1

Mengerikan! Ilmuwan Ingin Ciptakan Humanzee, Kawin Silang Manusia dan Simpanse

Kabar6-Lya Ivanovich, ahli biologi Rusia, mencoba teori evolusi dengan menciptakan hibrida manusia-simpanse yang dikenal sebagai ‘humanzee’, melalui ide memodifikasi air mani kera.

Namun menurut laporan selama bertahun-tahun yang sebagian besar juga meragukannya, embrio ‘manusiawi’ dari ide tersebut berhasil tercipta, bahkan sukses mencapai masa kehamilan.

Dalam laporan lain yang lebih mencurigakan, melansir interestingengineering, hibrida manusia-simpanse dikabarkan sukses dilahirkan di Amerika Serikat (AS), namun kemudian makhluk ciptaan laboratorium itu dimatikan dengan cara di-eutanasia (suntik mati) ketika para ilmuwan yang terlibat menyadari dampak penuh dari apa yang telah mereka lakukan.

Gordon Gallup adalah psikolog evolusioner Gordon Gallup yang membuat klaim luar biasa ini pada 2018. Ia menyebut jejak upaya penciptaan humanzee telah ada sejak dulu, yakni sejak kelahiran makhluk hibrida tersebut di pusat penelitian primata di Orange Park, Florida, pada 1920-an.

“Mereka menginseminasi seekor simpanse betina dengan air mani manusia dari donor yang dirahasiakan dan mengklaim bahwa kehamilan tersebut tidak hanya terjadi tetapi kehamilan tersebut telah cukup bulan dan menghasilkan kelahiran hidup,” terang Gallup.

Pada titik ini, para ilmuwan dalam laporan tersebut mulai memikirkan semua dampaknya. “Dalam hitungan hari, atau beberapa minggu, mereka mulai mempertimbangkan terkait moral dan etika, kemudian bayi hibrida tersebut disuntik mati,” sebut Gallup, yang juga seorang psikolog terkemuka.

Gallup mengatakan bahwa dia diberitahu bahwa cerita itu benar adanya oleh ilmuwan yang kredibel, namun menolak menyebutkan namanya.(ilj/bbs)




Pria Asal Meksiko Jual Embrio Rp29,8 Miliar yang Diklaim Hasilkan ‘Bibit Unggul’

Kabar6-Poncho de Nigris, seorang influencer sekaligus pengusaha dan presenter televisi Meksiko yang populer dikabarkan menjual embrionya seharga sekira Rp29,8 miliar kepada orang-orang yang tidak dapat memiliki anak.

Nigris mengklaim mereka yang membeli akan memiliki anak ‘tampan’. Melansir Odditycentral, Nigris mengatakan bahwa embrio miliknya memiliki kualitas hidup yang hebat dan perbuatan baik mereka akan membantu ‘memperbaiki umat manusia’. “Anda lihat bahwa saya memiliki anak-anak yang cantik. Itu tidak murah, bertahun-tahun untuk meningkatkan umat manusia dan tidak tepat bagi kami untuk memberikannya begitu saja,” kata Nigris.

Pria itu meyakini banyak orang bersedia mengambil embrio miliknya karena ‘gen hebat’ Nigris dan sang istri, Marcela, lantaran mereka memiliki empat anak yang cantik. Namun, pasangan yang tertarik dengan tawarannya harus membayar masing-masing US$2 juta untuk kedua embrio tersebut.

Nigris mengaku, dia dan Marcela sudah tidak berminat memiliki anak lagi sehingga bersedia bertemu dengan calon pasangan untuk membicarakan bisnisnya.

Pria ini menyatakan, embrio miliknya dapat tetap beku dan dapat digunakan sebagai polis asuransi jiwa untuk keluarganya, jika dia meninggal. ** Baca juga: Di Yaman, Mumi Berusia 2.000 Tahun dalam Tempat Sampah dengan Isi Perut yang Telah Hilang

“Marcela dan saya tidak seharusnya memiliki anak lagi. Saya belum pernah dioperasi, kalau dioperasi sampai umur 50 tahun. Saya akan mencoba bertahan. Istri saya ingin saya menjalani operasi, tetapi kami memiliki dua embrio beku di sana. Ya, tapi seperti yang saya katakan, mungkin suatu saat kita bisa menggunakan embrio itu. Bagi yang tidak bisa punya anak, anak saya bisa melayani mereka,” terang Nigris.

