1

Tim Peneliti Spanyol Temukan Fosil Kura-kura Purba Seukuran Mobil Mini Cooper

Kabar6-Tim peneliti berhasil menemukan fosil kura-kura seukuran mobil Mini Cooper, di timur laut Spanyol. Kura-kura yang diberi nama Leviathanochelys aenigmatica ini berukuran sepanjang sekira 12 kaki atau 3,7 meter, dengan berat sedikit di bawah dua ton.

Leviathanochelys aenigmatica diperkirakan hidup selama Zaman Kapur, masa terakhir dalam zaman dinosaurus, dikenal sebagai kura-kura terbesar di Eropa, di mana ia hidup di sekitar kawasan tersebut 83 juta tahun lalu. Melansir Indiatoday, Leviathanochelys bahkan lebih besar dari kura-kura terbesar saat ini yaitu penyu belimbing, yang panjangnya bisa mencapai dua meter dan dikenal karena migrasi lautnya.

Besar Leviathanochelys hampir menyamai kura-kura terbesar yang pernah tercatat yaitu Archelon, yang hidup kira-kira 70 juta tahun lalu dan panjangnya mencapai sekira 4,6 meter.

“Besar Leviathanochelys sepanjang Mini Cooper sementara Archelon berukuran sama dengan Toyota Corolla,” ungkap Albert Sellés, paleontologis dan rekan penulis studi, dari Institut Catal de Paleontologia (ICP), sebuah pusat penelitian yang berafiliasi dengan Universitat Autònoma de Barcelona.

Menurut peneliti, Leviathanochelys memiliki ukuran yang tepat pada zamannya mengingat situasi berbahaya di Laut Tethys kuno, yang menjadi tempat kura-kura itu berenang. ** Baca juga: Kampanye Pencegahan Bunuh Diri di Jepang Gunakan Tisu Toilet

“Menyerang hewan seukuran Leviathanochelys mungkin hanya bisa dilakukan oleh predator besar dalam konteks di dalam laut. Saat itu, predator laut besar di zona Eropa sebagian besar adalah hiu dan mosasaurus,” terang Oscar Castillo, seorang mahasiswa di sebuah program gelar master dalam paleontologi di Universitat Autnoma de Barcelona, dan penulis utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.

Ditambahkan, “Selama Zaman Kapur, ada kecenderungan penyu laut meningkatkan ukuran tubuh mereka. Leviathanochelys dan Archelon mungkin mewakili puncak dari proses ini. Alasan peningkatan ukuran tubuh ini telah dihipotesiskan sebagai tekanan predator, tetapi mungkin ada faktor lain faktor.”

Para ilmuwan menggali sisa-sisa Leviathanochelys di dekat desa Coll de Nargó di daerah Alt Urgell Catalonia, setelah fosilnya sempat muncul dari tanah, ditemukan oleh seorang pejalan kaki di pegunungan Pyrenees Selatan.

Sampai saat ini, para peneliti telah menemukan bagian dari bagian posterior karapas, atau cangkangnya, dan sebagian besar gelang panggul, tetapi tidak ada tengkorak, ekor atau anggota badan.

Fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa Leviathanochelys memiliki karapas halus yang mirip dengan penyu belimbing, dengan cangkangnya sendiri memiliki panjang sekira 2,35 meter dan lebar 2,2 meter.

Leviathanochelys tampaknya juga hidup di lautan terbuka, dan jarang kembali ke darat bahkan bila untuk bertelur.(ilj/bbs)




Temuan Fosil Tunjukkan Nenek Moyang Manusia Hidup di Pohon Sebelum Jalan dengan Dua Kaki

Kabar6-Tim peneliti yang menemukan fosil bagian bahu dari nenek moyang manusia mengungkapkan bahwa sebelum sepenuhnya berjalan di tanah dengan dua kaki, tiga juta tahun lalu sebagian waktu manusia dihabiskan di pepohonan atau arboreal.

Padahal di zaman itu, tubuh nenek moyang manusia telah beradaptasi untuk berjalan tegak. Hal ini diketahui setelah peneliti menganalisis fosil terkenal yang bernama Little Foot.

Teori mengenai evolusi manusia menyebut jika kita bersepupu dengan kera. Tetapi kapan sebenarnya manusia menyimpang dari kera besar dan beralih ke kehidupan di darat, adalah salah satu pertanyaan terbesar yang belum terjawab dari evolusi manusia.

