1

Protes PPDB di Balaikota Tangsel, Ibu Hamil Alami Pendarahan

kabar6.com

Kabar6-Seorang ibu yang menduduki kantor Balaikota Tangerang Selatan (Tangsel) terpaksa dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulan. Ia bersama sejumlah warganya protes terkait hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP.

Wanita bernama Mamah Putri itu sedang mengandung janin berusia dua bulan. Ia sempat menaiki anak tangga di lantai dua berniat menemui Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany.

“Sehabis dari kamar mandi tadi keluar darah, gimana anak saya ini,” ujarnya sambil menangis,” katanya di gedung yang terletak di Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat, Jum’at (13/7/2018).

Mamah Putri mengaku mengalami pendarahan. Ia takut janin kandungannya keguguran. Minan, suaminya yang sejak tadi bersamanya coba menenangkan.

Sementara dari pihak Pemerintah Kota Tangsel menghubungi mobil ambulan. Minan tak lagi memikirkan nasib anaknya yang namanya hilang dari PPDB.**Baca Juga: Rapat Siaran Tangsel Dihadiri Bagian Umum.

Mamah Putri pun diangkut dan dibawa ke Rumah Sakit Buah Hati, Jalan Arya Putra, Ciputat. “Mungkin kecapean sama pikiran juga kali,” ujar Minan.(yud)




Kisruh PPDB, Warga Geruduk Balaikota Tangsel

kabar6.com

Kabar6-Sejumlah orangtua murid tak puas dengan sistem Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka datang menggeruduk kantor Balaikota di Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat.

Terpantau, awalnya orangtua/wali murid berkerumun di Plaza Rakyat depan gedung SKPD 3. Di lokasi itu warga hendak masuk ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud).

“Gak bisa masuk. Pintunya dikunci,” kata Nuning dan Rio, warga pasangan suami istri, Jum’at (14/7/2018).

Menurutnya, usia melihat hasil PPDB di situs ppdb.dikbudtangsel.com semalam pukul 22.30 WIB ia kaget melihat hasil pengumuman. Kedua melihat keanehan dalam proses seleksi.

Nilai dari para pendaftar yang lolos tak lebih besar dari nilai anaknya. Apalagi setelah mereka coba log in menggunakan akun yang mendaftarkan anaknya, pada situs itu akun tidak terdaftar.

“Setelah melihat hasilnya, dia lumayan bagus nilainya, 24. Untuk itu saya ikut yang luar zona, dengan satu pilihan SMP 7,” papar Nuning.**Baca Juga: Ini Penyebab Proyek Pembangunan Gedung di Tangsel Lambat.

“Ternyata setelah pengumuman hari ini, nilai terkecil itu 23, eh 21, nilai terkecil 21, tapi nama anak saya tidak ada,” lanjut Rio.(yud)




Ini Penyebab Proyek Pembangunan Gedung di Tangsel Lambat

kabar6.com

Kabar6-Faktor penyebab mangkraknya proyek pembangunan gedung DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akibat dua hal. Tahapan paling krusial terjadi ketika proses lelang berlangsung dan sarat dengan penyimpangan untuk memenangkan kontraktor tertentu.

Demikian diungkapkan Ketua DPC Partai Demokrat, Gacho Sunarso menjawab pertanyaan kabar6.com di lokasi proyek, kemarin. “Kadis (Kepala Dinas Bangunan dan Penataan Ruang) bilang karena alam. Hujan, itu alasannya,” ungkapnya.

Gacho melihat adanya ketidakberesan manajemen pengelolaan proyek pembangunan gedung. Ia membandingkan dengan pembangunan gedung Mapolres Kota Tangsel. Hanya butuh waktu setahun sudah selesai.

Alasan kedua, lanjutnya, ketika pengadaan barang dan jasa mulai digelar. Prosesnya menyita waktu sampai lebih dari empat bulan.

“Pasti. Ada penyimpangan pas lelang. Buat menangin kontraktor tertentu, jadinya lama,” ujar Ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Tangsel itu.

Terpisah di lokasi yang sama, Kepala Bidang Bangunan Perkantoran DBPR Kota Tangsel, Hendri Sumawijaya mengaku tidak mengetahui selama proses lelang digelar. Ia berdalil baru terkena dipindahkan atau mutasi jabatan.**Baca Juga: Hiburan Malam di Kelapa Dua Disinyalir Jadi Lokasi Peredaran Narkoba.

