1

Didenda Rp25 Miliar Karena Pasang Foto Liburan Saat Lockdown

Kabar6-Selama kebijakan lockdown diberlakukan, liburan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari terpaksa harus dibatalkan. Namun untuk melepas kerinduan, banyak orang yang mengunggah foto lama mereka saat liburan di media sosial.

Ternyata di sisi lain, mengunggah foto liburan dapat membawa petaka bagi sebagian orang. Salah satunya, yang dialami pasangan suami istri (pasutri) bernama Jazz dan Garry Mott. Melansir Independent, pasutri asal Victoria, Australia, ini didenda oleh pihak kepolisian setempat karena dianggap melakukan perjalanan tidak penting di tengah pandemi. Padahal, foto yang mereka unggah itu adalah saat liburan sebelum pandemi COVID-19.

Berawal saat Jazz dan Mott mengunggah 12 foto liburan mereka yang diambil pada 2019 di media sosial Facebook. Foto yang diunggah pada 5 April ini juga ditandai dengan lokasi foto itu diambil, yaitu di Danau Lakes Entrance.

Nah, beberapa hari setelah foto itu diunggah, pada 9 April pasangan suami istri itu terkejut saat polisi datang ke rumah, dan mengatakan bahwa mereka didenda karena mengunggah foto liburan.

Jazz Mott mengatakan, ia dan suaminya masing-masing didenda sebesar Rp25 miliar. Namun, gugatan itu akhirnya dicabut oleh kepolisian setempat setelah Jazz dan Garry melaporkan kejadian ini ke media. Namun syarat yang harus ditaati, ia dan sang suami tidak diizinkan lagi mengunggah foto liburan ke media sosial mana pun.

Seorang juru bicara Departemen Kepolisian Victoria mengatakan, kebijakan tersebut telah ditinjau dan mereka memutuskan untuk mencabut gugatan kepada Jazz dan Garry. Dikatakan, kesalahan yang dibuat sepasang suami istri itu dapat dijadikan pelajaran oleh masyarakat Victoria.

“Secara umum, polisi akan menindaklanjuti dan menyelidiki keadaan di sekitar potensi pelanggaran individu yang dilaporkan oleh publik,” kata juru bicara kepolisian Victoria. ** Baca juga: Amge, Wanita Terpendek di Dunia Bantu Polisi India Ingatkan Warga Tentang Lockdown

Diketahui, negara bagian Victoria saat ini sedang menjalani lockdown dan mengharuskan warganya untuk tinggal di rumah. Mereka hanya diperbolehkan keluar rumah untuk membeli persediaan makanan dan ke rumah sakit.(ilj/bbs)




Hari Pertama PSBB Covid-19 di Tangsel Banyak Ditemukan Pelanggaran

Kabar6.com

Kabar6-Hari pertama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Kota Tangerang Selatan (Kota) banyak pengemudi mobil yang kepergok belum mematuhi peraturan. Terpantau kabar6.com di check point pintu keluar Tol Rawa Buntu, Kecamatan Serpong.

Pengemudi mobil dihentikan karena membawa penumpang berjajar dengan si pengemudi.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tangsel, AKP Bayu Marfiando memberhentikan pengemudi mobil suami istri yang duduk sejajar.

“Bapak, ibu mohon maaf sesuai ketentuan selama PSBB, duduk di depan hanya untuk satu orang, jadi silahkan ibu untuk pindah duduk nya ke belakang,” ujar Bayu kepada pengemudi mobil di Jalan Rawa Buntu, Serpong, Kota Tangsel. Sabtu (18/4/2020).

**Baca juga: Perumahan Villa Pamulang Terendam Banjir Sepinggang Orang Dewasa.

Kemudian, penumpang mobil itu beralasan bahwa yang disebelahnya itu suaminya. “Tapi pak, ini suami saya,” terangnya.

“Tapi mohon maaf ibu, ini untuk menjaga kesehatan dan demi memutus penularan Covid-19 di Tangsel,” kata Bayu.

Akhirnya penumpang mobil tersebut menuruti dan pindah ke bangku belakang.(eka)




Hati-hati, Mukbang Bisa Bahayakan Kesehatan

Kabar6-Mukbang adalah mode yang dimulai di Korea Selatan, di mana orang-orang memfilmkan atau menyiarkan diri mereka saat sedang makan, seringkali dalam jumlah besar. Mukbang dapat dianggap sebagai ‘pertunjukan makan’.