Karena itulah, mengetahui bagaimana peristiwa penting itu terjadi akan membantu kita memahami banyak hal tentang masa lalu manusia. ** Baca juga: Tim Peneliti Temukan Jalan Raya Kuno Berusia 8.000 Tahun di Inggris

Sayangnya, melansir Phys, tim peneliti hanya menemukan sejumlah kecil sisa-sisa fosil dari masa tersebut. Salah satu fosil yang hampir lengkap adalah Little Foot, yang memang sudah lama ditemukan yaitu sekira 27 tahun lalu. Tetapi butuh waktu lama untuk mengangkat fosil dari batuan yang luar biasa keras untuk mengetahui usianya secara akurat.

Kemudian, peneliti memperkirakan usianya berkisar antara dua hingga empat juta tahun. Awalnya, peneliti mengira kaki kecil fosil ini dinilai cocok untuk berjalan tegak, menunjukkan bahwa pra-manusia berada di jalur menuju gaya hidup modern kita pada saat ini.

Tetapi Kristian J. Carlson, penulis utama studi dari University of Southern California, berhasil menemukan sesuatu hal yang berbeda. Carlson memaparkan, Little Foot memiliki punggung besar dengan tulang belikat yang cocok untuk otot besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa lengannya bagus untuk memanjat pohon dan bergelantungan di cabang, tetapi tidak untuk melempar barang.

“Berdasarkan perbandingan dengan manusia dan kera yang masih hidup, kami menemukan bahwa morfologi bahu dan fungsi dari fosil Little Foot adalah contoh model dari nenek moyang manusia dan simpanse 7 juta hingga 8 juta tahun yang lalu,” terang Carlson.

Little Foot mewakili fosil Australopithecus tertua yang hampir lengkap. Fosil Little Foot ditemukan di gua Sterkfontein, Afrika Selatan, yang kemudian dipublikasikan dalam Journal of Human Evolution.(ilj/bbs)




Pemburu Inggris Temukan Fosil Ikan Predator Zaman Jurassic

Kabar6-Dua pemburu fosil ternama di West Country, Neville dan Sally Hollingworth, menemukan fosil ikan purba yang terlihat ganas dari lokasi galian zaman Jurassic, di luar kota Stroud, Gloucestershire, Inggris.

Makhluk sejenis ikan tuna predator itu disebut Pachycormus dan saat ditemukan bentuknya utuh dalam tiga dimensi. Melansir Independent, fosil tersebut menganga dengan gigi yang besar serta mata terbelalak, menunjukkan bersiap melakukan serangan atau memangsa musuhnya.

“Benar-benar mengejutkan karena ketika Anda menemukan fosil, seringkali bentuknya rata dengan tanah karena tertekan dari masa ke masa,” kata Neville.

Dilanjutkan Neville, “Tetapi ketika kami mempersiapkan yang satu ini, untuk mengeluarkan tulangnya sedikit demi sedikit, mengejutkan karena kami tiba-tiba menyadari tengkoraknya tidak hancur. Mulutnya terbuka dan terlihat seperti ikan itu tiba-tiba mendatangimu dari balik batu.”

Neville dan Sally menemukan kepala ikan itu di sebuah semak pinggir sungai di belakang kandang sapi, desa Kings Stanley. ** Baca juga: Digaji Rp1,1 Miliar, Perusahaan di Kanada Buka Loker dengan Tugas Hanya Duduk dan Cicipi Permen

Pemilik lahan, Adam Knight, tidak tahu hewan ternaknya merumput di atas tanah yang mengandung fosil, mengingat pada 183 juta tahun lalu, lahan tersebut berada di bawah perairan laut tropis yang hangat.

Knight memberikan izin untuk Neville dan Sally, serta tim dari Universitas Manchester untuk menyelidiki lebih jauh pinggir sungai itu. Setelah dilakukan penggalian, ditemukan hewan purba lainnya seperti ikan, cumi, dan tulang dua ekor ichthyosaurs atau reptil laut yang mirip lumba-lumba.




Hidup Sekira 125 Juta Tahun Lalu, Ilmuwan Temukan Fosil Dinosaurus Karnivora Terbesar di Inggris

Kabar6-Para pakar paleontologi menemukan tulang-tulang fosil di pantai berbatu Isle of Wight, Inggris, merupakan sisa-sisa dinosaurus pemakan daging yang mungkin lebih besar ketimbang dinosaurus lain yang diketahui berasal dari Eropa.

