1

Terjebak Lockdown, Seorang Pria di India Bikin Surat Kematian Palsu Agar Bisa Pulang ke Rumah

Kabar6-Penetapan lockdown selama pandemi COVID-19 di India bagi sebagian orang mungkin tidak menjadi masalah. Sebaliknya, aturan itu cukup meresahkan untuk warga yang kebetulan sedang jauh dari rumah karena suatu urusan.

Hal itulah yang dialami oleh seorang pria bernama Hakim Din (60). Ya, Din kebetulan sedang dirawat di rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Melansir Outlookindia, Din diketahui mengalami cedera kepala ringan sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Jammu yang letaknya berjarak ratusan kilometer dari rumahnya di Kashmir.

Nah, saat lockdown diberlakukan, dia terjebak di rumah sakit itu dan tidak bisa pulang. Melihat Din yang sudah lansia dan jauh dari keluarganya, seorang sopir ambulans merasa iba, sehingga memberi saran kepadanya.

Din disarankan untuk berpura-pura meninggal dunia agar bisa menyusup keluar dari rumah sakit. Akhirnya, Din bersama dengan tiga orang lainnya yang sama-sama ingin pulang pun berpura-pura meninggal dunia. Dengan bantuan sopir ambulans, mereka berhasil membuat laporan palsu yang menyatakan bahwa Din dan tiga orang lainnya tadi sudah meninggal dunia.

Selama perjalanan dengan ambulans, Din dan ketiga orang itu berbaring ditutupi kain putih, sehingga mereka pun berhasil melewati beberapa pos pengamanan yang dijaga ketat oleh pihak kepolisian. ** Baca juga: Google Maps Tangkap Penampakan Misterius di Gurun Gobi

Namun, saat tiba di pos pengamanan terakhir yang posisinya sudah sangat dekat dengan rumah mereka, ambulans diberhentikan dan keempat ‘jenazah’ di dalamnya diperiksa oleh petugas yang berjaga di sana.

Dari situlah Din dan teman-teman tertangkap basah masih hidup. Bersama dengan sopir ambulans yang membantu mereka, Din dan ketiga orang lainnya ditangkap dan dikarantina secara terpisah.(ilj/bbs)




Dipicu Stres dan Jenuh Selama Lockdown, Jumlah Pengguna Ganja di Inggris Melonjak

Kabar6-Ganja menjadi barang murah dan berlimpah di Inggris. Hal itu disebabkan karena jumlah pengguna ganja melonjak selama lockdown atau karantina wilayah pandemi COVID-19 di Inggris.

Lonjakan tersebut, melansir thesun, dipicu oleh kejenuhan serta stres termasuk di kalangan pengangguran yang baru kehilangan pekerjaan. Permintaan yang besar menyebabkan geng-geng pengonsumsi ganja membanjiri beberapa wilayah. Banyak kelab yang ditutup akibat lockdown, membuat permintaan obat-obatan seperti kokain dan ekstasi turun.

Kepolisian mencatat peningkatan 28 persen dalam kasus kepemilikan ganja. Pemicunya, hukuman bagi pelanggaran terkait ganja tidak terlalu berat. Layanan nasional Inggris di bidang narkoba, Release, melakukan survei terhadap pengguna dewasa.

Ditemukan tujuh dari 10 transaksi obat-obatan yang dilakukan selama pandemi virus Corona adalah jual beli ganja. Pembeli mengaku menggunakan tanaman surga tersebut lebih banyak. ** Baca juga: Nyaris Setahun Koma, Saat Siuman Remaja Inggris Ini Tidak Tahu Dunia Tengah ‘Berperang’ Melawan COVID-19

Bahkan, mereka yang terkena PHK di bidang perhotelan banyak yang menjadi pelanggan, dan terpikat oleh geng-geng pencari kurir. Sementara itu peneliti London School of Economics, Mohammed Qasim, mengatakan, geng-geng pengguna ganja mengeksploitasi anak di bawah usia 20-an.