Penjualan embrio adalah topik kontroversial dengan implikasi etis dan moral yang memicu perdebatan dan diskusi selama bertahun-tahun. Penjualan embrio adalah prosedur penjualan embrio yang dikembangkan melalui fertilisasi in vitro (IVF) tetapi tidak akan digunakan oleh orangtua yang membuatnya.

Menjual embrio untuk tujuan penelitian atau menyumbangkannya ke klinik kesuburan untuk digunakan dalam perawatan IVF diizinkan di beberapa negara.(ilj/bbs)




Dokter di India Berencana Lakukan Transplantasi Rahim pada Wanita Transgender

Kabar6-Seorang ahli bedah di New Delhi, India, bernama Dr Narendra Kaushik, berencana melakukan transplantasi rahim pada wanita transgender untuk pertama kalinya.

“Setiap wanita transgender ingin menjadi wanita sebaik mungkin, termasuk menjadi seorang ibu. Caranya adalah dengan transplantasi rahim, sama seperti transplantasi ginjal atau lainnya,” kata Dr Kaushik. “Kami tidak dapat memprediksi secara pasti kapan ini (transplantasi rahim) akan dilakukan, tetapi akan segera terjadi. Kami sangat optimis tentang ini.”

Dr Kaushik, melansir SCMP, mengatakan bahwa organ yang dibutuhkan dalam prosedur ini akan didapatkan dari donor yang sudah meninggal dunia. Dr Kaushik percaya, secara teori wanita transgender tetap bisa memiliki anak dengan cara In Vitro Fertilisation (IVF) atau bayi tabung. Dikatakan, sekira 20 persen pasiennya yang ingin melakukan prosedur ini banyak berdatangan dari luar negeri, sebagian besar dari Inggris.

“Banyak pasien kami mengatakan kepada kami bahwa pasangan seksual mereka bahkan tidak menyadari, bahwa mereka tidak dilahirkan dengan organ seks wanita,” ujar Dr Kaushik. ** Baca juga: Konyol, Pria Thailand Ini Tak Sengaja Tinggalkan Istrinya di Dekat Hutan Usai Buang Air Kecil

Transplantasi rahim ini membutuhkan biaya yang cukup besar, namun masih dianggap sebagai prosedur eksperimental. Sebelumnya, transplantasi rahim pada wanita transgender sudah pernah dilakukan. Sayang, pasien meninggal karena komplikasi beberapa bulan setelah prosedur itu selesai.

Prosedur ini tidak bisa menghubungkan rahim wanita dengan saluran tuba. Hal ini membuat wanita transgender yang akan melakukan prosedur ini tetap tidak bisa hamil secara alami.

Senada dengan Dr Kaushik, banyak ahli yang mengklaim secara teoritis bahwa wanita transgender dengan rahim ini masih bisa hamil menggunakan prosedur IVF.(ilj/bbs)




Sepasang Bayi Kembar Asal AS Lahir dari Embrio yang Dibekukan 30 Tahun Lalu

Kabar6-Sepasang bayi kembar asal negara bagian Tennessee, Amerika Serikat (AS) bernama Lydia Ann dan Timothy Ronald Ridgeway, lahir dari embrio yang dibekukan lebih dari 30 tahun lalu.

Momen ini, melansir Skynews, diyakini sebagai rekor baru untuk embrio beku terlama dengan kelahiran hidup yang sukses. Embrio Lydia dan Timothy disimpan dalam suhu sekira -128C (minus 128 derajat Celcius) dalam nitrogen cair pada 22 April 1992. Sementara Rachel Ridgeway, ibu empat anak dari Oregon, melahirkan si kembar pada 31 Oktober lalu. Suami Rachel, Philip Ridgeway, mengatakan bahwa itu ‘membingungkan’.