Berdasarkan catatan, binatang tersebut merupakan sepupu spesies dinosaurus karnivora terbesar. Para pakar paleontologi, melansir Timeslive, mengatakan bahwa mereka telah menemukan bagian dari kerangka dinosaurus yang hidup sekira 125 juta tahun lalu selama Periode Kapur. Penemuan tersebut termasuk tulang punggung, pinggul dan ekor, dan juga beberapa fragmen anggota badan, tetapi tidak ditemukan tengkorak atau gigi.

Berdasarkan sisa-sisa fosil tersebut, mereka memperkirakan bahwa dinosaurus yang ditemukan itu memiliki panjang yang melebihi 10 meter dan bahkan mungkin lebih panjang lagi. ** Baca juga: Konyol, Pasutri AS Tinggalkan Bayi dalam Mobil dan Berbelanja di Swalayan

“Ukuran spesimen itu sangat mengesankan. (Fosil) ini adalah salah satu predator darat terbesar, dan mungkin terbesar, yang pernah diketahui ditemukan di Eropa,” kata Chris Barker, mahasiswa doktoral Universitas Southampton.

Mereka menyimpulkan, fosil-fosil tersebut milik sekelompok dinosaurus yang disebut Spinosaurs, termasuk Spinosaurus, yang hidup sekira 95 juta tahun lalu dengan panjang sekira 15 meter. Spinosaurus dianggap sebagai pemangsa dinosaurus yang paling lama diketahui.

Diketahui, Isle of Wight telah menjadi salah satu tempat terkaya di Eropa, di mana ditemukan sisa-sisa dinosaurus. Tim peneliti yang sama tahun lalu mengumumkan penemuan dua spinosaurs Kapur Isle of Wight lainnya, keduanya berukuran panjang sekira sembilan meter.

Temuan-temuan itu tersebut jika digabungkan dengan temuan terbaru akan mengonfirmasi hipotesis mereka bahwa spinosaurus adalah sebuah asal kelompok dinosaurus dan terdiversifikasi di Eropa barat sebelum berkembang di tempat lain.(ilj/bbs)




Punya Sayap Sepanjang 2,5 Meter, Ditemukan Fosil Dinosaurus Terbang Terbesar di Skotlandia

Kabar6-Tim arkeolog menemukan fosil dinosaurus terbang yang dikenal dengan nama Pterosaurus, di sebuah pulau wilayah Skotlandia, Inggris Raya. Ini menjadi fosil Pterosaurus terbesar yang pernah ditemukan dari zaman Jurassic, dengan kondisi baik.

Pterosaurus, melansir Newscientist, memiliki lebar sayapnya sekira 2,5 meter dengan kepala berwujud aerodinamis, serta gigi bawah dan atas saling silang. Penemuan ini adalah bukti Pterosaurus mulai bertambah besar tubuhnya di waktu yang lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Menurut estimasi, fosil tersebut berumur sekira 170 juta tahun, ukurannya kurang lebih seperti burung albatros modern. ** Baca juga: Santai, Tanpa Rasa Takut Pria Ukraina Ini Pindahkan Ranjau Sambil Merokok

“Ini adalah pertama kalinya di Inggris kami menemukan tengkorak dan badan dinosaurus ini menyatu dan mewakili sebuah spesies yang belum banyak dipahami sebelumnya,” terang Natalia Jagielska, salah satu dari tim peneliti dari University of Edinburgh.

Pterosaurus pertama kali eksis sekira 230 juta tahun yang lalu pada zaman Triassic. Saat itu, ukurannya terbilang masih kecil. Namun pada periode Cretaceous, di saat Tyrannosaurus Rex dan Triceratops hidup, ukurannya raksasa hingga lebar sayapnya bisa sampai 12 meter. Seiring waktu berlalu, hewan ini terus mengalami pertumbuhan.

Di antara kedua zaman itu masih misterius dan fosil ini diharapkan bisa menghadirkan jawabannya. Pada saat ini, hanya tersisa sedikit fosil Pterosaurus di dunia, mungkin karena kondisi iklim kurang bersahabat untuk menyimpan fosil itu.

Sebelumnya, para ilmuwan memperkirakan Pterosaurus masih cukup kecil ukurannya di zaman Jurassic, dengan bentang sayap tidak lebih dari 1,8 meter. Namun penemuan ini membuktikan, hewan tersebut ternyata lebih besar badannya.(ilj/bbs)




Fosil Naga Laut Raksasa Sepanjang 10 Meter Berusia 180 Juta Tahun Ditemukan di Inggris

Kabar6-Tim peneliti menemukan fosil Sea Dragon atau naga laut raksasa sepanjang sekira 10 meter, yang berenang di laut ketika dinosaurus masih hidup sekira 180 juta tahun.

