1

Lampion Kelinci Raksasa di Tiongkok Sengaja Diturunkan Karena Dianggap Terlalu Jelek

Kabar6-Setelah mendapat banyak keluhan sekaligus kritikan dari para warganet, lampion atau lentera kelinci raksasa yang berada di Tiongkok barat daya akhirnya dirobohkan.

Rupanya, pengguna internet mengeluhkan jika lampion itu terlalu jelek. Melansir Wionews, lampion itu berada di Lapangan Sanxia, Chongqing, sebuah kota berpenduduk 30 juta jiwa untuk merayakan Tahun Baru Imlek kemarin. “Kelinci itu memiliki alis yang tebal dan terlihat seperti pria dengan ekspresi serius. Apakah ini kelinci yang meriah?” kata seorang pengguna aplikasi WeChat.

“Pengguna internet mengatakan bahwa lentera kelinci di alun-alun terlalu memalukan. Setelah pengaduan, kami meminta seseorang untuk menghancurkannya,” kata Komite Manajemen Distrik Komersial Lapangan Sangxia. ** Baca juga: Di India, Ahli Paleontologi Temukan 256 Telur pada Situs Purbakala Tempat Penetasan Dinosaurus

Sementara itu pengguna WeChat lain menulis jika lampion itu seperti goblin kelinci. Tetapi beberapa orang mengatakan tidak perlu melepas lampion dengan mengatakan bahwa itu hanya terlihat seperti yang tradisional.

Dalam budaya Tiongkok kelinci dianggap sebagai hewan yang menggemaskan dan lembut.(ilj/bbs)




Polisi Inggris Buru Para Pelaku Pencurian Kelinci Terbesar di Dunia

Kabar6-Polisi Mercia Barat, Inggris, tengah memburu para pelaku yang mencuri kelinci terbesar di dunia bernama Darius dari kebun pemiliknya. Mereka mengumpulkan informasi setelah kelinci cokelat putih itu menghilang dari kandangnya di Stoulton, Inggris tengah.

Darius yang merupakan seekor kelinci jenis raksasa kontinental, melansir abcnews, diakui Guinness World Records sebagai kelinci hidup terpanjang di dunia pada 2010, berukuran panjang 129 cm. Pemilik Darius, Annette Edwards, menulis tweet bahwa itu adalah ‘hari yang sangat menyedihkan’.

Edwards menawarkan hadiah 1.000 poundsterling untuk siapa saja yang dapat membawa pulang Darius dengan selamat. “Darius terlalu tua untuk berkembang biak sekarang. Jadi tolong bawa dia kembali,” harap Edwards.

Wanita itu mengumumkan pada 2018 bahwa Darius, yang saat itu berusia delapan tahun, telah pensiun dan meninggalkan acara publik serta penampilan media demi kehidupan yang lebih tenang di rumah. ** Baca juga: Sadis! Pria Sindrom Down Dikremasi Hidup-hidup Demi Gantikan Posisi Jenazah Orang Kaya

Sebelumnya, anak kelinci Darius sepanjang 90 cm yang bernama Simon, mati dalam penerbangan lintas Atlantik pada 2010, saat dia dipindahkan ke pemilik baru. Simon saat itu diharapkan tumbuh lebih besar dari ayahnya.(ilj/bbs)




Spesies Mamalia Baru, Perpaduan Marmut dan Kelinci Ditemukan di Kenya

Kabar6-Tim ilmuwan dari Universitas Helsinki, Finlandia, menemukan spesies mamalia baru di Perbukitan Taita, Kenya. Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Diversity mengungkapkan, mamalia tersebut belum pernah diketahui dalam ilmu sains terdahulu.

Hewan yang disebut hyrax pohon (Dendrohyrax sp) ini, melansir sci-news, sulit untuk dideskripsikan karena berada di antara marmut besar dan kelinci bertelinga kecil, tapi memiliki kekuatan suara berteriak yang mencapai lebih dari 100 desibel.

Namun terlepas dari penampilannya, hyrax ternyata memiliki hubungan paling dekat dengan gajah. Hewan ini juga aktif pada malam hari, di mana hyrax akan berkeliaran di atas kanopi pohon. Di dalam hutan, hewan itu akan mengeluarkan suaranya yang menggema selama lebih dari 12 menit.