Bahkan, beberapa anak usia 16 tahun mendapatkan sekira Rp405 juta setahun sebagai kurir. Mereka juga ditawari mobil, akomodasi, iPhone, hingga PlayStation. “Ada pasar pekerjaan ilegal yang sangat besar dengan kandidat mereka yang sempurna sudah tersedia,” kata Qasim.

Ganja merupakan obat paling umum digunakan di Inggris. Sekira 33 persen dari total pengguna lebih sering mengonsumsinya daripada hanya sekali sebulan, dibandingkan dengan 8,7 persen pengguna kokain.(ilj/bbs)




Tenangkan Diri, Pria di Italia Jalan Kaki Sejauh 450 km Usai Bertengkar dengan Istrinya

Kabar6-Apa yang dilakukan seorang pria di Italia ini mendadak viral dan menjadi headline di sejumlah media massa. Pria yang tidak disebutkan namanya ini didenda polisi karena melanggar lockdown.

Apa yang telah dilakukannya? Berawal ketika pria berusia 48 tahun ini, melansir Boredpanda, bertengkar dengan sang istri. Dalam kondisi emosi, pria tersebut berjalan kaki selama seminggu, sejauh 280 mil atau 450 km. Ia mengaku perlu menenangkan diri untuk meredakan amarah.

Diketahui, pria dan istrinya itu tinggal di ujung utara Italia di perbatasan Swiss, Como. Karena berjalan kaki sejauh 450 km, ia berhasil sampai ke Fano.

Apes, ia ditangkap polisi dan didenda karena melanggar lockdown. Polisi menghentikan pria itu pada pukul 02.00 waktu setempat, karena melanggar aturan jam malam negara. Awalnya, polisi sulit percaya bahwa pria ini sudah berjalan sangat jauh.

Namun, setelah memeriksa namanya, mereka menemukan bahwa sang istri memang telah melaporkan kehilangan suami seminggu sebelumnya di Kota Como.

“Saya datang ke sini dengan berjalan kaki, saya tidak menggunakan transportasi apa pun,” kata pria tadi kepada polisi. ** Baca juga: Tidak Pernah Bolos, Seorang Pelajar Dapat Hadiah Mobil dari Sekolah

Media Italia melaporkan, pria itu kedinginan dan lelah. Namun, dia mengaku tidak menyadari telah berjalan selama berjalan-jalan. Pria itu mengatakan kepada media bahwa dia diberi makanan oleh orang asing selama perjalanan.

Diketahui, Italia telah memberlakukan jam malam mulai pukul 22.00 hingga pukul 05.00, untuk mengatasi gelombang kedua virus Corona. Sementara sang istri yang menjemput suaminya harus membayar denda sekira Rp6,8 juta karena melanggar peraturan.

Menenangkan diri sekaligus berolahraga.(ilj/bbs)




Tren Kesehatan 2021 Fokus pada Pemulihan Mental

Kabar6-Tren kesehatan pada 2021 ini sudah diprediksi akan lebih fokus pada kesehatan batin. Hal ini karena selama pandemi COVID-19, tidak sedikit orang mengalami stres hebat.

Stres itu disebabkan antara lain karena ketakutan akan virus, status perekonomiannya yang berubah drastis, kesepian akibat lockdown, atau bahkan kehilangan pekerjaan hingga orang tersayang.

Stres yang dialami, melansir Dreamers, telah membuat orang akan mencoba untuk mencari ketenangan batin dan memperbaiki kesehatan mental mereka. “Karena pandemi nantinya di masa depan orang akan fokus pada kesehatan mental dan ketenangan batin,” terang Nigel Franklyn, Co-Founder of Moss Wellness Consultancy.

Untuk mendapatkan kesehatan mental yang baik itu, banyak orang diperkirakan akan mencari ketenangan batin dengan cara menjalankan wisata kesehatan. Tren ini memadukan antara wisata sekaligus menjalankan perawatan atau pengobatan baik medis maupun alternatif.

