1

Wanita Asal Filipina Diminta Aborsi Agar Tetap Kerja Magang di Jepang

Kabar6-Vanessa, seorang wanita asal Filipina, yang tengah hamil ketika menjalankan ‘magang teknis’ di Jepang, diminta untuk melakukan aborsi apabila tak mau kehilangan pekerjaannya.

Wanita ini, melansir Wolipop, pernah tergabung dalam program magang yang melibatkan lebih dari 275 ribu pekerja dari berbagai negara, dan program yang dimulai sejak tahun lalu bermaksud untuk memberi pengalaman kerja untuk nantinya dipakai di negara asal mereka. Jepang sendiri memang dikenal banyak mengambil pekerja usia produktif dari luar negeri karena populasi menua mereka.

Saat mengetahui dirinya hamil, Vanessa yang bekerja di sebuah panti jompo wilayah Fukuoka ini brharap bisa cuti dan kembali lagi setelah melahirkan. ** Baca juga: Demi Punya Kekasih, Wanita Jomblo di Shenzhen Nekat Menyusup ke Asrama Pria

Namun yang terjadi, ia malah diminta untuk menggugurkan kandungan. “Aku pikir, berani sekali mereka. Aborsi adalah pilihan ibunya, bukan orang lain,” kata Vanessa.

Tanpa pikir panjang, Vanessa menolak permintaan tersebut, dan dibalas oleh atasannya yang meminta wanita itu berhenti bekerja. Vanessa lantas kembali ke Filipina dan melahirkan anaknya dengan selamat. “Aku ingin membuktikan yang mungkin untuk seorang pekerja magang yang hamil kembali ke Jepang dan menyelesaikan kontraknya,” ujar Vanessa.

Diketahui, permasalahan tersebut ternyata bukan hal baru di Jepang. Para migran mengakui kekhawatiran mereka diberhentikan dan dikirim kembali masing-masing ketika hamil.

Pekerja magang lain dari luar negeri bernama Thi Thuy Linh asal Vietnam pernah mengalami hal serupa. Ketika tahu tengah berbadan dua, Linh memilih untuk menyembunyikan kehamilannya karena takut dipulangkan.

Linh akhirnya mengambil langkah yang berisiko dengan mengonsumsi pil aborsi. Apes, Linh ketahuan hamil dan diperingatkan akan mengalami kesulitan jika mempertahankan kandungannya itu. Tahun lalu, Linh melahirkan prematur sendiri di rumah, tetapi bayi kembarnya tidak selamat.

Karena ketika datang ke dokter untuk memeriksakan kondisinya, Linh malah dilaporkan ke pihak berwajib, hingga wanita itu dijatuhi hukuman tiga bulan dengan tuduhan mengabaikan bayi-bayinya.(ilj/bbs)




Dicari, Balita untuk Menghibur Panti Jompo di Jepang dengan Gaji Popok dan Susu Formula

Kabar6-Sebuah panti jompo yang berlokasi di Kitakyushu, Fukuoka, Jepang, ingin mempekerjakan para balita sebagai pelipur lara bagi para lansia yang tinggal di sana.

Meski belum bisa melakukan banyak aktivitas selain tidur, makan, menangis dan bermain, kehadiran bocah-bocah mungil itu diyakini mampu membawa senyum dan keceriaan untuk orang-orang di sekitarnya, hanya dengan tingkah polahnya yang lucu dan menggemaskan.

Tugas para balita yang direkrut ini hanya menemani dan membuat lansia yang dirawat di panti jompo terhibur, dan digaji dengan popok dan susu formula.

Panti jompo ini, melansir Globaltimes, memiliki kriteria khusus untuk balita yang akan bekerja di sana, yaitu harus di bawah usia empat tahun, dan wali dari bocah tersebut harus menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa ‘pekerja’ bisa masuk kerja kapan pun mereka mau. Para balita ini boleh istirahat ketika mereka lapar, mengantuk atau tergantung mood.

Sejauh ini sudah ada lebih dari 30 bayi yang melamar. Tugas mereka adalah meningkatkan semangat dan membuat para lansia yang rata-rata berusia 80-an tahun gembira menjalani sisa hidupnya.

“Melihat para bayi sudah cukup untuk membuat penghuni panti tersenyum,” kata Kimie Gondo, Kepala Panti Jompo. ** Baca juga: Demi Hidup Mewah, Seorang Wanita Tiongkok Kencani Enam Pria Sekaligus

Kegiatan para balita selama di panti jompo hanyalah berjalan-jalan di sekitar panti dan mengunjungi penghuni yang berjumlah sekira 100 orang. “Para bayi ini selalu ditemani ibu mereka sepanjang waktu. Seolah mereka hanya dibawa untuk jalan-jalan,” terang Gondo.

