1

Selama 16 Tahun Jadi Wanita Tulen, Tiba-tiba Tumbuh Testis pada Organ Vital Remaja Australia Ini

Kabar6-Seorang remaja putri asal Australia bernama Blume (16) merasa bingung lantaran tidak mengalami pubertas seperti teman sebayanya. Dokter yang memeriksa kemudian mendiagnosis Blume dengan kondisi langka.

Blume, melansir Dailymail, adalah seorang interseks di mana remaja itu baru mengetahui bahwa dirinya tidak memiliki Miss V, namun justru tumbuh testis yang hanya setengah di bagian dalam. Dalam unggahan di akun TikTok, Blume yang ternyata seorang pria mengisahkan bahwa secara fisik dirinya memiliki penampilan seperti wanita.

“Ya percaya atau tidak, aku sebenarnya bukan perempuan secara biologis. Aku terlihat seperti perempuan, tetapi bukan itu yang dikatakan DNA saya,” ungkap Blume lewat video TikTok yang telah ditonton lebih dari 700 ribu kali.

Dokter menjelaskan, Blume memiliki Complete Androgen Insensitivity, artinya dia resisten terhadap hormon laki-laki, dan mulai berkembang di dalam rahim sebagai laki-laki. ** Baca juga: Istri di Inggris Sewakan Suaminya untuk Bantu Wanita Lain Lakukan Pekerjaan Rumah

“Karena kromosom XY tidak benar-benar terbentuk sebagai perempuan karena tidak memiliki tidak benar-benar memiliki perangkat yang tepat dan aku juga tidak membentuk sepenuhnya sebagai laki-laki jadi aku pergi berada di antara keduanya,” terang Blume.

Sejak didiagnosisa dengan kondisi interseksnya itu, Blume berjuang dan terus mencari tahu tentang interseksualitas. Hingga akhirnya, Blume memutuskan untuk menjadi ‘wanita’ dengan melakukan operasi pembuatan Miss V.

“Itu adalah proses yang sangat menyakitkan, itu mengerikan dan aku ingin melewati kehidupan remaja dengan berhubungan seks dan melakukan semua hal itu, tetapi aku harus membuat vaginaku terlebih dahulu,” katanya.

Blume kini mengidentifikasikan dirinya sebagai interseks. “Ini identitas genderku. Aku hanya mengidentifikasi diri meskipun aku tumbuh dewasa sebagai seorang perempuan, tapi saya selalu merasa sedikit berbeda,” jelasnya.(ilj/bbs)




Jadi Perdebatan, Sekolah di Chicago Sediakan Kondom Bagi Siswa

Kabar6-Kebijakan yang diambil Dewan Pendidikan Chicago (Chicago Public School/CPS), Amerika Serikat, memicu kontroversi dan perdebatan sengit. Kebijakan itu mengharuskan sekolah untuk menyediakan kondom bagi siswa seluruh sekolah negeri hingga tingkat dasar (elementary).

Artinya, ada sebanyak 600 sekolah yang terkena aturan ini. Dalam kebijakan itu, melansir Newsweek, CPS meminta sekolah menyediakan alat-alat kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 seperti pembersih tangan, tisu desinfektan, masker, termometer dahi, dan pembersih udara. Namun, CPS juga mewajibkan sekolah memiliki barang-barang yang menurut para ahli akan membuat siswa tetap sehat dan aman yakni produk menstruasi dan kondom.

Keruan saja kebijakan ini pun menuai pro dan kontra. Para kritikus dan netizen mempertanyakan alasan di balik pengajaran pendidikan seksual kepada anak-anak 10-12 tahun dengan memberikan mereka kondom gratis.

“Saya berpikir pendidikan seks realistis di sekolah umum, tetapi siswa kelas lima berusia 10 dan 11 tahun, apa yang diajarkan?” tanya salah satu pengguna media sosial. ** Baca juga: Para Ilmuwan Peringatkan Jam Kiamat Tak Bergerak, Bumi di Titik Terdekat Akhir Zaman

CPS menyadari keputusan tersebut menimbulkan kontroversi. Tetapi mereka berkeyakinan, kebijakan itu menjadi apa yang disepakati oleh banyak ahli sebagai langkah ke arah benar untuk kesehatan siswa.

