1

Dalam 12 Tahun ke Depan, Ilmuwan Inggris Siap Hasilkan Bayi Luar Angkasa Pertama

Kabar6-Ilmuwan Inggris bekerja sama dengan perusahaan Belanda, Spaceborn United, dalam inseminasi buatan di satelit yang mengorbit di luar angkasa. Mereka dilaporkan berencana untuk menghasilkan bayi luar angkasa dengan menggunakan fertilisasi in vitro (IVF).

Langkah tersebut dikatakan dapat membuka jalan bagi manusia untuk mendirikan koloni di luar planet Bumi. Melansir Dailystar, tes penerbangan untuk tujuan itu diharapkan akan diluncurkan dari Kanada dalam waktu tiga bulan. “Tujuannya adalah agar manusia pada akhirnya dapat tumbuh dari planet ini dengan cara alami,” ungkap Dr Egbert Edelbroek, CEO Spaceborn.

Ditambahkan, “Namun, untuk mencapai ini dengan cara yang paling etis dan optimal secara medis, kita perlu mempelajarinya dengan teknologi reproduksi.” ** Baca juga: Masih Diselimuti Misteri, Temuan Hutan Tak Terjamah di Puncak Gunung Wilayah Mozambik

Awalnya, mereka akan menggunakan sperma tikus dan sel telur dan upaya tersebut didukung oleh Asgardia, komunitas antariksa internasional yang didirikan pada 2016 untuk menciptakan koloni manusia luar angkasa pertama. Dikatakan Dr Edelbroek, pada 2019 bayi pertama bisa lahir di luar angkasa dalam 12 tahun ke depan.

Namun, saat berbicara di Kongres Antariksa dan Sains pertama Asgardia, The Space Nation di Darmstadt, Jerman, Dr Edelbroek mengatakan bahwa bayi antariksa pertama akan terjadi pada 2031.(ilj/bbs)




Studi di AS Ungkap Hubungan Siklus Haid Tidak Teratur dengan Kematian Dini

Kabar6-Meskipun tiap bulan umumnya kaum hawa mendapat haid, sebagian wanita ternyata memiliki jadwal menstruasi yang tidak teratur. Namun tahukah Anda, kualitas siklus haid seseorang ternyata dapat menjadi indikator penting bagi kesehatan?

Studi baru, melansir Grid, mengungkapkan hubungan siklus haid tidak teratur dengan potensi kematian dini terhadap 80 ribu perawat sehat di Amerika Serikat. Penelitian tersebut telah dilakukan selama 24 tahun dan memberikan beberapa bukti nyata pertama tentang haid dan kematian dini.

Menurut penelitian yang dimulai sejak 1989 ini, orang yang mengalami siklus datang bulan tidak teratur dan berlangsung lama, bahkan sejak remaja hingga dewasa, lebih mungkin meninggal sebelum usia 70 tahun, dibandingkan mereka yang memiliki siklus yanng lebih pendek dan teratur.

Hal ini berkaitan erat dengan kardiovaskular, dan pada tingkat yang lebih rendah, kematian yang terjadi diakibatkan oleh kanker.

“Studi ini meningkatkan kesadaran tentang siklus haid tidak teratur, serta mengedukasi dan mendorong wanita dan juga dokter untuk mempertimbangkan siklus haid saat menilai kesehatan seseorang,” ungkap Kim Jonas, ahli fisiologi reproduksi King’s College di Inggris.

Jonas yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengungkapkan, studi tersebut tidak berarti semua wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur harus khawatir.
“Ada lebih banyak penelitian yang harus dilakukan dan banyak faktor yang mungkin berperan,” jelas Jonas.

Terkadang, menstruasi disebut sebagai ‘tanda vital kelima’, terkait indikator yang memengaruhi kesehatan. Empat di antaranya yakni suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah. Pada wanita, ditambah siklus haid tidak teratur.

Kondisi ini telah banyak dikaitkan dengan faktor kesehatan lainnya, seperti penyakit seksual dan reproduksi, penyakit tulang dan jantung, kanker, masalah kesehatan mental, serta kondisi kesehatan kronis lainnya.