Penghuni panti, diungkapkan Gondo, terlihat sangat terhibur dengan kehadiran para balita di dekat mereka. Interaksi lansia dan bayi ini sebatas menyapa, bercengkerama atau memeluk jika mereka mau. “Mereka sangat lucu. Mengingatkan ketika saya mengasuh anak,” sebut salah satu penghuni panti jompo.

Strategi menghadirkan bayi untuk menghibur lansia diklaim cukup berhasil. Menurut Gondo, tidak sedikit keakraban yang terjalin di antara mereka. “Beberapa anak jadi sangat akrab dengan penghuni panti, mereka kini seperti kakek-nenek dan cucu,” kata Gondo lagi.(ilj/bbs)




Cukur Alis, Siswi SMP Jepang Dihukum ‘Sekolah di Ruang Terpisah’ Selama Tiga Hari

Kabar6-Seorang siswi SMP di Kota Kurume, Fukuoka, Jepang, yang berusia 14 tahun harus menjalani ‘besshitu toko’ atau ‘sekolah di ruang terpisah’ selama tiga hari, sebagai bentuk kedisiplinan untuk siswa yang melanggar aturan.

Bukan karena ketahuan menyontek atau kerap bolos sekolah, melansir Japantoday, siswi tadi kedapatan mencukur alisnya. Berawal saat seorang guru tengah memeriksa para murid untuk melihat apakah mereka mematuhi peraturan sekolah tentang potongan dan pewarnaan rambut. Nah, saat itulah siswi tadi dianggap melanggar aturan sekolah yang melarang siswa memotong atau mencukur alis.

Saat menjalani besshitu toko, mereka harus mengerjakan tugas sekolah di ruang terpisah, jauh dari kelas, yang pada dasarnya adalah skorsing di sekolah. Anak SMP itu juga disuruh menulis esai yang merefleksikan pelanggarannya. Hukuman itulah yang jadi pro kontra di masyarakat.

“Saya percaya sekolah mungkin khawatir bahwa pada usia perkembangan, anak-anak mungkin jadi terganggu dengan terlalu fokus pada alis dan gaya rambut mereka, sehingga mengabaikan aspek-aspek penting dari pendidikan dan gaya hidup mereka,” kata Miki Hata, Direktur Pendidikan Kurume.

Ada dua kemungkinan penjelasan bagaimana alis dicukur bisa memengaruhi perkembangan anak. Pertama, sekolah mungkin melihat alis yang dirapikan sama dengan menggunakan riasan. Sementara, sebagian besar sekolah di Jepang memiliki filosofi bahwa siswa semestinya menghabiskan energi untuk belajar, bukan berdandan.

Kedua, alis yang dicukup dianggap berhubungan dengan kenakalan remaja dan geng jalanan di Jepang. Meski dianggap sedikit kuno, biasanya mereka melibatkan sepenuhnya atau hampir sepenuhnya dengan mencukur alis.

Di sisi lain, etika orang Jepang menekankan pentingnya penampilan yang rapi saat keluar di depan umum, dan rambut berlebihan di wajah atau tubuh sering dianggap tidak merawat diri. ** Baca juga: Imbas Perang Ukraina, Rusia Kekurangan Pasokan Botox dan Implan Payudara

Sementara Mutsumi Kaneko, anggota Dewan Kota Kurume, merasa sekolah terlalu berlebihan dalam menghukum gadis itu. Insiden itu bahkan mendapat perhatian nasional di Jepang.

“Apa salahnya ia merawat alisnya? Dengan tidak membiarkannya belajar di kelas reguler dan membuatnya belajar di ruang terpisah, apakah mereka pikir itu akan membuat alisnya tumbuh kembali? Aturan alis sekolah ini di luar batas logika,” kata Kaneko.

Pendapatnya itu dianggap sebagai dorongan agar sekolah mengkaji kembali aturan berpenampilan di sekolah.(ilj/bbs)




Operasi Pembesaran Mr P Gagal, Bos Yakuza Sewa Pembunuh Bayaran Hilangkan Nyawa Perawat Rumah Sakit

Kabar6-Seorang bos top Yakuza, Satoru Nomura (75), memerintahkan pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa perawat di bagian operasi bedah plastik, setelah operasi untuk meningkatkan ukuran kejantanannya secara spektakuler gagal.

Berdasarkan data pengadilan, melansir Dailystar, Nomura diduga berusaha membalas dendam setelah prosedur pembesaran Mr P dan hair removal gagal. Pada Januari 2013, perawat ditikam di bagian kepala di sebuah jalan daerah Hakata, Kota Fukuoka, Jepang. Nomura yang memimpin sindikat Kudo-kai, dikenal sebagai paling kejam di Jepang, dijatuhi hukuman mati dengan digantung pada Agustus 2020.

Nomura diklaim memerintahkan pembunuh untuk melakukan ‘pembalasan terorganisir’ karena dia ‘tidak dapat dibenarkan membenci operasi yang gagal’. “Motif insiden itu adalah dendam pribadi dari pihak Nomura,” terang jaksa.