Fosil tersebut, melansir Livescience, telah digali di cagar alam, merupakan fosil terbesar dan terlengkap dari jenisnya yang pernah ditemukan di Inggris. “Ini adalah penemuan yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dan salah satu penemuan terbesar dalam sejarah paleontologi Inggris,” terang Dean Lomax, pemimpin penggalian yang juga ahli paleontologi dan ilmuwan tamu di University of Manchester.

Meskipun banyak Ichthyosaurus seperti itu telah ditemukan di Inggris, tidak ada yang sebesar penemuan naga laut saat ini. Ichthyosaurus adalah ordo punah, atau kelompok besar, reptil laut yang berevolusi pada periode Trias sekira 250 juta tahun yang lalu.

Ichthyosaurus menghilang dari catatan fosil 90 juta tahun yang lalu, pada periode Kapur akhir. Mereka memiliki moncong yang panjang dan tampak mirip dengan lumba-lumba modern. ** Baca juga: Studi di Inggris Sebut, Pria yang Pakai Masker Medis Saat Pandemi COVID-19 Terlihat Lebih Menarik di Mata Wanita

Fosil yang baru ditemukan milik spesies besar Ichthyosaurus, disebut Temnodontosaurus trigonodon, pertama kali spesies ini muncul di Inggris. Joe Davis, seorang pemimpin tim konservasi untuk Leicestershire and Rutland Wildlife Trust, menemukan Ichthyosaurus di Rutland Water Nature Reserve di East Midlands pada Januari 2021.

Davis sedang berjalan melintasi laguna yang dikeringkan dengan Paul Trevor, yang juga bekerja di cagar alam, ketika dia melihat apa yang tampak seperti pipa tanah liat, mencuat dari lumpur.

Davis berkata kepada Trevor bahwa mereka tampak seperti tulang belakang. Davis sendiri akrab dengan tulang makhluk laut, setelah sebelumnya menemukan kerangka ikan paus dan lumba-lumba saat bekerja di Hebrides, serangkaian pulau di barat laut Skotlandia.

“Kami mengikuti apa yang tampak seperti tulang belakang dan Paul (Trevor) menemukan sesuatu lebih jauh yang bisa jadi tulang rahang,” ujar Davis. “Kami sangat tidak percaya.”

Para arkeolog menggali fosil tersebut antara Agustus dan September 2021 lalu. Penemuan ini ditampilkan dalam serial televisi Inggris berjudul ‘Digging for Britain’, pada 11 Januari 2022 lalu di BBC Two.

Menurut sebuah pernyataan, para arkeolog masih mempelajari dan melestarikan fosil Ichthyosaurus dan makalah ilmiah tentang penemuan itu akan diterbitkan di masa depan, meskipun tidak ada kerangka waktu yang diberikan.(ilj/bbs)




Fosil Kelabang Seukuran Kereta Api di Newcastle Jadi Hewan Invertebrata Terbesar Sepanjang Masa

Kabar6-Tim peneliti menemukan sebuah fosil kelabang raksasa seukuran kereta api di Pantai Howick di Northumberland, 64 kilometer dari Newcastle. Kelabang berukuran 2,7 meter dari kepala hingga kaki ini tercatat sebagai penemuan hewan invertebrata terbesar sepanjang masa.

Spesimen tersebut, melansir Dailymail, baru ketiga kalinya ditemukan dan catatan sebelumnya telah digali di Jerman. Sedimentolog Neil Davies dari Cambridge University mengatakan, penemuan fosil kaki raksasa itu langka karena begitu hewan tadi mati, tubuhnya akan tampak tidak jelas.

“Kami belum menemukan fosil kepala. Jadi, sulit untuk mengetahui segalanya tentang kelabang,” kata Davies. ** Baca juga: Ikan Bertangan Terekam di Dasar Laut Tasmania Setelah Selama 22 Tahun Menghilang

Fosil Arthropleura pertama kali ditemukan pada Januari 2018, setelah bongkahan batu pasir jatuh dari tebing di Howick Bay ke kawasan pesisir. Daviees mengatakan, penemuan itu kebetulan karena cara batu jatuh dan retakan mengungkapkan fosil tampak sempurna.

