1

Kebiasaan Sehari-hari yang Berakibat Buruk Bagi Kesehatan

Kabar6-Sebagian besar orang tidak menyadari, bahwa kebiasaan yang selama ini mereka anggap biasa dan tidak berbahaya, justru bisa jadi sumber penyakit dan berakibat buruk pada kesehatan. Apa saja kebiasaan yang dimaksud? Dilansir Teen, berikut uraiannya:

1. Kebersihan tempat tidur
Kita menghasilkan sekira 26 galon keringat saat berada di atas tempat tidur per tahun. Keringat tersebut akan menempel di penutup kasur dan membuatnya jadi tempat berkembang biak bakteri dan jamur yang beberapa di antaranya bisa menimbulkan penyakit.

Jadi, jangan lupa untuk mengganti seprai tempat tidur, paling tidak dua minggu sekali atau seminggu sekali jika cuaca panas.

2. Ganti pakaian dalam
Keringat dan kelempaban di area ribadi akan membuat kuman penyebab penyakit mudah berkembang biak.

Oleh karena itu, jangan lupa untuk menggantinya minimal dua kali sehari. Kalau tidak, biasanya akan muncul gejala infeksi kuman seperti gatal atau kemerahan tanda iritasi pada kulit. Tak jarang juga kuman-kuman tersebut menimbulkan penyakit yang lebih serius.

3. Membersihkan ponsel
Benda yang jarang lepas dari genggaman ini ternyata juga bisa sumber masalah kesehatan, karena sering dipegang dalam kondisi tangan yang tak selalu bersih. Banyak kuman penyebab penyakit yang tinggal dan berkembang biak di ponsel kita. ** Baca juga: Ternyata Ada Beberapa Faktor Lain yang Bikin Perut Tetap Buncit

Apalagi kondisinya yang cenderung hangat, membuat kuman makin betah dan lebih cepat berkembang biak. Untuk mengurangi risiko ponsel jadi sarang virus, bakteri, dan jamur penyebab penyakit, sebaiknya rajin membersihkan ponsel dengan mengelap permukaannya menggunakan cairan antiseptik.(ilj/bbs)




Bagaimana Agar Masker Penutup Hidung Bekerja Maksimal?

Kabar6-Untuk menghindari polusi udara hingga paparan sinar matahari, sebagian orang lebih memilih menggunakan masker penutup hidung. International Journal of Infectious Diseases pada 2008 silam mengatakan bahwa mengenakan masker sangatlah efektif apabila dipakai dengan benar. Setelah itu, pada 2009, masker pertama digunakan pada saat kejadian swine flu. Meskipun efektivitasnya diragukan, saat itu masker dipercaya dapat mencegah virus yang masuk lewat udara.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine mengatakan, dari 400 orang yang terkena flu, jika memakai masker dengan cara yang benar dapat menurunkan risiko terkena penyakit ini hingga 70 persen.

Bagaimana agar masker dapat bekerja maksimal? Dilansir Go Dok, pakailah masker ketika Anda sedang berada di tempat umum dan jika sedang sakit. Apabila ingin mendekati orang yang sedang menderita penyakit, kira-kira satu hingga dua meter, pakailah masker.

Pilihlah masker dengan tali yang dapat diikat sendiri agar mudah diposisikan dan dapat kemudian menutupi hidung, mulut dan dagu. Setelah dipakai, pastikan tidak sering menyentuh masker hingga Anda melepasnya.

Apabila flu Anda pergi ke dokter, pakailah masker agar tidak menular pada yang lainnya. Di saat Anda sudah selesai mengenakan masker, buanglah masker dan cuci tangan Anda.

Ada beberapa tipe masker. Pertama adalah facemask yang paling banyak sering ditemui sehari-hari. Tak hanya digunakan oleh para medis seperti dokter dan perawat di rumah sakit, masker jenis ini juga sering digunakan oleh masyarakan umum. Pada dasarnya masker ini menutupi bagian hidung dan mulut penggunanya dan melindungi diri dari berpindahnya partikel virus dalam debu, kotoran ataupun cairan tubuh.

