1

Arus Balik Nataru, Bandara Soetta Layani 80 Ribu Penumpang

Kabar6.com

Kabar6-Hari ini merupakan arus balik liburan natal dan tahun baru warga penumpang maskapai penerbangan. PT Angkasa Pura II klaim seluruh personel dan fasilitas di bandara siap melayani penumpang pada puncak arus balik.

“Kesiapan termasuk di Airport Health Center yang merupakan fasilitas bagi calon penumpang pesawat yang ingin melakukan tes COVID-19 di bandara,” jelas President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Minggu (3/1/2021).

Bandara PT Angkasa Pura II yang paling sibuk dalam menyambut kedatangan penumpang pesawat pada puncak arus balik adalah Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Hari ini jumlah pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, diperkirakan sekitar 80.000 orang dengan 850 penerbangan.

Awaluddin mengaku sudah pastikan bahwa ketersediaan alat tes Covid-19 khususnya rapid test antigen agar mencukupi. “Prosedur di Airport Health Center juga dipastikan standar, serta protokol kesehatan diterapkan dengan baik di seluruh kawasan bandara,” klaimnya.

**Baca juga: Kunjungi Korban Kebakaran, BPD Gunung Sari Serahkan Bantuan.

Awaluddin mengatakan lalu lintas penerbangan di seluruh bandara di bawah PT Angkasa Pura II dipantau secara real time guna secara cepat melakukan antisipasi di lapangan.

“Posko Natal dan Tahun Baru 2020/2021 sebagai wadah koordinasi stakeholder di bandara bertugas untuk memantau lalu lintas penerbangan dan penerapan protokol kesehatan di bandara-bandara,” ujar Awaluddin.(yud)




5 Hal yang Harus Diperhatikan Penumpang Bandara Soekarno-Hatta Saat PSBB

Kabar6.com

Kabar6-DKI Jakarta mulai 14 September 2020, resmi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88 tahun 2020.

PT Angkasa Pura II (Persero) bersama stakeholder mendukung pemberlakuan PSBB dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma.

“Protokol kesehatan di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma dijalankan secara ketat sesuai regulasi yang ada. Di tengah PSBB DKI Jakarta ini, kami juga mengimbau agar penumpang pesawat mengetahui sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk membantu kelancaran penerbangan,” ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Selasa 15/9/2020.

Bagi penumpang pesawat yang berangkat/tiba di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma di tengah PSBB DKI Jakarta, berikut 5 hal yang harus diperhatikan:

1. Penumpang pesawat rute domestik yang ingin terbang wajib membawa surat hasil Rapid Test atau PCR Test yang berlaku maksimal 14 hari pada saat keberangkatan. Adapun saat ini tidak dibutuhkan SIKM bagi penumpang pesawat yang berangkat/tiba di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma.

2. Penumpang rute internasional yang ingin terbang, diimbau untuk menghubungi maskapai atau kedutaan negara tujuan untuk mengetahui berbagai persyaratan perjalanan.

3. Penumpang rute internasional yang mendarat di Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma harus membawa hasil PCR Test dari negara keberangkatan. Apabila tidak membawa, akan dilakukan PCR Test saat tiba dan traveler akan dikarantina hingga hasil tes keluar.

4. Penumpang rute domestik dan penumpang rute internasional yang baru mendarat wajib sudah mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card/HAC) melalui aplikasi e-HAC atau formulir kertas.

5. Penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma, akan melalui:
a. Pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermal scanner;
b. Pemeriksaan surat hasil Rapid Test/PCR Test;
c. Security check point untuk pemeriksaan barang bawaan;
d. Meja check in, untuk penerbitan boarding pass dan pemeriksaan surat hasil Rapid Test/PCR Test;
e. Pemeriksaan boarding pass untuk naik pesawat;
f. Pemeriksaan e-HAC atau HAC bagi penumpang yang baru mendarat.