Meskipun demikian, bukan berarti menstruasi yang tidak teratur menyebabkan efek kesehatan tersebut. Tidak mudah untuk menyelidiki korelasi dari sekumpulan data yang besar dan sulit diandalkan, yang sebagian besar hasil studi ini didasarkan pada survei yang dilaporkan sendiri atau aplikasi pelacakan menstruasi.

Jadi, penelitian ini memiliki keterbatasan yang sama, meskipun durasi dan tingkat tindak lanjut yang tinggi dengan relawan sangat mengesankan. Penelitian tersebut didasarkan survei kuesioner pada sekelompok besar perawat di Amerika Serikat, berusia 25-42 tahun.

Survei ini mengumpulkan informasi tentang gaya hidup, diet, riwayat medis, dan penyakit apapun. Pada awal studi, yakni pada 1989, para perawat wanita diminta untuk mengingat kembali siklus menstruasi mereka selama masa remaja, antara usia 14 dan 17 tahun, serta pada masa dewasa awal, sekira usia 18 hingga 22 tahun.

Selanjutnya pada 1993, kelompok yang sama ditanyai tentang lama dan keteraturan siklus tersebut saat ini, ketika mereka berusia antara 29 dan 46 tahun.

“Kami menemukan bahwa risiko kematian dini lebih tinggi di antara wanita yang melaporkan siklus haid tidak teratur atau yang panjang di kemudian hari,” kata peneliti dalam studi tersebut.

Sedangkan pada kelompok usia yang lebih tua, mereka mengalami siklus menstruasi lebih dari 40 hari, lebih mungkin meninggal secara prematur dibandingkan mereka yang melaporkan siklus menstruasi yang lebih umum dari 26-31 hari.

Namun, temuan terakhir, menjadi masuk akal karena ternyata merokok yang dilaporkan beberapa responden, berdampak pada kardiovaskular, kekebalan dan kesehatan metabolisme.

Kendati demikian, studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ ini masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui korelasi yang jelas terkait menstruasi dan kondisi kesehatan yang berpotensi fatal.

Jacqueline Maybin, seorang rekan peneliti dan ginekolog di University of Edinburgh, mengatakan bahwa metode penelitian ini masuk akal dan hasilnya penting, tetapi bagi mereka yang memiliki siklus haid tidak teratur, tidak ada alasan untuk panik.

“Penting juga untuk diingat bahwa haid yang tidak teratur adalah gejala dan bukan diagnosis. ** Baca juga: Sama-sama Sehat, Ada 5 Minuman Pengganti Kopi yang Disarankan

Oleh karena itu, perlu dicari penyebab spesifik dari siklus haid tidak teratur yang dapat meningkatkan risiko kematian dini, bukan pendarahan yang tidak teratur itu sendiri,” jelas Maybin.(ilj/bbs)




Jangan Lupa Matikan Lampu Saat Tidur

Kabar6-Sebagian orang tidur dalam kondisi lampu dalam kamar menyala. Selebihnya, merasa nyaman dan bisa tidur nyenyak jika lampu kamar dimatikan atau gelap. Lantas, mana yang lebih baik, tidur dalam kondisi lampu menyala atau lampu dimatikan?

Tidur dalam kondisi gelap atau mematikan lampu kamar akan membuat kualitas tidur menjadi lebih baik. Diketahui, paparan cahaya adalah faktor kunci yang mengatur tidur dan jam biologis tubuh.

Cahaya menjadi acuan jam biologis tubuh, karena cahaya yang diterima tubuh saat tidur dapat memberikan sinyal yang menunjukkan waktu-waktu tertentu bagi tubuh.

Paparan cahaya saat tidur bekerja dengan menstimulasi aliran sel saraf dari mata ke bagian dari otak. Mereka dapat mengontrol hormon, suhu tubuh, dan fungsi lainnya yang bertugas membuat Anda merasa mengantuk. Melansir halodoc, ada sejumlah efek positif apabila tidur dalam kondisi lampu dimatikan, yaitu:

1. Jaga kualitas tidur
Tidur di ruangan yang gelap memberikan sinyal pada tubuh yang menunjukkan bahwa ini adalah waktu tidur. Dengan begitu, tidur Anda pun jadi lebih berkualitas. Mata dan tubuh akan selalu merespon cahaya mulai dari pagi hingga sore, dan kondisi gelap saat malam.