Mukbang tentunya bukan hanya sekadar siaran langsung maupun rekaman video yang memperlihatkan orang makan dengan porsi besar. Mukbang memberikan pengaruh bagi para pelaku dan penontonnya.

Namun di sisi lain, tren ini tentunya memberikan pengaruh yang mungkin berbahaya pada pelaku dan juga penontonnya. Tetapi, bahaya atau tidaknya itu relatif. Melansir doktersehat, berikut adalah beberapa bahaya yang sering dikaitkan dengan mukbang:

1. Binge eating
Selama ini mukbang banyak dikaitkan dengan sebuah gangguan makan yang disebut sebagai binge eating, yaitu gangguan yang menyebabkan konsumsi makanan secara berlebihan tanpa bisa dikontrol. Meskipun sering dikaitkan dengan binge eating, hingga kini belum ditemukan pelaku mukbang yang mengalami gangguan ini.

2. Obesitas
Jika tidak ditangani dengan baik, binge eating dapat memicu obesitas yang juga dapat menyebabkan penyakit lainnya seperti stroke, serangan jantung, kolesterol, dan risiko penyakit lainnya.

Selain porsi makanan yang tidak wajar, makanan yang dimakan ketika mukbang juga seringkali bukan makanan sehat, bahkan kerap merupakan junk food.

3. Masalah pencernaan
Ketika lambung diberikan asupan makanan yang berlebihan, tentunya sistem pencernaan juga harus bekerja lebih keras untuk mengolah makanan tersebut.

Makan dengan porsi yang melebihi kapasitas pencernaan kita akan dapat menyebabkan iritasi lambung, naiknya gula darah, hingga terganggunya metabolisme tubuh.

Bahaya mukbang tersebut dapat menyerang pelaku maupun penontonnya, tapi tentunya yang lebih berisiko adalah penonton. Banyak orang yang menyatakan bahwa menonton mukbang dapat meningkatkan nafsu makan.

Orang yang menontonnya bahkan dapat berpotensi untuk mencoba makan dengan porsi besar tanpa melihat fakta bagaimana cara pelaku mukbang dapat menjaga kesehatan dan berat tubuh meskipun melakukannya secara rutin.

Lantas, bagaimana tips mukbang yang aman? Cara makan ini boleh dilakukan asalkan memperhatikan beberapa tips untuk menghindari bahayanya. Apa saja tips yang dimaksud:

1. Waktu
Jangan dilakukan setiap hari dan lebih baik tidak dilakukan lebih dari satu kali seminggu.

2. Rajin olahraga
Seimbangkan dengan olahraga, kalori yang dibakar harus seimbang dengan yang dibakar, jika Anda ingin mempertahankan berat badan.

3. Pilih makanan sehat
Hindari junk food, lebih baik memilih makanan yang bernutrisi. ** Baca juga: Agar Tak Terinfeksi COVID-19, Hindari Meminjamkan 5 Benda Ini

4. Perhatikan kesehatan pencernaan
Jangan memaksakan diri untuk melakukannya jika sistem pencernaan tidak mendukung, setiap orang memiliki kapasitas pencernaan yang berbeda-beda.

Penasaran mencoba mukbang? (ilj/bbs)




Amge, Wanita Terpendek di Dunia Bantu Polisi India Ingatkan Warga Tentang Lockdown

Kabar6-Jyoti Amge (26) yang merupakan wanita terpendek di dunia, memiliki cara sendiri untuk membantu polisi mensosialisasikan lockdown Pandemi COVID-19 kepada masyarakat.

Amge turun ke jalan-jalan di India demi mengingatkan orang-orang untuk tetap di rumah. Wanita dengan tinggi badan 62,8 cm ini, melansir theguardian, mendorong orang-orang untuk mencuci tangan sekaligus mengenakan masker saat meninggalkan rumah. Amge menjalankan aksi sosialnya di kota Nagpur, negara bagian Maharashtra, India.

“Petugas polisi kami, petugas kesehatan, petugas militer, berada di garis depan melawan virus dan menyelamatkan nyawa dan saya ingin berkontribusi dengan cara saya sendiri, betapa pun kecilnya,” ungkap Amge. “Saya meminta orang-orang untuk melakukan physical distancing dan tinggal di rumah untuk memutus rantai penularan virus.”