Menurut National Embryo Donation Center (NEDC), bayi kembar Lydia dan Timothy kemungkinan membuat rekor baru. NEDC adalah sebuah organisasi swasta berbasis agama yang mengatakan telah membantu kelahiran lebih dari 1.200 bayi dari embrio yang disumbangkan. Pemegang rekor NEDC sebelumnya, Molly Gibson, lahir pada 2020 dari embrio yang telah dibekukan selama hampir 27 tahun.

“Keputusan untuk mengadopsi embrio ini harus meyakinkan pasien yang bertanya-tanya apakah ada yang mau mengadopsi embrio yang mereka buat 5, 10, 20 tahun lalu,” kata Dr John David Gordon, yang melakukan transfer embrio. “Jawabannya itu pasti ya!”

Embrio kembar telah diciptakan untuk pasangan suami istri anonim menggunakan IVF. Pria itu berusia 50-an dan dilaporkan mengandalkan donor sel telur berusia 34 tahun. Mereka disimpan dalam laboratorium kesuburan di pantai barat AS hingga 2007, ketika pasangan itu menyumbangkannya ke NEDC di Knoxville, Tennessee agar pasangan lain dapat menggunakannya.

Ahli embriologi di klinik mitra NEDC Southeastern Fertility kemudian melakukan pencairan dan pemindahan ke rahim awal tahun ini. Dalam sebuah pernyataan, NEDC berharap berita itu akan mendorong orang lain untuk merasakan berkah dari adopsi embrio untuk diri mereka sendiri.

Ini adalah anak pertama keluarga Ridgeways yang melalui IVF atau donor. “Saya berumur lima tahun ketika Tuhan memberikan kehidupan kepada Lydia dan Timothy, dan dia telah memelihara kehidupan itu sejak saat itu,” ujar Philip. ** Baca juga: Salto de Castro, Desa di Spanyol yang Dijual Seharga Rp4,1 Miliar

Ditambahkan, “Dalam arti tertentu, mereka adalah anak tertua kami, meskipun mereka adalah anak terkecil kami. Ada sesuatu yang membingungkan tentang itu.”(ilj/bbs)




Pertama di Dunia, Ilmuwan Israel Tumbuhkan Embrio Sintetis Tanpa Telur, Sperma dan Rahim

Kabar6-Sebuah penemuan disebut ‘membuka pintu’ bagi pertumbuhan organ dan jaringan. Para ilmuwan Israel telah menumbuhkan embrio sintetis untuk pertama kalinya di dunia tanpa telur yang dibuahi sperma dan tanpa rahim.

Para ilmuan Weizmann Institute of Science, melansir indiatoday, berhasil menumbuhkan embrio sintetis tikus di luar rahim. Uniknya, itu dimulai hanya dengan sel induk yang dikultur dalam cawan Petri. Riset yang diterbitkan dalam jurnal Cell ini telah membuka cakrawala untuk mempelajari bagaimana sel punca membentuk organ yang berbeda dalam embrio yang sedang berkembang.

Metode ini suatu hari nanti dapat memungkinkan untuk menumbuhkan jaringan dan organ untuk transplantasi menggunakan model embrio sintetis. ** Baca juga: Ditemukan Lubang Besar Berdiamater 25 Meter Dekat Pertambangan Tembaga Chile

“Embrio adalah mesin pembuat organ terbaik dan bio-printer 3D terbaik, kami mencoba meniru apa yang dilakukannya,” terang Dr Jacob Hanna, ilmuwan senior departemen genetika molekuler Weizmann.

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan membuat struktur yang menyerupai embrio tikus, menggunakan perancah 3D dan dua jenis sel induk, dalam penelitian yang mereka katakan dapat membantu menjelaskan mengapa dua pertiga kehamilan manusia gagal selama tahap awal.