Umumnya, paket wisata kesehatan mental ini mengajak orang untuk melakukan sejumlah perawatan seperti yoga, rileksasi, mindfulness, dan dikombinasikan dengan liburan seperti di tengah hutan atau di pantai.

“Fokus saat ini adalah sesuatu yang baik untuk kesehatan dan dikombinasikan dengan liburan dan juga perawatan diri. Juga kombinasi antara nutrisi makanan, kebugaran, dan kesehatan,” kata Hans-Peter Veit, Director of Health and Spa di Grand Resort Bad Ragaz.

Berada di alam, dikatakan Veit, akan membuat orang lebih rileks ketimbang harus melakukan sesuatu dari dalam ruangan. ** Baca juga: Demi Kesehatan, Kapan Waktu Terakhir Boleh Makan Malam?

“Tidak bisa dibandingkan kehebatan alam dengan perlengkapan fitness maupun teknologi yang ada. Akan lebih banyak orang memilih untuk pergi ke gunung atau bersepeda,” tutur Veit.(ilj/bbs)




Pengadilan Agama Serang Lockdown Lantaran Dua Pegawainya Positif Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Pengadilan Agama (PA) Serang tutup sementara waktu lantaran dua pegawainya dinyatakan positif Covid-19. Pengumuman itu diunggah melalui akun resmi Instagram PA Serang di@pengadilanagamaserang.

Flyer unggahan di akun media sosial (medsos) itu bertuliskan ada dua pegawai PA Serang positif Covid-19, kemudian persidangan pada hari ini Senin 30 November 2020 ditunda sampai 7 Desember dan 14 Desember 2020.

Ketua PA Serang Elvin Naila mengatakan, penutupan sudah dilakukan sejak Jumat kemarin (27/11/2020 hingga hari ini, Senin 30 November 2020. Penutupan dilakukan agar tidak terjadi penularan dan menambah kasus positif covid-19 di Ibu Kota Banten.

**Baca juga: Kabur Saat Razia di Serang, Alat Kontrasepsi Tercecer di Dalam Ruko

“Sehubungan dua orang karyawan kami positif Covid-19 dan satu orang dalam perawatan di RSUD, satu lagi menunggu hasil swab. Beberapa pengadilan agama, seperti Cibinong dan Bandung juga beberapa minggu kemarin di lockdown,” kata Elvin saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Senin (30/11/2020).

Ditutup Elvin, “Untum menjaga kemaslahatan dan kesehatan, baik karyawan dan pencari keadilan, maka sejak Jumat kami pembatasan pelayanan.” (dhi)




Lama Berpisah Karena Lockdown, Sepasang Kekasih Hanya Bisa Melepas Kangen di Perbatasan Negara

Kabar6-Pandemi COVID-19 harus diakui berhasil mengubah tatanan sosial masyarakat dunia. Orang dianjurkan untuk di rumah saja apabila tidak ada keperluan yang mendesak.

Di sisi lain, sejumlah negara melakukan lockdown untuk menghindari penyebaran virus Corona. Alhasil, banyak orang yang tidak bisa berjumpa teman atau saudara karena berada di wilayah berbeda.

Hal itu juga, melansir buzzfeednews, yang dialami oleh sepasang kekasih bernama Savannah Koop dan Ryan Hamilton. Koop tinggal di Abbortsford, British Columbia, Kanada, dan sedangkan tunangannya tinggal di Bellingham, Washington, Amerika Serikat. Lantaran sudah tidak tahan membendung kerinduan, akhirnya pada satu kesempatan mereka terpaksa berjumpa di perbatasan negaranya.

Meskipun hanya bisa bertegur sapa dari jarak jauh, hal itu sudah cukup mengobati rasa rindu. Menurut Hamilton, bukan hal asing bagi dirinya untuk melintasi perbatasan. Saat menggunakan aplikasi kencan, tidak sedikit pula orang-orang di Bellingham mendapatkan teman kencan dari Kanada.