Dengan mengatur paparan cahaya akan efektif untuk menjaga siklus sirkadian pada tubuh. Saat tidur dengan lampu menyala, otak mungkin tidak akan memproduksi hormon melatonin, sebab ia ‘bingung’ apakah kini waktu malam atau siang.

2. Kurang depresi
Studi terbaru dari Ohio State University mengungkapkan, tidur di ruangan yang terang lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan tidur di ruangan yang gelap. Selain itu, gangguan tidur juga berkaitan erat dengan risiko depresi.

Pencahayaan redup di malam hari meningkatkan perubahan fisiologis yang menyebabkan depresi pada manusia. Hal ini dapat terjadi melalui ritme sirkadian yang terganggu atau penekanan melatonin.

3. Jaga kesehatan mata dan kulit
Tidur dengan pencahayaan yang redup akan meningkatkan kualitas tidur. Hal ini dapat bermanfaat pada kesehatan kulit, termasuk di sekitar area mata. Kurang tidur bisa membuat kulit lebih mudah kusam, pucat, serta lebih cepat muncul kerutan. Selain itu, lingkaran hitam di bawah mata dan mata merah bisa terjadi karena kurang tidur.

4. Dukung kesehatan reproduksi
Paparan cahaya saat tidur di malam hari ternyata dapat mengganggu siklus menstruasi pada wanita. Paparan cahaya dan siklus tidur yang tidak teratur dapat mengganggu kesuburan baik pria atau wanita dari waktu ke waktu.

5. Kurangi risiko obesitas
Cahaya redup saat tidur di malam hari dapat mengatur ulang ritme fisik, seperti jadwal makan. Pada orang yang tidur dalam ruangan dengan cahaya terang cenderung memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi. ** Baca juga: Hobi Baca Buku Bisa Ungkap Kepribadian Seseorang

Jadi, jangan lupa matikan lampu kamar sebelum tidur, ya.(ilj/bbs)




Toadfish, Ikan yang Stres Saat Dengar Musik Keras

Kabar6-Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Environmental Pollution mengungkapkan, toadfish atau ikan toado dapat mengalami stres saat mendengar musik keras, sehingga bisa berdampak pada kemampuan reproduksi.

Seorang profesor biologi dan ekologi kelautan dari University of Miami bernama Danielle McDonald, melansir phys, menjelaskan bahwa toadfish dapat stres jika mendengarkan musik keras seperti saat mereka menghadapi predatornya.

“Respons stres mirip dengan apa yang akan dialami toadfish ketika mendengar lumba-lumba hidung botol, sang pemangsa toadfish,” ungkap McDonald.

Hewan ini diberi nama toadfish karena mulutnya yang mirip dengan kodok (toad). Penelitian mengamati perilaku Toadfish di sekitar Virginia Key, Florida, Amerika Serikat, sebuah tempat di mana Ultra Music Festival diadakan pada 2019 lalu.

Analisis darah pada hewan menunjukkan, toadfish mengalami peningkatan kortisol sebanyak 4-5 kali lipat. Kortisol merupakan hormon yang terkait dengan stres.

Untuk memahami responnya, para peneliti menempatkan alat perekam baik di atas maupun di bawah air terutama pada habitat toadfish. Mereka juga meletakkan sebuah akuarium berisi ikan toade di dekat panggung.

“Rekaman mengungkapkan bahwa intensitas suara meningkat 7-9 desibel dalam akuarium toadfish dan 2-3 desibel di perairan terdekat dalam rentang frekuensi rendah di mana ikan paling sensitif terhadap perubahan tekanan suara,” terang peneliti lain bernama Claire Paris, profesor ilmu kelautan di UM Rosenstiel School.

Polusi suara di lingkungan air diketahui menyebabkan stres serta berbagai gangguan fisiologis dan perilaku termasuk komunikasi, pendengaran, perilaku pemijahan (proses melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan), dan reproduksi. ** Baca juga: Heracles inexpectatus, Spesies Burung Nuri Setinggi 1 Meter yang Sudah Punah

Toadfish jantan diketahui akan mengecilkan suara panggilan kawin hingga 50 persen ketika mendengar suara lumba-lumba mendekat. Respon yang sama ternyata dialami toadfish ketika gelombang suara festival musik menghampiri perairan pada habitat hewan tersebut. (ilj/bbs)




Saat Berat Badan Turun, Tubuh Bagian Mana yang Kehilangan Lemak Lebih Dulu?