“Hyrax pohon hampir sama sekali tidak dikenal oleh sains. Mereka adalah kerabat gajah dan manate. Hyrax pohon ini sangat vokal dan suka berkomunikasi satu sama lain,” ungkap Hanna Rosti, ilmuwan yang menghabiskan waktu tiga bulan melacak dan merekam hyrax.

Para ilmuwan saat ini masih menyelidiki bagaimana hewan tersebut bisa memanjat pohon setinggi 50 meter hanya dengan tiga jari kaki dan tubuh yang cukup bulat. ** Baca juga: Ilmuwan AS Temukan Bunga Terjebak dalam Batu Berusia 100 Juta Tahun di Myanmar

Meskipun banyak hal yang harus dipelajari tentang hyrax, keamanan hewan itu sebagai spesies sudah menjadi perhatian Rosti dan tim ilmuwan lainnya.(ilj/bbs)




Jerboa, Hewan Perpaduan Antara Tikus, Kelinci, dan Kanguru

Kabar6-Tiap hewan memiliki ciri khas atau keunikan tersendiri. Sama halnya dengan Jerboa. Salah satu jenis hewan pengerat ini dapat ditemukan di Afrika Utara dan Asia Timur.

Hal yang unik, Jerboa Hewan memiliki kemiripan dengan tikus, kelinci dan kanguru. Bentuk fisik Jerboa, melansir Indozone, mirip seperti tikus namun kakinya panjang seperti kanguru dan telinganya yang sama seperti kelinci. Mereka sering menempati gurun-gurun dingin atau panas dan termasuk dalam hewan langka.

Beberapa faktor seperti habitatnya yang terancam hilang dan serangan penyakit atau parasite adalah penyebab hewan ini langka. ** Baca juga: Saksi Mata Ungkap, Pasukan Khusus AS Bertempur dengan Alien di Terowongan Bawah Tanah

Kakinya yang panjang menjadi salah satu ciri khas Jerboa, sehingga ia dapat melompat hingga sejauh tiga meter dan mampu berlari kencang secepat 24 kilometer per jam.

Jerboa mirip seperti tikus yaitu jenis hewan omnivora. Kebanyakan mereka memakan tanaman, kumbang dan serangga kecil yang biasa mencari mangsa pada malam hari.

Unik, ya.(ilj/bbs)




Krisis Ekonomi di Kuba, Kelinci Bisa Jadi ‘Mata Uang’

Kabar6-Harus diakui, nyaris semua sektor ‘terjun bebas’ gara-gara pandemi COVID-19. Hal itu juga yang dialami Nelson Aguilar (70).

Pria Kuba ini biasanya menjual kelinci yang diternakkan ke restoran di Havana. Namun kini karena pandemi COVID-19 masih berlanjut, Aguilar menjadikan kelinci sebagai ‘mata uang’.

Bagaimana bisa? Melansir thisismoney, rupanya Aguilar menukar kelinci miliknya dengan makanan atau sabun, demi menghindari antrean panjang serta berjam-jam di sejumlah toko yang stoknya terbatas. Tidak hanya Aguilar, kini semakin banyak warga Kuba beralih ke sistem barter untuk memenuhi kebutuhan pokok, menukar secara langsung ke orang atau melalui grup media sosial.

Ya, pandemi COVID-19 memang telah memperburuk krisis barang kebutuhan pokok yang sudah parah sebelum virus melanda. “Sejak mereka menutup semua restoran. Saya sekarang memelihara kelinci untuk makan atau alat tukar,” kata Aguilar di depan kandang kelincinya.

Ditambahkan, “Saya menukar kelinci untuk sabun misalnya, karena saya tidak suka antrean itu. Sejauh ini, saya tidak pernah antre, meski sekali.”

Demi mendapatkan beberapa kebutuhan pokok, para pembeli harus antre. Ini terjadi sejak satu setengah tahun terakhir, saat kondisi ekonomi Kuba memburuk dengan krisis yang terjadi di Venezuela, serta sanksi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dan kini, pandemi menghentikan pariwisata, mengurangi pengiriman uang dan menambah biaya pengiriman, sehingga membuat Kuba mengalami krisis ekonomi terburuk sejak keruntuhan penyokong utamanya Uni Soviet pada 1990-an.

