1

Bersihkan Barang-barang yang Sering Digunakan Sepulang Bepergian Selama New Normal

Kabar6-Menjaga pola hidup sehat, terlebih memasuki masa new normal sangat penting dilakukan, di mana orang-orang kembali beraktivitas seperti biasa.

Hal yang harus diperhatikan, Anda wajib membersihkan barang-barang yang sering dibawa dan digunakan setelah kembali ke rumah, seperti ponsel, sepatu, tas dan dompet, pakaian, serta jam tangan. Jangan sampai barang-barang tersebut menjadi sarang virus dan bakteri yang kemudian bisa menginfeksi tubuh Anda.

Bagaimana caranya? Berikut ini, melansir Wolipop, sejumlah barang yang sering digunakan sehari-hari dan cara membersihkannya:

1. Ponsel
Ponsel adalah salah satu benda yang paling sering tersentuh oleh tangan. Itu membuat ponsel berisiko menjadi penyebar virus dan bakteri. Untuk membersihkan ponsel dari virus dan bakteri, Anda bisa menggunakan campuran distilled water atau air suling dengan 70 persen isopropil alkohol.

Semprotkan campuran tersebut pada kain yang akan digunakan untuk membersihkan ponsel. Atau, gunakan tisu disinfektan yang memiliki kandungan sama.

Untuk area yang lebih kecil, seperti sekitar lensa kamera atau tombol, Anda bisa menggunakan cotton bud kering atau tusuk gigi kayu untuk membersihkan debu atau kotoran yang menempel.

2. Tas dan dompet kulit
Anda bisa menggunakan tisu disinfektan untuk membersihkan kotoran pada bagian luar tas dan dompet kulit. Kemudian, tuangkan sedikit hand sanitizer di tangan, lalu oleskan pada permukaan tas dan dompet kulit dengan menggunakan kapas atau tisu. Pastikan untuk mengoleskannya pada bagian pegangan atau gagang dan bawah tas, lalu biarkan mengering.

Untuk bagian dalam, bersihkan dengan sikat lembut. Perhatikan juga aksesoris keras yang terdapat pada tas atau dompet. Beberapa dompet dan tas biasanya dihiasi dengan logam seperti paladium.

Untuk membersihkannya, gunakan sikat lembut dan kain lembut untuk mengeringkannya. Jika ingin memperbaiki atau mencegah goresan pada tas dan dompet kulit, coba gunakan kondisioner khusus untuk bahan kulit.

3. Sepatu
Sepatu adalah alas kaki yang selalu kita gunakan setiap hari ketika keluar rumah. Sudah jelas jika sepatu berpotensi besar menyimpan virus dan bakteri.

Untuk membersihkannya, campurkan sabun cair antibakteri dengan air hangat dan gosok permukaan sepatu dengan lembut. Setelahnya, bilas sisa sabun dengan air hangat.

Jika Anda tidak mempunyai banyak waktu, rendam sepatu dalam wadah berisi alkohol untuk membunuh bakteri. Sepatu yang terbuat dari bahan yang mudah rusak harus dibilas dengan lembut setelahnya.

Untuk bagian dalam, gunakan air yang dicampur dengan pemutih. Namun untuk sepatu berwarna, harus berhati-hati saat menyemprotkan cairan pemutih tersebut.

4. Pakaian
Cara terbaik untuk mencuci pakaian agar terbebas dari virus dan bakteri adalah dengan menggunakan campuran deterjen ringan dan air hangat untuk merendam.

Untuk pakaian yang tidak terlalu kotor, cukup merendamnya selama dua hingga tiga menit. Disarankan melakukan pengeringan dengan udara, bukan menggunakan pengering bersuhu panas karena dapat merusak bahan pakaian.

5. Jam tangan
Campurkan air hangat dengan sabun pencuci piring. Lalu celupkan kain chamois atau sikat gigi berbulu halus ke dalam campuran cairan tersebut dan gunakan untuk menggosok permukaan jam tangan.