“Dengan memperhatikan 5 hal pokok tersebut, maka penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma dapat membantu kelancaran penerbangan di tengah masa PSBB DKI Jakarta,” ujar Muhammad Awaluddin.

Di samping hal-hal pokok tersebut, penumpang pesawat wajib memperhatikan informasi mendasar lainnya seperti kewajiban memakai masker saat berada di bandara dan ketika naik pesawat, menerapkan physical distancing, serta harus selalu terinformasi mengenai operasional penerbangan semisal jika ada perubahan jadwal keberangkatan pesawat.

Penumpang pesawat juga hendaknya mengetahui ketentuan di masa PSBB DKI Jakarta misalnya terkait dengan penggunaan mobil pribadi dan transportasi publik.

Bagi penumpang pesawat yang melintasi lalu lintas Jakarta dengan mobil pribadi harus memperhatikan bahwa kapasitas maksimal hanya boleh diisi 2 orang per baris kursi, kecuali 1 domisili

Sementara itu, bagi penumpang pesawat yang melintasi lalu lintas Jakarta dengan transportasi publik harap diperhatikan untuk mempersiapkan keberangkatan sedini mungkin karena dilakukan pembatasan kapasitas, pengurangan frekuensi layanan dan armada.

**Baca juga: Warga Penunggangan Pinang Minta Sumarecon Tak Tutup Akses Jalan Utama.

Adapun PT Angkasa Pura II juga mengimbau agar penumpang pesawat sesering mungkin mencuci tangan dengan hand sanitizer dan menggunakan sabun serta air mengalir di wastafel yang tersebar di sejumlah titik di bandara.

Secara rutin juga dilakukan disinfeksi terhadap fasilitas dan setiap area di Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma. (GFM)




Menengok 3 Fasilitas Terbaru di Bandara Soekarno-Hatta

Kabar6.com

Kabar6 – Sebanyak 3 fasilitas baru segera dioperasikan guna meningkatkan daya saing Bandara Internasional Soekarno-Hatta di tingkat regional.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan fasilitas-fasilitas baru tersebut juga dapat memacu pemulihan aktivitas penerbangan di Soekarno-Hatta di tengah pandemi global COVID-19.

“Soekarno-Hatta merupakan pintu gerbang utama serta bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, di mana peningkatan traffic di Soekarno-Hatta turut mendorong peningkatan traffic bandara-bandara lain di dalam negeri. Di dalam waktu dekat, terdapat tiga fasilitas baru yang akan dioperasikan di Soekarno-Hatta,” ujarnya, Rabu 12/8/2020.

“Di tengah pandemi global COVID-19 yang menghadirkan tantangan hebat, PT Angkasa Pura II dan stakeholder di Soekarno-Hatta tetap berupaya menghadirkan fasilitas baru untuk mendorong pulihnya perekonomian khususnya melalui bergeliatnya sektor transportasi udara,” ujar Muhammad Awaluddin.

Berikut 3 fasilitas baru yang segera dioperasikan di Bandara Soekarno-Hatta:

1. Heliport Komersial Pertama di Indonesia

Heliport di kawasan Bandara Soekarno-Hatta rencananya akan mulai dioperasikan penuh pada 23 Agustus 2020. Heliport yang dikelola oleh Whitesky Aviation ini memiliki 7 parking stand untuk helikopter.

Lokasi persis Heliport ini terletak di Jalan Perimeter Selatan, menempati lahan seluas 2,7 hektare.

Keberadaan Heliport ini dapat menjadi alternatif transportasi menggunakan helikopter bagi traveler dari Jakarta atau berbagai kota lainnya untuk dapat cepat menuju Soekarno-Hatta, mau pun sebaliknya dari Soekarno-Hatta menuju berbagai kota tujuan.

“Keberadaan Heliport jelas akan meningkatkan daya saing Soekarno-Hatta di tingkat regional. Soekarno-Hatta mampu menghadirkan fasilitas penerbangan yang lebih lengkap,” jelas Muhammad Awaluddin.