Dalam sebuah wawancara, dokter top CPS bernama Kenneth Fox menekankan, mencegah ‘hal buruk’ menjadi alasan kunci. Dengan berprinsip pada pencegahan, sumber daya untuk mendukung hal itu harus disiapkan.

“Pada dasarnya apa yang ingin kami lakukan yakni membuat kondom tersedia bagi siswa jika dan ketika mereka membutuhkannya. Anda memiliki peningkatan risiko infeksi menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, dan itu adalah hal yang sangat dapat dicegah,” terang dr Fox.

Dr Fox menegaskan, keputusan bahwa kelas lima juga diberikan akses untuk alat kontrasepsi diambil berdasarkan pemahaman perkembangan anak-anak. Sejalan dengan standar negara bagian, kurikulum pendidikan seks CPS mencakup pelajaran tentang pubertas, kebersihan, identitas gender, hubungan, pelecehan seksual, pengendalian kelahiran, pantang dan pencegahan penyakit menular seksual.

“CPS menekankan bahwa memilih untuk tidak berhubungan seks adalah norma bagi siswa kelas lima SD. Orangtua/wali harus diberitahu oleh sekolah jika akan dilakukan demonstrasi penggunaan kondom,” demikian bunyi kurikulum yang dimaksud dr Fox.

Sementara itu CPS akan tetap jalan terus meski menuai polemik. Sekolah Dasar akan mendapatkan 250 kondom dan sekolah menengah atas (banyak di antaranya sudah menyediakan) akan mendapatkan 1.000.

Departemen Kesehatan Masyarakat Chicago akan memberikan kondom gratis ke distrik tersebut sebagai bagian dari upaya kota untuk mencegah kehamilan remaja, HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

Direktur Pendidikan di Pusat Kesehatan Wanita Chicago, Scout Bratt, menyadari akan ada banyak orangtua yang tidak percaya program ini tepat untuk keluarga mereka. Dalam pandangan Bratt, penyediaan kondom semata-mata untuk pencegahan.

“Saya ingin benar-benar jelas bahwa keberadaan kondom tidak berarti bahwa semua siswa akan menggunakan atau didorong untuk menggunakannya,” ujar Bratt. “Kami pada dasarnya pusat kesehatan masyarakat dan kami tahu untuk berinvestasi dalam kesehatan dan kesejahteraan kaum muda dengan memberikan pendidikan seks yang komprehensif, itu berarti kami juga perlu menyediakan sumber daya.”

Bagaimana menurut Anda? (ilj/bbs)




Mitos atau Fakta, Jatuh Cinta Bikin Jerawatan

Kabar6-Selain karena tidak rutin membersihkan wajah, atau malas menggunakan krim perawatan, jerawat sering dihubungkan dengan jatuh cinta. Ya, banyak orang beranggapan bahwa jatuh cinta bisa bikin jerawatan.

Benarkah anggapan tersebut, ataukah hanya sekadar mitos? Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis ‘Psychoneuroendocrinology’, melansir Klikdokter, menyebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta mengalami peningkatan kadar hormon kortisol di dalam tubuhnya. Hormon kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab atas terjadinya stres.

Bisa jadi, stres tersebut muncul saat Anda terlalu banyak memikirkan si dia atau usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk meluluhkan hatinya. Cemburu saat melihat si dia dekat dengan orang lain juga bisa menyebabkan stres, sehingga dapat memicu jerawat.

Ketika dinamika percintaan itu sudah usai dan tergantikan dengan terbalasnya perasaan, kadar hormon yang meningkat adalah dopamin. Hormon tersebut bertanggung jawab atas munculnya rasa bahagia.

Dengan demikian, jatuh cinta dan stres bukanlah penyebab utama timbulnya jerawat. Pasalnya, ada juga orang yang mengalami stres berat tetapi kulitnya tidak ditumbuhi jerawat. Ketimbang menimbulkan jerawat baru, stres itu sendiri lebih mungkin memperparah kondisi jerawat yang sudah ada.

Seorang profesor dari Departemen Dermatologi Universitas Southwestern Texas, Amerika Serikat, bernama Lisa Garner mengatakan bahwa mekanisme pasti bahwa stres dapat memperparah jerawat memang belum diketahui. Namun, ada dugaan bahwa kelenjar sebasea pada kulit orang yang sedang stres memproduksi sebum lebih banyak, sehingga masalah jerawat akan bertambah parah.