Dalam penelitian sebelumnya, tim telah berhasil menggunakan perangkat ini untuk menumbuhkan embrio tikus alami dari hari kelima hingga hari ke-11.

Dalam studi baru, tim mulai menumbuhkan model embrio sintetis hanya dari sel induk tikus naif yang telah dikultur selama bertahun-tahun dalam cawan Petri, tanpa perlu memulai dengan telur yang dibuahi.

Pendekatan ini sangat berharga karena dapat, sebagian besar, melewati masalah teknis dan etika yang terlibat dalam penggunaan embrio alami dalam penelitian dan bioteknologi. Jika dibandingkan dengan embrio tikus alami, model sintetis menunjukkan 95 persen kesamaan baik dalam bentuk struktur internal maupun pola ekspresi gen dari tipe sel yang berbeda.

“Tantangan kami berikutnya adalah memahami bagaimana sel punca tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka merakit diri menjadi organ dan menemukan jalan mereka ke tempat yang ditugaskan di dalam embrio,” kata Dr Hanna.

Disebutkan, “Dan karena sistem kami, tidak seperti rahim, transparan, mungkin berguna untuk memodelkan cacat lahir dan implantasi embrio manusia.”

Selain membantu mengurangi penggunaan hewan penelitian, model embrio sintetik mungkin di masa depan menjadi sumber sel, jaringan, dan organ yang dapat diandalkan untuk transplantasi.(ilj/bbs)




Ilmuwan Tiongkok Kembangkan Kecerdasan Artifisial dengan Janin yang Dapat Dipantau dan Dirawat dalam Rahim Buatan

Kabar6-Terobosan spektakuler dilakukan para ilmuwan dari Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, dengan mengembangkan sistem kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI), yang dapat memantau dan merawat embrio tumbuh menjadi janin dalam rahim buatan.

Awalnya, melansir SCMP, pengasuh buatan tersebut dirancang untuk merawat sejumlah besar embrio hewan sampai hari ini. Para peneliti yang terlibat dalam pengembangan robot tadi mengklaim, teknologi yang sama dapat digunakan untuk menggantikan kaum hawa untuk mengandung bayi selama sembilan bulan. Hal tersebut memungkinkan janin tumbuh di luar tubuh ibunya dengan cara yang aman namun efisien.

Fasilitas kecerdasan buatan yang diberi nama ‘perangkat kultur embrio jangka panjang’ ini semula berupa wadah tempat embrio tikus tumbuh di dalam kubus yang dibuat berderet. Masing-masing kubus itu diisi dengan cairan bernutrisi.

Pada mulanya, perkembangan setiap embrio harus diamati, didokumentasikan, dan disesuaikan secara manual oleh penggunanya. Namun, kini embrio-embrio itu sudah memiliki pengasuh AI yang memantau embrio dengan sangat detail. ** Baca juga: Sadis! Ayah di Australia Rekam Video Musik yang Didedikasikan untuk Dua Anaknya Sebelum Membunuh Mereka

Sistem AI membantu mesin mengamati perubahan terkecil pada embrio dan menyempurnakan input CO2, nutrisi, dan lingkungan. Sistem tersebut juga mampu memeringkatkan embrio berdasarkan potensi kesehatan dan perkembangannya.

Apabila embrio mati atau mengalami cacat, mesin akan memperingatkan teknisi untuk mengeluarkannya dari sistem. Kendati temuan itu kelihatannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, sistem tersebut tetap memiliki banyak tantangan untuk dapat diterima masyarakat.

Terlebih, hukum internasional saat ini tidak mengizinkan studi eksperimental terhadap embrio manusia lebih dari dua minggu perkembangannya. Tak hanya itu, sistem AI ini pun harus berhadapan dengan masalah etika dan sosial, serta implikasi psikologis pada anak.

Namun para ahli yang terlibat dalam pengembangan kecerdasan buatan itu mengklaim bahwa penelitian pada tahap selanjutnya sangatlah penting karena sejumlah misteri tentang fisiologi perkembangan embrio manusia yang khas masih perlu dijawab.

