1

Jangan Lupa Tutup Bukaan Toilet Sebelum Disiram

Kabar6-Hasil studi dari Florida Atlantic University merilis, flush toilet dan semprotan untuk urine dapat menghasilkan tetesan aerosol kecil yang bertahan dan dapat dihirup.

Tidak sekadar kotor, melansir Femalesia, tetesan ini berpotensi menyebarkan bakteri dan penyakit seperti Ebola dan COVID-19. Hasil ini didapatkan setelah para peneliti melakukan uji coba menggunakan lebih dari 100 flush.

“Setelah sekira tiga jam tes dengan menggunakan lebih dari 100 flush toilet, kami menemukan peningkatan substansial dalam tingkat aerosol yang diukur di lingkungan sekitar. Baik toilet dan urinoir menghasilkan tetesan dalam jumlah besar yang lebih kecil dari 3 mikrometer ukurannya, menimbulkan risiko penularan yang signifikan jika mengandung mikroorganisme menular,” Siddhartha Verma, salah satu penulis studi.

Hal senada juga disebutkan dalam Miami Herald, karena tetesannya sangat kecil maka dari itu droplet bisa bertahan di udara untuk sementara. Tim menemukan droplet bisa ada di ketinggian hingga lima kaki selama 20 detik atau lebih setelah flush.

Dikatakan lebih lanjut, menutup tutup toilet sebelum menyiram dikatakan bisa membantu untuk mengurangi resiko meskipun tidak banyak. Mengingat karena tetesan atau droplet keluar melalui celah antara tutup dan toilet.

Selain itu, risiko bisa juga berkurang jika toilet tersebut memiliki ventilasi yang baik. ** Baca juga: Singkirkan Obat Tidur, Ini Alternatif Penggantinya

Tapi jika tidak, maka toilet umum tersebut tak ubahnya berfungsi sebagai sarang penularan penyakit melalui udara.(ilj/bbs)




Beli Buah yang Sudah Dipotong Tidak Disarankan?

Kabar6-Saat ini banyak supermarket menawarkan sayuran dan buah-buahan dalam kemasan yang sudah dipotong-potong. Di satu sisi, hal ini memudahkan Anda saat dikonsumsi, sekaligus dapat dibawa ke mana saja selama beraktivitas.

Namun di sisi lain, sayur dan buah yang sudah dipotong tentu mempunyai kualitas yang berbeda dengan yang belum dipotong. Berikut ini, melansir Hellosehat, beberapa alasan mengapa sayur dan buah yang sudah dipotong tidak sebaik sayur dan buah yang belum dipotong:

1. Sudah tidak segar
Kesegaran sayur dan buah yang sudah dipotong dan belum dipotong tentu berbeda. Pemotongan sayuran dan buah-buahan dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel dalam sayur dan buah, sehingga hal ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan warna, rasa, tekstur, dan kelembapan sayur dan buah.

Kandungan air dalam sayur dan buah yang sudah dipotong tentu bisa menguap, sehingga akan mengurangi kelembapannya. Hal ini juga dapat mengurangi umur simpan sayur dan buah.

Wortel yang sudah dipotong kecil-kecil tentu tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama dibandingkan dengan wortel yang sudah dipotong. Kentang yang sudah dipotong juga bisa mengalami perubahan warna menjadi kecokelatan. Dan, perubahan lainnya yang bisa terjadi.

2. Kandungan gizinya sudah sedikit hilang
Pemotongan sayur dan buah juga dapat menghilangkan sedikit kandungan gizinya. Kehilangan kandungan air setelah pemotongan dapat mengganggu keseimbangan asam atau basa dalam beberapa sayuran dan buah, sehingga bisa menghilangkan kandungan nutrisinya.

Beberapa vitamin dan mineral yang tidak tahan panas juga bisa menguap setelah sayur dan buah dipotong, seperti vitamin C. ** Baca juga: Hindari Obesitas dengan Pola Sarapan Sehat

3. Berisiko terkena kontaminasi
Sayur dan buah yang telah dipotong tentu menyimpan mikroorganisme dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran dan buah yang masih utuh.

Pemotongan sayur dan buah serta suhu selama penyimpanan dapat menyebabkan jumlah mikroorganisme aerobik mesofilik meningkat.