Sebelumnya, kelabang berukuran besar juga ditemukan di Phillip Island, Australia. Kelabang-kelabang raksasa itu berkembang biak dan bertahan hidup dengan memakan burung laut yang ukurannya sedikit lebih besar.

Kelabang raksasa ini panjangnya bisa berkembang hingga 30,5 cm. Tubuh kelabang raksasa tersebut memiliki sistem bertahan dan penyerangan yang sempurna, dipersenjatai dengan racun kuat yang terbungkus dalam dua enjepit yang disebut ‘forcipules’, digunakannya untuk melumpuhkan mangsanya.

Sementara untuk bertahan dari serangan, tubuh kelabang raksasa itu dilindungi oleh perisai kuat bak pelat lapis baja. Perisai tersebut melapisi masing-masing dari banyak segmen yang ada di sepanjang tubuh.

Menurut peneliti Monash University, Luke Halpin, kemampuan kelabang raksasa untuk memangsa korbannya sangat kuat. Mereka kerap menyerang jangkrik, anak burung laut, tokek, dan kadal.

Namun yang paling sering diserang kelabang raksasa itu di Phillip Island adalah anak ayam petrel.(ilj/bbs)




Bentuk ‘Wajah Aneh’ Nenek Moyang Manusia Tanpa Dagu Bikin Arkeolog Bingung

Kabar6-Para arkeolog dibuat bingung setelah menemukan fosil nenek moyang manusia di Israel, terutama pada struktur wajah manusia purba tersebut. Fosil mengenai nenek moyang manusia ini baru digali oleh para arkeolog pada 2010 di dekat kota Ramla, Israel tengah.

Disebutkan, perlu menggali hingga sekira delapan meter untuk menemukan fosil ini. Melansir livescience, penelitian lalu dilakukan, namun hasilnya baru bisa ditemukan pada 2021 ini. Para ilmuwan perlu melakukan konstruksi wajah untuk kemudian dapat meneliti penemuan berharga ini.

Berdasarkan penelitian, para ilmuwan mengategorikan fosil ini sebagai bagian dari nenek moyang manusia yang sebelumnya belum diketahui oleh penelitian manapun.

Penelitian untuk bagian tulang fosil ini membuat para arkeolog mengkategorikannya sebagai Nesher Ramla yang merupakan tipe homo baru. ** Baca juga: Benarkah Tongkat Berbentuk Ular Jadi Bukti Adanya Dukun di Masa Lalu?

Hasil penelitian ini lalu mengungkap jika fosil tersebt kemungkinan telah berusia sekira 120 ribu hingga 140 ribu tahun. Secara struktur, tulang fosil ini nampak mirip dengan Neanderthal, terutama pada bagian gigi dan rahang.

Namun, tengkorak penemuan ini justru memiliki kemiripan dengan garis keturunan manusia yang jauh lebih kuno. Fosil ini nampak tidak memiliki dagu dan mempunyai gigi yang sangat besar.

Melihat sejarahnya, para arkeolog menyebut jika sosok nenek moyang manusia ini hidup berdampingan di Timur Tengah selama lebih dari 100 ribu tahun antara sekira 100 ribu dan 200 ribu tahun yang lalu.

Karena penemuan ini, para ilmuwan berspekulasi bahwa fosil tersebut adalah nenek moyang manusia yang jauh lebih tua jika dibandingkan dengan Neanderthal.

Lebih lanjut, penelitian mengenai nenek moyang manusia ini terus dilakukan oleh para arkeolog untuk lebih memahami hal ini di masa mendatang berdasarkan DNA yang dimiliki.(ilj/bbs)




Fosil Ikan Purba Coelacanth Berusia 66 Juta Tahun Ditemukan di Maroko

Kabar6-Fosil ikan purba yang dibeli seorang kolektor dari pedagang di Maroko, diperkirakan adalah fosil dari spesies ikan purba coelacanth, yang hidup 66 juta tahun lalu.

Para peneliti percaya, ikan itu adalah anggota coelacanth yang jauh lebih besar, ordo ikan yang dijuluki ‘fosil hidup’, dianggap punah sampai spesimennya ditemukan pada 1938. Mengingat ukuran fosil yang baru ditemukan, ikan coelacanth ini memiliki panjang sekira 5,2 meter.