Mereka pun mengklaim teknologi ini akan membantu memahami asal usul kehidupan serta perkembangan embrio, sekaligus menawarkan cara untuk mengatasi cacat lahir dan masalah kesehatan reproduksi utama.(ilj/bbs)




Wajah Bayi Beda, Pasutri Asal AS Gugat Klinik Kesuburan Karena Embrio Milik Mereka Tertukar

Kabar6-Pasangan suami istri (pasutri) asal California, Amerika Serikat (AS), bernama Daphna dan Alexander Cardinale, menggugat sebuah klinik kesuburan ke pengadilan karena embrio milik mereka tertukar dengan pasangan lain dalam proses fertilisasi in vitro (IVF) atau program bayi tabung.

Dalam gugatannya, melansir Yahoo, Daphna dan Alexander menuduh malpraktik medis, kelalaian dan menutup-nutupi penipuan. Gugatan tadi ditujukan kepada klinik kesuburan yang berbasis di Los Angeles, California Center for Reproductive Health (CCRH), serta In VitroTech Labs, sebuah laboratorium embriologi. Saat konferensi pers, Daphna mengatakan ‘patah hati dan kebingungan keluarganya tidak dapat diremehkan’.

“Kenangan kita saat melahirkan akan selalu dinodai oleh kenyataan menyakitkan bahwa anak kandung kita diberikan kepada orang lain, dan bayi yang kuperjuangkan untuk dibawa ke dunia ini bukanlah milikku untuk dirawat,” ungkap Daphna.

Wanita itu mengatakan, dia ‘dirampok dari kemampuan untuk mengandung anak saya sendiri’. Gugatan tersebut menyebutkan, pasangan itu mencari bantuan dari klinik kesuburan pada musim panas 2018.

Daphna melahirkan seorang anak pada tahun berikutnya yang mereka pikir adalah anak mereka. Namun betapa terkejutnya wanita itu karena bayi yang diharapakan berkulit terang seperti anak sulung mereka, ternyata memiliki kulit yang jauh lebih gelap.

Dua bulan kemudian, Keluarga Cardinale memutuskan untuk melakukan tes DNA di rumah, yang akhirnya menemukan bahwa mereka tidak terkait secara biologis dengan bayi tersebut. ** Baca juga: Unik, di Hong Kong Ada Bus Khusus Layani Mereka yang Mudah Tertidur dalam Perjalanan Jauh

Selanjutnya, CCRH membantu Daphna dan Alexander menemukan pasangan California yang telah melahirkan putri kandung mereka. Putri keluarga Cardinales berusia sekira empat bulan ketika mereka pertama kali bertemu. Setelah beberapa kali pertemuan, pasangan ini sepakat untuk menjalani proses hukum pertukaran bayi secara resmi, yang terjadi pada Januari 2020 lalu.

Adam B Wolf, seorang pengacara yang mewakili Keluarga Cardinale, mengatakan bahwa keluarga lain yang terlibat juga berencana untuk menuntut, tetapi identitas mereka tidak akan diungkap.(ilj/bbs)




Bayi Perempuan di Israel Lahir dalam Kondisi Ada Janin Kembar dalam Perutnya

Kabar6-Seorang bayi perempuan lahir di Rumah Sakit Assuta Medical Center, Ashdod, Israel, dengan kondisi terbilang langka, karena dalam perutnya ternyata terdapat janin kembar.

Kondisi langka ini diketahui hanya terjadi sekali dalam setiap 500 ribu kelahiran. Dalam keterangan, melansir Yahoo, dokter mengatakan bahwa hasil pemeriksaan USG pada ibu di akhir masa kehamilan memang menunjukkan keganjilan, yakni perut bayi dalam kandungannya membesar. Setelah proses persalinan normal, bayi itu langsung diperiksa dokter secara hati-hati, termasuk dengan melakukan USG dan rontgen.

Betapa terkejutnya tim dokter setelah menemukan sesuatu di dalam perutnya yakni janin kembar. “Kami terkejut mengetahui bahwa itu adalah embrio,” kata Omer Globus, direktur neonatologi Assuta.

