1

Jaga Asupan Nutrisi Saat Sahur dan Buka Puasa Selama Pandemi COVID-19

Kabar6-Ibadah puasa Ramadan tahun ini, kita dihadapkan dengan pandemi COVID-19. Lantas, apakah ada perbedaan berpuasa, khususnya seputar nutrisi saat sahur dan berbuka puasa?

Sebenarnya, asupan gizi orang berpuasa di tengah pandemi sama saja dengan anjuran gizi seimbang. Hanya waktunya saja yang berbeda. Hal terpenting yang harus diperhatikan saat puasa Ramadan di tengah pandemi COVID-19 adalah tetap menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh.

Saat berbuka puasa, melansir Fimela, Anda disarankan untuk mengembalikan glukosa tubuh dengan mengonsumsi makanan manis. Namun jangan berlebihan agar tidak menurunkan imunitas sahur. Apabila glukosa berlebih, maka imunitas akan menurun. Jadi pilihlah makanan manis seperti konsumsi buah-buahan.

Lalu, hindari menu makanan gorengan, sebab minyak yang digunakan berkali-kali justru membuat kekebalan tubuh berkurang. Makanan utama saat berbuka puasa sebaiknya beri jeda. Jadi setelah membatalkan puasa, Anda bisa salat magrib dulu, baru makan besar.

Menu utama buka puasa haruslah dengan kandungan gizi lengkap yang dibutuhkan tubuh seperti protein. Di tengah pandemi, protein sangat dibutuhkan tubuh.

Namun, protein biasanya mengandung banyak lemak seperti ayam dengan kulitnya, daging, atau kuning telur. Jadi ada baiknya, jika konsumsi ayam tanpa kulit. Cara masak juga harus diperhatikan, jangan selalu digoreng agar protein tidak banyak hilang.

Tak hanya itu, sebelum tidur ada baiknya untuk konsumsi susu hangat, yoghurt, kacang rebus, atau pisang sebagai penambah nutrisi. Saat sahur pun sama dengan buka puasa, yang dibutuhkan banyak protein, dan gizi lengkap dari vitamin C, A, E, Zinc.

Usahakan mengonsumsi makanan yang tidak mengandung santan, dan beralihlah makan sayuran bening atau tumis dengan sedikit minyak. ** Baca juga: Bagaimana Agar Berat Badan Tetap Stabil Selama di Rumah Saja?

Tambahkan rempah-rempah ke dalam sayuran. Seperti bayam, bisa ditambahkan daun kunyit. Hal ini karena rempah-rempah baik untuk meningkat imunitas tubuh.

Jangan abaikan gizi makanan saat berbuka puasa dan sahur.(ilj/bbs)




Ratusan Warga di Lebak Jalani Rapid Test Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Ratusan warga di Kabupaten Lebak akan menjalani uji cepat atau rapid test massal Covid-19. Langkah tersebut sebagai upaya pengendalian transmisi Covid-19 di wilayah Provinsi Banten.

Pelaksanaan rapid test dilakukan Kamis (23/4/2020) pagi, di 2 titik yakni Balai Desa Sumber Waras-Cipendeuy, Malingping dan Alun-alun Rangkasbitung.

“Diprioritaskan bagi masyarakat yang pernah kontak dengan kasus positif, tenaga kesehatan baru kemudian masyarakat sekitar,” kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Lebak, dr Firman Rahmatullah, Rabu (22/4/2020).

**Baca juga: Ramadan 2020, Baznas Lebak Target Penerimaan Zakat Rp 600 Juta.

Dari masing-masing lokasi itu, tapid test massal akan menyasar 300 orang. Jika hasil rapid test reaktif maka akan dilanjut dengan pemeriksaan swab.

“Jika positif akan dipisahkan dengan orang yang sehat agar dilakukan karantina atau diisolasi di rumah sakit,” ucap Firman.(Nda)




Belasan Pasangan Mesum Kepergok “Indehoy” di CitraRaya

Kabar6.com

Kabar6-Petugas Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP Kabupaten Tangerang menggerebek sebuah tempat hunian “esek- esek” yang berlokasi di Ruko Garden Boulevard CitraRaya, Panongan, Kabupaten Tangerang, Rabu (22/4/2020) malam.

