oleh

Peneliti Ungkapkan Wilayah Otak yang Berkaitan dengan Sifat Pesimis

image_pdfimage_print

Kabar6-Setiap orang tentu pernah merasaesimis. Namun tahukah Anda, ternya pesimis berhubungan dengan otak? Menurut hasil penelitian, wilayah spesifik dari otak yang disebut nukleus kaudatus, dapat mengendalikan respons pesimistis seseorang.

Penemuan ini, seperti dilansir sciencealert, mungkin membantu kita menemukan perawatan yang lebih baik bagi masalah mental seperti kecemasan dan depresi. Gangguan mental biasanya dipicu oleh mood negatif seperti reaksi pesimis. Karena itulah, apabila para ilmuwan menemukan cara untuk mengontrolnya, maka kita memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengatasi masalah neuropsikiatri yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan fakta bahwa ketika nukleus kaudatus pada kera dirangsang secara artifisial, hewan ini cenderung membuat keputusan negatif. Lebih mempertimbangkan potensi kerugian dibanding manfaatnya.

Menurut peneliti, pengambilan keputusan yang pesimis ini terus berlanjut beberapa hari setelah rangsangan diberikan. “Kami rasa telah menemukan penyebab kecemasan, depresi, atau gabungan keduanya,” terang Ann Graybiel, pemimpin studi.

Ditambahkan, “Seperti yang kita tahu, gangguan psikis ini masih sulit disembuhkan hingga sekarang.”

Nukleus kaudatus sebelumnya telah dikaitkan dengan pengambilan keputusan emosional. Para ilmuwan kemudian melakukan penelitian pada kera dengan menstimulasi arus listrik kecil sambil menawarkan hadiah (berupa jus) dan pengalaman tidak menyenangkan (mengembuskan napas ke wajah kera) di saat yang bersamaan.

Ketika nukleus kaudatus mereka dirangsang, pengambilan keputusan menjadi tidak simetris. Kera-kera itu mulai menolak jus, aspek negatif terlihat lebih besar sementara hadiahnya terdevaluasi.

Para peneliti juga menemukan bahwa aktivitas gelombang otak di nukleus kaudatus mereka berubah ketika pola pengambilan keputusan berubah. Langkah selanjutnya adalah melihat apakah efek yang sama juga dapat terlihat pada manusia.

Sebelumnya, para ilmuwan telah mengaitkan aktivitas otak yang abnormal dengan gangguan mood seseorang ke wilayah yang terhubung langsung dengan nukleus kaudatus. Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi koneksi saraf-saraf tersebut. ** Baca juga: Generasi Milenial Miliki Kesehatan yang Lebih Buruk Dibanding Orangtua Mereka

Tidak mudah membuat kemajuan terkait hal ini, mengingat adanya kerumitan pada susunan otak. Namun, para peneliti mengatakan bahwa hasil studi mereka sejauh ini menunjukkan bahwa nukleus kaudatus dapat mengganggu aktivitas dopamin, hormon yang mengatur mood dan kesenangan, pada otak.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email