Jika tali jam tanganmu terbuat dari kulit, bisa dibersihkan dengan kain yang sudah diberi cairan disinfektan. Sedangkan untuk tali jam berbahan logam seperti baja, emas, dan perak, perlu dibersihkan sikat lembut dan air sabun. ** Baca juga: Era New Normal, Perhatikan 3 Protokol Kesehatan Membeli Makanan dan Minuman

Perhatikan kebersihan barang-barang yang sering Anda gunakan sehari-hari agar terhindar dari infeksi COVID-19.(ilj/bbs)




Bilik Sicorona di Kota Tangerang Kini Jadi Barang Pajangan

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang sebelumnya telah memproduksi massal bilik disinfektan yang diberi nama Bilik Sicorona (Usir Corana). Sebanyak 50 bilik disinfektan disebar di seluruh Puskesmas, RSUD, Rumah Sakit swasta dan lainnya yang lokasi pelayanan publik lainnya.

Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengakui bilik tersebut kini tak lagi difungsikan. Oleh karena itu diirnya mempersilahkan agar bilik tersebut dialihfungsikan untuk keperluan lainnya.

“Ya habis dari pada gak dipakai. Boleh (dialihfungsikan), ya sesuai dengan kebutuhan,” ujar Arief saat ditemui Kabar6.com di Puspemkot Tangerang, Senin (18/5/2020).

Pantauan di lapangan, bilik tersebut kini hanya menjadi pajangan di tiap tempat yang telah disebar. Seperti di kantor sekretariat gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Gedung MUI Kota Tangerang, Kantor DPRD dan juga Kantor Pusat Pemerintah Kota Tangerang.

Setiap yang hendak masuk gedung tak lagi wajib melewati bilik Sicorona. Padahal Pemkot Tangerang telah menggelontorkan anggaran sekitar Rp200 juta untuk membuat satu unit bilik disinfektan.

**Baca juga: Patroli Humanis Aparat Gabungan di Tangerang Larang Warga Berkerumun.

Arief menunjukkan disalah satu rumah sakit, bilik tersebut telah dialihfungsikan untuk membantu perawatan pasien. Meski dia tidak menyebutkan lokasi rumah sakit yang dimaksud.

“Jadi kemarin itu dipakai ada yang dirumah sakit untuk menolong pasien partus. Jadi dialihkan fungsinya,” terangnya. (Oke)




Pemerintah Spanyol Minta Maaf Karena Semprot Pantai dengan Larutan Pemutih untuk Cegah COVID-19

Kabar6-Pemerintah Spanyol meminta maaf kepada masyarakat karena telah menyemprot Pantai Zahara de los Atunes dengan pemutih. Disebutkan, penyemprotan itu bertujuan untuk melindungi anak-anak agar tidak tertular COVID-19.

Pantai Zahara de los Atunes disemprot dengan larutan pemutih yang dianggap dapat menjadi disinfektan untuk mencegah penularan COVID-19. Bukannya mendapat dukungan, aksi ini justru mendapat kecaman karena dapat merusak lingkungan.

Awalnya, penyemprotan pantai sepanjang lebih dari 2 km dengan menggunakan traktor itu, melansir Foxnews, bertujuan untuk mensterilkan lokasi sebelum anak-anak bermain di sana usai masa lockdown usai. Tetapi pegiat lingkungan lokal menyebut, aksi ini sebagai tindakan brutal bagi ekosistem Zahara de los Atunes.

Pegiat lingkungan bernama Maria Dolores Iglesias mengatakan, ia melihat sendiri kerusakan pada pantai. “Ini membunuh semuanya yang ada di pantai, tak ada yang terlihat lagi, termasuk serangga,” katanya.

Ditambahkan, “Pemutih digunakan sebagai disinfektan yang sangat kuat, masuk akal jika digunakan untuk mendisinfeksi jalanan dan aspal, tetapi di sini kerusakannya brutal. Mereka telah menghancurkan ruang gundukan (dune) dan melanggar semua aturan. Ini merupakan penyimpangan, virus itu hidup pada manusia, bukan di pantai. Ini gila.”