Kabar6-Tiap orang memiliki cadangan yang didapatkan dari sisa sejumlah makanan berkalori yang tidak dicerna oleh tubuh untuk energi, sehingga disimpan dalam sel lemak.

Nah, ketika seseorang mengalami kekurangan gula di dalam tubuhnya, cadangan lemak ini berperan untuk menggantikan gula menjadi bahan dasar energi.

Pada orang bertubuh gemuk, cadangan lemak yang dimilikinya lebih banyak hingga terlihat menumpuk di beberapa seperti pada leher, lengan, perut, pinggul, serta paha. Titik-titik tersebutlah yang cenderung menjadi tempat cadangan lemak disimpan dalam tubuh.

Lantas, bagian tubuh mana yang akan menyusut terlebih dahulu? Sebuah penelitian lama yang telah dilakukan pada 1971 dengan melakukan riset pada kelompok pemain tenis, melansir Hellosehat, membuktikan bahwa pada para pemain tenis tersebut tidak ditemukan adanya perbedaan lemak subkutan (lemak yang berada di bawah kulit) yang ada di lengan kanan atau kiri mereka. Padahal, salah satu lengan mereka selalu digunakan untuk bermain tenis.

Penelitian lain juga membuktikan, tubuh tidak bisa bakar lemak pada satu bagian saja. Penelitian ini melibatkan 104 orang yang melihat jumlah lemak subkutan melalui MRI Scan (Magnetic Resonance Imaging Scan).

Semua responden yang ikut dalam studi tersebut adalah olahragawan yang sering menggunakan salah satu lengannya untuk berolahraga. Hasil yang sama didapatkan juga dari penelitian ini yaitu, lemak yang dibakar oleh tubuh adalah lemak keseluruhan, sedangkan lemak yang ada di lengan kanan ataupun kiri hampir sama jumlahnya.

Sebenarnya, sel-sel lemak yang mengandung cadangan lemak tersebut tersebar di seluruh bagian tubuh. Namun, pada pria sel-sel ini cenderung banyak disimpan di sekitar perut dan membuat perut mereka terlihat buncit.

Sedangkan pada wanita, sel-sel ini justru lebih banyak menumpuk di bagian panggul dan paha, sehingga hampir sebagian besar wanita memiliki bentuk tubuh seperti buah pir, yaitu lebih besar di bagian panggul dibandingkan dengan bagian atas tubuh.

Hal ini berkaitan dengan hormon reproduksi yang dimiliki masing-masing. Pria memiliki hormon terstoteron dan wanita memiliki hormon estrogen, kedua hormon ini bertanggung jawab akan penyimpangan lemak di tubuh.

Karena sel-sel lemak tersebar di seluruh bagian tubuh, maka saat Anda melakukan olahraga, tubuh akan secara alami memakai semua cadangan lemak yang tersebar di seluruh bagian tubuh tersebut untuk dipakai sebagai sumber energi.

Cadangan lemak yang ada di dalam sel lemak tadi disebut sebagai trigliserida. Saat tubuh kekurangan energi, seperti ketika sedang berolahraga, trigliserida akan langsung masuk ke pembuluh darah, lalu diubah menjadi gliserol atau gula otot untuk diubah menjadi energi di otot, sehingga dapat disimpulkan bahwa tubuh akan bakar lemak secara keseluruhan, tidak membakarnya pada bagian tubuh yang spesifik saja.

Nah, jika seseorang cenderung menyimpan lemak pada perutnya terlebih dahulu, maka tubuh akan bakar lemak pada bagian tersebut, begitu juga pada seseorang yang menyimpan lemak pada panggul.

Jadi, apabila Anda melakukan olahraga dengan teratur dan rutin, maka lemak-lemak yang berlebihan akan dibakar pelan-pelan oleh tubuh, sehingga tidak ada lagi bagian tubuh yang kelihatan berlipat karena tumpukan lemak.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menganjurkan bagi orang dewasa untuk melakukan setidaknya 2,5-3 jam olahraga dengan intensitas sedang setiap minggunya untuk mencegah lemak menumpuk di bagian tubuh.(ilj/bbs)




Diego, Kura-kura Berumur 100 Tahun yang ‘Pensiun’ Setelah Punya 1.700 Anak

Kabar6-Setelah selama 40 tahun ‘bekerja’, seekor kura-kura jantan bernama Diego akhirnya pensiun dari tugas meningkatkan populasi spesiesnya.