Fosil ini, melansir Livescience, adalah bagian dari lempengan besar, ditemukan di lapisan fosfat di Oued Zem, Maroko, berisi beberapa tulang lain milik pterosaurus. Tulang-tulang tersebut mengkonfirmasi bahwa coelacanth berasal dari akhir periode Cretaceous 66 juta tahun lalu, tepat sebelum dinosaurus punah.

“Ini benar-benar luar biasa, fosil ini dari seekor coelacanth raksasa, di tempat yang belum pernah kami temukan sebelumnya,” kata David Martill, paleontolog di University of Portsmouth di Inggris.

Penemuan baru ini menjelaskan salah satu kelompok ikan paling misterius yang pernah berenang di lautan. Mengenai fosil tersebut, dijual oleh pedagang Maroko kepada seorang kolektor fosil di London. Awalnya, kolektor itu mengira kalau fosil tersebut adalah bagian dari tengkorak pterodactyl.

Setelah diperiksa lebih dekat, dia tidak yakin dan menghubungi Martill untuk mendapatkan pendapat ilmuwan. “Dia mengirimi saya banyak gambar, dan saya benar-benar tidak tahu apa itu,” kata Martill. ** Baca juga: Mangkuk Kecil Biru yang Dibeli Murah Ternyata Barang Antik dari Dinasti Ming

Namun setelah melihat langsung fosil tersebut, Martill baru yakin dengan apa yang dia lihat. “Saya menyadari bahwa alih-alih menjadi satu tulang, itu sebenarnya adalah ratusan lembaran tulang yang sangat tipis,” terang Martill.

Ia yakin, hanya ada satu spesies yang memiliki struktur tulang seperti itu, yakni ikan coelacanth. “Mereka benar-benar membungkus paru-paru mereka dengan selubung tulang ini, itu struktur yang sangat tidak biasa,” tambah Martill.

Dijelaskan, ini adalah salah satu coelacanth terakhir sebelum benar-benar punah. Ada kemungkinan bahwa coelacanth raksasa tadi masih diam-diam berkeliaran di kantong laut dalam yang belum dijelajahi saat ini walaupun kemungkinan itu sangat kecil.

Saat ini, fosil paru-paru disumbangkan oleh kolektor tersebut ke Departemen Geologi di Universitas Hassan II Casablanca di Maroko.(ilj/bbs)




Fosil Badak Berbulu dari 50 Ribu Tahun Ditemukan Saat Lapisan Es di Siberia Mencair

Kabar6-Saat lapisan es mencair di wilayah Yakutia, ujung utara Rusia, para ilmuwan menemukan fosil badak berbulu yang terawetkan secara alami dengan sangat baik.

Penemuan itu dianggap sebagai badak berbulu yang terawetkan paling baik yang pernah ditemukan di sana. Badak tersebut, melansir abcnews, diperkirakan berumur antara tiga atau empat tahun ketika mati, pada sekira 20 ribu hingga 50 ribu tahun yang lalu. Fosilnya tetap membeku dan tersembunyi selama ribuan tahun.

Bangkai badak sangat terawetkan, termasuk beberapa rambut berwarna cokelat, jaringan lunak, gigi, gumpalan lemak, dan bahkan tanduknya.

“Badak muda berusia antara tiga atau empat tahun dan hidup terpisah dari induknya ketika mati, kemungkinan besar karena tenggelam. Jenis kelamin hewan masih belum diketahui, kami menunggu analisis radiokarbon untuk menentukan dengan tepat kapan ia hidup,” urai Dr Valery Plotnikov dari Academy of Sciences of the Republic of Sakha (Yakutia).

Fosil badak tersebut ditemukan tidak jauh dari tempat Sasha, satu-satunya bayi badak berbulu di dunia yang pernah ditemukan pada 2014. Sasha sendiri diperkirakan berusia 34 ribu tahun. ** Baca juga: Mobil Masuk ke Sumur Gara-gara Pengemudi Sibuk Main Ponsel

Dr Plotnikov menggambarkan, badak baru ini memiliki bulu bagian bawah yang sangat tebal. Lewat temuan Sasha, menambah bukti bahwa badak berbulu ditutupi rambut tebal dan telah sepenuhnya beradaptasi dengan iklim dingin di usia muda.

Diketahui, Yakutia memang terkenal dengan penemuan hewan purba yang luar biasa. Karena pemanasan di wilayah tersebut, lapisan es mencair dengan cepat terutama selama bulan-bulan musim panas. Meskipun pencairan bukan hal yang baik, ini mengungkap harta karun purba yang tersembunyi.(ilj/bbs)