Meskipun sayur dan buah yang sudah dipotong ditempatkan dalam wadah yang kedap udara, proses selama pemotongan dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme yang terkandung di dalamnya.

Proses pemotongan dengan pisau, penempatan sayur dan buah dalam wadah, kontak sayur dan buah dengan tangan yang menangani, dan proses lainnya tentu meningkatkan risiko sayur dan buah untuk terpapar mikroorganisme. Mikroorganisme dalam sayur dan buah ini dapat mengubah warna, rasa, dan tekstur sayur dan buah.

Membeli sayur dan buah yang sudah dipotong memang dapat memudahkan Anda dalam mengolah atau memakannya. Namun, pemotongan dapat menurunkan kualitas sayur dan buah.

Jadi disarankan membeli sayur dan buah secara utuh, untuk kemudian Anda potong di rumah. Membeli sayuran dan buah-buahan yang utuh juga dapat memberikan Anda kebebasan kapan akan dipotong, karena umur simpannya lebih lama.(ilj/bbs)




WHO Imbau, Olahraga Tanpa Masker dengan Cara Jaga Jarak 1 Meter

Kabar6-Memasuki era new normal di tengah pandemi COVID-19, sudah banyak orang yang mulai beraktivitas dan keluar rumah. Mulai dari bekerja, berbelanja, olahraga, dan kegiatan lain yang biasanya dilakukan di luar rumah.

Namun aktivitas yang dilakukan tetap diatur oleh pemerintah, dengan tetap menjalankan social distancing dan wajib mengenakan masker. Meskipun begitu, ternyata masih banyak kesalahan yang dilakukan orang karena kurangnya informasi yang mereka dapatkan. Salah satunya adalah penggunaan masker saat berolahraga.

Sebagian orang, memilih menggunakan masker saat berolahraga. Padahal, melansir Viva, hal ini justru bisa membahayakan dan memilik risiko kesehatan. Melalui Instagram resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, “Orang-orang seharusnya TIDAK memakai masker saat berolahraga.

Menurut WHO, masker bisa mengurangi kemampuan bernapas secara nyaman. “Keringat bisa membuat masker menjadi basah lebih cepat, yang mana membuat lebih sulit bernapas dan memicu pertumbuhan mikroorganisme,” demikian keterangan WHO. ** Baca juga: Bolehkan Makanan yang Sudah Dihinggapi Lalat Tetap Dimakan?

Ditambahkan, langkah preventif atau pencegahan yang bisa dilakukan saat berolahraga di luar ruangan adalah menjaga jarak dengan orang lain, setidaknya sejauh satu meter.(ilj/bbs)




Ada ‘Gula Tersembunyi’ dalam Sejumlah Makanan & Minuman

Kabar6-Selama ini mungkin Anda menganggap bahwa makanan yang mengandung gula hanya berkisar seperti donat, kue cokelat, permen, dan makanan sejenisnya. Padahal, gula pun bisa bersembunyi dalam makanan yang kita anggap sehat, lho.

Seringkali ada gula ‘tersembunyi’ dalam puding, yoghurt, jus buah, susu almond, dan protein bar. Melansir Go Dok, pada puding ada kadar gula sebesar 22 gram, yoghurt 20 gram, jus buah 20 gram, susu almond 10,5 gram, dan protein bar 7 gram. Menurut WHO, konsumsi gula untuk orang dewasa 50 gram per hari atau empat sendok makan per hari.

Gula tersembunyi bisa menjadi salah satu penyebab utama gigi berlubang atau karies. Disebutkan, karies seringkali digambarkan sebagai empat mata rantai yang saling berinteraksi yaitu host yang terdiri dari gigi dan air liur, mikroorganisme atau bakteri pada plak, substrat atau asupan makanan, serta waktu.

Kondisi host dan mikroorganisme memang sangat tergantung dari kondisi alami dan perilaku kesehatan gigi masing-masing individu. Namun substrat dan waktu sebenarnya merupakan faktor-faktor yang bisa dikendalikan.

Gula yang kita konsumsi diubah oleh mikroorganisme di dalam mulut. Karena itu, kondisi pH mulut otomatis berubah menjadi asam dan proses karies pun terjadi. Selain substrat, faktor waktu menjadi hal penting lain yang harus diperhatikan, karena berhubungan erat dengan seberapa seringnya kita mengonsumsi gula, termasuk gula tersembunyi.