Pihak rumah sakit lantas membentuk tim dokter untuk mengoperasi bayi tersebut guna mengeluarkan dua janin dari perutnya. Globus menambahkan, janin yang sudah mati itu belum terbentuk sempurna, melainkan baru berkembang sebagian. Namun beberapa tulang dan jantung sudah terlihat.

“Itu tidak terlihat seperti embrio seperti yang Anda bayangkan,” terang Globus. ** Baca juga: Eating Mask, Masker Hidung yang Diklaim Peneliti Meksiko Mampu Berikan Perlindungan dari Virus COVID-19

Sementara itu, dokter berharap bayi perempuan bisa segera pulih sepenuhnya. Ibu beserta bayinya sudah diperbolehkan pulang. Menurut Globus, ada sejumlah teori tentang bagaimana kasus seperti ini terjadi, salah satunya sang ibu sebenarnya melahirkan bayi kembar, namun satu janin embrio diserap oleh janin lainnya.

“Itu terjadi sebagai bagian proses perkembangan janin, ketika ada rongga yang menutup selama pertumbuhan lalu salah satu embrio memasuki ruang itu. Janin di dalam berkembang sebagian tapi tidak hidup,” ungkap Globus.

Nah, janin dalam janin sering disebut juga kembar parasit.(ilj/bbs)




Riset Ilmuwan AS Hasilkan Makhluk Campuran Manusia-Monyet yang Hidup Selama 20 Hari

Kabar6-Dalam sebuah risetnya, para ilmuwan Amerika Serikat (AS) menghasilkan makhluk campuran manusia-monyet, yang bertahan hidup hingga 20 hari sejak dibuat. Makhluk campuran atau chimera yang statusnya masih embrio itu kemudian dimusnahkan.

Proyek kontroversial itu, melansir Globalnews, dipimpin oleh pakar ekspresi gen, Juan Carlos Izpisua Belmonte, dari Salk Institute di California. Bersama timnya, Belmonte telah menanamkan sel induk manusia ke dalam beberapa embrio monyet yang kemudian tumbuh hingga 20 hari.

Namun hal itu, melansir globalnews, telah memicu kritik dari para ilmuwan lain tentang etika dan status hukum dari makhluk itu jika tetap hidup. Di sisi lain, Belmonte mengklaim, riset timnya bermanfaat potensial berkenaan dengan pengungkapan rahasia yang tersisa dari biologi perkembangan dan evolusi serta bisa menjadi solusi untuk krisis organ manusia.

“Karena kami tidak dapat melakukan jenis eksperimen tertentu pada manusia, penting bagi kami untuk memiliki model yang lebih baik untuk mempelajari dan memahami biologi dan penyakit manusia dengan lebih akurat,” kata Belmonte.

Ditambahkan, “Sasaran penting biologi eksperimental adalah pengembangan sistem model yang memungkinkan studi penyakit manusia dalam kondisi in vivo.”

Menurut tim riset tersebut, beberapa embrio monyet disuntik dengan sel induk manusia. Sel induk itu dapat menghasilkan berbagai jenis jaringan, baik jaringan embrio maupun non-atau ekstra-embrio.

Sel manusia terdeteksi di 132 embrio chimera 24 jam setelah implantasi, sementara 103 embrio chimeric masih berkembang sembilan hari kemudian. ** Baca juga: Heboh, Sungai Dulais di Wales Alirkan Susu Putih

Pada hari ke-19, jumlah embrio chimera yang selamat turun menjadi tiga, yang semuanya memiliki persentase sel manusia yang tinggi saat mereka terus tumbuh. Semua embrio dihancurkan dalam waktu 20 hari sejak penciptaannya.

Chimera sejatinya telah dibuat sejak 1970-an, dengan berbagai tingkat keberhasilan. Penelitian biasanya dilakukan pada hewan pengerat, tetapi baru-baru ini melibatkan penggunaan DNA babi dan domba.