Sebenarnya, lanjut Iglesias, pantai memiliki mekanisme sendiri dalam membersihkan diri sehingga tidak perlu menyemprot pantai dengan pemutih, bahkan dengan tujuan untuk membunuh virus Corona. “Mereka tidak memikirkan bahwa ini adalah lingkungan ekosistem yang hidup.”

Seorang pejabat lokal, Agustin Conejo, mengakui bahwa tindakan itu salah. “Saya mengakui itu adalah kesalahan, itu dilakukan untuk tujuan yang baik,” ungkap Conejo. ** Baca juga: Rumah Sakit di Kanada Gunakan Topeng Snorkeling Sebagai Alternatif Pengganti Masker N95

Diketahui, Pemerintah Andalusia yang merupakan tempat pantai itu berada, kini sedang mempertimbangkan untuk mendenda otoritas lokal atas tindakan tersebut. Saat ini Pemerintah Spanyol tengah bersiap untuk menyudahi masa lockdown di Spanyol.

Kegiatan rencananya akan berlangsung normal pada akhir Juni. Jumlah kasus COVID-19 di Spanyol termasuk tertinggi di dunia, dengan total korban meninggal dunia berjumlah 23.800 orang.(ilj/bbs)




Seorang Wanita di Inggris Semprot Makanan Pakai Sabun Antiseptik Atas Saran Trump

Kabar6-Seringkali sebagian orang melakukan apa yang disarankan tokoh terkenal, tanpa memikirkan akibatnya atau efek jangka panjang yang akan terjadi. Hal itu juga yang dilakukan oleh seorang wanita asal Inggris.

Gara-gara ‘saran’ Presiden AS Donald Trump, seorang wanita menyemprotkan cairan disinfektan ke makanan sebelum dikonsumsi.

Hal tersebut, melansir Dailystar, dilaporkan oleh seorang komentator politik bernama Kevin Maguire dalam akun Twitter. Dikatakan, jika ada seorang wanita di Inggris yang menyemprotkan sabun antiseptik setelah menonton pernyataan Trump. Presiden AS itu pun dianggap menginfeksi kebodohan.

“Wanita Inggris menyemprotkan makanan dengan Dettol lalu memakannya setelah menonton Trump, berpikir itu akan menyelamatkannya dari virus Corona, seorang kenalan petugas kesehatan mengatakan padaku. Aku terganggu dengan Donald menginfeksi Inggris dengan kebodohannya,” demikian tulis Kevin.

Disebutkan, pernyataan Trump yang terdengar tidak masuk akal memang dianggap sebagai ide manjur untuk sebagian orang. Sebelumnya, muncul pula sebuah laporan mengenai seorang pencuri yang minum hand sanitizer dan diduga karena mengikuti saran Trump. Sejumlah orang juga mengalami keracunan karena pernyataan kontroversial tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) bahkan telah memperingatkan agar warga tidak meminum cairan disinfektan karena tentunya berbahaya untuk tubuh. FDA juga meminta brand disinfektan untuk menyampaikannya kepada masyarakat.

Hal ini berawal ketika pejabat AS menjabarkan hasil riset pemerintah yang mengindikasikan virus Corona melemah saat terpapar cahaya matahari dan suhu udara yang hangat. Penelitian itu juga menunjukkan cairan pemutih dapat membunuh virus dalam ludah atau cairan pernapasan lainnya dalam waktu lima menit. Adapun pernyataan mengenai alkohol isopropyl dapat mematikannya dengan lebih cepat.

“Aku lihat dari hasil riset cairan disinfektan dapat membunuh virus dalam waktu satu menit. Satu menit. Ada carakah supaya kita bisa mengujinya, seperti menyuntik cairan disinfektan atau membersihkan tubuh kita? Aku tertarik melihatnya,” kata Trump ketika itu. ** Baca juga: Pria di Tiongkok Dilarang Pakai ‘Bikini Beijing’ untuk Cegah COVID-19

Saran yang kontroversial.(ilj/bbs)




5 Mitos yang Tidak Tepat Seputar Makanan

Kabar6-Saat ini, kesehatan diri menjadi hal yang terpenting, sehingga membuat setiap orang lebih berhati-hati, termasuk dalam urusan makanan. Ya, pandemi COVID-19 mengubah pola hidup banyak orang menjadi lebih sehat.