CEO Whitesky Aviation Denon B. Prawiraatmadja mengatakan Heliport Soekarno-Hatta terkoneksi dengan 171 helipad yang ada di Jakarta.

“Layanan Whitesky meliputi Helicity untuk transportasi dan Helimedivac untuk keperluan medis. Heliport Soekarno-Hatta terkoneksi dengan 171 helipad yang ada di hotel, perkantoran, dan rumah sakit,” ujar Denon B. Prawiraatmadja.

2.Hotel Bintang 4 Terminal 3

Terminal 3 Soekarno-Hatta akan mulai membuka layanan hotel dengan fasilitas bintang 4 satu-satunya di kawasan bandara.

Hotel tersebut memiliki 7 lantai dan dilengkapi 147 kamar yang terdiri dari kamar deluxe, deluxe difable, junior suite, executive suite dan deluxe suite

Rencananya, hotel akan dibuka dalam rangka soft opening dalam waktu dekat dengan mengedepankan protokol kesehatan.

Adapun pengelolaan hotel saat ini di bawah PT Angkasa Pura Propertindo (APP), yang merupakan anak usaha dari PT Angkasa Pura II.

“Saat ini kami tengah mencari mitra operator hotel global untuk menjadi pengelola hotel bintang 4 ini sampai dengan 20 tahun,” ujar President Director PT Angkasa Pura Propertindo Agung Sedayu.

Penawaran kerja sama pengelolaan hotel ini, kata Agung, dilakukan melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal [BKPM.

3.Gedung Parkir Berstruktur Baja

Sebagai upaya mempermudah akses Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II membangun gedung parkir berstruktur baja untuk sepeda motor di Transit Oriented Development (TOD) yang terletak di sisi belakang bandara atau dekat dengan Jalan M1.

Gedung parkir ini dapat menampung ribuan unit sepeda motor, melengkapi area parkir yang sudah ada sebelumnya yang juga berkapasitas ribuan unit sepeda motor.

**Baca juga: Pelayanan Cepat, Kantor Pertanahan Kota Tangerang Bangun Zona Integritas.

Fasilitas lain di TOD ini adalah shuttle bus gratis untuk mengantar ke sejumlah titik di dalam area bandara.

Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan, “Kemudahan akses dari dan ke Soekarno-Hatta merupakan salah satu fokus kami, dan melalui adanya gedung parkir khusus sepeda motor ini setiap traveler atau pengunjung bandara yang menggunakan sepeda motor dapat mudah menjangkau Soekarno-Hatta melalui TOD di area belakang bandara. Sebelumnya juga sudah dioperasikan gedung parkir khusus mobil di Terminal 3.”

GFM




AP II : Juli Fase Pemulihan Penerbangan di Tengah Pandemi Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-PT Angkasa Pura II menetapkan bulan Juli ini sebagai fase recovery [pemulihan] di tengah pandemi global COVID-19.

“Kami prediksi jumlah penumpang di 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II pada Juli 2020 dapat meningkat berkisar 20-25 persen dibandingkan dengan Juni 2020,” ujar Presiden Director Muhammad Awaluddin, Senin 29/6/2020.

Adapun pada Juni 2020, lalu lintas pesawat di 19 bandara perseroan sebanyak 500 – 550 pergerakan/hari dan jumlah penumpang mencapai 25.000 – 30.000 penumpang/hari.

Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin mengatakan peningkatan lalu lintas penerbangan diperkirakan sebagian besar ada di Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia.

**Baca juga: Layanan 24 Jam PPDB Online Kota Tangerang.

Konektivitas antara Soekarno-Hatta dengan bandara-bandara lain di berbagai wilayah di Indonesia akan dibuka kembali. Begitu juga dengan frekuensi penerbangan di rute-rute yang sudah aktif, diyakini akan semakin meningkat.