Dalam dunia medis, jerawat dikenal dengan istilah acne vulgaris. Jerawat adalah peradangan kulit yang mengenai kelenjar sebum dan folikel rambut akibat tersumbatnya pori-pori kulit. Jerawat dapat muncul di mana saja, sepanjang terdapat kelenjar sebum dan folikel rambut.

Sumbatan pori-pori kulit penyebab jerawat ini dapat disebabkan oleh kotoran, sebum (lemak yang dihasilkan oleh kelenjar lemak kulit), dan bakteri yang menumpuk. Itu semua dapat menyebabkan reaksi peradangan dan infeksi.

Jerawat umumnya muncul pada sekira usia pubertas (11–12 tahun), yakni saat hormon-hormon seksual mulai aktif bekerja menstimulasi kelenjar minyak. Karena itu, tidak heran kalau jerawat banyak muncul saat usia remaja.

Masa remaja merupakan waktu kebanyakan orang pertama kali jatuh cinta. Itulah mengapa jerawatan kerap dikaitkan dengan fenomena jatuh cinta. ** Baca juga: Berpikir Positif Ternyata Bisa Jadi ‘Racun’ yang Justru Bikin Orang Lari dari Masalah

Jadi, anggapan jatuh cinta bikin jerawatan itu hanya mitos. Jatuh cinta bukanlah faktor utama penyebab jerawat. Faktanya, jatuh cinta yang disertai dengan perasaan stres bisa merangsang peningkatan hormon, yang pada akhirnya menyebabkan jerawat, apalagi jika ditambah dengan banyaknya kotoran yang menumpuk.(ilj/bbs)




Wanita Lebih Sering Terserang Migrain

Kabar6-Nyaris sebagian besar orang pernah mengalami migrain atau sakit kepala sebelah. Hal yang mungkin belum Anda ketahui, kaum hawa ternyata berisiko 3-4 kali lebih tinggi terserang migrain ketimbang pria.

Selain itu, wanita juga mengalami serangan yang lebih sering dan durasi yang lebih lama dibanding pria. Migrain merupakan kondisi gangguan sakit kepala primer dan  salah satu penyebab paling umum dari sakit kepala.

Migrain pada wanita dicatat setelah tahun-tahun pra-pubertas dan terus meningkat selama tahun-tahun reproduksi, hingga menopause, dan setelah itu cenderung menurun. Faktanya, data menunjukkan bahwa hormonlah yang berperan dalam mempengaruhi wanita dengan frekuensi migrain yang lebih besar.

Sekira satu dari lima wanita, melansir Sindonews, menderita migrain pada suatu waktu selama kelompok usia reproduksi (yaitu menarche hingga menopause tahun) dan lebih sering terjadi jika ada anggota keluarga yang juga menderita migrain. Wanita memiliki beberapa fase sepanjang hidup di mana migrain diketahui berfluktuasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah peningkatan sakit kepala pada hari-hari perimenstrual (tiga hari sebelum dan sesudah menstruasi).

Kondisi ini disebut migrain menstruasi atau migrain katamenial. Bahkan, peningkatan frekuensi yang tiba-tiba selama menarche, menopause, peristiwa-peristiwa yang membuat stres, dan pada beberapa wanita selama konsumsi pil kontrasepsi oral (OCP) mendukung hipotesis bahwa fluktuasi hormon inilah yang menyebabkan eksaserbasi.

Studi menunjukkan itu adalah estrogen dan bukan progesteron yang kemungkinan menghasilkan peristiwa patofisiologis di atas. ** Baca juga: Ada Beberapa Hal yang Diwariskan Orangtua Kepada Anak Mereka

Dr Azad Irani, DNB (Neurology), Associate Klinis, Departemen Neurologi di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Jaslok, Mumbai, menjelaskan bahwa bukan hanya lingkungan hormonal yang mempengaruhi migrain dan efek-efek terkaitnya pada tubuh manusia.(ilj/bbs)




Mengapa Ada Wanita yang Berkumis?

Kabar6-Anda tentu pernah melihat wanita yang memiliki kumis, entah itu hanya berupa bulu tipis maupun lebat, meskipun tidak sebanyak pria. Mengapa seorang wanita memiliki kumis, dan apa yang menjadi penyebabnya?

