1

Warga di Cirendeu Tangsel Cemas Tebing Rawan Longsor

Kabar6.com

Kabar6-Tebing sekitar 119 meter di bantaran Kali Pesanggrahan rawan longsor. Warga di Jalan Lembah 1, Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itupun menagih janji Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

“Karena memang sampai saat ini, hampir setahun kurang lebih belum ada realisasinya,” kata Ketua RT 04/06, Achyarudin kepada wartawan, Kamis (4/8/2022).

Kondisi tebing, menurutnya, sudah terlihat retak-retak sehingga rawan longsor. Bila terjadi pergerakan tanah maka dikhawatirkan jalan ambles hingga akses warga terputus.

Achyarudin bilang, dinas sumber daya air setempat pernah datang membawa bronjong. Namun pekerjaan urung dilaksanakan karena bukan kewenangan organisasi perangkat daerah tersebut.

“BBWSCC pernah ke sini waktu 2021, sehabis kejadian longsor dia ke sini. Kalo longsor ada 6 titik, tapi yang rawan longsor sekitar panjangnya sekitar 119 meter. Dengan kedalaman dari 9 hingga 24 meter,” ujarnya.

**Baca juga: Pemkot Tangsel Gelar Lari Maraton, Nomor 3 Kilometer Khusus Disabilitas

Selain longsor juga ada banjir yang rutin merendam sekitar 14 rumah. Adapun genangan banjir mulai dari 80 centimeter hingga 1,5 meter.

“Surut cepet sih tergantung kalinya. Harapan kita minta ini diturap, dibikin pintu air agar air bisa ditutup paling tidak bisa ditahan dulu. Kalinya dikeruk atau paling tidak diturap lah. Kalau ini punya balai besar,” tegas Achyarudin.(yud)




Akses ke Wisata Negeri di Atas Awan Lebak Bisa Dilalui Kendaraan, BPBD Beri Peringatan Rawan Longsor

Kabar6.com

Kabar6-Ruas Jalan Cipanas-Warungbanten, tepatnya di Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, sudah mulai bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat, Minggu (30/5/2021).

Material tebing longsor yang pada Sabtu (29/5) sore menutupi seluruh badan jalan yang merupakan akses ke wisata Negeri di Atas Awan Gunung Luhur sudah dibersihkan oleh personel dari BPBD, TNI, Polri, Dinas PUPR dan Muspika setempat.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama dan Kapolres Lebak AKBP Ade Mulyana terlihat ikut memantau langsung jalannya proses pembersihan yang turut dibantu dengan alat berat.

“Sementara ini sudah bisa dilalui kendaraan, hanya ditutup dulu sekitar 1-2 jam untuk melakukan pembersihan sisa-sisa material agar ketika hujan tidak menghalangi jalan,” kata Febby kepada Kabar6.com.

Longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dan sejumlah wilayah lain di Kabupaten Lebak. Bersyukur tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

**Baca juga: Jalan Menuju Wisata Negeri di Atas Awan Lebak Tertutup Longsor, BPBD Minta PUPR Kirim Alat Berat

Memantau kondisi tebing yang terlihat rawan longsor, Febby memperingatkan kepada warga maupun pengendara untuk waspada saat melintas di titik tersebut.

“Ya, kami harap masyarakat sangat berhati-hati ketika akan melintas, terutama saat maupun setelah hujan karena kondisi tebing masih terlihat rawan longsor dari atas,” kata Febby mengingatkan.(Nda)




Kota Serang Rawan Banjir Dan Longsor

kabar6.com

Kabar6 – BMKG telah memprediksi Pulau Jawa siaga banjir, karena hujan lebat hampir disemua wilayah. Kota Serang sebagai Ibu Kota Banten, menyatakan siaga banjir dan longsor.

“Iya kami sudah melakukan pemetaan dan hasil analisis kami terdapat delapan titik banjir yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Serang,” kata Ketua BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, Rabu (10/02/2021).