“Saya baru menjabat empat bulan. Jadi enggak tahu, dan silahkan tanya ke pejabat yang berwenang,” kilahnya.(yud)




Pemotor di Ciputat Kritis Tabrak Tiang Listrik

kabar6.com

Kabar6-Dua pengendara sepeda motor terlihat senggolan hingga berujung kecelakaan di Jalan Aria Putra, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Lutfi Widyanto Putro (23) kondisinya kini kritis setelah motor Honda Beat B 6778 WBW yang dikendarainya menabrak tiang listrik.

“Korban mengalami luka pendarahan dibagian kepala,” kata Kasat Lalu Lintas, Ajun Komisaris Lalu Hedwin Hanggara saat dikonfirmasi kabar6.com, Jum’at (13/8/2018).

Ia menjelaskan, insiden kecelakaan dinihari tadi terjadi persis di depan RS Buah Hati. Menurut keterangan saksi mata saat kejadian Lutfi berkendara ngebut dari arah Jombang menuju Pasar Ciputat.

Lalu bilang, dari arah berlawanan korban bersenggolan dengan pemotor yang tak diketahui identitasnya. Lutfi hilang kendali sehingga menabrak tiang listrik yang berada di pinggir jalan sebelah kiri.**Baca Juga: Sejumlah Kejadian Tak Masuk Akal yang Pernah Tercatat dalam Sejarah,

“Korban terjatuh, mengalami luka pendarahan di kepala. Selajutnya dibawa ke RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan,” terang Lalu.(yud)




Ditangkap Polsek Serpong, 3 Perampok Minimarket Sudah 11 Kali Beraksi

Kabar6-Tiga orang tersangka perampokan minimarket 24 jam ditangkap Polsek Serpong mengaku telah melakukan aksi perampokan minimarket sebanyak kurang lebih 11 kali dan dua di antaranya minimarket di Ciater Barat dan minimarket di Pamulang.

“Menurut pengakuan mereka uang yang di dapat hanya di pakai foya-foya. Mereka juga termasuk di jaringan Gunung Sindur,” ucap Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ferdi Irawan, Kamis (12/7/2018).

Ferdi juga menerangkan bahwa total kerugian yang di timbulkan mencapai lebih dari Rp200 juta. Tersangka IN (21) berhasil ditangkap di kediamannya Gunung Sindur, sedangkan tersangka RA (21) dan MA (20) berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya yang terletak di Semarang, Jawa tengah.

Pada saat dilakukan penangkapan pelaku melakukan perlawanan dan melawan petugas sehingga diberi tindakan tegas dan terukur di bagian kakinya**Baca Juga: 3 Perampok Minimarket di Serpong dan Pamulang Dibekuk Polisi.

Barang bukti yang di amankan ialah sebuah pistol, satu plastik peluru, uang tunai Rp3 juta, satu unit sepeda motor dan STNK, sebuah celurit dan sebuah pedang.

Akibat perbuatannya, tersangka di kenakan pasal 365 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 12 tahun penjara.(res)




3 Perampok Minimarket di Serpong dan Pamulang Dibekuk Polisi

kabar6.com

Kabar6-Tiga orang tersangka perampokan minimarket 24 jam ditangkap oleh Polsek Serpong.

“Mereka merampok minimarket di Ciater Barat, dan di hari yang sama pula mereka juga beraksi di Minimarket di Pamulang,” ucap Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel), AKBP Ferdi Irawan, Kamis (12/7/2018).

Pelaku IN (21), RA (21) dan MA (20) mengincar brankas uang minimarket 24 jam.

“Dua di antaranya yakni MA dan RA ialah mantan pegawai minimarket di Gunung Sindur, sehingga mereka tahu persis bahwa di dalam terdapat brankas uang,” ungkap Ferdi.

Dari perbuatan mereka, minimarket di Ciater Barat mengalami kerugian sebesar Rp29 juta dan minimarket di Pamulang mengalami kerugian Rp30 juta.

“Mereka melancarkan aksinya pada pukul 05.00 atau 06.00 pagi dikarenakan masih sepi pengunjung, mereka masuk dan berpura-pura berbelanja dan ketika keadaan aman, mereka langsung menodong kasir dan pegawai minimarket tersebut,” imbuh Ferdi.**Baca Juga: Pencuri Modus Gembos Ban di Serpong Ditangkap Polisi.

