oleh

Masih Jadi Misteri, Kisah Perampok dalam Pesawat Bernama DB Cooper yang ‘Menghilang’ di Udara

image_pdfimage_print

Kabar6-Apa yang dilakukan seorang pria bernama Dan Cooper atau DB Cooper sungguh mengejutkan, dan disebut sebagai aksi perampokan paling mencengangkan pada abad ke-20.

Bagaimana tidak, Cooper melakukan kejahatan dengan membajak pesawat, mengumpulkan uang tebusan, lalu melarikan diri menggunakan parasut. Aksi Cooper terjadi pada 1971, dalam sebuah penerbangan dari Postland ke Seattle.

Pria itu membeli sebuah tiket pesawat sekali jalan dan naik Northwest Orient Airlines Flight 305. Berdasarkan catatan, dia duduk di kursi 18C, dengan memakai dasi hitam dan kemeja putih.

Seperti pebisnis pada umumnya, Cooper diketahui menyalakan rokok dan memesan minuman sesaat setelah pesawat lepas landas.

Tak lama, melansir allthatsinteresting, Cooper memanggil pramugari bernama Florence Schaffner sambil menyerahkan selembar kertas. Schaffner tampaknya sudah terbiasa dengan pengusaha yang menggodanya, dan berasumsi bahwa catatan itu hanyalah nomor telepon. Namun siapa sangka, Cooper mencondongkan tubuh ke depan dan berkata, “Nona, sebaiknya Anda melihat catatan itu. Saya punya bom.”

Schaffner lantas membuka catatan yang diberikan Cooper, dan di situ terdapat sebuah pernyataan mengerikan, ditulis menggunakan pulpen dengan huruf kapital, “Saya memiliki bom di tas saya. Saya ingin Anda duduk di samping saya.”

Schaffner lalu duduk di kursi di sebelah Cooper dan meminta melihat bom yang dimaksud. Cooper membuka kopernya, yang berisi kabel kusut, baterai, dan tongkat berwarna merah yang tampak seperti dinamit. “Saya ingin US$200.000 pada pukul 17.00,” kata Cooper.

Pria tadi meminta uang itu dimasukkan ke ransel, sekaligus meminta dua parasut depan dan dua parasut belakang. Schaffner lalu pergi memberi tahu pilotnya.

Sementara itu, penumpang lainnya tetap tidak menyadari ancaman bahaya. Para petugas di udara dan di darat sibuk mengabulkan permintaan Cooper, termasuk beberapa parasut saat mendarat di Seattle.

Cooper lantas memberi tahu pilot bahwa dia ingin terbang ke Mexico City. Pesawat diharuskan terbang di bawah 10 ribu kaki dengan sayap pada 15 derajat, dan menjaga kecepatan lebih lambat dari 200 knot. Pintu belakang juga harus tetap terbuka.

Setelah lepas landas dari Seattle, Cooper menghilang begitu saja. FBI sebelumnya yakin mereka bisa melacak Cooper. Tetapi mereka tertipu, Cooper bukanlah nama sebenarnya. Menghilangnya Cooper di udara masih jadi misteri hingga saat ini.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email