Amge yang mengalami bentuk dwarfisme (disebut achondroplasia), dinobatkan sebagai wanita terpendek di dunia oleh Guinness World Records. Ia pernah bekerja di televisi India dan Amerika Serikat, setelah mengambil gelar pada 2011 lalu. ** Baca juga: Usai Kena PHK, Pria Ini Menang Lotre Puluhan Miliar

Diketahui, India melakukan lockdown nasional sejak akhir Maret. Penduduk hanya diizinkan keluar rumah hanya untuk layanan penting seperti membeli bahan makanan dan obat-obatan.(ilj/bbs)




Perumahan Villa Pamulang Terendam Banjir Sepinggang Orang Dewasa

Kabar6.com

Kabar6-Permukaan air di Kali Angke cepat bergerak naik. Akibatnya genangan banjir langsung merendam pemukiman warga di Villa Pamulang, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

“Genangan air udah sepinggang orang dewasa,” kata Andi Anoy, relawan OKP Ganespa kepada kabar6.com, Sabtu (18/4/2020).

Sejumlah warga penghuni rumah yang lanjut usia dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Mereka tak menduga luapan air dari aliran Kali Angke cepat merendam pemukiman.

**Baca juga: Kali Angke Meluap, Jembatan Penghubung Pamulang – Rawa Kalong Roboh.

“Enggak ada yang nyangka lah mas,” ujar seorang warga Villa Pamulang. Sebab sejak pagi tadi cuaca cerah.

“Enggak ada hujan padahal,” terang warga lainnya.(yud)




Berantas Corona, Kabupaten Tangerang Resmi Lakukan PSBB

Kabar6.com

Kabar6 – Hari ini, wilayah Kabupaten Tangerang resmi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, Sabtu, (18/4/2020).

Dalam pembatasan itu, petugas gabungan baik dari Porles Kota Tangerang, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan BPBD Kabupaten Tangerang, melakukan penjagaan disejumlah lokasi check point yang telah disediakan.

Salah satunya, lokasi check point yang ada di perbatasan Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang, yakni check point Jalan Raya Serang, Jayanti, Tangerang.

Pantauan wartawan di lapangan, terlihat petugas melakukan penyekatan bagi setiap pengendara atau pengguna jalan yang melanggar aturan PSBB, seperti tidak pakai masker dan melebihi kapasitas yang ditentukan pada aturan PSBB, maka dilarang untuk masuk ke wilayah Kabupaten Tangerang.

Petugas juga memberikan surat teguran bagi para pelanggar dimana, mulai ditetapkannya PSBB pada pukul 00.00 WIB, petugas telah mengeluarkan 50 lembar surat teguran. Disana, petugas juga memfoto para pelanggar dan melakulan cek suhu.

**Baca juga: PSBB Covid-19, Begini Kondisi Jalan Raya Serang Dinihari.

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, untuk saat ini pihaknya lebih meminta petugas untuk melakukan edukasi kepada masyarakat yang masih kedapatan tidak mematuhi aturan PSBB.

“Intinya kita edukasi, untuk seminggu ini kita lohat gimana dampaknya. Dan saya juga minta lebih baik saat ini masyarakat dirumah saja, kalaupun harus beraktifitas, tolong gunakan masker,” katanya saat memantau lokasi check point di Jayanti. (Vee)




Kali Angke Meluap, Jembatan Penghubung Pamulang – Rawa Kalong Roboh

Kabar6.com

Kabar6-Permukaan air di Kali Angke meluap. Aliran air sudah menggenangi jalan di pemukiman Villa Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Bahkan, jembatan yang menghubungkan antara Rawa Kalong, Kabupaten Bogor dengan Villa Pamulang sudah roboh. Akibatnya akses yang biasa dilintasi kendaraan roda dua terputus.

“Ini volume air Kali Angke makin tinggi,” kata Abe Natanael, relawan OKP Ganespa kepada kabar6.com, Sabtu (18/4/2020).

Ia bersama rekan-rekan sejawatnya terus memantau kondisi permukaan air Kali Angke. “Ada informasi tanggul jebol di Curug,” ujarnya.