“Soekarno-Hatta merupakan hub bagi penerbangan domestik yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota lain di Indonesia. Karena itu di fase recovery bulan depan, rute-rute domestik kami perkirakan akan kembali aktif,” jelas Muhammad Awaluddin. (GFM)




Pantau Pergerakan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Menhub Bilang ini

Kabar6.com

Kabar6-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau operasional Bandara Internasional Soekarno-Hatta di tengah pandemi global COVID-19.

Menhub didampingi oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto dan President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin.

Di dalam kesempatan ini, Menhub melihat langsung bagaimana prosedur yang diberlakukan di masa adaptasi kebiasaan baru ini dijalankan di Soekarno-Hatta

“Kami memantau sejauh mana prosedur diterapkan. Faktanya, protokol kesehatan dijalankan dengan baik dan efisien di Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi, Kamis 26/5/2020.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan setiap stakeholder di sektor penerbangan harus mendukung dipenuhinya prosedur yang ditetapkan di tengah pandemi agar menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

“Kita akan lihat seberapa jauh aturan ini dipenuhi penumpang, operator, dan ini semua bila dipenuhi maka semua pihak akan percaya. Animo menggunakan transportasi udara secara natural akan naik bertahap,” jelas Dirjen Perhubungan Udara.

**Baca juga: Saldo BST Kosong, ini Kata Dinas Sosial Kabupaten Tangerang.

Saat ini di Bandara Soekarno-Hatta, jelas Dirjen Perhubungan Udara, pergerakan pesawat juga sudah meningkat cukup signifikan.

“Berdasarkan data kemarin ada sekitar 280 pergerakan pesawat per hari. Kita tahu di awal pada saat Lebaran di bawah 100 pergerakan per hari. Jadi, peningkatannya sudah 250 persen sampai 300 persen untuk Soekarno-Hatta.” (Vee)




Alasan Terminal I dan 2F Bandara Soekarno-Hatta Ditutup

kabar6.com

Kabar6– Bandara Internasional Soekarno-Hatta di tengah pandemi COVID-19 melayani seluruh penerbangan di Terminal 2D dan 2E serta Terminal 3. Untuk sementara waktu, Terminal 1 (1A, 1B, 1C) dan Terminal 2F tidak dioperasikan.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan keputusan ini didasari 3 pertimbangan.

Pertama adalah penyesuaian pola operasional di tengah pandemi guna membuat Soekarno-Hatta beraktivitas secara efektif. Terdapat 4 kategori pola operasional yang ditetapkan PT Angkasa Pura II yaitu Normal Operation, Slow Down Operation dan Minimum Operation Level I dan Minumum Operation Level II.

Adapun di Soekarno-Hatta telah ditetapkan pola operasional Minimum Operation Level I, menyesuaikan dengan lalu lintas penerbangan yang ada.

Saat ini, kata Awaluddin, keseluruhan kapasitas terminal di Soekarno-Hatta Terminal 1, 2 dan 3 dapat menampung hingga sekitar 45 juta penumpang per tahun. “Kemudian, kami melakukan penyesuaian pola operasional agar Soekarno-Hatta dapat beroperasi secara efektif. Penyesuaian pola operasional dilakukan dengan menutup Terminal 1 dan Terminal 2F. Sementara itu Terminal 2D dan 2E serta Terminal 3 kami nilai yang paling mampu mengakomodir flow penumpang dengan dinamisnya prosedur keberangkatan dan kedatangan di tengah pandemi,” ujar Muhammad Awaluddin, Kamis 18/6/2020.

Penutupan Terminal 1 dan Terminal 2F juga didasari pertimbangan Kedua yakni efektifitas operasional. Seluruh penerbangan kini dioperasikan Terminal 2D & 2E serta Terminal 3. Dengan demikian, Bandara Soekarno-Hatta saat ini beroperasi secara efektif dan efisien, tetap siaga 24 jam.

Muhammad Awaluddin menuturkan penutupan Terminal 1 dan 2F bersifat sementara (temporer) dan sewaktu-waktu dapat dibuka kembali sesuai dengan perkembangan kondisi terkait pandemi COVID-19.

