1

Basarnas: Libur Nataru, Waspada Cuaca Buruk Hingga Bencana Alam

Kabar6.com

Kabar6-Basarnas mengimbau agar masyarakat yang akan berwisata saat libur natal dan tahun baru (Nataru), dihimbau untuk lebih berhati-hati di perjalanan dan lokasi wisata. Lantaran, saat ini sudah memasuki musim penghujan. Dikhawatirkan bisa saja terjadi bencana longsor, banjir bandang, hingga gelombang tinggi.

“Sekarang musim hujan, longsor, banjir itu salah satu kesiapsiagaan Basarnas Banten. Di tengah (Pulau Sangiang) kita siapkan rip boat disitu mempercepat respon time dan reaksi. SAR di darat kita siapkan di wisata Anyer dan Pandeglang,” kata Kepala Basarnas Banten, Marsdya Bagus Puruhito, ditemui di Posko Basarnas Banten yang berlokasi di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (21/12/2019).

Tiga kapal dan satu helikopter disiagakan Basarnas, untuk menjaga libur natal dan tahun baru (Nataru) 2019 dan 2020. Kapal tersebut, dua bersandar di Pelabuhan Merak dan satu di Pelabuhan Indah Kiyat, Kota Cilegon, Banten.

Helikopter dan kapal tersebut akan selalu berpatroli mulai dari Lampung hingga ke Banten secara rutin. Terutama saat perayaan pergantian tahun dari 2019 ke tahun 2020 di wilayah Anyer hingga Carita.

Posko SAR tak hanya ada di Pelabuhan Merak saja, juga ada di ruas tol Tangerang-Merak (Tamer), Anyer, Carita hingga Pulau Sangiang yang berada di perairan Selat Sunda.

“Di penyebrangan Merak-Bakauheni kita siapkan tiga kapal, KN Padi, Karna dan Sadewa, mereka melaksanakan patroli bergantian. Dengan selat tidak begitu lebar, tiga kapal plus helikopter sudah cukup,” terangnya.

**Baca juga: Cek Rutenya, Agar Tak Terjebak Macet Saat Libur Nataru di Anyer dan Carita.

Posko SAR yang dibuka oleh Basarnas diseluruh Indonesia selama libur Nataru berjumlah 353 posko. Meski begitu, pihaknya mengaku masih kekurangan personil untuk melakukan operasi SAR.

“Idealnya itu 10.000 orang. Saat ini personil kita baru 3.500 orang. Kita terus meminta ke Men-PAN RB agar bisa terus ditambah personilnya,” jelasnya.(Dhi)




Cara PLN UID Banten Amankan Pasokan Listrik Bandara Soetta dan Pelabuhan Merak saat Libur Nataru

Kabar6.com

Kabar6-Pasokan listrik di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan Pelabuhan Merak, diklaim oleh PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten tidak akan terganggu selama libur natal dan tahun baru (Nataru). Karena jika pasokan listrik padam, maka akan mengganggu arus lalu lintas pesawat dan kapal.

“Bandara Soetta dan Pelabuhan Merak, termasuk Obvitnas dan titik utama, jadi secara rutin kita lakukan simulasi (pemasokan listrik jika terjadi pemadaman),” kata General Manager (GM) PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten, Doddy Pangaribuan, ditemui di Alun-alun Barat Kota Serang, Banten, Jumat (20/12/2019).

Pasokan listrik pun di jaga oleh pihak kepolisian, dari Polda Banten dan Mabes Polri, melalui Direktorat Objek Vital Nasional (Obvitnas) yang ada di kepolisian.

“Kita berkoordinasi dengan cepat dengan angkasa pura. Kita bekerjasama dengan Polda Banten dan Mabes Polri untuk pengamanan Obvitnas,” jelasnya.

Pelabuhan Merak sendiri membutuhkan pasokan listrik sebesar 1.665 KVA dari PLN, yang dipasok dari tiga gardu yang bernama PMFB, FLB dan ASDP.

Ketiga gardu itu mendapatkan pasokan listrik dari tiga Gardu Induk (GI), yakni GI Suralaya, Salira Indah dan Cilegon Lama.