Razia dalam rangka pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Covid-19 ini berhasil menjaring belasan pasangan mesum. Bahkan ada yang panik saat pintu digedor petugas tak mengenakan pakaian sehelai pun.

“Ada sekitar 10 pasangan laki- laki dan perempuan yang berhasil kami amankan,” ungkap Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah Satpol PP Kabupaten Tangerang, Sumartono, kepada Kabar6.com di lokasi kejadian.

Belasan pasangan itu diamankan petugas dengan mengunakan tiga mobil patroli dan sejumlah mobil pribadi. Belasan pasangan mesum selanjutnya bakal dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dalam PSBB.**Baca juga: DKI Jakarta Perpanjang PSBB, Bupati Zaki : Lihat Situasi Kondisi.

“Mereka, kami bawa ke kantor untuk menjalani pemeriksaan,” jelasnya.(Tim K6)




Ramadan 2020, Baznas Lebak Target Penerimaan Zakat Rp 600 Juta

Kabar6.com

Kabar6-Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Lebak menargetkan penerimaan zakat di bulan Ramadan 1441 H sebesar Rp 600 juta.

Agar target penerimaan zakat fitrah tersebut bisa terealisasi, Baznas berharap peran unit pengumpul zakat (UPZ) di masing-masing organisasi perangkat daerah (ODP), kecamatan dan instansi.

“Besaran zakat fitrah yang sudah ditetapkan beras 2,5 Kg (3,25 liter), uang Rp30.000,” kata Wakil Ketua Baznas Lebak, Eri Rahmat, Rabu (22/4/2020).

Untuk pengumpulan zakat bagi aparatur sipil negara (ASN), Baznas akan memberikan kupon zakat fitrah sesuai dengan jumlah pegawai di masing-masing OPD/instansi.

**Baca juga: Rp161 Miliar Anggaran Dinas PUPR Lebak Direfocusing untuk Covid-19.

Eri menyebut, penyaluran zakat kepada para mustahik atau orang yang berhak menerima zakat bisa mencapai Rp800 juta. Kekurangan dari realisasi penerimaan akan mengambil dari zakat profesi ASN yang dipotong setiap bulan.

“Untuk 90 ribu mustahik. Ya kami harap penerimaannya bisa melampaui target, kalau tidak kekurangannya akan mengambil dari zakat profesi,” jelas Eri.(Nda)




Kas Daerah Pindah, DPRD Banten: Sama Saja Mematikan Bank Banten

Kabar6-Wakil Ketua Komisi III DPRD Banten Ade Hidayat menilai langkah yang diambil Gubernur Banten Wahidin Halim memindahkan kas daerah (Kasda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dari Bank Banten ke Bank BJB, sama saja mematikan Bank Banten secara berlahan.

“Padahal di situ ada amanah rakyat, harus mengamankan uang rakyat, di situ ada modal rakyat, ” katanya Rabu (22/4/2020).

Gubernur Banten Wahidin Halim mengeluarkan Keputusan Gubenur (Kepgub) Banten nomor 580/Kep144.Huk/2020 tentang penunjukan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) kantor Cabang khusus Banten sebagai tempat penyimpanan uang milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, Selasa (21/4/2020).

Dengan dikeluarkannya Kepgub tersebut, itu berarti pergeseran tempat penyimpanan uang milik Pemprov Banten mulai dipindah.

Akibatnya, sambung Ade, dampaknya Bank Banten tak lagi menyimpan seluruh penerimaan daerah dan untuk seluruh pengeluaran daerah. “Misalnya uang dari pembayaran retribusi dan pajak serta uang untuk pembayaran PNS, semua kini dialihkan ke BJB. Dampaknya besar dan tentunya merugikan Bank Banten,” katanya.

Ia menilai, kebijakan tersebut tidak tepat karena Bank Banten masih membutuhkan perhatian dari Pemprov Banten.

Pada sisi lain, pihaknya heran Gubernur tak berkoordinasi terlebih dahulu dengan Komisi III DPRD Banten tentang pemindahan kas umum daerah dari Bank Banten. Padahal, kebijakan itu dianggap strategis dan perlu dibahas secara bersama DPRD Banten.

**Baca juga: Suami Bantah Yuli Nuramelia Meninggal Karena Kelaparan.

“Jadi harusnya Gubernur fokus membantu penyehatan Bank Banten.  Karena gubernur kan dalam hal ini selaku PSPT. Publik akan bertanya, sejauh ini apa yang untuk menyehatkn Bank Banten, bukan malah sebaliknya,” katanya.