Di sisi lain, ada banyak mitos yang beredar seputar keamanan makanan yang kurang tepat. Melansir Detik, ini lima mitos yang dimaksud:

1. Mitos: Mencuci sayur atau buah menggunakan sabun
Mencuci sayur atau buah yang baru saja dibeli menggunakan sabun tidaklah tepat. Hal yang perlu diketahui, tidak ada satu pun kasus infeksi COVID-19 yang disebabkan karena mengonsumsi makanan terkontaminasi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sendiri telah mengatakan, mencuci sayur atau buah dengan menggunakan sabun, deterjen, atau produk pencuci lainnya sangat tidak direkomendasikan.

Jodi Koberinski, seorang peneliti keamanan pangan di University of Waterloo, juga setuju mengenai hal tersebut. Dikatakan, sabun pencuci piring kemungkinan dapat menyebabkan lebih banyak masalah, seperti mual, diare, dan kram. “Itu tidak dibuat untuk dan tidak aman dikonsumsi manusia,” kata Koberinski.

2. Mitos: diamkan bahan makanan yang baru dibeli di Luar rumah terlebih dahulu sebelum membawanya masuk
Melakukan karantina bahan makanan yang baru saja dibeli dengan cara meninggalkannya di luar rumah sama sekali tidak diperlukan.

Tidak ada alasan untuk meninggalkan barang belanjaan di luar, garasi, atau mobil. Bahkan menurut Koberinski hal itu sama sekali bukan ide yang baik.

Ketika sampai di rumah, segera bawa masuk belanjaan makanan yang baru dibeli ke dalam rumah. Lakukan pembongkaran di permukaan yang bisa dibersihkan setelahnya, dengan semprotan pembersih berbahan dasar alkohol. Apabila Anda membeli bahan makanan beku atau harus disimpan di lemari pendingin, segera masukkan ke lemari es.

3. Mitos: beri disinfeksi kemasan bahan makanan yang baru dibeli
COVID-19 dapat bertahan selama 24 jam di permukaan kardus, hingga tiga hari pada plastik dan stainless steel. Hal tersebut mungkin membuat setiap orang menjadi lebih khawatir.

Mereka berpikir, bisa saja orang yang terinfeksi sudah mencemari kemasan makanan yang dibelinya, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan disinfeksi pada semua kemasan makanan yang baru saja dibelinya.

Menurut Koberinski hal tersebut tidaklah diperlukan. Anda bisa mencegah infeksi dengan mencuci tangan dan permukaan sebelum dan sesudah makan. Apabila merasa kurang, maka Koberinski lebih menyarankan untuk membuang paket daripada membasmi kuman.

Beberapa makanan seperti sereal memiliki dua bungkus, yaitu dus kotak pada bagian depan dan kemasan pada bagian dalamnya. Anda bisa menyimpan makanan tersebut di toples sendiri.

4. Mitos: gunakan sinar UV untuk membunuh virus jika tidak ingin membuang-buang produk pembersih
Sebenarnya menggunakan lampu sinar UV untuk membunuh virus tidaklah berguna. Hal itu karena COVIDd-19 hanya bisa dibunuh menggunakan tingkat UV yang sangat tidak aman bagi manusia.

5. Mitos: menghindari konsumsi daging untuk cegah infeksi COVID-19
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa di tengah pandemi COVID-19 ini akan lebih baik untuk menjadi vegetarian dan tidak mengonsumsi daging. Kekhawatiran tersebut bisa jadi muncul karena fakta bahwa virus tersebut berasal dari hewan.

Menjadi vegetarian memang memiliki beberapa manfaat, namun berhenti mengonsumsi daging dengan alasan keamanan agar tidak terkena infeksi Covid-19 tidaklah tepat. Sejauh ini tidak ada risiko infeksi yang ditimbulkan dari mengonsumsi daging jika Anda memasaknya dengan tepat sesuai anjuran.