Hal yang perlu diingat, menurut penelitian Profesor Peter Leggat dari James Cook University’s School of Public Health and Tropical Medicine, jangan gunakan masker wajah berulang-ulang karena dengan sifat yang menyaring kotoran, debu atau kuman dari luar, masker dapat dengan mudah terkontaminasi. Jadi, pastikan masker yang sudah terpakai langsung dibuang.

Selanjutnya adalah respirator yang dikenal juga dengan masker N95. Keunggulannya adalah dalam menyaring 95 persen partikel kecil di udara yang mengandung virus. Dengan rancangan yang melekat sempurna pada wajah respirator sangat direkomendasikan untuk mereka yang berkontak langsung pada penderita penyakit pernapasan yang akut atau influenza. ** Baca juga: Apakah Konsumsi Multivitamin Usai Minum Kopi Diperbolehkan?

Selain memakai masker, beberapa studi menyarankan bahwa ada baiknya jika kita juga sering mencuci tangan karena memakai facemask ataupun respirator saja tidaklah cukup untuk melindungi diri dari penyakit.(ilj/bbs)




Tidak Disarankan Terlalu Sering Cukur Bulu Ketiak

Kabar6-Sebagian besar wanita akan mencukur habis bulu atau rambut yang tumbuh di beberapa bagian tubuh, salah satunya adalah pada ketiak. Ada banyak cara yang dilakukan, antara lain seperti mencukur, waxing, atau bahkan laser.

Namun menghilangkan bulu ketiak dengan menggunakan metode mencukur sesering mungkin sebenarnya memiliki dampak yang cukup serius. Dilansir Huffington Post, berikut alasan mengapa terlalu sering mencukur bulu ketiak tidak disarankan:

1. Untuk kulit sensitif, pencukuran menggunakan alat cukur seperti razor atau yang biasa digunakan para pria untuk menghilangkan kumis mereka akan membuat kulit ketiak dan sekitarnya merah dan berpotensi iritasi.

2. Menggunakan alat cukur juga berpotensi untuk membuat lebih banyak anak rambut atau bulu tumbuh, jadi bukan berkurang namun nanti jumlahnya bisa dobel atau lebih.

3. Menggunakan alat cukur bisa membuat warna area di sekitar ketiak terlihat gelap atau kehitaman. ** Baca juga: Jangan Malu, Sering Kentut Justru Tunjukkan Kesehatan Anda Baik

4. Menggunakan alat cukur sangat mungkin membuat kulit lembut terluka hingga berdarah karena sangat sensitif saat terkena benda tajam.

5. Menggunakan alat cukur, terutama apabila alat cukurnya tidak diganti secara reguler akan berakibat buruk di mana ketiak akan menjadi sarang kuman atau bakteri.

Apakah Anda termasuk orang yang rajin mencukur bulu ketiak?(ilj/bbs)




Walah, Terlalu Bersih Juga Tidak Baik Untuk Kesehatan Lho

Kabar6-Mungkin Anda termasuk salah satu orang yang sangat memperhatikan kebersihan baik di rumah, kantor, lingkungan sekitar, dan untuk diri sendiri. Namun tahukah Anda, Ternyata terlalu bersih justru membahayakan kesehatan diri sendiri?

Para ahli yang melakukan sebuah penelitian di Universiy of Utah, seperti dilansir Indiatimes, menemukan bahwa terlalu sering mandi justru dapat merusak keseimbangan mikroorganisme yang hidup di dalam dan pada tubuh manusia, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kesehatan sistem kekebalan tubuh, saluran pencernaan, dan bahkan jantung Anda.

Disebutkan, beberapa hari tidak mandi memang akan membuat tubuh Anda sangat berminyak dan bau. Namun setelah beradaptasi dengan ‘lingkungan barunya, tubuh Anda pun akan berhenti berbau tidak sedap. Tentu saja Anda tidak akan menjadi wangi seperti selesai mandi, namun Anda pun tidak akan mengalami bau badan.