Diketahui, warga Kuba tidak kali ini saja melakukan barter. Selama era Uni Soviet, warga Kuba menukar minuman rum lokal untuk produk makanan kaleng Soviet dari para pelaut pedagang. ** Baca juga: Influencer Asal Australia Ini Alami ‘Monoboob’ yang Bikin Payudara Miliknya Menyatu

Selama masa depresi 1990-an, para petani menukar buah dan sayuran untuk barang-barang buatan warga kota.(ilj/bbs)




Fantastis! Patung Kelinci Baja Karya Seniman AS Terjual Sekira Rp1,3 Triliun

Kabar6-Patung kelinci baja karya seorang seniman asal Amerika Serikat bernama Jeff Koons disebut memiliki nilai penjualan karya seni termahal untuk seniman yang masih hidup.

Bagaimana tidak, melansir Japantimes, patung setinggi 104 cm itu terjual dengan harga fantastis yaitu sekira Rp1,31 triliun. Karya seni ini sempat diprediksi bernilai sekira Rp500 miliar. Selain fantastis, karya seni ini dianggap sebagai salah satu karya paling bernilai pada abad 20. Proses penjualan karya seni ini melibatkan rumah lelang Christie’s. Disebutkan, nilai penjualan kelinci baja ini menyalip nilai jual lukisan karya seniman Inggris yaitu David Hockney yaitu ‘Potrait of an Artist (Pool with Two Figures)’.

Diketahui, nilai pelelangan yang luar biasa ini merupakan pengalaman kedua Koons. Sebelumnya, ada karya seni patung berbentuk anjing pudel dengan judul ‘Baloon Dog (Orange)’ yang terjual seharga Rp845 miliar pada 2013 lalu.

Nilai jual patung kelinci yang dibuat pada 1986 itu sebenarnya ‘hanya sekira Rp1,15 triliun. Namun setelah ditambah dengan komisi dan biaya-biaya, nilainya mencapai US$91,075.

Koleksi kelinci metal ini adalah milik mogul media yaitu S.I. Newhouse, yang kerajaan bisnisnya termasuk perusahaan media Conde Nast, memiliki majalah seperti Vogue, The New Yorker, dan Vanity Vair.

“SI mewakili pribadi dengan kombinasi langka yaitu mata yang jeli, dan keingintahuan intelektual yang hebat,” kata Tobias Meyer, penasihat dari keluarga Newhouse. “Dia membaca dengan lahap mengenai seniman yang dikaguminya, dan tidak ada yang dapat menghentikannya begitu dia memutuskan untuk mendapatkan sebuah karya seni yang memenuhi standarnya.” ** Baca juga: Ditemukan Jejak Kaki Orang Merangkak pada Zaman Batu di Gua Italia

Luar biasa.(ilj/bbs)




Pemerintah Polandia Desak Warganya ‘Berkembang Biak Seperti Kelinci’

Kabar6-Mungkin pesan yang disampaikan pemerintah Polandia ini terdengar lucu dan belum pernah ada sebelumnya. Demi mengundang minat warga untuk meningkatkan angka kelahiran di negara tersebut, pemerintah Polandia mengeluarkan pesan kampanye berbunyi, ‘Bercintalah dan buat banyak anak seperti kelinci.’

Diketahui, Polandia merupakan negara dengan tingkat kelahiran terendah di Eropa. Seperti dilansir Independent, warga di sana tidak lagi memiliki ketertarikan untuk membangun keluarga dengan pasangannya seperti yang diinginkan pemerintah. Karena itulah pemerintah meluncurkan kampanye kesehatan unik tadi.

Kementerian Kesehatan Polandia mengeluarkan ajakan bagi warga negaranya dengan menggunakan beberapa kelinci animasi yang akan menawarkan tips bagi pasangan yang ingin menjadi orangtua.