Selain itu, juga pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi banjir yang besar di Kota Serang.

**Baca juga: Kerjasama Pengelolaan Sampah, Wali Kota Serang: Belum Ada Pembahasan Anggaran

Antisipasi tersebut dimulai dengan menyiapkan 17 personil TRC dan menyiapkan beberapa perahu karet, alat penyedot air dan alat yang lainnya.

“Intinya kami sudah siap apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam,” terangnya.

Berikut daftar rawan longsor di Kota Serang:
1) Perumahan Taman Graha Asri blok GM dan J2.

Kemudian daerah rawan banjir yakni;

1. Komplek. Ranou Estate Tahap I,RW/06 Kelurahan Panggung Jati, Kecamatan Taktakan.

2. Komplek. Untirta Permai RW. 03 Kelurahan Penancangan, Kec. Cipocok Jaya.

3. Cinanggung RT/RW 03/03, Kelurahan Kaligandu, Kecamatan Serang.

4. Komplek. Grand Sutera Kelurahan Penancangan, Kecamatan Serang.

5. Taman Widya Asri Tahap III, Kelurahan Panggung Jati, Kecamatan Taktakan.

6. Cikulur Jelawe RT/RW 4/04, Kelurahan Serang (depan arta bangunan), Kecamatan Serang.

7. Link.Pengampelan RT/RW 16/01 Kelurahan Pengampelan, Kecamatan Walantaka.

8. Kaujon Baru Kelurahan Serang, Kecamatan Serang (gang pesantren mawadah).(dhi)




Sekolah Khusus Assalam 01 di Serpong Rawan Longsor

Kabar6.com

Kabar6-Aktivitas kegiatan belajar mengajar di Sekolah Khusus Assalam 1, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terpaksa direlokasi. Langkah antisipasi ini dilakukan menyusul adanya pergerakan tanah yang berpotensi longsor.

“BPBD menyatakan bahwa banguan tersebut harus dikosongkan dan tidak boleh ada aktifitas di dalamnya,” kata Wakil Walikota Benyamin Davnie lewat siaran pers yang diterima wartawan, (Kamis, 27/11/2019).

Ia jelaskan, dikhawatirkan jika terjadi longsor maka bangunan dapat membahayakan guru dan peserta didik. Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang datang langsung mewaspadai potensi longsor di wilayah tersebut saat terjadi hujan.

“Longsor diakibatkan pergerakan tanah saat air hujan mengisi pori-pori tanah,” jelas Bang Ben, sapaan Benyamin Davnie.

**Baca juga: Solusi Terbaik Renovasi Rumah di Tangsel Delegasikan Kelurahan.

Menurutnya, dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel juga akan mencarikan sekolah sementara agar kegiatan belajar mengajar tidak berhenti.

“Dinas Pekerjaan Umum akan melakukan penurapan setelah dilakukan penelitian terlebih dahulu pada lokasi pergerakan tanah di sekitar sekolah,” tambahnya.(yud)




Rawan Longsor, BPPT: Permukaan Tanah di Setu Sudah Ketarik

kabar6.com

Kabar6-‎Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengidentifikasi bahwa kawasan pemukiman di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) termasuk rawan longsor.

Indikasi awalnya seperti yang baru terjadi di RT 14 RW 03, Kelurahan Keranggan.

“Itu menunjukan permukaan tanah sudah ketarik,” ungkap Kabag Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi‎ Resiko Bencana, Nur Hidayat kepada kabar6.com, (Kamis, 21/11/2019).

Berdasarkan hasil penelitian peneliti BPPT, banyak terdapat bangunan rumah di atas serta bawah tebing. Lapisan tanah atau soil di Muncul dan Keranggan cukup tebal.

Hidayat mengingatkan saat curah hujan terus meningkat bisa terjadi tanah longsor. Tanah dari atas akan mempercepat proses pergerakan tanah.

“Ini dilihat di bagian bawah terdapat rekahan-rekahan,” terangnya.