Koop dan Hamilton memang sudah memiliki rencana untuk menikah. Seharusnya, pernikahan keduanya digelar pada 8 Mei 2020 lalu. Sayang, pandemi COVID-19 membuat pembatasan perjalanan dan perbatasan wilayah pun ditutup untuk sementara. Terpaksa, pernikahan keduanya pun harus ditunda.

Bahkan, mereka tidak bisa saling bertatap muka untuk sementara waktu karena tidak bisa melintasi perbatasan. “Kami tidak boleh menyeberang perbatasan jika tidak memiliki alasan yang sangat penting,” kata Koop.

Saat bertemu di perbatasan negara, keduanya hanya berjarak sekira dua meter yang dibatasi oleh parit kecil. Pada kesempatan itu, Koop membawa kursi malasnya dan Hamilton membawa selimut. Keduanya duduk berseberangan dengan ditemani camilan masing-masing. Mereka pun mengobrol seperti biasa namun dengan suara berteriak karena terganggu oleh kendaraan yang melintas.

“Kami mencoba membuatnya menyenangkan dan seru, meski terasa aneh,” ujar Hamilton. ** Baca juga: Marah Karena Tidak Dibelikan Ponsel, Wanita Ini Tampar Kekasihnya Hingga 52 Kali

Gaya pacaran mereka yang unik ini pun kerap mengundang perhatian petugas penjaga pembatasan. Meski demikian, keduanya tidak diusir karena memang tidak melanggar aturan.

Apa yang mereka lakukan ini mulai viral di media sosial setelah Koop mengabadikan momen kencan tadi, dan membagikannya ke dunia maya. Beberapa warganet menilai gaya pacaran Koop dan Hamilton sangat romantis dan manis.

Mungkinkan Anda juga termasuk salah satu orang yang kini harus berpisah sementara dengan pasangan karena pandemi COVID-19?(ilj/bbs)




Lockdown 14 Hari, DPRD Lebak Nilai Muncul Masalah Baru di Disdukcapil

Kabar6.com

Kabar6-Pelayanan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Lebak diharapkan tetap berjalan meski 10 pegawainya dinyatakan positif Covid-19.

Ketua Komisi I DPRD Lebak, Enden Mahyudin, meminta, Disdukcapil tidak menutup total pelayanan kependudukan mengingat dokumen kependudukan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat.

“Kalau pun lockdown karena ada pegawai positif, saya harap pelayanan tetap ada, karena kasihan masyarakat yang butuh dokumen kependudukan untuk berbagai keperluan mereka,” kata Enden dihubungi Kabar6.com, Sabtu (5/9/2020).

Tentunya kata Enden, pelayanan yang tetap dilakukan harus dibatasi dan dilakukan dengan protokol kesehatan yang super ketat untuk menghindari penyebaran Covid-19.

Karena menurutnya, jika selama 14 hari pelayanan ditutup total maka akan menimbulkan masalah baru, yakni makin banyak penumpukan permohonan dokumen kependudukan.

“Ada beberapa opsi, pertama benar-benar membatasi jumlah pemohon atau bisa secara kolektif melalui petugas desa yang sudah ditunjuk oleh pemerintah desa dan operator di kecamatan. Ini bisa mengurangi jumlah orang yang datang ke Disdukcapil,” papar polisi PDI Perjuangan ini.

Kabid Kabid Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Disdukcapil Lebak, Ahmad Najiyullah, mengaku, belum mengetahui apakah pelayanan secara online juga tidak bisa dilakukan selama lockdown.

“Belum ada keputusan dari pimpinan,” ucapnya.

**Baca juga: 10 Pegawai Positif Covid-19, Disdukcapil Lebak Lockdown 14 Hari.

Sebelumnya, Kepala Disdukcapil Lebak, Ujang Bahrudin, mengatakan, akan melakukan lockdown dan menyetop sementara aktivitas dan pelayanan dokumen kependudukan selama 14 hari ke depan untuk dilakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan.