Perawat wanita yang merupakan anggota tim bedah selama operasi, ditikam oleh tersangka pembunuh bayaran, Yoshinobu Nakata. Namun Nakata membantah bersekongkol menyerang perawat di kota Fukuoka, Jepang.

Menurut laporan, Nomura juga diketahui telah menjalani perawatan hair removal di klinik yang sama. Di masa lalu, jika seseorang adalah bos top yakuza dan anteknya membunuh seseorang, mereka dapat melakukan pembayaran besar, meminta maaf secara diam-diam, dan lolos begitu saja.

Namun kasus Nomura menandai gelombang perubahan dalam perlakuan Jepang terhadap gerombolan yang tidak terkendali. Ketika Pengadilan Distrik Fukuoka menjatuhkan hukuman mati kepada Nomura, dia membuat ancaman mengerikan, mengatakan kepada hakim bahwa mereka akan ‘menyesali’ keputusan yang dibuat.

“Saya meminta keputusan yang adil…Anda akan menyesali ini seumur hidup Anda,” kata Nomura kepada Hakim Ketua Ben Adachi di persidangan. ** Baca juga: Salah Suntik, 42 Anak di Jerman Diberi Dosis Vaksin COVID-19 untuk Orang Dewasa

Kasus ini berkaitan dengan satu tuduhan pembunuhan, tiga tuduhan percobaan pembunuhan dan sejumlah tuduhan lainnya. Namun kasus perawat yang menangani Nomura usai operasinya menjadi kasus yang cukup menonjol.

Dilaporkan Asia Times, perawat itu membuat Nomura marah ketika mengabaikan keluhannya tentang rasa sakit. “Ini tidak mungkin lebih menyakitkan daripada mendapatkan salah satu tato yakuza itu,” kata perawat tadi.

Jaksa tidak memiliki sedikit pun bukti bahwa Nomura mengatur kekerasan massa, sehingga hukuman dengan metode kuno semacam itu mengejutkan banyak orang di Jepang. Jepang diketahui masih mengizinkan kematian dengan cara digantung dalam kasus pembunuhan berganda, pemerkosaan dan pembunuhan, atau pembunuhan dan perampokan.

Nomura menjadi bos mafia pertama yang dijatuhi hukuman mati. Geng kekerasan Nomura adalah cabang paling terkenal dari Yakuza, kelompok mafia lama Jepang yang berasal dari samurai kuno.

Diperkirakan, lebih dari 25 ribu orang Jepang adalah anggota kelompok tersebut.(ilj/bbs)




Hotel di Jepang Bertarif Rp12 Ribu per Malam, Ini Syaratnya

Kabar6-Seorang pengusaha asal Jepang bernama Tetsuya Inoue (27) memiliki trik unik dalam menjalankan usaha hotel. Inoue memiliki ide bagaimana agar dapat menggunakan internet untuk mendatangkan tamu sekaligus pemasukan.

Hotel bernama Asahi Ryokan yang terletak di Kota Fukuoka ini, melansir travelandleisure, menawarkan biaya penginapan sekira Rp12 ribu per hari. Namun untuk mendapatkan harga yang sangat murah tersebut, terdapat syarat yang harus dipenuhi oleh si calon penginap.

Syaratnya, pengunjung harus menyetujui bahwa aktivitas mereka selama berada di kamar hotel akan direkam dalam bentuk video, dan akan disiarkan secara langsung lewat internet.

Meskipun begitu, tentu saja ada batasan mengenai apa yang disiarkan, yaitu hanya berupa visual tanpa audio, sehingga percakapan tamu tidak akan terdengar.

Selama pengalaman mereka direkam dan disiarkan, tamu tetap diizinkan mematikan lampu. Area kamar mandi juga di luar jangkauan kamera.

“Ini adalah ryokan yang sangat tua dan saya sedang mencari model bisnis baru, Hotel kami merupakan penginapan murah, jadi kami perlu nilai tambah, sesuatu yang istimewa yang akan dibicarakan semua orang ” kata Inoue.

Dikatakan Inoue, kaum muda saat ini tidak terlalu peduli terhadap privasi, sehingga tidak masalah jika nantinya akan ‘diawasi’ selama satu hari.

Sementara itu, banyak yang berpendapat bahwa Inoue akan mengalami kerugian jika memberikan tarif sangat murah untuk hotelnya. Namun Inoue menjelaskan, ia mendapatkan keuntungan dari video yang disiarkan secara langsung tersebut.

Channel akun YouTube miliknya yang bernama One Dollar Hotel, saat ini telah memiliki 1.000 subscriber. Setelah terakumulasi lebih dari 4.000 jam tayangan, ia bisa menempatkan uang untuk iklan. ** Baca juga: Kasus Tak Biasa, Payudara Pria Ini Keluarkan ASI

Unik, ya? (ilj/bbs)