Tersangka membawa senjata api jenis airsoft gun dan senjata tajam jenis samurai dalam melakukan perampokan. Tersangka di kenakan pasal 365 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 12 tahun penjara.(res)




Duh, Banyak Coretan di Dalam Gedung DPRD Tangsel

kabar6.com

Kabar6-Tahap ke empat proyek pembangunan gedung DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) baru kembali dilaksanakan. Selama mangkrak kondisi gedung berlantai 3 di Jalan Pahlawan Seribu, Kecamatan Setu, itu tak terawat dengan baik.

Pantauan kabar6.com di lapangan, selama proyek pembangunan terhenti area gedung terindikasi bebas dimasuki warga. Ada banyak terdapat coretan cat pylox bergambar grafiti di setiap lantai gedung.

“Ini tandanya selama ini orang bebas keluar masuk. (Dipakai buat mesum) bisa jadi begitu,” kata Ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Tangsel, Gacho Sunarso saat inspeksi ke lokasi, Kamis (12/7/2018).

Aktivitas sejumlah pekerja terlihat mulai mengerjakan interior bangunan gedung. Ruangan di lantai 1 difungsikan untuk menerima kunjungan tamu lokal maupun luar daerah.

Di area tengah gedung terdapat genangan air hujan setinggi mata kaki. Kondisi air sudah yang berwarna keruh kehijauan berlumut banyak terdapat jentik nyamuk.

“Kami enggak akan mau kalau dipaksakan nempatin gedung Oktober besok. Enggak mungkin selesai,” ujar Gacho.

Kemudian di lantai 2 bangunan gedung diperuntukan ruangan pimpinan dewan, fraksi-fraksi dan komisi-komisi. Di lantai tersebut juga terdapat bidang bangunan untuk paripurna yang atapnya belum tertutup.

Naik ke lantai 3, terbanyak banyak ruangan. Diamater setiap ruangan didesain lebih kecil. Lantai paling puncak itu untuk berkantornya pejabat serta pegawai Sekretariat DPRD Kota Tangsel.**Baca Juga: Operasi Cipkon, Polsek Balaraja Amankan 3 Pemuda Mabuk.

“Jangan asal bicara janji-janji doang. Kita mau pindah kalau sudah selesai semua, parkir, mebeuler,” tambah Ketua DPC Partai Demokrat Kota Tangsel itu.(yud)




90 Persen Pengaduan Masyarakat di Siaran Tangsel ‘Dicuekin’

Kabar6-Efektivitas pembuatan aplikasi sistem pelaporan dan penugasan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) atau Siaran Tangsel terus disoroti.

Siaran Tangsel merupakan satu kanal pengaduan bagi masyarakat sekitar sempat digadang-gadang oleh pemerintah kota setempat untuk memberikan pelayanan publik prima secara online.

Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Teknik Universitas Pamulang, Leo Purnama Aji mengatakan, menurut data yang disajikan oleh Forum Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (FMP3) mengagetkan. Pemkot Tangsel masih terlihat acuh dan malas dalam menanggapi pengaduan-pengaduan masyarakat yang ada pada Siaran Tangsel.

“Karena selama enam bulan pengamatan dari FMP3 masih banyak pengaduan yang tak diselesaikan oleh Pemkot Tangsel melalui Diskominfo hingga mencapai 90 persen pengaduan yang tak terselesaikan,” katanya lewat keterangan yang diterima kabar6.com, Rabu (11/8/2018).

Dijelaskanya, setelah hampir satu tahun diluncurkan kanal pengaduan siaran Tangsel masih belum bisa menjadi jawaban atas berbagai macam permasalahan pelayanan publik yang buruk. Menurutnya, dalam berbagai kesempatan Pemkot Tangsel mengklaim sebagai pelopor “smartcity” dengan munculnya berbagai pengaduan berbasis online.

Namun, lanjut Leo, timbul pertanyaan sudah sejauh mana Pemkot Tangsel mengevaluasi efektivitas berbagai kanal pengaduan yang ada. Ia menduga atau jangan-jangan hanya sebagai ajang pecitraan saja tanpa melihat asas manfaatannya.**Baca Juga: Cegah Delay, AirNav Ciptakan Aplikasi Chronos.