Ya, kura-kura yang berusia lebih dari 100 tahun itu telah membantu meningkatkan populasi spesiesnya dari 15 menjadi lebih dari 2.000 di Espanola, kepulauan di Galapagos.

Diego dikirim dari Kebun Binatang San Diego sebagai bagian dari program pemulihan. Diego, melansir MSN, merupakan salah satu dari 15 kura-kura yang mengambil bagian dalam program di Pusat Kura-kura Fausto Llerena di pulau Santa Cruz. Dan kini, Diego akan kembali ke pulau asalnya.

Taman Nasional Galapagos mengumumkan keputusan mengakhiri program setelah 40 tahun. Melalui evaluasi, menunjukkan kerjasama yang terjalin selama ini telah memenuhi tujuan konservasi.

Menurut Kebun Binatang San Diego, Diego diperkirakan memiliki sekira 1.700 anak. “(Diego) telah menjadi simbol konservasi Galapagos karena diperkirakan sekitar 40 persen dari kura-kura yang dipulangkan ke Pulau Espanola adalah keturunannya,” demikian pernyataan Taman Nasional Galapagos.

Sebagai bentuk penutupan program penangkaran kura-kura, Espanola akan mengembalikan 15 kura-kura dewasa yang terdiri atas 12 betina dan tiga jantan ke alam.

“Kesimpulannya adalah bahwa pulau itu memiliki kondisi yang cukup untuk mempertahankan populasi kura-kura, yang akan terus tumbuh secara normal, bahkan tanpa generasi baru,” ungkap direktur Giant Tortoise Restoration Initiative Washington Tapia.

Diketahui, Diego dibawa ke AS antara 1928 hingga 1933. Namun, dia dibawa kembali ke rumahnya pada 1977 untuk bergabung dengan pusat pembiakan setelah spesiesnya dinyatakan sangat terancam punah pada 1960-an.

“Dia memberi kontribusi besar pada garis keturunan yang kami kembalikan ke Espanola,” jelas Jorge Carrion, juru bicara Taman Nasional Galapagos

Carrion menyatakan, sekira 1.800 kura-kura telah dikembalikan ke Espanola dan sekarang dengan reproduksi alami, taman nasional memiliki sekira 2.000 kura-kura. “Ini menunjukkan bahwa mereka mampu tumbuh, mereka dapat bereproduksi, mereka mampu berkembang,” katanya.

Sudah hampir delapan dekade sejak Diego meninggalkan habitat aslinya. Dengan misinya tercapai, dia sekarang akan dilepaskan ke padang gurun di pulau tempatnya dilahirkan.

Diego merupakan kura-kura raksasa Espanola, Galapagos dengan nama ilmiah Chelonoidis hoodensis, berukuran panjang satu meter dengan cangkang yang didukung pelana. ** Baca juga: Sebuah SD di Inggris Tetapkan Denda Rp18 Ribu Bagi Orangtua yang Telat Jemput Anaknya

Spesies itu dapat hidup hingga 150 atau 200 tahun dengan memakan rumput dan daun selama musim hujan dan kaktus selama musim kemarau.(ilj/bbs)




Kenali 7 Gejala Masa Transisi Menjelang Menopause

Kabar6-Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi, minimal 12 bulan.

Gejala menopause yang dialami setiap wanita bisa berbeda-beda. Nah, sebelum memasuki masa menopause, wanita akan melewati fase perimenopause terlebih dahulu.

Perimenopause adalah periode transisi yang dialami oleh semua wanita saat akan memasuki masa berakhirnya menstruasi atau menopause. Biasanya fase ini dialami oleh wanita pada rentang usia 30-40 tahun. Melansir Womantalk, berikut beberapa gejala perimenopause yang paling umum:

1. Penurunan produksi estrogen
Pada fase perimenopause ini, indung telur atau ovarium akan memproduksi lebih sedikit estrogen secara bertahap. Pada 1-2 tahun terakhir masa perimenopause, produksi estrogen akan menurun secara drastis, yang lalu disusul dengan masa menopause, yaitu ketika ovarium sama sekali berhenti melepaskan sel telur.