“Empat belas hari ditutup dulu sementara untuk sterilisasi, pegawai juga work from home (WFH). kata Ujang.(Nda)




Disdukcapil Lebak Lockdown, Ada Warga Tak Tahu Layanan Online

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Lebak melakukan lockdown sementara menyusul sopir kepala dinas (Kadis) terkonfirmasi positif Covid-19.

Selama dua hari sejak kemarin, kantor Disdukcapil ditutup total lantaran akan dilakukan penyemprotan disinfektan. Sementara, 70 pegawainya menjalani swab test yang hasilnya baru akan diketahui 2 minggu kemudian.

Pantauan Kabar6.com, Jum’at (28/8/2020), meski tak terlihat adanya aktivitas pelayanan, namun beberapa kendaraan bermotor termasuk mobil pelayanan nampak terparkir di dalam halaman kantor. Begitu juga mobil Kadisdukcapil Lebak Ujang Bahrudin.

Pasca kasus konfirmasi Covid-19, Disdukcapil meminta warga untuk memanfaatkan pelayanan dokumen kependudukan secara online alias tidak dilakukan tatap muka.

Namun rupanya tak sedikit warga yang belum mengetahui jika permohonan layanan dokumen kependudukan bisa dilakukan tanpa harus datang ke kantor Disdukcapil.

Salah satunya Prayogi, warga Kecamatan Maja yang hendak mengurus perubahan data pada kartu keluarga (KK).

“Oh emang bisa online ya? Enggak tahu sih makanya datang ke sini, eh pas datang tutup,” kata Prayogi saat berbincang dengan Kabar6.com.

Prayogi juga mengaku tak tahu bahwa kantor Disdukcapil ditutup karena adanya kasus positif Covid-19.

“Iya enggak tahu ditutup, sampai kapan ya? Cara daftar online nya juga enggak tahu ya,” tutur Prayogi.

Warga lainnya, Irvan Faturahman dari daerah Gajrug mengira hanya pelayanan online saja yang dihentikan sementara. Untuk itu dirinya bersama kawannya datang ke Disdukcapil untuk mengambil e-KTP.

“Dikira cuma online doang yang lagi enggak bisa, tahunya kantornya yang tutup,” ujarnya.

**Baca juga: Sopir Kepala Disdukcapil Lebak Positif Covid-19, Pegawai di Rapid Tes.

Meski melakukan permohonan pembuatan e-KTP secara online, namun Ivan tak mengetahui jika KTP yang sudah tercetak bisa diantar ke rumahnya oleh Disdukcapil menggunakan jasa pengiriman yang biayanya dibebakan kepada pemohon.

“Enggak tahu kalau bisa begitu, tapi sampai sekarang dari proses permohonan enggak ada pemberitahuan KTP nya jadi atau belum atau ada SMA atau WA kalau KTP bisa dikirim,” tuturnya.(Nda)




Sopir Kadis Positif Covid-19, Disdukcapil Lebak Lockdown

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Lebak menghentikan sementara layanan permohonan dokumen kependudukan pasca sopir Kepala Disdukcapil Lebak dinyatakan positif Covid-19.

“Ditutup total selama 2 hari dari hari ini untuk dilakukan penyemprotan disinfektan,” kata Sekretaris Disdukcapil Lebak, Ahmad Nur kepada Kabar6.com, Kamis (27/8/2020).

Penutupan atau lockdown sementara juga kemungkinan akan dilakukan Disdukcapil Lebak sampai 2 minggu ke depan sambil menunggu hasil swab 70 pegawai di lingkungan dinas tersebut oleh Satgas Penanganan Covid-19 kemarin.

