oleh

Lebaran Menurut Pekerja Migran Indonesia

image_pdfimage_print

Kabar6-Saat Idul Fitri merupakan moment yang selalu ditunggu siapapun, untuk berkumpul bersama keluarga, saling bersilaturahmi dan bermaaf-maafan.

Nursih (42), warga Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, yang pernah bekerja di Riyad selama 3 tahun, mengaku senang tahun ini dia bisa berkumpul dengan keluarganya.

Dahulu, sewaktu menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), dia hanya bisa mengirim uang bagi keluarganya untuk berlebaran. Kini, setelah tidak lagi bekerja diluar negeri, Nursih memilih berdagang sayur dirumahnya.

“Setelah pulang, saya buka warung sembako kecil-kecilan, sambil jualan telor,” kata Nursih, saat ditemui dikantor BP3TKI Banten, Kota Serang, Selasa (28/05/2019).

Sama halnya dengan Jumiati, warga Kabupaten Pandeglang, Banten ini selama sembilan tahun menjadi PMI di Arab Saudi Dan tidak pernah berlebaran bersama keluarganya.

Kini, dia bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga, yang sudah dirindukannya. Uang simpanan sebagai PMI, digunakannya untuk berjualan makanan ringan.

“Saya punya usaha menghasilkan, sekarang masih berkembang. Saya ikut pelatihan Tata boga, terus bikin kue kripik ubi ungu,” kata Jumiati, ditempat yang sama, Selasa (28/05/2019).

Setidaknya, tercatat ada lebih dari empat ribu PMI bermasalah diseluruh Indonesia telah pulang dari negara tempatnya bekerja melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dan bisa berlebaran bersama keluarga dikampung halamannya.

“Yang pulang bermasalah di angka empat ribuan dan seluruh Indonesia. Wilayah kerja BP3TKI Banten ini sampai Bandara Soekarno Hatta, ini yang kami tangani,” kata Ade Kusnadi, Kepala BP3TKI Banten, saat ditemui dikantornya di Kota Serang, Banten, Selasa (28/05/2019).

Bahkan ada yang sudah menjadi wiraswasta sebagai pembuat keripik pisang hingga kerajinan tangan lainnya.

Hasilnya, di jual disekitar rumah mantan PMI dan juga di Bazar Ramadan yang digelar di halaman parkir BP3TKI Banten hari ini.

“Mereka bisa berwirausaha ini pun atas bimbingan dan pendampingan BNP2TKI,” terangnya.

BP3TKI berharap tidak ada lagi warga Banten yang berulang kali menjadi TKI diluar negeri, cukup satu kali, kemudian menjadi wiraswasta dan bisa berkumpul dengan keluarganya.

Jika ingin menjadi PMI, terutama yang pertama kali, maka harus membekali diri dengan keahlian dan melalui prosesur resmi. Sehingga mengurangi resiko TKI bermasalah di negaranya bekerja.

**Baca juga: Lebaran 2019, Sopir Bus di Kota Tangerang Jalani Pemeriksaan Urine.

Dimana, sepanjang tahun 2018 saja, BP3TKI Banten memberangkatkan 14 ribu lebih PMI. Sedangkan ditahun 2019, sudah Sebanyak 4.800 orang.

“Harapannya pemberangkatan mereka tidak berkali-kali, cukup satu atau dua kali saja. Tujuan ahirnya mereka bisa berwirausaha,” jelasnya. (Dhi)

Print Friendly, PDF & Email