Tips tersebut berupa cara berolahraga, mengatur pola makan sehat, hingga meminimalkan stress yang mudah. “Jika Anda ingin menjadi orangtua, ikuti cara kelinci itu,” demikian saran Steadfast, narator dari kelinci animasi tersebut. ** Baca juga: Rasa Unik Jenis Rumput Baru di Australia yang Mirip Keripik

Ternyata, cara seperti ini juga dilakukan oleh warga Denmark pada 2015 lalu. Saat itu, mereka meluncurkan kampanye yang mendorong warganya untuk bercinta dengan harapan bisa meningkatkan populasi warga di negara tersebut.(ilj/bbs)




Darius & Jeff, Kelinci yang Sanggup Habiskan 2.000 Wortel

Kabar6-Umumnya kelinci memiliki ukuran tubuh yang kurang lebih sama dengan kucing. Namun, kelinci milik Annette Edwards (63), memiliki berat lebih dari 10 kg, dengan panjang hampir mencapai satu meter.

Dikatakan Annette, peliharaannya itu merupakan kelinci terbesar di dunia. Dua kelinci miliknya yang diberi nama Darius dan Jeff itu, seperti dilansir Bored Panda, mampu menghabiskan lebih dari 2.000 wortel dan 700 buah apel.

Bahkan, dalam setahun mereka telah menghabiskan hampir 5.000 kilogram makanan. Dalam sehari, Darius dan Jeff bisa menghabiskan setumpuk jerami dan menghabiskan satu mangkok penuh makanan anjing.

“Ketika orang lain melihat Darius dan Jeff bermain ataupun sekadar duduk di taman belakang rumah saya, tidak sedikit orang-orang tersebut mengira bahwa mereka adalah anjing,” ujar Annette.

Ditambahkan, tidak banyak yang tahu bahwa kedua hewan peliharaan itu adalah jenis kelinci lantaran ukurannya yang sangat besar. Jeff sendiri merupakan anak Darius. Meskipun masih berusia enam bulan, Jeff sudah sebesar sang ayah. Annette selalu berharap bahwa Jeff bisa tumbuh lebih dari Darius. ** Baca juga: Tega, Ikan Hidup Disajikan Sebagai Hidangan di Tiongkok

Benar-benar kelinci raksasa.(ilj/bbs)




Untuk Pertama Kalinya dalam 20 Tahun Terakhir, Kelinci Ili Pika Asal Tiongkok Terlihat Lagi

Kabar6-Ili Pika yang merupakan spesies kelinci langka, terlihat untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir. Hewan yang ditemukan oleh seorang peneliti bernama Li Weidong pada 1983 ini, merupakan salah satu spesien yang terancam punah. Jumlahnya lebih sedikit daripada panda yang juga dikenal sebagai hewan langka di Tiongkok.

Ili Pika atau Ochotona iliensis, seperti dikutip Boredpanda, memiliki panjang delapan inci, dan relatif lebih kecil dari kelinci biasa. Hewan ini juga memiliki telinga yang lebih pendek dari kelinci biasa, dan hidup di pegunungan Tianshan, wilayah Xinjiang, Tiongkok.

Li Weidong dan timnya pertama kali menemukan Ili Pika di pegunungan Tianshan. Saat itu Li memperkirakan ada sekira 2.900 Ili Pika yang hidup di pegunungan itu. Nah, 20 tahun kemudian Li melakukan demografi baru, dan memperkirakan habitat Ili Pika turun menjadi 2.000 ekor.

Kini setelah Li dan timnya kembali melakukan demografi, ia memperkirakan bahwa jumlah Ili Pika yang tersisa hanya kurang dari 1.000 ekor. “Saya yang menemukan spesies itu, dan saya yang menyaksikan hewan itu terancam punah. Jika hewan itu punah di hadapan saya, saya akan merasa sangat bersalah. Spesies ini bisa punah kapan saja. Mereka tidak ada lagi di tempat mereka dulu pernah saya temukan,” kata Li. ** Baca juga: Derita Alergi Langka Bikin Balita Ini Tidak Dapat Konsumsi Semua Makanan

Sangat sedikit yang diketahui tentang spesies langka ini, dikarenakan tidak ada pengamatan spesifik terhadap ekologi, prilaku, atau reproduksi dari Ili Pika. Namun Li meyakini bahwa penyebab berkurangnya jumlah Ili Pika disebabkan oleh pemanasan global yang membuat ketinggian salju di pegunungan Tianshan terus meningkat.(ilj/bbs)