Meskipun demikian, bukan berarti Anda boleh berhari-hari tidak mandi, lho. Intinya, Anda tetap harus menjaga kebersihan diri, tetapi jangan terlalu berlebihan karena hal ini justru dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan tubuh.

Mandilah dua kali sehari, atau tiga kali sehari bila memang sangat diperlukan, untuk menjaga tubuh tetap bersih, tetapi tidak mengganggu keseimbangan mikroorganisme pada tubuh Anda. ** Baca juga: Bulu Mata Rontok, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Segala sesuatu itu memang tidak perlu berlebihan.(ilj/bbs)




Atasi Bau Mulut dengan 6 Makanan Sehat

Kabar6-Salah satu hal yang memalukan dan mengganggu pergaulan adalah masalah bau mulut. Terlebih jika Anda termasuk orang yang memiliki kehidupan sosial yang tinggi. Nah selain mengonsumsi permen, dikutip dari berbagai sumber, Anda bisa menyingkirkan bau mulut dengan beberapa jnis makanan berikut:

1. Yoghurt
Kandungan probiotik dalam yoghurt tak hanya ampuh untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, namun juga bisa menyingkirkan bakteri penyebab bau di mulut dan membuat napas jadi segar.

2. Teh hijau
Teh hijau mengandung senyawa tertentu yang disebut dengan polifenol, yang mampu menghilangkan bau mulut dalam sekejap dengan membunuh bakteri yang ada di dalam air liur.

3. Paprika
Mengunyah paprika ternyata bermanfaat untuk membuat napas jadi segar, karena mengandung vitamin C yang dapat mengurangi bakteri jahat penyebab bau mulut.

4. Apel hijau
Kandungan zat antioksidan dalam apel akan menetralkan asam di dalam mulut dan menyegarkan napas, terutama jika Anda baru mengonsumsi banyak bawang putih.

5. Cengkeh
Cengkeh memiliki aroma yang menyegarkan. Mengunyah cengkeh bermanfaat untuk membuat napas Anda jadi segar.

6. Brokoli
Brokoli juga mengandung vitamin C yang tinggi di dalamnya. Hal ini karena brokoli memiliki kemampuan untuk melawan bakteri yang hadir di dalam mulut. Bau mulut bisa disebabkan oleh banyak faktor. Selain konsumsi makanan yang mengandung bau, pertumbuhan bakteri dalam mulut juga bisa membuat bau mulut. ** Baca juga: Kebiasaan Bermalas-malasan Bikin Otak Jadi Susut

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Hindari Virus & Kuman, Begini Cara Sehat Bersihkan Peralatan Rumah Tangga

Kabar6-Menjaga kebersihan peralatan rumah tangga sangat penting diperhatikan, karena digunakan setiap hari oleh anggota keluarga. Peralatan rumah tangga yang bersih akan membuat Anda sekeluarga menjadi sehat. Dikutip dari Hellosehat, Berikut adalah cara sehat bersihkan peralatan rumah tangga untuk hindari virus dan kuman:

1. Dapur

a. Bak atau tempat cuci piring & peralatan masak
Bak cuci piring merupakan salah satu pusat bakteri di rumah, beserta peralatan dapur lain seperti spons atau lap. Bersihkan piring kotor serta peralatan masak lainnya yang kotor dengan cairan disinfektan. Setelah itu, rendam bak cuci piring dengan air dan sabun atau cairan antibakteri. Diamkan beberapa saat, lalu bersihkan dengan air dan keringkan dengan lap bersih.

b. Spons cuci piring
Spons bisa menjadi sarang bakteri yang ada di dapur. Bakteri akan berkembang biak di tempat yang lembap dan hangat, sesuai dengan kondisi spons cuci piring. Untuk membunuh bakteri, rendam spons di dalam air yang telah diberi cairan disinfektan. Diamkan selama beberapa menit, lalu angkat dan keringkan.