Sedangkan Bandara Soetta di Tangerang, Banten, memiliki empat gardu yang saling memback up. Jika gardu pertama mengalami masalah atau kekurangan listrik, maka akan dibantu oleh gardu lainnya agar listrik tetap menyala.

**Baca juga: PLN Jamin Tidak Ada Mati Lampu Selama Libur Nataru.

“Jadi kategori (listrik) Obvitnas itu ada beberapa, mulai instalasi ketenaga listrikan, transmisi, sampai gardu induk. Bandara Soetta dipasok dari empat titik, pasokan utama, cadangan satu, dua dan tiga. Jika pasokan utama terganggu, maka kita alihkan ke cadangan kesatu dan seterusnya,” terangnya.(Dhi)




Libur Nataru, Basarnas Banten Siaga di Kawasan Wisata dan Pelabuhan Merak

Kabar6.com

Kabar6-Pelabuhan Merak hingga kawasan wisata di Banten, akan dijaga oleh Basarnas. Mengingat, BMKG beberapa waktu lalu memprediksi saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), akan di guyur hujan berintensitas ringan hingga deras, sekaligus gelombang tinggi yang mencapai empat meter.

Puncak libur Nataru sendiri diprediksi akan terjadi pada tanggal 21 dan 28 Desember 2019. Kemudian pada 05 Januari 2020 mendatang.

“Kami Basarnas petugas disekitar angkutan Nataru hingga kawasan wisata strategis. Personil dan peralatan telah siaga,” kata Kepala Basarnas Banten, Zaenal Arifin, melakui pesan singkatnya, Rabu (18/12/2019).

Zaenal menekankan pesan kepada para personilnya dari Kepala Basarnas Pusat, Marsekal Madya Bagus Puruhito, bahwa kemampuan personil, ketersediaan peralatan hingga respon time sangat di utamakan dalam melakukan operasi SAR.

Begitupun jajarannya harus selalu menjaga koordinasi yang baik, dengan potensi SAR yang ada di Banten, baik TNI, Polri, hingga BPBD.

“Performance alut, petugas Basarnas, kesiapan, kebersihan peralatan merupakan salah satu faktor kesiapsiagaan pelayanan SAR,” terangnya.

**Baca juga: Hari Ini, Disnaker Banten Verifikasi Perusahaan yang Mengajukan Penangguhan UMK.

Zaenal pun menyampaikan kepada seluruh personil Basarnas Banten, agar mengutamakan pelayanan SAR kepada masyarakat selamat Nataru dan bersedia untuk sementara waktu tidak kumpul dengan keluarga saat libur panjang nanti.

“Semua petugas agar tetap semangat, jaga kesehatan, dan selalu ingat bahwa tugas kita merupakan tugas kemanusiaan,” jelasnya.(Dhi)




Libur Nataru, Korlantas Polri Cek Kesiapan Jalur Wisata di Pulau Jawa

Kabar6.com

Kabar6-Kakorlantas Polri mengklaim jalur Trans Jawa siap dilewati oleh kendaraan dan masyarakat, saat libur natal dan tahun baru (Nataru) mendatang.

“Trans Jawa kondisinya 80 persen siap, dari Jakarta eleveted itu kondisinya fungsional bisa dilalui dengan kecepatan maksimal 80 km perjam,” Kakorlantas Polri, Irjen Pol Istiono, ditemui di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Senin (16/12/2019).

Wilayah Jawa Tengah (Jateng), di anggap Kakorlantas sebagai daerah yang paling siap untuk dilalui kendaraan dan masyarakat, saat libur Nataru nanti.

“Jateng 100 persen jalan sangat bagus, ruas jalan arteri pantura, jalur tengah, jalur selatan di Jateng juga bagus. Jatim juga demikian,” terangnya.

**Baca juga: Awas, Cuaca Buruk Hadang Libur Nataru di Banten.

Pihaknya mewanti-wanti jajaran Satlantas di wilayah Jawa Barat (Jabar) yang kerap macet saat libur Nataru, lantaran banyak lokasi wisata yang akan di datangi masyarakat, terutama saat malam pergantian tahun nanti.