Teknologi penting yang memungkinkan embrio monyet bertahan hidup di luar tubuh untuk jangka waktu yang lama juga dikembangkan oleh Weizhi Ji dan timnya di Universitas Sains dan Teknologi Kunming di Yunnan, Tiongkok.

Dengan menganalisis sampel, para peneliti dapat menentukan jalur komunikasi mana antara monyet dan sel manusia yang layak untuk generasi chimera masa depan dan mana yang tidak.

Ini akan memperluas kemungkinan menghasilkan chimera masa depan dengan spesies yang secara genetik lebih jauh dari manusia daripada monyet, membuka pintu ke jalur penelitian yang unik, termasuk menumbuhkan organ yang dapat ditransplantasikan untuk digunakan pada manusia tetapi tumbuh pada hewan.

Para peneliti berhati-hati untuk menyoroti berbagai konsultasi etika yang mereka lakukan sebelum membuat embrio chimera manusia-monyet dan berulang kali menggarisbawahi perhatian penuh pada pertimbangan etika dengan berkoordinasi erat dengan regulator.(ilj/bbs)




Pengadilan Tiongkok Jatuhi Hukuman untuk Ilmuwan ‘Pencipta’ Bayi

Kabar6-Pengadilan Tiongkok menjatuhkan hukuman kepada ilmuwan perekayasa gen bayi bernama He Jiankui, dan harus menjalani hukuman penjara selama tiga tahun.

Diketahui, Jiankui mengejutkan komunitas ilmiah sedunia setelah mengklaim dirinya menciptakan bayi yang direkayasa secara genetik pertama di dunia. Bukannya mendapat pengakuan dan pujian atas penemuannya ini, melansir Sciencenews, Jiankui malah menuai kecaman. Dia dinilai telah melakukan praktik medis ilegal karena melanggar aturan terkait pemanfaatan rekayasa genetika pada manusia.

Dalam persidangan secara tertutup, pengadilan di kota Shenzhen selatan menyatakan bahwa Jiankui terbukti bersalah memalsukan dokumen persetujuan dari dewan peninjau etika untuk merekrut pasangan yang salah satunya (si pria) terjangkit HIV.

Dalam pembelaannya, Jiankui mengatakan bahwa dia berupaya mencegah infeksi HIV dari sang ayah kepada bayinya yang baru lahir. Jiankui menghebohkan komunitas ilmiah dengan mengumumkan kelahiran bayi kembar yang gennya telah diubah guna memberikan kekebalan terhadap HIV.

Selain harus menjalani hukuman penjara, Jiankui juga didenda sebesar sekira Rp5,9 miliar. Pengadilan juga menjatuhkan hukuman penjara kepada dua ilmuwan lain yang dianggap bersekongkol dengan Jiankui, yaitu Zhang Renli dan Qin Jinzhou, yang masing-masing dihukum penjara dua tahun dan 1,5 tahun.

Sebenarnya, peralatan rekayasa genetika yang dipakai Jiankui dalam merekayasa bayi kembar yang ‘diciptakannya’ bukan hal baru di dunia sains. Peralatan itu pertama kali dibuat pada 2012. ** Baca juga: Di Melaka, Seorang Wanita ‘Dimakan’ WC Jongkok Hingga Setinggi Dada

Cara pemakaiannya yaitu dengan menggunakan ‘gunting molekul’ untuk memodifikasi helai DNA tertentu, entah itu memutus, mengganti atau menjepitnya. Rekayasa genetika diperkirakan dapat bantu menghindari penyakit turunan dengan menghapus atau mengubah kode genetika bermasalah pada embrio.

Meskipun demikian, para ilmuwan sendiri khawatir modifikasi gen pada embrio dapat membahayakan, bukan hanya bagi bayi tersebut, tapi juga bagi generasi berikutnya yang mewarisi perubahan genetika serupa.

Disebutkan, ratusan ilmuwan dari seluruh dunia mengutuk penelitian Jiankui.(ilj/bbs)