“Seluruh bandara PT Angkasa Pura II termasuk Soekarno-Hatta menerapkan konsep Agile Operation, Resilience Operation dan Lean Operation, sehingga dapat beroperasi mengikuti dinamisnya prosedur yang ditetapkan oleh regulator serta perkembangan dan dinamika operasi kebandarudaraan yang ada,” jelas Muhammad Awaluddin.

Kemudian,pertimbangan Ketiga penutupan Terminal 1 dan 2F dilakukan dalam rangka percepatan program revitalisasi gedung terminal yang saat ini masih berlangsung di Terminal 1C dan Terminal 2F.

Revitalisasi Terminal 1C dan Terminal 2F bagian dari revitalisasi keseluruhan gedung Terminal 1 dan Terminal 2, di mana ini adalah yang pertama kali dilakukan sejak Bandara Soekarno-Hatta beroperasi perdana pada tahun 1985.

**Baca juga: Anjlok, PAD Kota Tangerang Diklaim Rp150 Juta Per Hari.

Setelah revitalisasi, kapasitas Terminal 1 dan Terminal 2 meningkat dari saat ini masing-masing hanya 9 juta pergerakan penumpang per tahun menjadi masing-masing 18 juta pergerakan penumpang per tahun.

“PT Angkasa Pura II melakukan evaluasi penggunaan belanja modal [Capex Disbursement] pada tahun ini. Capex antara lain hanya digunakan untuk proyek multiyears dan dinilai sangat penting. Revitalisasi Terminal 1C dan 2F ini termasuk ke dalam proyek prioritas, begitu juga dengan perumusan perencanaan/desain Terminal 4 di Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Awaluddin. GFM




Bandara Soekarno-Hatta Siapkan Layanan Kesehatan di Tengah Pandemi COVID-19

Kabar6.com

Kabar6 – Bandara Internasional Soekarno-Hatta menyiapkan layanan ritel di segmen kesehatan guna mendukung penumpang pesawat di tengah pandemi COVID-19.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan tujuan utama layanan ini adalah membantu penumpang pesawat agar selalu dapat mengedepankan aspek kesehatan.

“Pada prinsipnya kami ingin agar alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer, face shield, sampai dengan obat kumur antiseptik dapat dengan mudah didapat di bandara-bandara PT Angkasa Pura II,” ujarnya Selasa 16/6/2020.

Layanan pertama yang tengah disiapkan adalah vending machine untuk memasarkan APD seperti masker, face shield, antiseptik mulut dan sarung tangan.

Lalu, layanan kedua adalah digital wayfinding (mesin peta digital di terminal penumpang) yang difungsikan sebagai media e-commerce untuk pemesanan APD dan obat-obatan.

“Sebanyak 21 digital wayfinding akan ditingkatkan kemampuannya dari saat ini berfungsi menunjukkan area-area di terminal menjadi juga bisa digunakan untuk pemesanan APD atau obat-obatan, untuk kemudian diantar ke pemesan. Saat ini pembicaraan masih berlangsung dengan penyedia fasilitas kesehatan/farmasi untuk bersama-sama menyediakan layanan ini,” jelas Muhammad Awaluddin.

Sementara itu layanan ketiga adalah health center yang merupakan tempat bagi calon penumpang pesawat dapat melakukan rapid test atau PCR test, serta layanan medical check up dan menyediakan produk kesehatan/farmasi/APD.

“Health center hasil dari kolaborasi PT Angkasa Pura II, maskapai dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan untuk menekan risiko penyebaran COVID-19 melalui tes yang dilakukan kepada penumpang pesawat,” jelas Muhammad Awaluddin.

Ketiga layanan ini akan diluncurkan dalam waktu dekat di Soekarno-Hatta,  kemudian menyusul di bandara lainnya.

**Baca juga: Ini 22 RW Masuk Zona Merah di Kota Tangerang.

Sementara itu di Soekarno-Hatta dan bandara-bandara perseroan lainnya, tenant ritel dan F&B sudah mulai kembali membuka layanan.