“Oleh sebab itu kami menuntut agar stop pecitraan dengan banyaknya kanal pengaduan online termasuk Siaran Tangsel yang banyak menghamburkan anggaran, evaluasi sudah sejauh mana efektvitas. Jikapun belum maksimal perlu perbaikan agar apa yang menjadi tujuan baik dapat tercapai bukan hanya pemanis etalase,” sindirnya.

Diketahui, sistem aplikasi Siaran Tangsel merupakan media daring untuk melaporkan kepada pemerintah daerah setempat terkait beragam masalah perkotaan. Seperti, infrastruktur rusak, banjir, sampah, parkir liar, kemacetan dan sederet persoalan lainnya.(yud)




Soal Gedung DPRD, DBPR Tangsel Akui Sudah Koordinasi dengan Legislator

kabar6.com

Kabar6-Kalangan legislator pesimis proyek pembangunan gedung DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dapat diselesaikan tahun ini. Pandangan tersebut ditanggapi dingin oleh pejabat Dinas Bangunan dan Penataan Ruang (DBPR) setempat.

“Dewan itu seleranya beda-beda. Ada 50 orang, kemauannya enggak ada yang sama,” kata Kepala Bidang Bangunan DBPR Kota Tangsel, Hendri Sumawijaya ditemui di depan kantornya, Rabu (11/8/2018).

Ia mengungkap, pihaknya telah banyak berkoordinasi dengan para legislator di Parlemen Tangsel. Seperti pertemuan yang baru dilaksanakan kemarin di kawasan Puncak, Jawa Barat.

Hendri mengatakan, koordinasi dilakukan karena Dewan sebagai pengguna bangunan gedung yang sedang digarap. Rencana kegiatan pelaksanaan proyek baru normal dan sekarang perkembangannya baru tiga persen.

“Sekarang saja sudah masuk 50 pekerja. Saya minta kepada kontraktor bekerja siang malam,” ungkap Hendri.**Baca Juga: Layangan, Drone Dilarang Terbang di Sekitar Bandara Soetta.

Diketahui, selama proyek pembangunan DPRD Kota Tangsel dikerjakan, para Wakil Rakyat terpaksa menempati bangunan kontrakan Gedung IFA sejak sekitar Juli 2015 lalu.

Selama menempati lantai 3 gedung di Jalan Viktor, Ciater, Kecamatan Serpong, dewan menganggap banyak minusnya.(yud)




Pengerjaan Proyek Lanjutan Gedung DPRD Tangsel Baru 3 Persen

kabar6.com

Kabar6-Memasuki pertengahan Juli 2018 ini proyek pembangunan gedung DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) baru mulai dilaksanakan. Proyek gedung yang terletak di Jalan Pahlawan Seribu, Kecamatan Setu, sudah sekitar empat tahun digarap dan telah menyedot kas daerah hingga ratusan milliar belum juga rampung.

Kepala Bidang Bangunan, Dinas Bangunan dan Penataan Ruang (DBPR) Kota Tangsel, Hendri Sumawijaya mengatakan, ada tiga paket pekerjaan barang dan jasa yang kini sedang digarap. Antara lain, pembangunan interior area dalam ruangan parlemen, sarana prasarana area luar dan pengadaan lift gedung berlantai tiga.

“Sekarang progresnya baru tiga persen,” katanya ditemui di depan halaman kantornya, Ruko Malibu Blok D/1-2 Sektor VII, Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Selasa (11/8/2018).

Hendri merinci, alokasi dana segar untuk pembuatan interior sebanyak Rp14 milliar lebih. Pembangunan sarana dan prasarana Rp 1,8 milliar dan pengadaan lift gedung sekitar Rp2,2 milliar.

Ditanya alasan teknis yang menjadi sumber penyebab proyek pembangunan gedung DPRD Tangsel molor hingga empat tahun anggaran. Hendri mengklaim belum mengetahui persis lantaran baru empat bulan mutasi mendapat promosi kenaikan jabatan.

“Kalau asumsi-asumsi saja khawatir mereka (pejabat yang lama) enggak terima,” kilahnya.

Ia mengaku, terkait catatan temuan audit Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) APBD 2017 yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Banten telah dikembalikan ke kas daerah. Temuanya berupa kelebihan volume pekerjaan.**Baca Juga: Perkara Perusakan Mapolsek Bayah Dilimpahkan ke Kejari Lebak.

“(Proyek pembangunan gedung) DPRD Rp 328 juta. Kalau temuan pekerjaan tidak tepat waktu saya enggak bisa ngomong,” tambah Hendri.(yud)