2. Berlangsung selama 4-10 tahun
Perimenopause ditandai dengan ketidakstabilan hormon reproduksi. Masa peralihan ini dapat berlangsung selama 4-10 tahun sebelum periode menopause terjadi, yaitu ketika indung telur berhenti melepaskan sel telur.

3. Menstruasi mulai tidak teratur
Pada fase perimenopause, menstruasi bisa berlangsung lebih lama dengan darah yang mengalir lebih deras. Beberapa bulan lainnya mungkin durasi haid lebih pendek dan ringan. Jumlah hari antarsiklus menstruasi satu dengan yang lainnya pun dapat bertambah maupun berkurang.

4. Penurunan gairah seksual
Seiring bertambahnya usia, sebagian wanita yang memasuki masa perimenopause mengalami penurunan hasrat seksual. Ini terjadi salah satunya akibat ketidakstabilan hormon reproduksi, seperti estrogen dan progesteron, yang membuat Anda tidak begitu bergairah untuk berhubungan intim.

5. Hot flushes
Hot flushes adalah hawa panas yang terasa di tubuh hingga membuat Anda berkeringat, meski suhu udara di sekitar terbilang tidak tinggi. Ini adalah gejala yang paling umum dari perimenopause dan umumnya gejala ini akan berlangsung selama bertahun-tahun. Jika terjadi pada malam hari, hawa panas yang terasa di tubuh akan membuat Anda berkeringat, dan disebut keringat malam.

6. Masih berpeluang hamil
Meskipun selama fase perimenopause ini hormon reproduksi mengalami penurunan, bukan berarti Anda tidak bisa memiliki anak sama sekali. Selama Anda masih mengalami haid, sekalipun tidak teratur, sel telur masih bisa dibuahi sehingga Anda masih berpeluang untuk hamil.

7. Kepadatan tulang menurun
Massa tulang juga akan mengalami penurunan pada fase ini, yang terjadi akibat penurunan produksi hormon estrogen. Penurunan kepadatan tulang inilah yang kemudian bisa meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita.

Untuk memperlambat prosesnya, pastikan untuk rajin berolahraga dan mencukupi kebutuhan kalsium serta Vitamin D harian Anda. ** Baca juga: Sejumlah Makanan yang Baik untuk Atasi Kulit Sangat Kering

Asupan nutrisi yang cukup dalam menu harian, rutin berolahraga dan menjalani pola hidup sehat akan membuat Anda menjalani fase perimenopause dengan tenang.(ilj/bbs)




Voila! Studi Sebutkan, Pria 10 Kali Lebih Bahagia Menikah dengan Wanita ‘Berisi’

Kabar6-Harus diakui, sebagian besar wanita terobsesi memiliki tubuh langsing, bahkan cenderung kurus. Ya, tubuh gemuk dengan lemak yang ‘bertebaran’ di beberapa bagian tubuh membuat kaum hawa tidak percaya diri.

Nah, jika Anda termasuk wanita yang memiliki tubuh ‘berisi’, sebaiknya simak hal yang satu ini. Sebuah studi mengungkapkan, pria lebih bahagia menikahi wanita gemuk ketimbang kurus.

Studi yang dilakukan oleh departemen psikologi di UNAM, Meksiko, Dr. Filemón Alvarado dan Dr. Edgardo Morales, melansir Detik, menemukan bahwa pria yang membina rumah tangga bersama wanita gemuk, 10 kali lebih bahagia dibanding menikahi wanita kurus. Dalam studi tersebut, responden mengatakan bahwa sang suami tidak terlalu melihat penampilan mereka. Justru pasangannya mengaku menyukai lipatan lemak di tubuh sang istri.

Tidak hanya itu, para pria juga mengaku suka dengan payudara besar wanita yang berisi. Dalam penelitian yang sama, pria tersenyum lebih banyak dengan wanita chubby. Bahkan, beberapa dari mereka mengatakan tidak memiliki banyak masalah ketika menikah dengan wanita bertubuh ‘padat’.