Menurutnya  Gubernur tidak boleh lepas tanggungjawab, dalam upaya penyehatan Bank Banten, agar membiarkan Bank Banten kolep.

Ia juga menyayangkan kebijakan diambil di tengah situasi sedang pandemi Covid-19. Harusnya Gubernur Banten fokus dalam penanganan Covid-19 bukan malah mengeluarkan kebijakan yang bisa berakhir dengan pro kontra. “Kami DPRD Banten tidak mengetahui apa alasannya. Karena tidak pernah diajak bicara oleh Gubernur Banten terkait kebijakan ini,” ujarnya.(Den)




Bansos Tangsel Belum Turun, Kadinsos : Masih Proses Pendataan

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman menerangkan bantuan sosial (bansos) dari Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel masih dalam proses pendataan. “Karena kami benar-benar lakukan verifikasi validasi dan tak boleh ada KTP ganda,” ujarnya, Rabu 22/4/2020.

Lukman mengatakan dalam verifikasi KTP, Dinsos Tangsel akan mengabaikan NIK yang salah input satu digit dan nama tidak sama di KTP. “Maka dari itu kami imbau RT RW harus hati-hati menginput NIK karena paling gampang di validasi dengan NIK,” ujarnya.

**Baca juga: Pemprov Banten Kucurkan Rp 13,35 Miliar untuk JPS di Tangsel.

Lukman menjelaskan, bansos di Tangsel akan dibagi dalam tiga tahap dengan melihat skenario perkembangan dan efektifitas PSBB dan lain-lain.

Menurut dia, kuota dibagikan ke kelurahan dan kecamatan sebanyak 200 kk per kelurahan dengan besaran bantuan Rp 600 ribu. (eka)




Suami Bantah Yuli Nuramelia Meninggal Karena Kelaparan

Kabar6.com

Kabar6-Muhamad Holik, suami Yuli Nuramelia membantah jika istrinya meninggal karena kelaparan.

Bantahan ini disampaikan Holik melalui surat pernyataan dan video yang beredar luas di media sosial.

Berikut isi lengkap surat pernyataan yang beredar di medsos:

Saya Muhamad Holik suami dari almarhumah Ibu Yuli Nur Amelia ingin mengklarifikasi bahwa pemberitaan yang beredar di media sosial, media online dan media elektronik yang memberitakan bahwa istri saya meninggal karena kelaparan atau tidak makan selama dua hari itu tidak benar. Tetap istri saya menjnggal karena kecapean atau kelelahan.

Demikian surat pernyataan klarifikasi Ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun.

**Baca juga: Warganya Dikabarkan Meninggal Kelaparan, Wali Kota Serang Bilang ini.

Selain melalui surat itu, Holik menyampaikan pernyataan yang sama dalam bentuk video. Isi pernyataanya sama dengan surat itu.

Yuli, warga Kelurahan Lontar Baru, Kota Serang wafat pada Senin 20 April meninggalkan suami dab empat orang anak. Meninggalnya perempuan 43 tahun ini menjadi sorotan karena dikabarkan kelaparan dan dua hari hanya minum air golon. (Dhi)




DKI Jakarta Perpanjang PSBB, Bupati Zaki : Lihat Situasi Kondisi

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta secara resmi memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga 22 Mei 2020 mendatang.

Perpanjangan PSBB selama 28 hari itu, tentunya akan berpengaruh langsung dengan sejumlah daerah penyangga, seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Sementara, untuk wilayah Tangerang Raya yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, terhitung baru sekitar lima hari memberlakukan aturan PSBB untuk memutus rantai penyebaran covid19.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, sebelum memutuskan untuk mengikuti langkah DKI Jakarta, pihaknya akan melihat dahulu situasi dan kondisinya.

**Baca juga: Door To Door, Alfamart Serahkan Bantuan Sembako ke Warga.

Pasalnya, pemberlakuan PSBB di wilayah Tangerang Raya belum genap sat pekan dilaksanakan.