“Jabar juga begitu kondisi jalan tol cukup bagus. Rest area, titik rawan laka lantas sudah kita publikasikan ke masyarakat. Termasuk jalur-jalur arteri, kalau Jabar misal di Nagrek, kalau jalur wisata Bogor, Lembang, Garut, itu sudah diantisipasi semua,” jelasnya. (Dhi)




Jelang Nataru, PT ASDP Operasikan 20 Vending Mesin di Pelabuhan Merak

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 20 alat pembelian tiket secara mandiri atau Vending Mesin, di operasikan oleh PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Merak, untuk libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini. Mesin itu terletak di Terminal Eksekutif sebanyak tujuh unit, dan 13 unit di terminal reguler.

Cara menggunakan mesin pembelian tiket secara mandiri itu, calon penumpang harus menyiapkan KTP dan e-money. Kartu identitasnya ditempelkan pada mesin, kemudian terdata identitasnya sebagai bukti manifest penumpang.

Setelah itu, tempelkan kartu e-money ke mesin tersebut, untuk melakukan pembayaran atau pembelian tiket. Kemudian aka keluar tiket penumpang pejalan kaki.

“Ada vending mesin, kita edukasi supaya (penumpang) bisa menggunakan, sehingga bisa mengambil tiket sendiri,” kata General Manager (GM) PT ASDP Fefrry Indonesia Cabang Merak, Solikin, ditemui di Terminal Eksekutif Merak, Senin (16/12/2019).

Sedangkan untuk antisipasi cuaca buruk, Pelabuhan Merak akan berkoordinasi dengan BMKG dan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merak, untuk mengantisipasi terjangan cuaca buruk di perairan Selat Sunda dan gelombang tinggi di pelabuhan, yang bisa mengakibatkan kapal gagal sandar.

“Cuaca ekstrim kita bekerjasama dengan BMKG dan KSOP, cuaca yamg masih bisa digunakan (untuk berlayar) pelayaran itu berdasarkan BMKG dan KSOP,” ujarnya.

**Baca juga: Satlantas Polres Cilegon, Cek Kesiapan Operasi Lilin dan Libur Nataru.

Selama libur Nataru, PT ASFP Ferry Indonesia Cabang Merak yang mengelola Pelabuhan Merak mengklaim telah melakukan berbagai macam perbaikan, seperti manajemen lalulintas di dalam pelabuhan hingga fasilitas toilet.

“Secara infrastruktur kita berbenah, begitupun flow (jalur) kendaraan dan penumpang harus seefektif mungkin, untuk memudahkan ke kapal. Ada 69 armada (kapal), yang siap beroperasi 64,” jelasnya.(Dhi)




Macet, Persoalan Klasik di Setiap Mudik Lebaran

Kabar6.com

Kabar6-Macet selalu menjadi topik utama disaat mudik lebaran dan arus baliknya. persoalan klasik itu tak jua terpecahkan hingga saat ini.

Macet ini juga terjadi di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten. terus bertambahnya jumlah pemudik membuat persoalan klasik itu terus terjadi.

Menurut Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Condro Kirono, kemacetan dimungkinkan terjadi setiap tahun, lantaran pemudik selalu bertambah. Sedangkan jumlah dermaga hanya ada tujuh.

“Kapalnya banyak pun, kalau tujuh (Dermaga) itu sudah penuh, ya pasti tidak bisa menampung dengan jumlah pemudik yang sangat tinggi,” kata Condro, kepada awak media di Posko Terpadu Angkutan Lebaran Di Pelabuhan Merak, Minggu (9/6/2019).

Mudik melalui jalur laut, berbeda dengan jalur darat maupun udara. Jika menggunakan pesawat, hanya manusia dan barang bawaannya saja yang ‘ikut mudik’.

**Baca juga: Puncak Arus Balik Gelombang Pertama di Pelabuhan Merak Pada Minggu Pagi.

Lalu mudik jalur darat, penumpang dan barang bawaan sudah berada di dalam kendaraan dan melajukan kendaraan.

Sedangkan jalur laut, kendaraan pemudik harus membeli tiket kemudian mengantri di Dermaga. Selanjutnya, secara bergantian masuk ke dalam kapal.