Cara lain, panaskan spons dalam microwave selama satu atau dua menit pada suhu tinggi. Kemudian keluarkan spons dan angin-anginkan hingga dingin. Setelah itu Anda bisa menggunakannya lagi untuk mencuci piring.

Cara terbaik adalah mengganti spons seminggu sekali. Daya pakai spons sebenarnya tidak terlalu lama. Anda sebaiknya mengganti spons setiap satu hingga tiga minggu sekali. Jika spons sudah berbau atau rontok, itu tandanya sudah perlu diganti, meskipun belum lama digunakan karena kemampuan membersihkannya tidak lagi maksimal.

c. Kompor gas
Kompor gas juga tidak luput dari bakteri, terutama di bagian knop kompor gas yang memungkinkan bakteri berpindah ke jari-jari Anda. Bersihkan kompor dengan melepaskan beberapa bagiannya seperti tungku kompor, knop untuk menyalakan kompor, dengan sabun dan air hangat.

2. Kamar mandi

Berbagai bakteri pada tubuh akan hilang terbawa air saat Anda mandi. Namun, tidak semua bakteri terbawa hingga saluran pembuangan. Sebagian bakteri ada yang tetap menempel, terutama di permukaan yang lembap.

Bersihkan bak mandi dan seluruh sudut kamar mandi anda setidaknya seminggu sekali. Cara membersihkan bak mandi dapat menggunakan disinfektan pada lantai kamar mandi dan seluruh bak mandi dan sekitar pancuran air. Sikat permukaannya lalu bilas bersih dengan air. Daerah sekitar keran air dapat dibersihkan menggunakan sikat gigi yang sudah tidak terpakai.

Saat membersihkan peralatan rumah tangga, sebaiknya Anda menggunakan masker penutup hidung dan mulut, sarung tangan plastik, dan pakaian lengan panjang. Ini supaya Anda tidak menghirup bahan-bahan kimia berbahaya dari alat pembersih rumah tangga seperti karbol sekaligus mencegah alergi debu. ** Baca juga: Mengapa Seseorang Sering Sulit Konsentrasi?

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Tidak Baik Biasakan Diri Mencabut Bulu Hidung

Kabar6-Kebanyakan pria sering iseng mencabut bulu hidung. Sebagian melakukannya karena merasa risih dengan bulu hidung yang panjang, bahkan sampai menyembul keluar dari lubang hidung. Namun tahukah Anda bahwa mencabut bulu hidung itu tidak disarankan karena berbahaya?

Setiap anggota tubuh selalu memiliki fungsi yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia, termasuk bulu hidung. Sebelum mengetahui bahaya mencabut bulu hidung, ada baiknya kita kenali dulu apa fungsi bulu hidung bagi tubuh.

Bulu hidung atau silia, dikutip Hellosehat, adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh untuk memberikan perlindungan ke paru-paru Anda. Saat bernapas, bulu hidung memiliki fungsi sebagai tempat penyaringan partikel-partikel kecil yang masuk ke dalam hidung.

Partikel tersebut dapat berupa bakteri, debu, jamur atau hal lainnya yang bisa sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, bulu hidung juga dibantu oleh lendir untuk memerangkap partikel jahat dan kuman tersebut. Jika partikel jahat tersebut berhasil masuk ke dalam saluran pernapasan, Anda akan bersin untuk mengeluarkannya.

Bulu halus dalam hidung yang terdiri dari vibrissae dan mikroskopik silia memiliki fungsi sendiri, yaitu untuk menyaring lendir serta kotoran berbahaya agar tidak masuk ke dalam saluran pernapasan yang dapat menginfeksi paru-paru. Menurut penelitian, ketebalan bulu hidung yang kurang berhubungan dengan peningkatan kejadian asma pada penderita rhinitis musiman.