“Pemanasan daging hingga suhu yang disarankan adalah rekomendasi, sama seperti biasanya,” kata Koberinski. ** Baca juga: Tidak Hanya Vitamin C, Ada 4 Jenis Lainnya yang Bantu Jaga Daya Tahan Tubuh

Jadi jangan percaya mitos sebelum diketahui kebenarannya.(ilj/bbs)




Cegah Penyebaran Covid19, Rumah Warga di Cikedal Disemprot Disinfektan

Kabar6.com

Kabar6- Team Siaga Pencegahan COVID-19 Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah warga di Kampung Kadu Badak, Desa Babaklor sebagai antisipasi pencegahan penyebaran COVID-19. Dalam kegiatan tersebut turut hadir Kepala Puskesmas Cikedal Iwan Kurniawan, Camat Cikedal Deni Kurnia dan para petugas medis.

“Penyemprotan disinfektan dan sosialisasi guna untuk mencegah atau memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau COVID-19,” kata  Kapolsek Cikedal Iptu Oo Abdurohim, Rabu (15/4/2020).

Pada acara penyemprotan tersebut sebelumnya muspika Cikedal memberikan himbauan pada warga tentang pencegahan penyebaran COVID-19 serta aturan pemerintah sebagaimana Maklumat Kapolri. Tak hanya itu tim medis juga melakukan Rapid test terhadap dua warga dan hasilnya dinyatakan negatif.

Untuk itu, Oo mengajak kepada masyarakat untuk sama-sama memerangi penyebaran COVID-19 yang saat ini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dengan cara menjaga jarak aman dan tidak berkerumun sesuai dengan anjuran organisasi kesehatan dunia atau WHO.

“Jangan lupa gunakan masker untuk langkah pencegahan,”pintanya.

**Baca juga: Dua WNA Asal Bangladesh di Pandeglang Positif COVID-19.

Ia meminta kepada masyarakat untuk tidak sungkan menyampaikan informasi agar team bisa segera bergerak untuk melakukan antisipasi. Warga Cikedal yang bekerja di luar Pandeglang atau Jabodetabek dan luar  di Luar Negeri diimbau  tidak mudik sebelum masa endemik penyebaran  COVID-19 tersebut dinyatakan selesai.

“Kami juga siap membantu masyarakat untuk melakukan antisipasi pencegahan penyebaran COVID-19, apapun bentuknya yang bersifat tindakan  pencegahan akan segera di respon, dimohon kerjasama dan dukungannya dari warga, perangkat desa jangan sungkan untuk memberikan informasinya,”tandasnya. (aep)




Renggut Banyak Korban, Ini 5 Kelemahan COVID-19

kabar6.com

Kabar6-Berbagai cara dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mulai dari social distancing, memakai masker, percobaan karantina wilayah, serta imbauan menjaga kebersihan yang terus digalakkan.

Namun tahukah Anda, COVID-19 sebenarnya memiliki beberapa kelemahan yang bisa kita siasati untuk mencegah penularannya? Melansir Fimela, ini lima kelemahan COVID-19 yang sebaiknya Anda ketahui:

1. Mudah hancur dengan menggunakan sabun dan air mengalir
Kelemahan COVID-19 adalah mudah dihancurkan dan mati jika terkena sabun dan dibersihkan dengan air mengalir. Itulah alasannya mengapa pemerintah dan beberapa kampanye kesehatan lainnya mewajibkan kita untuk rajin mencuci tangan baik sebelum beraktivitas maupun sesudah beraktivitas.

Kandungan senyawa sabun menghancurkan tiga bagian yang ada pada COVID-19 yaitu:
a. DNA atau RNA yang menjadi inti dari virus
b. Protein yang merupakan bahan baku virus untuk menggandakan diri
c. Lapisan lemak sebagai pelindung luarnya

Ketiga bagian tersebut tidak terikat secara kuat antara satu dengan yang lainnya, sehingga saat lapisan lemak hancur karena bertemu dengan senyawa sabun, maka COVID-19 pun akan hancur dan mati.