“Memang kalau lebaran pada saat arus mudik, arus balik, penyeberangan itu beda dengan jalur darat,” jelasnya. (Dhi)




ASDP Indonesia Ferry: 591.927 Pemudik Belum Kembali ke Pelabuhan Merak

Kabar6.com

Kabar6-General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Solikin menerangkan, dari 902.678 total pemudik dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, sebanyak 591.927 pemudik belum kembali ke Pulau Jawa.

“Arus balik di Pelabuhan Merak terjadi pada Sabtu dan Minggu (8-9/6/2019). Untuk arus balik, puncaknya kemarin dan hari ini. Kondisi puncak (kedua) hari ini selain kemarin (Sabtu malam),” kata Solikin, Minggu (9/6/2019).

Sedangkan pemudik kendaraan roda dua yang belum kembali mencapai 57.260 unit, dari total 83.825 kendaraan.

Pemudik yang menggunakan roda empat, dari total 100.470 kendaraan yang menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, yang belum kembali berjumlah 70.840 unit.

**Baca juga: Puncak Arus Balik Gelombang Pertama di Pelabuhan Merak Pada Minggu Pagi.

“Saat ini kami tetap mengoperasikan 34 kapal di 7 Dermaga,” terang Solikin.

Berdasarkan pantauan dilapangan, proses bongkar muat pemudik dari kapal terus terjadi.

Antrian kendaraan untuk keluar Pelabuhan Merak di gerbang exit yang hanya ada satu unit. (Dhi)




Puncak Arus Balik Gelombang Pertama di Pelabuhan Merak Pada Minggu Pagi

Kabar6.com

Kabar6-Puncak arus balik gelombang pertama di Pelabuhan Merak terjadi pada Sabtu malam hingga Minggu dinihari (8-9/6/2019).

Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Condro Kirono menjelaskan, puncak arus mudik terjadi di Pelabuhan Merak dari Sabtu (8/6/2019) hingga Minggu (9/6/2019) pukul 08.00 WIB.

“Tadi saya dari Lampung, puncak arus balik kemarin sampai jam 8.00 wib pagi tadi,” ungkap Komjen Pol Condro Kirono di Pelabuhan Merak Banten, Minggu (9/6/2019).

Menurut Komjen Pol Condro, jumlah normal sebanyak 6 ribu kendaran. “Tapi kemaren sebanyak 19 ribu kendaraan. Jadi 3 kali lipatnya.”

PT ASDP Indonesia Ferry diminta terus mempercepat proses bongkar muat pemudik, terutama proses angkut pemudik dari Pelabuhan Bakauheni menuju Merak.

Di Pelabuhan Bakauheni, kapal hanya mengangkut penumpang, kemudian menurunkannya di Merak.

Kapal tidak diperkenankan ‘ngetem’ di Pelabuhan Merak dan segera kembali ke Bakauheni, untuk mengangkut pemudik.

“Dan saya minta tadi evaluasi disana (Pelabuhan Bakauheni), supaya terus dibuat percepatan-percepatan penumpang bisa segera masuk kapal,” jelasnya.

**Baca juga: Antisipasi Puncak Arus Balik, Dirlantas Polda Banten Siapkan Rekayasa Lalin.

Meski telah terlewati, Minggu malam hingga Senin pagi, 09-10 Juni 2019, diprediksi arus balik akan tetap tinggi.

Di Pelabuhan Bakauheni sendiri masih terjadi antrian kendaraan dan pemudik pejalan kaki siang tadi dan masih terus mengalir hingga jelang malam.

“Saya prediksi ini memang masih tinggi, tapi tidak setinggi tadi malam,” terangnya. (Dhi)




Arus Balik, Pelabuhan Merak Padat

Kabar6.com

Kabar6-Pada H+1 Idul Fitri, Pelabuhan Merak mulai dipadati pemudik saat arus balik. Kenaikannya mencapai 10 persen dibanding tahun lalu, dihari yang sama.

Setidaknya terlihat dari proses bongkar muat kendaraan dan penumpang. Bahkan, kendaraan berjalan merayap untuk masuk ke Gerbang Tol (GT) Merak, sejak pintu keluar Pelabuhan Merak yang berjarak sekitar 4 kilometer.

