1

Satu Pasien PDP Covid-19 di RSUD Balaraja Meninggal

Kabar6.com

Kabar6-Seorang warga Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, berstatus Pasien Dalam Pemantauan (PDP) Covid19 meninggal di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja, pada Jumat (1/5/2020).

Warga berjenis kelamin laki- laki yang dirahasiakan identitasnya ini meninggal dunia sekira Pukul 09.00 WIB.

Jenazah pria berusia 43 tahun tersebut, langsung dimakamkan dengan protokol kesehatan di tempat pemakaman umum Buniayu, Kecamatan Sukamulya pada Pukul 10.00 WIB, oleh tim medis RSUD Balaraja.

Humas Covid-19 RSUD Balaraja, Aang Sunarto mengatakan, pihaknya membenarkan bahwa pasien tersebut masuk diruang instalasi gawat darurat RSUD Balaraja, pada Rabu (29/04/2020) lalu.

**Baca juga: DPRD Terima Alasan Perumdam TKR Hibahkan 70 Ribu Pelanggan.

Pasien yang didiagnosa memiliki penyakit penyerta (komorbid) ini kemudian dibawa ke ruang isolasi untuk menjalani perawatan intesif. Namun, nyawa pasien itu tak bisa tertolong, ia menghembuskan nafas terakhir Jumat pagi (hari ini-red).

“Pasien berstatus PDP covid19 sudah dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan, setelah dinyatakan sebagai PDP oleh tim dokter RSUD Balaraja,” ungkapnya.(Tim K6)




Remaja ODP Corona di Pandeglang Meninggal

Kabar6.com

Kabar6- Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Pandeglang melaporkan satu orang dalam pemantauan (ODP) di Kecamatan Carita, Pandeglang meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSUD Berkah Pandeglang.

Pasien tersebut berjenis kelamin perempuan berusia 14 tahun diketahui tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah. Tetapi pasien tersebut sempat kontak lama dengan ODP lainnya yang masih berkaitan dengan pasien PDP asal Kecamatan Carita yang dinyatakan positif Corona.

“Memang benar pasien ini adalah pasien yang tercatat sejak tanggal 21 April 2020 usianya masih muda kurang lebih 15 tahun, walaupun ODP ini tidak pernah beraktivitas keluar dari Pandeglang tetap kami masukkan dalam kategori ini dikarenakan pasien ini sempat kontak cukup lama dengan ODP lainnya yang tak lain adalah anggota keluarga dari almarhumah tersebut,”ungkap Jubir Penanganan COVID-19 Pandeglang Ahmad Sulaeman, Selasa (28/4/2020).

Diketahui sebelumnya, satu pasien dalam pengawasan (PDP) berjenis kelamin perempuan berusia 40 dinyatakan positif virus Corona. ia bekerja di sebuah konveksi di daerah Cipondoh, Kota Tangerang. Namun karena sakit ia memilih pulang kampung di kecamatan Carita. Pasien itu sempat dirawat di salah satu klinik di Pandeglang selama dua hari satu malam, lalu dirawat di RSUD Berkah Pandeglang dan akhirnya di rujuk ke RSUD Banten dan meninggal dunia pada 4 April.

**Baca juga: Yayasan Sekolah Islam Identik Bagikan Seratusan Paket Bantuan di Pandeglang.

Pria yang akrab disapa Sule ini mengatakan, tim Gugus sudah melakukan Rapid Test terhadap tiga orang dari keluarga pasien OPD yang meninggal tersebut. Untuk mencegah penularan, pemerintah meminta kepada masyarakat untuk mengikuti himbauan-himbauan yang diberikan oleh pemerintah.

“Kita perlu tingkatkan kewaspadaan terus ikuti himbauan-himbauan yang diberikan oleh pemerintah daerah agar kita dan keluarga kita bisa terhindar dari penyakit COVID,”tandasnya.(Aep)




Karyawan Meninggal Terpapar Corona, Pabrik Suku Cadang Mobil di Balaraja Ditutup

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten Tangerang menutup sementara PT Eds Manufacturing Indonesia (PT. PEMI) di Balaraja setelah dua karyawan itu meninggal akibat terpapar Covid-19.

“Kami secara resmi akan menyampaikan surat penutupan sementara selama 14 hari kedepan,” ujar Asisten Daerah I Bidang Pemerintahan Kabupaten Tangerang Hery Heryanto, Senin 27/4/2020.

