1

Deteksi Masalah Kesehatan, Warga Korsel Bakal Dipasangi Tato Elektronik

Kabar6-Para peneliti di Korea Selatan (Korsel), Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), di Kota Daejeon mengembangkan tinta tato elektronik yang terbuat dari logam cair dan karbon nanotube, berfungsi sebagai bio elektroda.

Ya, melansir Foxnews, masyarakat Korsel mungkin bisa segera memiliki perangkat di dalam tubuh mereka sendiri dalam bentuk tato yang secara otomatis memperingatkan mereka mengenai potensi masalah kesehatan. Dengan menghubungkan ke perangkat elektrokardiogram (EKG) atau biosensor lainnya, alat ini dapat mengirimkan pembacaan detak jantung pasien dan tanda-tanda vital lainnya seperti glukosa dan laktat ke monitor.

“Di masa depan, apa yang kami harapkan adalah menghubungkan chip nirkabel yang terintegrasi dengan tinta ini, sehingga kami dapat berkomunikasi, atau kami dapat mengirim sinyal secara bolak-balik antara tubuh kami ke perangkat eksternal,” terang Steve Park, pemimpin proyek yang juga seorang profesor ilmu material dan teknik.

Monitor semacam itu secara teori dapat ditempatkan di mana saja, termasuk di rumah pasien. ** Baca juga: Menegangkan! Pria Tiongkok Berhasil Tangkap Balita yang Jatuh dari Lantai 6 Apartemen

Tinta pada tato juga non-invasif dan terbuat dari partikel berbahan dasar galium, logam lunak berwarna keperakan yang juga digunakan dalam semikonduktor atau termometer.

Tabung nano karbon berhias platinum membantu menghantarkan listrik sekaligus memberikan daya tahan. “Ketika dioleskan ke kulit, bahkan dengan menggosok tato tidak akan lepas, yang tidak mungkin hanya dengan logam cair,” ungkap Park.(ilj/bbs)




Temuan Unik, Ilmuwan Jadikan Permen Karet Sebagai Perangkat Sensor Tubuh

Kabar6-Salah satu perangkat sensor tubuh ada yang berbentuk smartwatch. Sensor ini mampu mendeteksi berbagai aktivitas organ tubuh, mulai dari mengukur detak jantung, siklus tidur, jumlah langkah kaki, sampai tanda-tanda kelainan fungsi organ.

Sensor yang disisipkan di arloji pintar ini memiliki sensitivitas sangat tinggi dan mampu mendeteksi gerakan sekecil apa pun, tetapi kebanyakan masih terbuat dari metal. Alhasil, komponen sensor ini tidak tahan lama, karena rentan mengalami kerusakan jika tergores atau diputar kencang.

Untuk menghasilkan sensor tubuh yang tahan lama dan memiliki fleksibilitas tinggi, melansir wearabletechnologies, sejumlah ilmuwan dari Hospital Research Institute of Manitoba dan University of Manitoba, Kanada, mempunya cara yang unik. Mereka menciptakan perangkat sensor yang terbuat dari permen karet yang dikunyah terlebih dahulu. Para peneliti harus mengunyah permen karet selama 30 menit, kemudian mencucinya dengan ethanol, dan didiamkan semalaman. Setelah itu, permen karet ditambahkan cairan karbon nanotube untuk menghasilkan perangkat sensor yang dapat dilipat dan memiliki elastisitas tinggi.

Eksperimen ini membuahkan hasil berupa sensor inovatif yang elastis, mudah dipasangkan, dan membutuhkan biaya yang murah-meriah. Sensor ini pun mampu mendeteksi fungsi organ tubuh, perubahan ritme napas, sampai tingkat kelembapan. Dilansir dari laman Wearable Technologies, para ilmuwan percaya, sensor dari permen karet ini berpotensi untuk dipasangkan pada perangkat berukuran kecil dan biochip. ** Baca juga: Pesawat Mendarat Darurat Gara-gara WiFi

Temuan yang unik.(ilj/bbs)