Jadi, untuk menghindari penyebaran COVID-19, Anda harus rajin mencuci tangan karena tindakan ini ampuh menghancurkan virus. Cuci tangan dengan benar dan dibersihkan memakai air mengalir sehingga tangan tetap sehat dan steril, virus pun akan sulit menginfeksi.

2. Bisa kalah dengan antibodi
Virus sejatinya akan sulit masuk menginfeksi tubuh apabila manusia memiliki sistem imun atau antibodi yang kuat. Sistem imun yang baik didapatkan dari pola hidup sehat misalnya, rajin berolahraga dan rajin mengonsumsi sayuran serta buah-buahan. Nutrisi yang ada dalam makanan dapat memberikan banyak manfaat yang berpengaruh pada sistem imunitas tubuh.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia membenarkan bahwa virus sulit menginfeksi tubuh dengan antibodi yang kuat. Mereka membuat sejumlah eksperimen dengan pasien COVID-19 dan memantau kadar antibodinya setiap hari.

Memang hal ini masih perlu banyak pembuktian secara ilmiah dan dalam skala yang lebih besar apakah virus ini benar-benar memiliki kelemahan dengan antibodi yang sehat. Namun setidaknya, penelitian ini mengingatkan kita untuk terus menjaga pola hidup sehat dan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang berbagai penyakit.

3. Mudah dibasmi dengan disinfektan
Virus ternyata cukup lemah jika berhadapan dengan bahan disinfektan. Hal ini serupa dengan virus corona lainnya yang menyebabkan SARS dan MERS.

Berdasarkan hasil penelitian, virus tersebut dapat dinonaktifkan dengan bahan disinfektan yakni, alkohol dengan kadar 60-70 persen, hidrogen peroksida 0,5 persen, atau sodium hipoklorit dengan kadar 0,1 persen dalam waktu satu menit.

Itu juga merupakan alasan mengapa saat ini digencarkan penyemprotan disinfektan secara massal baik penyemprotan disudut-sudut kota hingga perorangan. Anda juga bisa menggunakan disinfektan untuk membersihkan beberapa barang atau peralatan yang Anda gunakan sehari-hari agar terhindar dari infeksi virus.

4. Mudah lemah apabila terkena suhu panas
Memang belum ada penelitian yang betul-betul membuktikan bahwa teori ini benar, COVID-19 lemah terhadap panas. Namun pada virus corona yang menyebabkan penyakit SARS, suhu panas terbukti dapat melemahkan virus.

Hal ini juga serupa dengan data yang diterbitkan oleh WHO bahwa virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56 derajat Celcius. ** Baca juga: Kulit Sehat dengan Lakukan Detoks Sendiri di Rumah

5. Tidak bisa bertahan lama di permukaan
Virus corona memang bisa bertahan beberapa hari di permukaan benda. Namun seiring berjalannya waktu, virus ini tidak lagi cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi.

Karena itulah, baik WHO maupun Kementerian Kesehatan RI tidak melarang aktivitas pengiriman paket antar negara karena risiko penularan melalui media pengiriman paket tersebut sangatlah rendah.(ilj/bbs)




Kelurahan Pakulonan Barat Disemprot Disinfektan

Kabar6.com

Kabar6-Warga Kelurahan Pakulonan Barat, Kabupaten Tangerang sumringah lingkungannya disemprot disinfektan. Rumah warga dan tempat ibadah menjadi target dari penyemprotan agar terhindar dari penyebaran virus corona atau covid-19.

Tim dari PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Tbk Tangerang dibantu warga berkeliling dari rumah ke rumah serta tempat ibadah untuk menyemprotkan disinfektan.

Alhamdulillah warga merasa sangat terbantu dan antusias dengan penyemprotan disinfektan yang merupakan bantuan dari Indah Kiat Tangerang. Mudah-mudahan kita semua terhindar dari wabah virus corona,” ungkap Sahrul, Ketua RW 03 Pakulonan Barat, Senin (6/4/2020).

Sementara, Head of Sustainability PT IKPP Tangerang Kholisul Fatikhin menjelaskan bahwa penyemprotan itu merupakan kepedulian PT IKPP terhadap masyarakat Tangerang, khususnya Pakulonan Barat agar terhindar dari penyebaran virus corona.