**Baca juga: PSBB Covid-19, Dinkes Tangsel: Masker Sudah Didistribusikan ke Dishub.

Terpisah, Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangsel, Chaerudin memastikan sudah menginstruksikan jajarannya yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat untuk meninjau langsung ke lokasi perkara.(yud)




PSBB Covid-19, Dinkes Tangsel: Masker Sudah Didistribusikan ke Dishub

Kabar6.com

Kabar6-Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Deden Deni memastikan pihaknya sudah mendistribusikan stok masker di setiap titik check point pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Program tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. “Sesuai usulan APD (Alat Pelindung Diri) untuk kebutuhan posko kami serahkan ke Dishub,” ungkapnya saat dikonfirmasi kabar6.com, Sabtu (18/4/2020).

Pantauan pagi hari tadi pada lokasi check point PSBB di Sandratex Jalan Ir H Djuanda, Kecamatan Ciputat Timur, amburadul. Petugas puskesmas kebingungan karena belum ada masker dan thermo gun.

Deden menjelaskan, Dinkes menyerahkan ke Dinas Perhubungan. Selanjutnya Dishub yang distribusikan ke tujuh lokasi posko check point.

Lantas apabila ada masyarakat pengendara yang melintas terdeteksi gejala suspect Covid-19. Deden menegaskan sudah ada standar operasional prosedural.

**Baca juga: Hari Pertama PSBB Covid-19 di Stasiun Rawa Buntu Penumpang Sepi.

“Kalo ada warga terindikasi langsung dijemput petugas Dinkes untuk dirujuk ke RSU,” tegasnya.

Deden menambahkan, pasokan masker yang disalurkan Dinkes ke Dishub selain untuk petugas jaga juga diberikan kepada pengendara yang kepergok tidak memakai masker sekaligus sebagai sarana edukasi masyarakat.(yud)




Hari Pertama PSBB Covid-19 di Stasiun Rawa Buntu Penumpang Sepi

Kabar6.com

Kabar6-Hari pertama penerapan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB berdampak pada penumpang kereta api commuter line yang merosot di Stasiun Rawa Buntu, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (18/4/2020).

Pantauan kabar6.com di lokasi terlihat kondisi hanya ramai kereta yang melintas. Namun penumpang kereta bisa dihitung dengan jari.

Kepala Stasiun Rawa Buntu, Iskandar menerangkan, kondisi hari pertama PSBB sama seperti sebelumnya.

“Situasi normal di luar corona ya sekitar 20.000 penumpang per hari, kalau hari biasa di corona ini sekitar 5.000 penumpang per hari,” terangnya.

**Baca juga: Persiapan Check Point PSBB Covid-19 di Sandratex Amburadul.

Senada dengan seorang penumpang KRL di Stasiun Rawa Buntu, Riana mengatakan, kondisi seperti ini sebenarnya terjadi sejak corona mewabah di Indonesia.

“Karena sering ke Stasiun, kondisi kaya gini udah lama, ya pas corona ada lah mas,” tutupnya.(eka)




Persiapan Check Point PSBB Covid-19 di Sandratex Amburadul

Kabar6.com

Kabar6-Hari pertama pelaksanaan pembatasa sosial berskala besar atau atau PSBB di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kurang dipersiapkan. Kondisi itu terlihat sejak Jum’at malam tenda petugas gabungan di Sandratex, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, belum terpasang.

Pantauan di lapangan juga ketidaksiapan PSBB terlihat pada pagi harinya. Terlihat seorang petugas puskesmas kebingungan karena tidak ada stok masker di lokasi check point.

“Ada personel, tapi peralatan cek point yang kosong,” ungkap seorang petugas di lokasi Check Point Sandratex, Sabtu (18/2020).

**Baca juga: PSBB Covid-19, Begini Kondisi Jalan Raya Serang Dinihari.

Di lokasi yang menjadi perbatasan dengan Pasar Jum’at, Jakarta Selatan itu setiap harinya volume kendaraan yang melintas sangat tinggi.

Sebelum memulai kegiatan petugas gabungan melakukan apel siaga. Apel dipimpin oleh personel Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangsel.

“Ini gimana nih, persiapan PSBB dari Dinkes jam segini ga ada persiapan. Parah,” ketus awak media yang ikut Hafidz memantau.(yud)