Tenant komersial harus memenuhi ketentuan, antara lain penyemprotan disinfektan secara berkala di area tenant, kewajiban penggunaan masker bagi karyawan tenant, serta memonitor kesehatan karyawan tenant. (GFM)




New Normal, Begini Kebiasaan Baru Penumpang Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Kabar6.com

Kabar6 – Pandemi global COVID-19 membawa perubahan di sektor penerbangan dunia termasuk juga di Indonesia.

Di Indonesia, stakeholder penerbangan nasional merespons pandemi dengan melakukan adaptasi supaya operasional penerbangan tetap terjaga.

Penumpang pesawat misalnya melakukan adaptasi kebiasaan baru untuk menuju new normal dengan mengubah perilaku yang lebih mengedepankan aspek kesehatan dan kebersihan.

“Pemandangan penumpang pesawat yang berhenti di depan mesin otomatis hand sanitizer untuk kemudian membersihkan tangan adalah hal yang biasa. Mereka kini lebih memperhatikan aspek kesehatan dan kebersihan,” jelas President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Sabtu 13/6/2020.

Berikut kebiasaan baru penumpang pesawat dan pengunjung di bandara-bandara PT Angkasa Pura II:

1. Menggunakan masker

Penggunaan masker juga menjadi kebiasaan baru bagi penumpang pesawat, bahkan menjadi suatu hal yang wajib. Penumpang menggunakan masker mulai dari bandara hingga saat berada di pesawat.

2. Sering mencuci tangan

Penumpang pesawat dan pengunjung bandara menjadi lebih sering mencuci tangan baik itu menggunakan hand sanitizer mau pun dengan air mengalir di wastafel.

Sejak pandemi diumumkan pada Maret 2020, PT Angkasa Pura II menyediakan hingga 355 mesin otomatis hand sanitizer di 19 bandara yang dikelola perseroan.

Selain itu, PT Angkasa Pura II juga menambah sebanyak 53 wastafel guna melengkapi wastafel yang sudah ada di toilet dan tempat lainnya.

3. Menerapkan physical distancing

Penumpang pesawat kini sangat memahami pentingnya physical distancing. Di ruang tunggu (boarding lounge) atau di titik-titik antrean, penumpang pesawat menerapkan physical distancing bahkan terkadang tanpa diingatkan.

4. Menjalani PCR Test atau Rapid-test

Di masa adaptasi kebiasaan baru ini, setiap penumpang pesawat harus melakukan PCR test dengan hasil negatif COVID-19 dan rapid-test dengan hasil non-reaktif COVID-19.

5. Membawa dokumen sebagai syarat perjalanan

Bagi penumpang rute domestik saat ini diwajibkan membawa identitas diri dan dokumen surat hasil PCR test (berlaku 7 hari pada saat keberangkatan) atau rapid-test (berlaku 3 hari pada saat keberangkatan) untuk diperiksa di bandara.

6. Tiba lebih awal 2-3 jam

Di tengah pandemi, penumpang pesawat juga sangat mematuhi prosedur penerbangan yang ditetapkan pemerintah.

“Dibandingkan dengan kondisi normal, penumpang pesawat kini tiba di bandara jauh lebih awal untuk memproses keberangkatan. Seperti misalnya di Bandara Soekarno-Hatta, biasanya mungkin mereka tiba 1 jam sebelum keberangkatan domestik, sekarang calon penumpang sudah ada di bandara 2-3 jam sebelum keberangkatan.”

**Baca juga: Jurus Angkasa Pura II Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19.

7. Memilih layanan touchless

Di masa pandemi ini, sentuhan dengan berbagai benda memang harus dikurangi. Penumpang pesawat pun memilih itu sebagai kebiasaan baru. Menyusul hal tersebut, PT Angkasa Pura II menyediakan fasilitas touchless seperti misalnya tombol pedal kaki di lift, wastafel otomatis, mesin hand sanitizer otomatis dan lain sebagainya.