**Baca juga: Swiss-Belhotel Serpong Tawarkan Paket Work from Hotel no Worries.

“Kami membantu warga agar terhindar dari penyebaran virus corona,” Kholisul, Senin (6/4/2020).

Kholisul menambahkan, pihaknya juga mengedukasi masyarakat agar mengikuti protocol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan patuhi maklumat Kapolri.

“Kita juga menganjurkan kepada warga agar mengikuti kebijakan pemerintah dan maklumat Kapolri,” pungkasnya.(fit)




Berisiko Bagi Kesehatan, WHO Tidak Sarankan Penyemprotan Disinfektan Langsung ke Tubuh

Kabar6-Saat ini di beberapa tempat, khususnya pada pintu masuk sebuah perusahaan dan juga perumahan warga, telah disediakan sebuah tempat atau bilik disinfektan untuk menyemprotkan cairan disinfektan ke tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia atau (WHO), melansir Dreamers, memberi peringatan untuk tidak menyemprotkan atau memakai cairan disinfektan langsung ke tubuh. Hal ini di khawatirkan karena kandungan dalam cairan disinfektan dapat berisiko bagi kesehataan.

Menyemprot bahan-bahan kimia seperti itu dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir, contohnya mata dan mulut, demikian tulis WHO dari akun Twitter resminya.

Bahan kimia tersebut seperti alkohol dan klorin yang biasanya menjadi bahan dasar yang terdapat dalam cairan disinfektan, bahan ini juga dinilai ampuh untuk membunuh virus dan bakteri.

Terpapar cairan disinfektan yang berbahan dasar alkohol dan klorin dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. ** Baca juga: Dilarang untuk Hindari Penularan COVID-19, Mengapa Seseorang Sering Menyentuh Wajah?

Jadi, mencuci tangan dengan menggunakan sabun adalah hal paling ampuh untuk mengusir virus yang menempel. Sedangkan, hand sanitizer hanya dipakai jika tidak memungkinkan untuk mencuci tangan, seperti ketika berkendara atau berada di kendaraan umum.(ilj/bbs)




Apa yang Wajib Dilakukan Sepulang dari Bepergian?

Kabar6-Sebagain besar masyarakat sudah menerapkan work from home atau bekerja dari rumah, untuk memutus mata rantai COVID-19. Namun sebgain orang masih diharuskan untuk tetap pergi ke kantor, dan tidak memungkinkan untuk bekerja dari rumah.

Di sisi lain, masih ada beberapa masyarakat yang membeli kebutuhan pokok untuk persediaan makanan selama melakukan karantina di rumah. Karena itu, melansir CNN, ada beberapa hal yang harus dilakukan saat akan masuk ke rumah usai bepergian. Hal ini dimaksudkan agar virus dan kuman yang mungkin menempel di tubuh tidak terbawa masuk ke rumah.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah melepas sepatu atau sandal di depan pintu rumah agar kotoran yang menempel pada sepatu tidak terbawa. Jika memiliki disinfektan, Anda dapat menyemprotkannya ke arah sepatu.

Kemudian, cuci tangan sebelum masuk ke rumah. Sediakan sabun cuci tangan dan air di luar rumah terlebih dahulu. Setelah masuk rumah, letakkan tas atau barang bawaan ke dalam kantong plastik terlebih dahulu sebelum diletakkan di lantai.

Hindari untuk meletakkan di kursi, sebelum barang bawaan dibersihkan menggunakan tisu antiseptic. Hal ini juga wajib diterapkan ketika membersihkan ponsel, kacamata, atau kunci.

Jangan lupa untuk kembali dibersihkan menggunakan lap kering. ** Baca juga: Saat Kerja dari Rumah Hindari 3 Posisi Tubuh Ini

Setelah masuk rumah, disarankan untuk tidak menyentuh apa pun di dalam rumah, ataupun duduk dikursi dan berbaring. Langsung mandi dan keramas untuk menghilangkan semua bakteri, kuman, dan virus yang mungkin menempel.

Yuk, terapkan gaya hidup sehat.(ilj/bbs)