Ketinggian tebing sekitar 15 meter dengan kemiringan sekitar 80 derajat. Menurutnya sangat berbahaya saat intensitas curah hujan terus meningkat.**Baca juga: Ini Program Penanggulangan Banjir Versi DPU Tangsel.

“Kita khawatir, sudah ada tanda-tanda tanah bergerak,” tambah Nur Hidayat.(yud)




Tangsel Waspadai 16 Titik Rawan Longsor, Ini Peta Sebarannya

Kabar6.com

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan mewaspadai 16 titik rawan bencana tanah longsor yang masuk dalam zona merah.

“Itu berdasarkan hasil Peta Rupa Bumi Indonesia,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan Muhammad Hasyim, Selasa (7/5/2019).

Kewaspadaan ditingkatkan karena pada tahun 2019 ini saja bencana tanah longsor telah merenggut satu nyawa yaitu Namira, 3 tahun, warga Bukit Nusa Indah RT 08/13, Serua, Kecamatan Ciputat.

Hasyim menjelaskan berdasarkan hasil pemetaan di Kelurahan Lengkong Gudang Timur ada 2 titik.

Lokasinya di perbatasan wilayah Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong. Kemudian di Kranggan, ada lereng panjang dari daerah Kademangan, Kranggan dan di Muncul.

“Jadi diatasnya lereng pemukiman warga, dan di bawahnya juga ada pemukiman warga juga. Jadi ada historisnya, dulu itu sumber galian pasir di Serpong,” ia memaparkan.

Di daerah Kranggan, Hasyim melanjutkan, ada beberapa tebing yang ada mulai terjadi retakan, kondisi ini menjadi sangat rawan longsor. Jika terjadi hujan deras akan cepat menggerus tanah dan longsor.

“Itu tebing, di atasnya ada pemukiman warga dan di bawahnya juga,”kata Hasyim seraya menambahkan kondisi serupa juga terjadi di Baru Asih, Muncul. “Itu dulunya tempat galian tanah.”

Di wilayah Muncul, longsor terjadi karena warga di pemukiman itu menjual tanah dengan cara dikeruk lapisan atasnya, hingga menjadi seperti tebing dan cukup panjang.

Menurut Hasyim, sebagian besar lokasi rawan longsor itu ada di Kecamatan Setu. Mulai dari daerah Kademangan, Kranggan, Muncul, Setu, Babakan dan Buaran. Sedang di Ciputat, mulai dari Bakti Jaya.

Dari Bakti Jaya, terus hingga Pondok Benda dan Serua. Di wilayah ini, penyebab utama longsor akibat eksploitasi tanah oleh pengembang dan berimbas di pemukiman.

Adapun di Pamulang, titik rawan longsor berada di Pondok Cabe Ilir dan Pondok Cabe Udik.

Lokasi rawan longsor di sana itu karena kontur tanahnya yang bergelombang. “Jadi, longsor ini menjadi ancaman nyata,” kata Hasyim.

Menurut Hasyim, banyak wilayah Tangsel yang setelah dieksploitasi untuk tambang dibiarkan begitu saja menjadi berbukitan oleh pengembang. Kondisi itu menyebabkan rawan terjadi longsor.

“Jadi, setelah dieksploitasi beberapa lama, ditinggalin dan tidak ada rekayasa teknis, sehingga berpotensi longsor.”

**Baca juga: Pamit Dari Rumah Tadarusan di Masjid, Ternyata Mau Tawuran di Bambu Apus.

Hasyim mencontohkan, salah satunya adalah perbatasan Ciputat dengan Serpong. Kondisi alam di sekitar menjadi rawan longsor karena memiliki kontur tanah yang tinggi dan bergelombang.

“Di atasnya rumah, di bawah jalan atau tebing sungai. Itu yang kemarin ada kejadian korban jiwa satu. Kalau di Koceak Sengkol, itu sudah beberapa kali dan masih sangat potensi terjadi kembali.” (Yud)