Proses karies akibat gula ini dapat dikendalikan dengan lebih mewaspadai konsumsi gula dan menginterupsi waktu pembentukan karies dengan rutin menyikat gigi pada pagi hari usai sarapan dan malam hari sebelum tidur. ** Baca juga: Penelitian Ungkapkan Pola Makan Pengaruhi Gangguan Tidur

Yuk, lebih bijak lagi mengonsumsi makanan mengandung gula.(ilj/bbs)




Walah, Terlalu Bersih Juga Tidak Baik Untuk Kesehatan Lho

Kabar6-Mungkin Anda termasuk salah satu orang yang sangat memperhatikan kebersihan baik di rumah, kantor, lingkungan sekitar, dan untuk diri sendiri. Namun tahukah Anda, Ternyata terlalu bersih justru membahayakan kesehatan diri sendiri?

Para ahli yang melakukan sebuah penelitian di Universiy of Utah, seperti dilansir Indiatimes, menemukan bahwa terlalu sering mandi justru dapat merusak keseimbangan mikroorganisme yang hidup di dalam dan pada tubuh manusia, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kesehatan sistem kekebalan tubuh, saluran pencernaan, dan bahkan jantung Anda.

Disebutkan, beberapa hari tidak mandi memang akan membuat tubuh Anda sangat berminyak dan bau. Namun setelah beradaptasi dengan ‘lingkungan barunya, tubuh Anda pun akan berhenti berbau tidak sedap. Tentu saja Anda tidak akan menjadi wangi seperti selesai mandi, namun Anda pun tidak akan mengalami bau badan.

Meskipun demikian, bukan berarti Anda boleh berhari-hari tidak mandi, lho. Intinya, Anda tetap harus menjaga kebersihan diri, tetapi jangan terlalu berlebihan karena hal ini justru dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan tubuh.

Mandilah dua kali sehari, atau tiga kali sehari bila memang sangat diperlukan, untuk menjaga tubuh tetap bersih, tetapi tidak mengganggu keseimbangan mikroorganisme pada tubuh Anda. ** Baca juga: Bulu Mata Rontok, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Segala sesuatu itu memang tidak perlu berlebihan.(ilj/bbs)




Begini Cara Jaga Lidah Agar Tetap Sehat

Kabar6-Ternyata menggosok gigi dua kali sehari belum cukup untuk membuat area mulut sehat, jika lidah tidak dibersihkan secara langsung. Padahal, masalah seperti bau mulut tak sedap seringkali bermula dari kebersihan lidah yang tidak dijaga. Dengan kata lain, lidah sehat juga adalah kunci kesehatan mulut.

Lidah sehat mengindikasikan bahwa kondisi tubuh juga sehat. Lidah sehat umumnya berwarna merah muda dengan permukaan tertutup bintil-bintil yang disebut papillae.

Permukaan lidah yang tidak rata, seperti dilansir Alodokter, membuat organ ini lebih berisiko menyimpan bakteri sehingga perlu digosok. Meski terlihat datar, sebenarnya permukaan lidah memiliki celah dan perbedaan ketinggian, sehingga dapat menjadi tempat bakteri bersembunyi.

Bakteri yang dimaksud dapat berasal dari sekumpulan mikroorganisme yang dapat membentuk lapisan di permukaan lidah. Berkumur dengan cairan antiseptik hanya akan mengangkat bakteri di lapisan luar dan tidak sepenuhnya membasmi kuman.

Agar lidah tetap sehat, sikatlah gigi dua kali sehari setiap hari, termasuk menyikat lidah. Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, serta batasi konsumsi makanan yang terlalu panas, asam, dan pedas. ** Baca juga: Sesuaikan Jenis Teh dengan Kesibukan Harian Anda

Untuk menjaga agar lidah sehat tetap terjaga, sikat lidah dari depan ke belakang dan kiri ke kanan, kemudian kumur dengan air bersih. Namun jangan pula menyikat lidah terlalu keras. Anda juga dapat mencoba menggunakan pengikis permukaan lidah yang dijual bebas di toko obat, namun secara umum menyikat lidah menggunakan sikat gigi biasa sudah cukup.(ilj/bbs)