Area sekitar mulut dan hidung termasuk pada kelompok area rawan atau disebut ‘danger triangle’, karena berhubungan langsung pada otak. Di dalam area ini, pembuluh darah balik atau vena akan bercampur darah dari hidung serta darah yang berasal dari otak. Sehingga pada akhirnya membuat bakteri yang berasal dari hidung bisa dengan mudahnya masuk ke otak melalui pembuluh darah balik tersebut.

Kebiasaan mencabut bulu hidung akan meningkatkan risiko masuknya bakteri ke dalam otak yang bisa menyebabkan infeksi mematikan seperti meningitis dan abses otak. Meskipun infeksi yang berakibat ke dalam otak jarang terjadi, akan lebih mungkin terjadi terutama bagi orang yang sudah memiliki sistem imun rendah.

Tidak hanya menyebabkan infeksi di otak, mencabut bulu hidung juga akan membuat Anda rentan mengalami mimisan karena saat mencabut bulu hidung dengan paksa akan memicu perdarahan di dalam hidung. ** Baca juga: Kekurangan Nutrisi Bisa Dilihat dari 5 Tanda Tak Biasa pada Tubuh

Jadi, hentikan kebiasaan yang berbahaya bagi kesehatan, ya.(ilj/bbs)




Ternyata Cuci ‘Daging’ Ayam Pakai Air Mentah Tidak Disarankan

Kabar6-Menurut Stericycle Q2 2017 Recall Index, unggas menjadi daging yang paling populer di Inggris. Diketahui, sembilan dari 10 daging unggas telah terkontaminasi bakteri yang berpotensi mematikan.

Kondisi tersebut tentu saja sangat memprihatinkan, sebab keracunan makanan yang kini sudah ditangani rumah sakit mencapai 20 ribu orang, dan bahkan membunuh 500 orang di Inggris.

Bakteri salmonella, berdasarkan Stericycle Q2 2017 Recall Index, bertanggung jawab atas unggas yang terkontaminasi ini. Dilansir Express, efek buruknya menyebabkan risiko kesehatan yang serius terutama bagi orang tua, wanita hamil dan anak-anak.

Salah satu kesalahan paling umum yang hampir dilakukan semua orang ialah mencuci ‘daging’ ayam sebelum mulai memasaknya. Langkah ini menurut banyak orang dianggap akan menyingkirkan bakteri berbahaya.

Mencuci ayam tidak hanya menimbulkan bakteri umum saja, tetapi juga memunculkan bakteri tipe tertentu, seperti bakteri campylobacter yang bisa ditemukan pada 60 persen ayam di supermarket. Dan mereka terbunuh secara menyeluruh oleh panas, sehingga dapat berisiko menyebarkannya ke makanan lain yang ada di dapur.

“Saat menangani ayam mentah dan unggas lainnya, sangat penting untuk benar-benar mencuci dan membersihkan apa pun yang disuplai oleh daging mentah, termasuk peralatan, pakaian, papan potong dan terutama tangan kamu,” demikian dikatakan Australian Institute of Food Safety.

Baik bakteri salmonella maupun campylobacter, cenderung mencemari ayam mentah saat pertama kali diolah dan bisa bertahan sampai matang. Karena itulah penting untuk memanaskan ayam secara menyeluruh guna memastikan bakteri berbahaya terbunuh dengan baik, karena meski jumlahnya kecil bisa terkontaminasi dan membuat orang sakit. ** Baca juga: Jangan Asal Pilih, Begini Ciri Hati & Ampela Ayam yang Sehat

Disarankan, saat memasak ayam atau burung utuh, penting untuk menembus bagian paling tebal dari kaki, antara pangkal paha dan paha, untuk memeriksa tidak ada daging mentah berwarna merah muda dan tidak ada darah yang tersisa.(ilj/bbs)




Waspadai 3 Benda di Restoran yang Penuh Bakteri

Kabar6-Meskipun tampak bersih, tidak semua restoran memiliki standar kebersihan yang baik. Sebuah tayangan di televisi, The Doctor TV Show, yang dibawakan oleh tim medis profesional, mencoba menyelidiki tempat yang paling kotor di restoran.