Hery mengatakan dua karyawan perusahaan yang meninggal tersebut berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona. Menurut Hery, penghentian operasional produsen suku cadang mobil tersebut selama 14 hari kerja merupakan amanat pasal 13 Peraturan Bupati Tangerang Nomor 20 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dalam Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

**Baca juga: Dua Karyawan Pabrik Suku Cadang Mobil di Balaraja Meninggal Karena Corona.

Selama penutupan, kata Hery, petugas medis dan satuan pengaman melakukan evaluasi dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan tempat kerja.

Hery yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Tangerang menambahkan, penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan disinfektan serta pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar Covid-19.(GFM)




Dua Karyawan Pabrik Suku Cadang Mobil di Balaraja Meninggal Karena Corona

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr. Desiriana Dinardianti mengatakan dua karyawan PT Eds Manufacturing Indonesia (PT PEMI), produsen suku cadang mobil di Balaraja yang meninggal merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona. “Meninggal dunia akibat terpapar Covid-19,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin 27/4/2020.

Desiriana mengatakan kasus pertama yang meninggal dunia di PT PEMI berinisial HO yang bekerja di bagian produksi LH.

HO, pada 16 April, tidak masuk kerja dengan keluhan sakit. Tanggal 17 April 2020, masuk kerja tetapi pada jam 20.30 WIB ijin pulang dengan keluhan sesak nafas, hasil cek suhu di klinik perusahaan yaitu 36.6 derajat celsius.

Tanggal 18 April (Sabtu), HO berziarah ke Kampung Ilat Balaraja. Jam 11.00 WIB pulang ke Cisereh dan pada jam 12.30 WIB sesak nafas dan pingsan dirumah. Oleh keluarga kemudian dibawa ke Klinik Ilanur. “Dia di diagnosa terkena penyakit jantung dan dirujuk ke RS Awal Bros Tangerang dan dilakukan scan thorax dan rapid test, dengan hasil reaktif. Kemudian dirujuk ke RSUD Banten, dan tanggal 20 April saudara HO meninggal dunia,” kata Desiriana.

Petugas, kata Desiriana, melakukan rapid test keluarga, istri dan anak-anaknya. Hasilnya dinyatakan negatif. PT PEMI melakukan rapid test kepada teman-teman HO didapat hasil 2 reaktif dengan atas nama berinisial P (Balaraja) dan inisial R (tigaraksa).”Sudah dilakukan swab test namun hasilnya belum keluar.”

**Baca juga: Liputan Kebakaran, Tangan Rolly Fotographer Media Indonesia Dipiting.

Sementara kasus kedua terjadi pada karyawan S yang bekerja di bagian QA. Pada tanggal 23 April 2020 berobat ke Klinik Obbini, keluhan mual, lemas dan sesak, lalu dirujuk rawat inap tanggal 24 April yang bersangkutan sesaknya terlihat berat. Kemudian dirujuk ke RS Awal Bros Tangerang, dilakukan rapid test, hasilnya reaktif.

Karena sesaknya, yang bersangkutan kemudian dimasukkan ke IGD, tanggal 25 April jam 05.00 WIB yang bersangkutan meninggal. Belum dilakukan swab test, namun pemakaman dilakukan dengan melalui prosedur covid-19.(GFM)




Dua Hari Tahan Lapar, IRT di Kota Serang Meninggal

kabar6.com

Kabar6-Yulie Nuramelia, 43 tahun, ibu rumah tangga (IRT) yang sempat menahan lapar dengan meminum air galon isi ulang selama dua hari bersama empat anak dan suaminya menghembuskan nafas terakhirnya, Senin sore kemarin sore.

Meninggalnya Yulie yang sempat menahan lapar dengan air galon masih menjadi tanda tanya. Sebab sebelum meninggal, dia masih sempat menerima bantuan dari para relawan dan donatur dengan kondisi sehat.

Mohamad Holik, 49 tahun, suaminya hanya bekerja sebagai pemulung. Kesehariannya ia mencari barang rongsokan. Tetapi semenjak ramai Corona, lapak yang bisa menerima barang rongsokannya tutup.

“Pagi segar, sehat. Tidak ada keluhan. Karena ada pikiran kalau kata dokter. Mungkin banyak orang yang ngomongin,” kata sang suami, Mohamad Holik, ditemui dirumah duka, Senin (20/04/2020).

Menurutnya, tak ada lagi pendapatan bagi keluarga tersebut saat pandemi Covid-19. Yulie meninggalkan empat orang anaknya, bahkan ada satu orang anaknya yang masih bayi.

Begitupun anak sulungnya yang biasa bekerja sebagai buruh tak bisa menambah penghasilan bagi kedua orangtuanya. Tempat dia bekerja tutup semenjak merebaknya Covid-19.