“Lihat dulu sikonnya nanti. Belum juga 1 minggu,” ungkap Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, kepada Kabar6.com, Rabu (22/4/2020). (Tim K6)




Warganya Dikabarkan Meninggal Kelaparan, Wali Kota Serang Bilang ini

Kabar6.com

Kabar6-Wali Kota Serang Syafrudin memastikan terus memantau keluarga Yuli Nuramelia yang dikabarkan meninggal karena kelaparan di tengah pandemi Corona. “Keberlangsungan keluarga tentunya nanti akan kita pantau,” ujarnya Rabu 22/4/2020.

Yuli, warga Kelurahan Lontar Baru, Kota Serang wafat pada Senin 20 April meninggalkan suami dab empat orang anak. Meninggalnya perempuan 43 tahun ini menjadi sorotan karena dikabarkan kelaparan dan dua hari hanya minum air golon.

Syafrudin mengatakan Pemkot Serang juga akan memantau perkembangan Muhamamad Holik, suami Yuli. “Pak Holik ini kan usaha. Nanti melalui dinas terkait, Dinsos dan Disnaker akan memantau perkembangannya. ”

**Baca juga: Fakta Dibalik Meninggalnya Warga Kota Serang yang Dikabarkan Kelaparan.

Ketika ditanua apakah Holik akan diberikan pelatihan keterampilan kerja ataupun bantuan untuk memulai usaha, Syafrudin berkata Pemkot Serang belum memikirkannya. Syafrudin beralasan masih mengurus terlebih dahulu anak-anak almarhum.”(Pelatihan dan penempatan kerja) nanti lihat perkembangan dulu, pemantauan kami. Saat ini anak dulu yang kita selamatkan,” terangnya.

Meski sudah tiga hari meninggal dunia, sejak Senin 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 wib hingga hari ini, Rabu 23 April 2020, Walikota Serang, Syafurdin, mengaku belum mendapatkan laporan resmi penyebab meninggalnya Yuli. “Rekam medis belum keluar, (berapa lama) enggak tahu saya juga, nanti saya tanyakan ke dokter.” (Dhi)




Fakta Dibalik Meninggalnya Warga Kota Serang yang Dikabarkan Kelaparan

Kabar6.com

Kabar6-Meninggalnya Yuli Nuramelia, warga Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Kota Serang meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga.

Perempuan 43 tahun ini meninggalkan suaminya Muhamad Holik dan empat orang anak, salah satunya bayi berusia tujuh bulan. Wafatnya Yuli di tengah pandemi Corona ramai diperbincangkan karena dikabarkan kelaparan, setelah dua hari tidak makan dan hanya minum air galon karena tidak ada makanan yang bisa keluarga ini makan.

“Iya kami sempat menahan lapar dengan meminum air galon isi ulang dan merebus singkong yang kami tanam di depan rumah,” ujar Holik ditemui di Kota Serang, Banten, Rabu (22/04/2020).

Singkong yang mereka makan dalam keadaan lapar itu, berukuran kecil sebesar jempol tangan. Karena pohon nya memang belum besar dan belum layak dikonsumsi. “Perut kami hanya terisi makanan hanya hingga hari Rabu pagi, 15 April 2020,” ujarnya.

Hingga akhirnya salah satu anak almarhumah yang menghubungi relawan untuk meminta bantuan. Relawan itu bernama Dinar, yang juga seorang jurnalis, datang pada hari Jumat, 17 April 2020 dengan membawa bantuan sembako seperti beras, telur hingga minyak goreng.

“Ini yang ngasih duluan, katanya ada hamba Allah yang ngasih. Saya juga makasih ada yang nyumbang, membantu,” kata Holik.

**Baca juga: Viral Warga Serang Meninggal Kelaparan, Anak Yuli Diberikan Pendamping Psikologis.

Holik mengatakan ia dan istrinya malu meminta bantuan tetangga. Mereka berusaha menutupi kesulitan dan rasa laparnya dengan makan singkong dan air galon.

Mengenai penyebab pasti istrinya meninggal, dia mengaku tidak tahu pasti. Lantaran ditengah rasa lapar dan pandemi covid-19, Holik berusaha tetap mengais rejeki. Namun saat istrinya menghembuskan nafas terakhir, Holik tak dapat mendampingi nya.
“Waktu itu saya lagi kerja, di telephone anak. Katanya Bunda pingsan. Saya enggak tahu kenapa nya. Karena kondisinya enggak kenapa-kenapa (masih sehat),” jelasnya.(dhi)