1

Menteri Luhut Sebut Covid-19 Varian Delta Tujuh Kali Lebih Ganas

Kabar6.com

Kabar6-Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan virus Delta tujuh kali lebih menular dibandingkan dengan varian Covid-19 sebelumnya.

Ia mengakui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa – Bali yang telah 15 hari dilaksanakan belum mampu menekan angka kasus aktif.

“Dan hasil monitoring kami terhadap indikator google trafic, facebook mobility dan indeks cahaya malam telah terjadi penurunan yang cukup signifikan,” katanya saat konferensi pers virtual evaluasi, Sabtu (17/7/2021).

Meski demikian, terang Luhut, penurunan aktivitas dan mobilitas tidak diikuti angka kasus aktif. Walaupun ia klaim dalam tiga hari terakhir data-data yang diperolehnya semakin membaik.

Luhut sebutkan karena ada masa inkubasi penularan sebelumnya dan beberapa faktor lain. Hasil penelitian beberapa institusi dibutuhkan waktu 14-21 hari untuk penambahan kasus bisa menurun.

“Hal itu bisa terjadi jika kita semua konsisten terhadap pelaksanaan PPKM ini,” jelasnya.

Luhut bilang bukan pilihan mudah bagi pemerintah untuk terapkan PPKM Darurat. Satu sisi harus menurunkan virus varian Delta yang naik tinggi.

**Baca juga: Relawan PPKM Mikro Karang Taruna Tangsel Semprotkan Disinfektan ke Rumah Warga Isoman

“Agar rumah sakit, puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya bisa menyembuhkan pasien Covid-19,” ujar Luhut.

Menurutnya, PPKM Darurat bertujuan untuk menekan aktivitas dan mobilitas masyarakat demi terhindar dari virus varian Delta yang semakin ganas.(yud)




Covid Kian Ganas, DPRD Minta Pemkot Tangerang Tambah Dua RSUD

Kabar6.com

Kabar6-Seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Tangerang per 29 Desember mencapai 4.112 orang terkonfirmasi positif, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang untuk dapat segera membangun dua RSUD di wilayah timur dan barat.

Desak tersebut dilontarkan oleh Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang, Saeroji. Menurutnya, tambahan dua RSUD tersebut dinilai sangat urgen. Sebab, sistem pelayanan kesehatan yang berjenjang saat menggunakan kartu BPJS.

“Harus ke Puskesmas dulu, berikutnya harus RS tipe D, dan sekarang kalau tipe D kosong masyarakat pada bingung. Makanya adakan RS tipe D, maka yang sekarang (RSUD Kota Tangerang) naikan tipe B,” kata Saeroji saat dimintai keterangan, Kamis (31/12/2020).

“RSUD itu kita mengusulkan di tahun 2021 harus ada DED (Detail Engineering Design), tapi ternyata itu dihilangkan, kita mengusulkan buat dua RSUD lagi, di bagian timur dan barat,” tambahnya.

Usulan tersebut, kata Saeroji, sudah disampaikan saat penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Tangerang Tangerang tahun 2019. Padahal semua fraksi mengusulkan penambahan RSUD itu pada 2021.

Bahkan Pemkot Tangerang tidak memberikan jawaban atas usulan tersebut. Kendati, mereka berdalih RS yang berada di Kota Tangerang dengan jumlah 32 sudah berkerjasama dan sudah tercukupi.

“Alasannya RS yg ada saat ini sudah mencukupi dengan jumlah penduduk yg sekian, tidak melihat ruang ICU, HCU, tidak seperti itu,” terangnya

**Baca juga: Gugatan Musda Golkar Ditolak, Sachrudin Klaim Ini Kemenangan Bersama

“Sebetulnya disebut ter-cover itu saja belum, sehingga masyarakat masih banyak Belum tertangani,” katanya.

Meski demikian, Soeroji menyebutkan jumlah anggaran yang disiapkan untuk pos kesehatan 2021 mencapai 11 persen dari total Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Rp4,34 Triliun. (Oke)




Hii…Dracunculus Medinensis Jadi Parasit Paling Ganas Tertua di Dunia

kabar6.com

Kabar6-Parasit yang satu ini dikenal sebagai cacing Guinea, salah satu parasit tertua yang telah didokumentasikan manusia. Dokumentasi tulisannya ditemukan hingga sejauh abad 2 SM yang ditulis oleh para penulis sejarah Yunani. Parasit ini sendiri banyak ditemukan di Afrika dan Asia.

Cacing guinea (Dracunculus medinensis), melansir dokter.id, telah menyebabkan penderitaan pada manusia selama puluhan ribu tahun. Larva cacing guinea ini hidup di dalam tubuh kutu air. Ketika manusia meminum air yang mengandung kutu air, maka sistem pencernaan manusia akan membunuh kutu air yang terminum, namun tidak mematikan larva cacing yang terus berkembang menjadi dewasa.

Cacing jantan biasanya akan mati setelah berhubungan intim dengan cacing betina di dalam tubuh manusia, sementara cacing betina ini akan terus membesar dalam waktu singkat. Pertumbuhan cacing betina ini akan mencapai lebih dari dua sentimeter setiap minggunya.

Dalam waktu setahun, cacing ini perlahan-lahan akan keluar dari dalam tubuh manusia yang diinfeksinya dengan cara menjulurkan kepala terlebih dahulu di bagian bawah kaki atau lengan manusia yang terinfeksi.

Proses ini akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Selain itu, luka bekas lubang keluarnya cacing ini juga akan terus membesar dan akan terasa sangat menyakitkan. Sering kali penderita terburu-buru mencari sumber air untuk merendam luka mereka, padahal tindakan ini adalah salah. Ketika cacing guinea yang masih berada di dalam tubuh manusia itu merasa dekat dengan air, ia akan melepaskan ribuan larva yang kemudian akan dimakan oleh kutu air, dan begitu seterusnya. ** Baca juga: Wow! Ada Awan Berbentuk UFO di Langit Moscow

Untuk membasminya, para ahli punya satu cara sederhana yaitu dengan menyaring air minum menggunakan kain katun biasa dan mencegah penderita mendekati sumber air saat cacing sedang berusaha keluar dari dalam tubuhnya.(ilj/bbs)