“Saat ini merupakan masanya arus balik. Untuk penumpang pejalan kaki yang sudah balik mencapai 10 persen, roda dua 7 persen dan roda empat sudah sekitar 10 persen,” kata Solikin, General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, saat ditemui dikantornya, Jumat (7/6/2019).

Terlihat bongkar muat kendaraan terjadi di 7 Dermaga Pelabuhan Merak. Sedangkan pemudik pejalan kaki, mulai memadati gang way di Dermaga 1 hingga 3.

“Kita tetap siaga dan terus berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait, seperti pihak BPTD selaku pemegang otoritas daripada jadwal kapal,” jelasnya.

Kendaraan berjalan pelan, sejak pintu keluar Pelabuhan Merak menuju GT Merak. Laju kendaraannya tidak lebih dari sekitar 20 kilometer per jam.

**Baca juga: Kapolsek Wanasalam: Pengunjung Tanjung Panto Waspadai Pusaran Air.

Pelabuhan Merak hanya menerima limpahan pemudik saat arus balik. Puncaknya diprediksi terjadi pada Sabtu hingga Minggu, 08-09 Juni 2019.

“Untuk jumlah kapal masih tetap sama, 64 kapal (siap beroperasi) untuk di (Dermaga) reguler, dan sebanyak 5 kapal untuk di dermaga eksekutif,” terangnya. (Dhi)




40 Kapal RoRo Layani Arus Balik Bakauheni-Merak, Begini Skemanya

Kabar6.com

Kabar6-Kementerian Perhubungan akan mengoperasikan 34 kapal roll on – roll off atau RoRo saat arus balik dari Pelabuhan Bakauheni, menuju Merak.

“Jumlah ini bisa ditambah menjadi 40 unit, saat puncak arus balik,” ujar Budi Setyadi, Dirjen Perhubungan Darat (Hubdat) Kementrian Perhubungan (Kemenhub), usai rapat persiapan arus balik di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Senin dini hari (03/06/2019).

Budi menerangkan pengoperasian kapal penyeberangan ini dengan skema bongkar dan muat, akan diberlakukan di Dermaga 5 sampai 6 di Bakauheni, hanya muat saja. Kemudian bongkarnya di Dermaga 4,5 dengan 7 di Merak.

“Setelah itu tidak muat (dari Pelabuhan Merak), selesai bongkar? berangkat lagi ke Bakauheni,” katanya.

Pemberlakuam diferensiasi atau perbedaan harga tiket pun berlaku sejak tanggal 07-10 Juni 2019. Menyebrang saat malam hari, mulai pukul 20.00 wib hingga 08.00 wib, harga tiket lebih mahal 10 persen. Sedangkan siang hari, lebih murah 10 persen.

Jika terjadi kecelakaan laut atau kapal tidak bisa sandar di Pelabuhan Bakauheni, maka hanya dikenakan biaya ganti Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 25 juta, bagi tugboat yang membantu proses sandar kapal selama tiga jam. Namun jika hal itu terjadi di Pelabuhan Merak, maka dikenakan biaya normal.

“Selama arus balik, penggantian kapal hanya dilakukan di Pelabuhan Merak. Dan (penggantian kapal) untuk di Bakauheni, hanya dalam kondisi emergency saja,” jelasnya.

**Baca Juga:Kemenhub Ungkap Penyebab Kemacetan Parah di Pelabuhan Merak.

Pendataan penumpang atau manifest melalui e-KTP tetap berlaku. Namun jika terjadi kepadatan, maka manivest secara manual akan kembali dilakukan.

Kemudian, kapal yang di operasikan harus berukuran minimal 5 ribu gross ton (GT) dengan Port time atau waktu bongkar muat, tidak boleh lebih dari 45 menit.

“Skenario pengaturan kendaraan dan pemuatan ke kapal, berlaku disemua kondisi dengan skenario sangat padat, dengan waktu port time maksimal 45 menit. Jadi isi enggak isi, harus berangkat,” jelasnya. (Dhi)