8. Mengukur suhu tubuh

Pengukuran suhu tubuh yang dilakukan penumpang pesawat kini menjadi hal yang biasa di bandara PT Angkasa Pura II. Di seluruh bandara PT Angkasa Pura II saat ini terdapat 82 alat thermos gun dan 29 thermal scanner guna mengukur suhu tubuh penumpang.

9. Self check-in

Melakukan check-in secara mandiri merupakan kebiasaan baru di tengah pandemi COVID-19. Di seluruh bandara PT Angkasa Pura II, setiap bulannya penumpang yang melakukan self check-in di tengah pandemi ini berkisar 1.000 – 2.000 penumpang, atau 10% lebih dari total penumpang saat pembatasan penerbangan.

10. Transaksi Cashless
Penumpang pesawat saat ini lebih sering bertransaksi secara cashless, tidak menggunakan uang kertas atau logam guna menekan risiko penyebaran. Transaksi secara cashless juga menghindari kasir dan pelanggan saling melakukan kontak fisik. (GFM)




Jurus Angkasa Pura II Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19

Kabar6.com

Kabar6- Perjalanan orang dengan pesawat berkurang signifikan pada pandemi global COVID-19, di mana hal ini berdampak bagi industri penerbangan. Namun demikian, konektivitas udara di tetap perlu dijaga untuk mempercepat penanganan COVID-19.

Sejalan dengan itu PT Angkasa Pura II (Persero) hingga saat ini tetap mengoperasikan 19 bandara untuk melayani penerbangan.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan menekan biaya operasional, memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) dan memperketat manajemen arus kas (cash flow management).

Tiga program tersebut merupakan bagian dari upaya mempertahankan kelangsungan bisnis (business survival) yang dijalankan sejak Maret 2020 atau saat pandemi ditetapkan, supaya konektivitas udara Indonesia tetap terjaga.

“Fokus di dalam business survival itu adalah memperhitungkan pengeluaran dengan ketat melalui program Cost Leadership; lalu memangkas capex; serta memperketat cash flow management,” ujar Muhammad Awaluddin, Minggu 14/6/2020.

*Capex Disbursement

Pada awal 2020 PT Angkasa Pura II menetapkan capex Rp7,8 triliun, namun seiring dengan pandemi, capex dipangkas menjadi Rp1,4 triliun, dan kemudian diperketat lagi menjadi Rp1,1 triliun.

Capex tahun ini khusus digunakan untuk proyek yang bersifat multiyears, pemeliharaan fasilitas guna menjamin keamanan, keselamatan, pelayanan, serta perumusan desain Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

“Tahun ini bukan tahun ekspansi bagi PT Angkasa Pura II karena kami memperhitungkan segala sesuatunya di tengah pandemi ini,” ujar Muhammad Awaluddin.

*Cost Leadership

PT Angkasa Pura II juga memperketat ikat pinggang dengan melakukan penghematan dari sisi operasional di 19 bandara. Penghematan misalnya menekan biaya fasilitas dan layanan nonprioritas memperhatikan kondisi yang ada di mana lalu lintas penumpang pesawat juga berkurang.

Salah satu contoh penghematan yang dilakukan di Soekarno-Hatta adalah menutup sementara Terminal 1 dan Terminal 2F, di mana ini juga merupakan upaya melakukan pengaturan pola operasional guna mendukung PSBB. Sejalan dengan PSBB tersebut, operasional Skytrain yang merupakan moda transportasi kereta listrik antar-terminal untuk sementara dihentikan.

“Melalui cost leadership, penghematan dari sisi operasional di 19 bandara cukup besar, bisa dilakukan penghematan hingga 70% dari perkiraan cost yang kami perkirakan pada awal tahun. Secara grup termasuk anak usaha, penghematan bisa dilakukan mencapai 60%. Nominal penghematan cukup besar,” ujar Muhammad Awaluddin.