Beberapa ahli kesehatan mengatakan, wanita yang memiliki kumis tipis disebabkan karena adanya hormon androgen yang berlebih pada tubuh wanita. Hormon androgen sendiri sebenarnya adalah kumpulan hormon. Hormon androgen yang paling aktif adalah hormon testoteron. Hormon ini, melansir Halodoc, tidak hanya diproduksi oleh pria saja. Wanita juga memiliki hormon testoteron meskipun jumlah tidak sebanyak pria. Fungsi hormon testosteron pada wanita ini tidak kalah penting karena memiliki peran sebagai perawatan, pertumbuhan dan perbaikan jaringan pada organ reproduksi wanita.

Apabila wanita memiliki hormon androgen lebih banyak, dapat menyebabkan gangguan sindrom ovarium poliklistik dan hirsutisme. Gangguan sindrom ovarium poliklistik mungkin terdengar asing bagi beberapa orang, padahal gangguan ini kerap dialami oleh beberapa wanita.

Gangguan sindrom ovarium poliklistik atau dikenal juga dengan istilah polycystic ovary syndrome, akan menyebabkan beberapa gejala pada wanita, seperti jadwal menstruasi yang tidak teratur, tumbuh jerawat berlebih bahkan yang paling parah adalah ancaman susah memiliki anak meskipun wanita tersebut masuk dalam masa subur.

Gangguan hirsutisme adalah bertumbuhnya rambut yang tidak semestinya pada wanita misalnya di bagian bibir atas atau kumis, jenggot dan pertumbuhan rambut berlebihan di bagian tubuh yang lainnya.

Biasanya, gejala ini timbul saat wanita masuk fase pubertas. Namun tidak semua wanita yang memiliki kumis tipis memiliki risiko penyakit berbahaya. Hanya wanita yang memiliki gangguan dengan masalah pertumbuhan kumis dan rambut di beberapa bagian tumbuh cukup tebal, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter.

Penyebab gangguan sindrom ovarium belum diketahui hingga saat ini, namun sebaiknya tindakan dan pengobatan sedini mungkin akan mencegah kamu dari berbagai penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung.

Gaya hidup sehat menjadi kunci untuk mengurangi risiko wanita yang mengalami gangguan sindrom ovarium. Olahraga rutin dan mengonsumsi makanan yang bergizi seperti makanan yang mengandung protein murni, lemak sehat, sayur-sayuran tinggi antioksidan dan rempah-rempah dipercaya dapat menyeimbangkan kembali hormon.

Selain itu, mengontrol berat badan bisa menjadi beberapa cara agar gangguan sindrom ovarium ini tidak berubah menjadi penyakit yang mengancam untuk kesehatan tubuh. ** Baca juga: Terlihat Sepele, Ini Trik Sederhana Tekan Nafsu Makan

Untuk mengatasi kumis tipis pada wanita, Anda bisa melakukan pencukuran atau waxing di bagian yang diinginkan.(ilj/bbs)




Guys, Begini Fakta Tentang Mimpi Basah yang Sebaiknya Anda Ketahui

Kabar6-Mimpi basah atau emisi nokturnal adalah pengeluaran cairan semen di saat tidur yang hanya dialami oleh laki-laki. Mimpi basah sering dialami oleh remaja laki-laki yang sebagai menjadi tanda bahwa ia telah memasuki masa pubertas.

Umumnya orang beranggapan bahwa mimpi basah hanya dialami oleh pria. Benarkah demikian? Sebuah studi, melansir dokter.id, menemukan fakta bahwa baik pria maupun wanita dilaporkan empat persen mengalami orgasme dari mimpi erotis mereka. Berikut fakta mengenai mimpi basah:

1. Mimpi basah tidak kurangi jumlah sperma pria
Kalau secara logika mungkin benar, ada yang keluar berarti ada yang berkurang. Faktanya, mimpi basah adalah salah satu cara testis kita membuang sperma yang lebih tua dan membantu pembentukan sperma yang baru dan sehat dalam tubuh kita.

2. Wanita bisa alami mimpi basah
Orang menganggap bahwa hanya pria khususnya remaja laki-laki yang mengalami mimpi basah. Memang pria cenderung mengalami mimpi basah karena secara alami pria bisa mengalami beberapa ereksi dalam semalam. Namun wanita juga dapat memiliki mimpi basah, lho.