**Baca juga: Gerbang Tol Serang Timur dan Barat Jadi Check Point Masuk Kota Banten.

Penghasilan suaminya sebagai pemulung batang bekas hanya sebesar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per harinya. Itupun harus dibagi untuk masak dan kebutuhan hidup lainnya.

Namun semenjak corona dan bantuan sosial belum juga di dapatkan dari Pemprov Banten maupun Pemerintah Kota Serang. Keluarga yang rumahnya masih menumpang secara gratis.

Termasuk sang anak yang masih bayi, hanya diberikan air mineral isi ulang. Hingga akhirnya berbagai relawan memberikan bantuan bagi keluarga almarhum Yuli.(Dhi)




Korban Meninggal Covid-19 di Banten 89 Orang

Kabar6.com

Kabar6-Jumlah korban meninggal terpapar virus Corona atau Covid-19 di Banten mencapai 89 orang.

Berdasarkan data websiten info corona milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, yang diperbaharui Jumat 10 April 2020 pukul 18:00 WIB, dari 89 korban meninggal karena covid-19 di Provinsi Banten, 64 orang diantaranya berasal Pasien Dalam Pengawasan (PDP), selebihnya 25  nya lagi berasal dari pasien positif covid-19.

Juru bicara (jubir) covid-19 Provinsi Banten sekaligus Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banten, Ati Pramuji Hastuti mengatakan, data yang disampaikan melalui website info corona dimuat berdasarkan data korban berdasarkan domisili warga asli Provinsi Banten.

**Baca juga: Banten Salurkan Bantuan Sosial Langsung ke Rekening 670 Ribu Terdampak Corona.

Sekedar untuk diketahui, sebaran pasien PDP meninggal di Provinsi Banten, 4 orang berasal dari Kabupaten Pandeglang, 11 orang berasal dari Kabupaten Tangerang, 2 orang berasal dari Kabupaten Serang, 19 dari Kota Tangerang, 3 berasal dari Kota Cilegon, 1 berasal dari Kota Serang dan terakhir 24 orang lagi berasal dari Kota Tangsel.

Sedangkan untuk korban meninggal dari pasien positif covid-19, 2 orang berasal dari Kabupaten Tangerang, 8 berasal dari Kota Tangerang, dan sisanya 15 orangnya lagi berasal dari Kota Tangsel.(Den)




Seorang Nenek PDP Corona di Cilegon Meninggal

kabar6.com

Kabar6- Seorang wanita berusia 66 tahun, warga Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten, meninggal dunia dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) pagi tadi, Selasa 07 April 2020 sekitar pukul 10.00 wib di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM).

Berdasarkan hasil Swab nya negatif covid-19. Saat masih hidup, pasien tersebut semula dirawat di Intalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Kota Cilegon dan memiliki gejala mirip covid-19. Kemudian di rujuk ke RSUD Banten, sebagai rumah sakit rujukan utama covid-19 di Provinsi Banten pada Minggu, 29 Maret 2020.

Karena hasil pemeriksaan swab nga negatif, dikembalikan ke RSKM Cilegon hari Minggu, 05 April 2020. Namun nyawanya tak bisa tertolong dan menghembuskan nafas terakhir pagi tadi.

**Baca juga: ASN Kota Serang Berstatus PDP Meninggal Di Jakarta.

“Disana (RSUD Banten), dirawat selama tujuh hari sambil menunggu swab dan hasilnya negatif, kemudian dikembalikan ke kami (RSKM). Kembali hari Minggu, kami terima dan rawat, tetapi tetap dengan status PDP karena statusnya kontak dengan di RSUD Banten,” kata dr Prijo Wahjuana, Manajer Pelayanan Media RSKM. (Dhi)




PDP Corona Green Savana yang Meninggal Dikenal Tertutup

Kabar6.com

Kabar6-SWD (49), warga Green Savana CitraRaya, Kabupaten Tangerang, korban meninggal diduga terjangkit virus corona atau covid-19 dikenal sangat tertutup.

Ia, jarang bergaul dengan warga sekitar tempat tinggalnya, mengingat kesibukannya sebagai karyawan di salah satu pabrik tekstil di kawasan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

“Menurut informasi dari keluarganya, korban jarang bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Dia diketahui bekerja dipabrik tekstil di Pasar Kemis,” ungkap Camat Panongan Rudi Lesmana, kepada Kabar6.com, Sabtu (4/4/2020).

Rudi menjelaskan, SWD yang menempati sebuah rumah bersama istri dan kedua anaknya di RT04/05 Green Savana CitraRaya ini memang memiliki riwayat penyakit jantung.

Namun, sejak 16 Maret 2020 silam korban sudah mengisolasi diri secara mandiri dirumahnya.