*Cash flow Management

Perseroan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola arus kas. Di tengah pandemi ini arus kas masuk (cash inflow) memang tengah tertekan dikarenakan lalu lintas penumpang turun, namun masih didukung dari tetap terjaganya bisnis angkutan kargo. Di samping itu, sejumlah bank termasuk yang ada di dalam Himbara juga telah memberikan fasilitas pinjaman ke PT Angkasa Pura II.

**Baca juga: Camat Cipondoh: Uang Bansos Jangan Buat Beli Rokok dan Internet.

Adapun arus kas keluar (cash out flow) berupaya dikelola dengan baik, yang diantaranya dilakukan melalui cost leadership.

“Kami berupaya menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar di tengah pandemi ini. Hingga saat ini PT Angkasa Pura II mampu menjaga ini, sehingga nantinya mampu kembali melakukan ekspansi ketika pandemi terkendali,” ujar Muhammad Awaluddin.

Melalui Cost Leadership, Capex Disbursement, dan Cash Flow Management, di tengah pandemi ini PT Angkasa Pura II dapat mempertahankan operasional 19 bandara. (GFM)




New Normal, Penumpang Pesawat Merangkak Naik

Kabar6.com

Kabar6– President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan pada masa adaptasi New Normal yang dimulai pada 8 Juni 2020, jumlah penumpang pesawat rute domestik dan internasional mulai merangkak naik.

“Di 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II, jumlah penumpang pada 8 Juni dan 9 Juni rata-rata sekitar 7.000 penumpang setiap harinya,” ujarnya, Jumat 12/6/2020.

Sementara itu pada 10 Juni meningkat menjadi sekitar 14.700 penumpang, di mana pada tanggal itu khusus Bandara Soekarno-Hatta mencapai 6.038 penumpang. “Perlahan, jumlah penumpang kembali naik dan stakeholder di bandara tetap menjaga prosedur dijalani secara ketat,” kata Awaluddin.

Seperti diketahui, Lion Air juga sudah kembali beroperasi menyusul Garuda Indonesia dan Citilink. Informasi yang kami terima, AirAsia Indonesia juga akan terbang mulai 19 Juni 2020. Jumlah penumpang memang masih jauh lebih rendah dibandingkan saat kondisi normal, namun sudah mulai bergairah kembali di masa adaptasi ini,” ujar Muhammad Awaluddin.

Peningkatan juga terjadi di angkutan kargo. Pada 10 Juni 2020, volume kargo mencatatkan angka tertinggi sepanjang Juni ini dengan 1,65 juta kilogram. Khusus Soekarno-Hatta pada tanggal itu volume kargo mencapai 1,2 juta kilogram.

“Angkutan kargo di tengah pandemi COVID-19 ini memang yang paling terjaga. Seluruh bandara PT Angkasa Pura II juga fokus dalam penanganan kargo ini,” jelas Muhammad Awaluddin.

**Baca juga: Ini Alasan Pilkada Serentak 2020 Sulit Ditunda Lagi.

Di masa adaptasi kebiasaan baru, PT Angkasa Pura II tetap konsisten mengimplementasikan konsep Smart Airport yang dapat mendukung operasional dan pelayanan saat ini dan ketika memasuki era new normal. Implementasi Smart Airport antara lain melalui hadirnya berbagai fasilitas touchless seperti smart helmet, di samping juga sistem teknologi informasi terintegrasi guna menjaga kelancaran operasional bandara di dalam segala kondisi.

Sebagai bagian implementasi Smart Airport, PT Angkasa Pura II dalam waktu dekat juga akan meluncurkan aplikasi Travelation. Melalui aplikasi tersebut, calon penumpang dapat menggungah dokumen yang dipersyaratkan untuk bisa terbang misalnya surat hasil tes PCR atau rapid test guna diperiksa secara digital, sehingga pemeriksaan di bandara dapat dilakukan lebih sederhana namun tetap ketat. GFM