Tempat yang diteliti adalah restoran umum seperti kantin, restoran dengan banyak pengunjung, dan restoran karyawan. Dalam penelitian tersebut, diambil beberapa barang di atas meja seperti alat makan, tempat bumbu, menu, bahkan meja makan itu sendiri, dan mengirimkannya ke ABC Labs. hasilnya, seperti dilansir Kompas, berikut adalah tiga benda yang paling banyak mengandung bakteri di restoran:

1. Buku menu
Merupakan benda yang paling kotor yang ada di restoran. Tim dokter menemukan bahwa buku menu tertutup oleh bakteri. Tim dokter mencatat, buku menu bukanlah benda yang rutin dibersihkan, bahkan tidak pernah dibersihkan kecuali benar-benar kotor, seperti terciprat kopi. Padahal, buku menu tersentuh oleh begitu banyak orang, bahkan sebelum orang-orang itu mencuci tangan mereka.

Jadi setelah memegang buku menu, dokter menyarankan agar Anda segera mencuci tangan.

2. Botol saus & kecap
Tim dokter menemukan ada banyak bakteri di tutup atau di ujung botol kecap dan saus. Bahkan, ada sangat banyak bakteri di ujung botol yang tidak pernah ditutup sama sekali.

Sebaiknya Anda memeriksa tutup atau ujung botol saus dan kecap sebelum menggunakan. Terlebih untuk orang yang memang rentang terinfeksi bakteri, seperti anak-anak dan ibu hamil. Pikir dua kali sebelum menggunakan saus dengan ujung botol yang sudah menghitam akibat kotor dan berjamur.

3. Alat makan
Anda disarankan agar tidak meletakkan sendok di atas meja makan atau tidak langsung menggunakan sendok dan piring di kantin tanpa membersihkannya terlebih dahulu.

Untuk menghindari bakteri, kuman, bahkan debu pada alat makan yang tidak disimpan di tempat bersih dan tertutup, bersihkan dahulu dengan serbet atau tisu bersih. ** Baca juga: Kenali 6 Tanda yang Tunjukkan Anda Stres Berlebihan

Meskipun tim dokter mencatat bahwa banyak dari kuman dan bakteri yang tidak perlu Anda khawatirkan terlalu berlebihan, mengelap peralatan makan dan mencuci tangan sesaat sebelum makan, bisa menjauhkan Anda dari bakteri penyebab penyakit umum, seperti diare dan infeksi saluran napas.(ilj/bbs)




Hand Sanitizer & Sabun Cuci Tangan, Mana yang Lebih Sehat?

Kabar6-Saat ini pemakaian hand sanitizer sudah banyak dilakukan di tempat-tempat umum, bahkan di rumah. Terlebih saat Anda sedang dalam perjalanan, yang tidak mungkin mampir ke suatu tempat hanya untuk membersihkan tangan di wastafel.

Hand sanitizer sendiri dipercaya merupakan cara yang praktis untuk mencegah penyebaran kuman penyakit, tanpa repot untuk mencuci tangan. Namun benarkah penggunaan hand sanitizer ini memang efektif untuk mematikan kuman penyakit? Dilansir Grid, belum ada studi yang bisa memastikan hand sanitizer dapat mencegah penyebaran kuman penyakit atau tidak.

Namun di sisi lain, menjaga kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer memang bisa membuat perubahan untuk kesehatan tubuh. Tapi hand sanitizer ini bukan merupakan cara yang baik untuk membersihkan kotoran. Cara yang terbaik dan aman untuk membersihkan kuman dan bakteri adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air. ** Baca juga: Duh, Kebiasaan Makan Sendirian Picu Obesitas

Jadi, mencuci tangan dengan sabun dan air harus menjadi pilihan pertama. Meskipun keduanya baik untuk membersihkan tangan, perlu diingat jika sanitizer tidak dapat digunakan sebagai pengganti sabun dan air.(ilj/bbs)