“Aktivitasnya banyak diluar. Bahkan, ibadahnya juga sering dilakukan di Pasar Kemis. Tapi, sesekali memang kerap belanja di warung- warung sekitar tempat tinggalnya,” ujarnya.

**Baca juga: Hasil Rapid Test Keluarga Korban Diduga Corona Negatif.

Lebih lanjut Rudi mengatakan, atas kejadian itu seluruh kerabat dekat dan tetangga SWD telah dilakukan pemeriksaan medis untuk memastikan ada atau tidaknya indikasi penularan virus mematikan tersebut.

Hasil pemeriksaan tim medis, istri dan kedua anak korban menunjukkan hasil negatif covid-19.

“Semuanya negatif. Bahkan, 10 orang tetangga dekatnya juga telah diperiksa dan hasilnya sama negatif juga,” imbuhnya.(Tim K6)




Pandemi Corona, Ini Rincian 17 Kasus Warga di Tangsel Meninggal

Kabar6.com

Kabar6-Populasi jumlah warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang menjadi korban corona virus disease 2019 atau Covid-19 terus bertambah. Daftar korban jiwa bukan hanya warga yang dinyatakan positif, tapi juga banyak pasien dalam pengawasan (PDP).

“17 kasus corona yang meninggal, enam positif dan 11 PDP,” ungkap juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel, Tulus Muladiyono, Kamis (2/4/2020).

Dijelaskan, warga yang meninggal dunia karena positif corona ada sebanyak 6 orang. Paling banyak ada di Kecamatan Pondok Aren sebanyak 4 orang, Ciputat 1 orang, dan Ciputat Timur 1 orang.

Tulus mengakui untuk data meninggal PDP Corona ada kesalahan data pihak Tangsel dengan Provinsi Banten.

“Memang sudah ada 11 PDP yang meninggal. Kita belum berani merilis sebelum ada konfirmasi dari Provinsi. Ternyata provinsi sudah merilis dulu tanpa kami diberitahu,” jelasnya.

Tulus memaparkan, dengan demikian. jumlah korban meninggal dunia akibat wabah virus Corona di Tangsel telah mencapai angka 17 orang.

**Baca juga: Ini Jumlah Pelanggan Listrik Gratis dan Diskon di Banten.

“Ya, karena tutup di jam lebih awal dibanding provinsi. Sehingga ada perbedaan tersebut. Besok baru bisa disamain. Ya, 11 kematian dengan PDP dan enam kematian dengan yang konfirmasi atau positif Corona,” papar Tulus.

Sementara itu, dari total kasus 336 ODP, 139 PDP dengan 11 meninggal, dan 38 positif dengan 6 orang meninggal, jumlah kematian akibat wabah virus Corona ini capai 17 kasus. Sedang 6 orang lainnya dinyatakan sembuh.(yud)




Jumlah PDP dan Positif Corona Meninggal di Banten Mencapai 27 Orang

Kabar6.com

Kabar6-Jumlah korban meninggal yang terpapar virus Corona di Provinsi Banten terus bertambah.

Berdasarkan info corona Pemprov Banten, yang diperbaharui tanggal 30 Maret 2020 pukul 18:00 WIB, jumlah Pasien Dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia mencapai 17 orang. Sementara pasien positif covid-19 yang meninggal berjumlah 10 orang.

Untuk pasien PDP meninggal, 3 orang berasal dari Kabupaten Pandeglang, 1 orang berasal dari Kabupaten Tangerang, 3 orang berasal dari Kota Tangerang dan 10 orang lagi berasal dari Kota Tangerang Selatan.

Sedangkan untuk positif covid-19 meninggal dunia, 4 orang berasal dari Kota Tangerang dan 6 orang lagi berasal dari Kota Tangsel.

Sedangkan untuk pasien PDP di Provinsi Banten saat ini jumlahnya mencapai 329 kasus, 287 masih dirawat, 25 telah dinyatakan sembuh dan 17 lainnya meninggal dunia.

Sementara untuk pasien positif covid-19 di Provinsi Banten saat ini telah mencalai 80 kasus, 66 orang masih dirawat, 4 orang telah dinyatakan sembuh, sementara 10 orang lagi lainnya telah meninggal dunia.

**Baca juga: Rp 141,95 Miliar DAK Banten Dialihkan Untuk Covid-19, Ini Rinciannya.

Sebelumnya, Juru bicara (jubir) gugus tugas penanganan covid-19 Provinsi Banten sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Banten, Ati Pramuji Hastuti mengatakan, data yang dissampaikan melalui website info corana milik Pemprov Banten merupakan data berdasarkan domisili.

“Hanya orang-orang yang benar-benar warga Banten yang datanya dimasukan, selebihnya tidak,” katanya.(Den)