3. Mimpi basah tidak turunkan daya tahan atau imunitas tubuh
Ada yang beranggapan bahwa mimpi basah bisa menurunkan imunitas sehingga rentan terkena penyakit seperti pilek atau infeksi. Namun, faktanya mimpi basah bukan hanya membuang sperma yang tua namun juga mengurangi kelebihan sperma yang ada di testikel sehingga justru ini merupakan hal menyehatkan bagi sistem reproduksi pria.

4. Mimpi basah tidak hanya terjadi pada masa pubertas
Secara umum memang mimpi basah lebih sering terjadi pada masa pubertas karena perubahan hormon. Selain itu remaja yang belum mengenal hubungan seks, tentu akan lebih mengalami pembuangan sperma yang tua pada saat tidur. Namun, mimpi basah juga bisa dialami oleh orang dewasa sekalipun hormonnya sudah cenderung lebih stabil. ** Baca juga: Konsumsi Minuman yang Bantu Bakar Lemak di Perut

5. Mimpi basah bukanlah tanda suatu penyakit
Mimpi basah bukanlah tanda seorang sedang mengalami suatu penyakit atau kondisi medis tertentu. Sebaliknya merupakan tanda fungsi seksual seseorang sehat.

6. Mimpi basah tidak selalu mimpi erotis
Mimpi basah sering dikaitkan dengan mimpi seksual atau erotis. Namun, ini tidak selalu demikian. Bisa saja seorang mengalami rangsangan ketika tidur yang disebabkan gesekan dengan tempat tidur atau lainnya. ** Baca juga: Europixpro Door, Produk Anak Negeri Berkualitas Dunia

Diketahui, frekuensi seseorang mengalami mimpi basah berbeda-beda.(ilj/bbs)




Balita Emily Punya Hormon Seperti Wanita Hamil & Sudah Alami Menopause

Kabar6-Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi. Seiring dengan proses penuaan, semua wanita akan mengalami proses ini. Sebenarnya usia terjadinya menopause pada tiap wanita berbeda-beda, tapi umumnya terjadi pada sekira usia 50 tahun.

Meski demikian, ada juga sebagian wanita yang mengalaminya sebelum usia 40 tahun. Inilah yang disebut menopause dini atau prematur.

Namun hal itu tampaknya tak berlaku bagi Emily Dover. Bocah berusia lima tahun ini sudah menghadapi masa menopause. Dilansir mirror.co.uk, saat berusia empat tahun Emily sudah mengalami haid, dan memiliki banyak rambut di tubuh layaknya gadis pada masa pubertas. Bocah asal Gosford NSW, Australia, ini pun mengalami payudara tumbuh saat masih balita.

Dokter dari Unit Perawatan Akut Pediatrik di Rumah Sakit Wyong mendapati hormon Emily mirip seperti hormon wanita yang sedang hamil. Dokter mendiagnosa Emily menderita pubertas prekoks tengah dan penyakit Addison. Artinya, kelenjar adrenalinnya tidak menghasilkan cukup hormon steroid.

Kondisi ini membuat ibunda Emily yang bernama Tam Dover merasa frustrasi karena sang putri tidak memiliki kesempatan untuk menjadi gadis kecil. Emily bahkan dipaksa untuk belajar bagaimana menempatkan celana dalam saat menstruasi, berhadapan dengan bau badan dan jerawat kistik yang kuat.

Disebutkan, saat berusia empat bulan Emily memiliki berat yang sama dengan anak berusia satu tahun. Meskipun lahir dengan ukuran normal dan sehat, yakni 4,5 kilogram.

“Dia terus tumbuh. Pada usia empat bulan, dia mengenakan pakaian untuk bayi berusia 12 sampai 18 bulan,” kata Tam.

Saat memulai menstruasi, dikisahkan Tam, Emily mengira baru saja mengotori celana dalamnya. Saat itu, Emily harus menggunakan pantyliner dan ini tidak bertahan lebih dari satu hari.

Emily akan memulai terapi penggantian hormon, yang mengharuskannya untuk menerima suntikan setiap tiga bulan sekali. Karena itu juga, Tam membuat halaman GoFundMe demi mengumpulkan uang untuk biaya perawatan medis putrinya. ** Baca juga: Pemerintah Polandia Desak Warganya ‘Berkembang Biak Seperti Kelinci’

Sejauh ini Tam berhasil mengumpulkan lebih dari US$2.000 dari US$5.000 yang dibutuhkan.(ilj/bbs)