Dikatakan Dr. Filemon, wanita bertubuh gemuk memiliki komunikasi lebih baik. Sementara istri bertubuh kurus cenderung kurang ramah. Wanita gemuk juga lebih mengutamakan orang-orang tercinta daripada dirinya sendiri karena mereka lebih banyak bersyukur.

Studi ini pun menyimpulkan wanita yang bertubuh berisi lebih mudah bereproduksi dan hamil. Terlebih lagi, ada data yang menemukan kalau wanita curvy cenderung mempunyai lebih banyak anak daripada yang kurus.

Ada pula survei yang mengatakan kalau wanita bertubuh gemuk mempunyai kemampuan bertahan hidup luar biasa. Mereka tidak mudah putus asa dibandingkan istri bertubuh kurus.

Hal ini juga yang membuat mereka sering terlihat cerdas, mudah beradaptasi, serta cepat menyelesaikan masalah. ** Baca juga: Wanita yang Telah Menikah Kurang Bahagia Dibanding Lajang?

Meskipun demikian, wanita tetap harus menjaga kesehatan tubuh dan penampilan, jangan sampai mengalami obesitas yang justru mengundang banyak penyakit berbahaya.(ilj/bbs)




5 Jenis Hormon pada Wanita yang Alami Perubahan Tiap Bulan

Kabar6-Tiap bulan wanita mengalami perubahan keseimbangan hormonal. Berbagai perubahan ini dapat mempengaruhi menstruasi, kesuburan, gairah seks, kondisi mental, siklus tidur, dan bahkan nafsu makan.

Apa saja sih hormon yang mengalami perubahan setiap bulannya? Melansir Womenshealthmag, ini lima jenis hormon yang dimaksud:

1. Estrogen
Estrogen atau estradiol merupakan hormon yang berfungsi untuk menyiapkan rahim untuk penempelan embrio (kehamilan). Kadar estrogen yang stabil dapat meningkatkan gairah seksual dan juga menguatkan sistem kekebalan tubuh.

Karena estrogen mengirimkan sinyal ‘bertumbuh’ ke setiap sel tubuh, mulai dari payudara hingga tulang, maka berapa banyak kadar estrogen di dalam tubuh dapat menimbulkan beberapa perbedaan.

Kadar estrogen yang terlalu tinggi dapat menyebabkan timbulnya gejala premenstrual berat, gangguan kesuburan, dan bahkan kanker payudara. Namun kadar estrogen yang terlalu rendah justru dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis (pengeroposan tulang).

Untuk menjaga kestabilan kadar estrogen, hal penting yang perlu Anda lakukan adalah menjaga berat badan. Terlalu kurus dapat mengganggu proses pembentukan estrogen, sedangkan terlalu gemuk dapat membuat sel-sel lemak ekstra tersebut menghasilkan suatu jenis estrogen yang mengganggu fungsi estradiol. Jadi, pastikan indeks massa tubuh Anda berada di antara 18.5-30.

2. Progesteron
Progesteron berfungsi untuk membentuk dinding rahim setiap bulannya. Jika tidak terjadi pembuahan atau kehamilan, maka kadar progesteron pun akan menurun dan memicu terjadinya menstruasi.

Selain itu, progesteron juga memiliki efek sedatif ringan yang dapat membuat tidur lebih nyenyak di malam hari. Namun progesteron juga dapat menyebabkan air tertahan di dalam tubuh (retensi cairan), perut kembung, dan sembelit.

Untuk menjaga keseimbangan kadar hormon ini selama kehamilan, Anda tidak perlu mengonsumsi obat-obatan tertentu. Bermeditasi selama lima menit saja setiap harinya dapat membantu.

3. Testosteron
Testosteron ternyata bukan hanya dimiliki oleh kaum pria, tetapi juga para wanita. Hormon ini turut berperan dalam pengaturan ovulasi dan gairah seksual. Memiliki kadar testosteron yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya jerawat, ketombe, dan tumbuhnya bulu di wajah atau tempat lainnya. Namun kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan penurunan gairah seksual.

Seperti halnya estrogen, kadar testosteron yang berlebihan telah banyak dihubungkan dengan obesitas. Jadi pastikan Anda menjaga berat badan tetap dalam batas normal. Jika kadar testosteron dalam tubuh Anda rendah, maka konsumsilah makanan yang mengandung banyak seng yang dapat membantu meningkatkan kadar testosteron Anda.