“Instruksinya begitu, tidak ada pelayanan tatap muka sampai 2 minggu ke depan sampai hasil swab keluar, jadi hanya pelayanan secara online. Hari Senin pegawai tetap masuk tetapi gerbang kami kunci tidak menerima tamu maupun orang dari luar masuk. Pegawai yang keluar masuk akan kami batasi dan tidak ada aktivitas di halaman,” terang Nur.

Pasca sopir Kadisdukcapil Lebak terkonfirmasi positif sambung Nur, pelayanan dokumen kependudukan secara online diharapkan bisa digunakan masyarakat.

“Sejak awal memang sudah diinstruksikan agar pelayanan secara online dan kemarin Ibu Bupati kembali memberikan instruksi agar pelayanan tidak dilakukan dengan tatap muka. Kami harap masyarakat bisa patuh untuk mengantisipasi Covid-19,” tutur Nur.

**Baca juga: Langgar Pengelolaan Lingkungan, Pemkab Lebak Tutup Tambang Pasir di Cimarga.

Karena Nur khawatir pelayanan dokumen kependudukan tatap muka dengan kerumunan banyak orang bisa berpotensi terhadap penularan Covid-19.

“Kami tidak ingin ada masyarakat atau pemohon yang terpapar. Saya memprediksi beliau yang terpapar karena dia kan sering bawa dan antar berkas ke dalam, mungkin dari kertas itu menempel, ditambah memang pasca lebaran banyak warga yang melakukan perbaikan data dan lain-lain,” katanya.(Nda)




Ribuan Tanaman Jadi Penonton pada Konser Musik Klasik di Spanyol

Kabar6-Sebuah konser musik klasik yang dihelat di gedung opera Gran Teatre del Liceu Barcelona (Liceu), Spanyol, menarik perhatian banyak kalangan. Apa yang berbeda? Rupanya, konser tersebut ditonton oleh ribuan tanaman yang memenuhi seluruh kursi.

Bukan tanpa alasan, melansir theguardian, rupanya hal itu dilakukan untuk menandai pencabutan lockdown di Spanyol. Ribuan tanaman yang menyaksikan konser musik klasik itu, merupakan bagian dari acara karya seniman konseptual Eugenio Ampudia, dan termasuk pertunjukan dari kuartet string UceLi Quartet.

Sebanyak 2.292 tanaman dimasukkan ke teater, sementara kuartet musisi instrumen gesek itu menampilkan ‘Crisantemi'” karya Puccini.

Meskipun hanya dihadiri tanaman, penonton (manusia) dapat menyaksikan ‘Concierto para el bioceno’ melalui streaming langsung.

Diketahui, pihak gedung opera yang terkenal itu dalam pernyataannya menjelaskan, “Menyambut dan memimpin tindakan yang sangat simbolis yang mempertahankan nilai seni, musik, dan alam, sebagai surat pengantar untuk kembali ke aktivitas kami.”

Tanaman tersebut didatangkan dari pembibitan terdekat dan masing-masing akan disumbangkan ke petugas kesehatan dari Klinik Rumah Sakit Barcelona.

Pihak gedung opera menambahkan, mereka telah melewati periode yang aneh dan menyakitkan. Beberapa program acara dibatalkan sejak virus corona mewabah. ** Baca juga: Makhunik, Desa Kuno di Iran yang Zaman Dulu Dihuni Para ‘Kurcaci’

“Pertunjukan ini menawarkan kepada kami perspektif yang berbeda untuk kami kembali ke aktivitas, sebuah perspektif yang membawa kami lebih dekat ke sesuatu yang sama pentingnya dengan hubungan kami dengan alam,” demikian tulis pihak gedung opera dalam situs resmi Gran Teatre del Liceu Barcelona.

Kondisi darurat coronavirus di Spanyol memaksa Liceu untuk menangguhkan programnya pada pertengahan Maret. Kondisi darurat itu berakhir pada hari Minggu, 21 Juni 2020 lalu, dan tempat-tempat wisata budaya sekarang dapat dibuka kembali dengan jumlah penonton yang terbatas.(ilj/bbs)