi itu menjadi agenda kita kedepannya,” pungkas Caleg DPR RI Partai Gelora Indonesia untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I itu.(Tim K6)




Studi Sebutkan, Cinta Bisa Bikin Orang Jadi Lebih Kejam

Kabar6-Tidak hanya membuat seseorang menjadi pribadi yang baik, cinta ternyata dapat membuat orang jadi kejam. Mengapa demikian, dan apa penyebabnya?

Sebuah riset yang dibahas dalam situs LiveScience, melansir kelascinta, mengungkapkan bahwa cinta juga memiliki sisi kelam dan gelap. Dari beberapa uji coba disebutkan, orang dengan perasaan cinta yang kuat cenderung sinis dan menjelekkan sesama jenis, serta bersikap lebih agresif pada mereka. Misalnya saja, wanita akan sinis terhadap sesamanya.

Riset ini melibatkan 130 pria dan wanita yang sudah lama menjalin hubungan percintaan. Responden yang mengaku diri mereka adalah tipe pencemburu lebih mudah berprasangka negatif pada orang lain, sesama jenis, yang berpenampilan lebih menarik.

Bahkan, saat diminta untuk memilih sikap atau tindakan apa yang ingin diberikan pada orang tersebut dalam sebuah permainan komputer, responden ini akan memilih ‘hukuman’ yang paling menyakitkan.

Lalu, apakah berbeda antara tipe pencemburu dengan tipe yang tidak cemburuan? Responden yang mengaku tipe bukan pencemburu ternyata juga dapat bersikap kejam dan sedikit sinis.

Peneliti lantas diminta untuk membantu mengevaluasi teman kencan yang paling potensial dalam sebuah situs dating online. Para kandidat teman kencan ini dideskripsikan menarik, ramah, easy going, dan sifat-sifat baik lainnya.

Namun, kandidat yang menurut mereka mirip atau mengingatkan pada mantan kekasih dari pasangannya, dinilai tidak menarik, tidak bersahabat, dan beberapa penilaian buruk lainnya.

Dari hasil penelitian ini para peneliti mengambil kesimpulan, cinta memiliki sejumlah fungsi yaitu melindungi dan menjaga kelanggengan hubungan di masa depan. Walaupun untuk mempertahankan itu mereka harus bertindak di luar dari sifat keseharian untuk menjauhkan hubungan dari segala bentuk ancaman yang ada.

Misalnya saja, seorang wanita akan menyebut wanita lain yang lebih menarik dari dirinya dengan sebutan ‘jelek’ apabila kehadiran wanita tadi dapat mengancam hubungannya. Dengan harapan, agar sang kekasih juga melihat wanita tersebut kurang menarik, sesuai dengan penilaiannya.

Karena penelitian ini melibatkan pria dan wanita, dan tidak ditemukan perbedaan perilaku dari kedua gender ini, dapat dikatakan bahwa baik pria maupun wanita dapat menjadi lebih kejam saat jatuh cinta. ** Baca juga: Hindari Dulu 5 Jenis Makanan Ini Selama Haid

Apakah Anda juga demikian? (ilj/bbs)




Ternyata Ini Alasan Kenapa Sesama Kaum Hawa Suka ‘Nyinyir’

Kabar6-Dalam bahasa gaul, nyinyir diartikan sebagai menggunjing, menyindir atau mengkritik suatu pihak atau seseorang. Atau bisa disebut, nyinyir adalah si tukang gosip, tukang sebar aib orang, tukang kritik dan menggunjing orang lain. Biasanya mereka gemar menjelekkan dan mencari-cari kesalahan pihak atau orang lain.

Dalam hal ini, cap tukang nyinyir seringkali ditujukan kepada wanita. Bagaimana bisa? Lantas, mengapa sesama kaum hawa seringkali saling nyinyir?

Studi gabungan dari University of Ottawa dan McMaster University di Kanada, melansir Hellosehat, melalui sebuah percobaan menemukan bahwa hampir semua wanita merasa terancam oleh wanita lain yang lebih unggul. Entah dari segi fisik, material, ataupun kesuksesan. Hasilnya, reaksi yang mereka tampilkan sebagai pertahanan diri bisa bervariasi, dari memasang muka asam hingga konfrontasi verbal, bahkan fisik.

Dari pengamatan peneliti, ada perbedaan reaksi yang mereka tampilkan saat dipertemukan dengan sosok wanita yang berpenampilan berbeda total, satu sangat seksi dan satunya lagi biasa-biasa saja atau tidak menarik. Padahal, kedua sosok berbeda ini adalah wanita yang sama.

Reaksi wanita peserta percobaan ini sangat berbeda tajam pada kedua kasus tadi. Ketika dipertemukan dengan wanita seksi, ia disambut dengan bisik-bisik cibiran dan pandangan merendahkan.

Pertukaran ‘sosialisasi’ ini tak hanya terjadi antarteman, namun mereka yang asing dengan satu sama lain justru menumbuhkan ‘pertemanan’ lewat aksi nyinyir bersama itu.

Setelah wanita seksi itu meninggalkan ruangan, beberapa wanita menertawakannya dan saling melontarkan komentar-komentar tak sedap tentang penampilan wanita tersebut.

Nah, ketika wanita yang sama mengganti kostum menjadi tidak menarik atau biasa-biasa saja, tidak satu pun wanita dalam ruangan tersebut yang angkat suara maupun bereaksi negatif.

Peneliti percaya, reaksi yang ditampilkan para wanita peserta penelitian mencerminkan apa yang terjadi di dunia nyata. Menurut mereka, kaum hawa cenderung berperilaku demikian atas dasar mengikuti insting primitif untuk mencoba bertahan hidup dengan mengeliminasi kompetisi.

Sebuah tinjauan literatur oleh Tracy Vaillancourt pada 2013 menemukan, nyinyir dilakukan oleh wanita terhadap satu sama lain sebagai upaya untuk mengangkat ‘nilai’ dirinya sendiri, untuk membuat diri mereka terlihat lebih menarik dibanding saingannya.

Sementara masyarakat dan media secara tidak langsung membentuk opini bahwa jika ingin memiliki jodoh yang lebih baik dan kehidupan pribadi yang lebih sukses, seorang wanita haruslah berparas cantik dan berpenampilan bak super model.

Wanita menyadari bahwa agar bisa dilihat dan dihargai oleh masyarakat luas, khususnya pria, mereka terpaksa harus bertarung dengan wanita lain demi mendapatkan hadiahnya.

Dari sinilah, tak sedikit wanita yang memanfaatkan kecantikan parasnya atau upaya kerja kerasnya untuk mendapatkan yang ia mau, sehingga tidak mengherankan bahwa wanita yang tidak tergolong dalam kategori ‘unggul’ menjadi cemburu dan iri hati.

Alam bawah sadar yang berevolusi sejak zaman purba mendorong kaum hawa untuk melindungi diri mereka sendiri dari bahaya fisik, sehingga sifat agresif secara tidak langsung membuat kita tetap aman sambil tetap menyingkirkan persaingan.

Bedanya, para wanita zaman purba benar-benar terlibat dalam aksi bunuh untuk mendapatkan pujaan hatinya. Kini, wanita ‘bertarung’ dengan kecepatan adu mulut dan ketikan jari di tuts keyboard ponsel pintar. ** Baca juga: Jenis Minuman yang Dianjurkan Usai Olahraga Lari

Namun tentu saja tidak semua wanita pasti memiliki sifat suka nyinyir, lho. Banyak juga wanita yang fair dalam menilai wanita lain yang lebih unggul dari dirinya.

Bagaimana dengan Anda, Ladies? (ilj/bbs)