4. Prolaktin
Prolaktin merupakan hormon yang dihasilkan di otak, yang berfungsi untuk mengatur pelepasan sel telur dan menstimulasi produksi ASI pada wanita yang baru melahirkan.

Meskipun sangat jarang terjadi, kadar prolaktin yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan gairah seksual dan menimbulkan berbagai gejala seperti menopause. Kadar prolaktin yang sedikit meningkat dapat mengganggu proses ovulasi (menghambat proses ovulasi). Kadar prolaktin yang normal setelah melahirkan dapat mempercepat proses penurunan berat badan.

Untuk mencegah peningkatan kadar hormon prolaktin, pastikan Anda memiliki waktu tidur yang cukup karena kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon stress seperti kortisol dan prolaktin. Untuk memperoleh tidur yang cukup, pastikan Anda tidur selama 7-8 jam setiap malamnya.

5. FSH/LH
Hormon FSH berfungsi untuk membuat sel-sel telur di dalam organ reproduksi Anda matang, sedangkan hormon LH berfungsi untuk membantu pelepasan sel-sel telur yang telah matang tersebut.

Kadar hormon FSH/LH yang normal dapat membantu menjaga keseimbangan kadar hormon progesteron, sedangkan peningkatan kadar hormon FSH telah banyak dihubungkan dengan terjadinya gangguan daya ingat, insomnia, dan jerawat.

Untuk menjaga keseimbangan kadar kedua hormon ini, pastikan Anda membatasi konsumsi minuman beralkohol Anda, terutama bila Anda ingin segera hamil dalam waktu dekat. Mengkonsumsi lebih dari 2 gelas minuman beralkohol setiap harinya dapat mengganggu keseimbangan kadar kedua hormon tersebut. ** Baca juga: Alasan Konsumsi Makanan Berserat Sangat Dianjurkan

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Penelitian Ungkapkan, Para Pasangan Lansia Ternyata Cukup Sering Bercinta

Kabar6-Selama ini mungkin Anda beranggapan bahwa pasangan lanjut usia (lansia) sudah tidak lagi melakukan kegiatan bercinta. Namun sebuah penelitian baru menemukan, para lansia ternyata cukup sering berhubungan intim, lho.

Untuk mengetahui hal tersebut, melansir womenshealthmag, para ahli melakukan sebuah survei pada lebih dari 6.000 orang pria dan wanita di Inggris yang berusia antara 50-90 tahun tentang kondisi kesehatan organ reproduksinya dan aktivitas seksual mereka sehari-hari. Hasilnya, survei tersebut menunjukkan ada sekira 33 persen pria berusia 70 tahun dan 19 persen pria berusia 80 tahun, yang masih berhubungan intim setidaknya dua kali setiap bulan.

Survei ini juga menunjukkan, ada sekira 36 persen wanita berusia 70 tahun dan 32 persen wanita berusia 80 tahun, yang masih berhubungan intim setidaknya dua kali setiap bulan.

Meskipun hasilnya cukup mengejutkan, secara keseluruhan penelitian ini menemukan bahwa setiap peserta survei semakin jarang berhubungan intim dengan pasangannya seiring dengan semakin bertambahnya usia mereka. Sebagian besarnya dikarenakan berbagai gangguan kesehatan yang terjadi seiring dengan semakin bertambahnya usia mereka seperti radang sendi atau disfungsi ereksi atau kesulitan mencapai orgasme.

Hal mengejutkan lain yang ditemukan para peneliti adalah seiring dengan semakin bertambahnya usia seorang wanita, maka tingkat ketidakpuasan seorang wanita saat berhubungan intim pun akan semakin menurun, sementara para pria justru mengalami hal yang sebaliknya (merasa semakin tidak puas secara seksual seiring dengan semakin bertambahnya usia mereka). ** Baca juga: Yuk, Mulai Kurangi Dengar Musik Lewat Earphone

Dugaan para peneliti, hal ini dikarenakan seks tidak lagi menjadi terlalu penting bagi para wanita seiring dengan semakin bertambahnya usia mereka.(ilj/bbs)