oleh

Kasus FP, Dewan Pendidikan “Semprit” Sekolah di Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Aksi brutal pelajar FP (16) yang nekat membacok Ketua Yayasan Sekolah Darussalam, Sri Hastuti (41) dan Staf TU, Muryanah (22), dianggap telah mencoreng dunia pendidikan.

Demikian dikatakan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, Eny Suhaeni, saat dihubungi kabar6.com, Jumat (9/10/2015).

Menurutnya, tindakan brutal FB tentu ada sebab. Dan, itu kiranya menjadi peringatan keras, baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat.

“Kalau dibilang kecewa itu pasti. Dan, ini menjadi warning (peringatan) keras bagi kita (pemerintah) dan masyarakat tentunya,” ungkapnya.

Eny menjelaskan, perilaku nekat FP terhadap Ketua Yayasan maupun staf TU tersebut, menandakan adanya kekecewaan yang begitu mendalam, dan berlanjut pada gangguan psikis.

“Infomarsi yang saya terima, bahwa FP tidak diberikan baju olahraga, karena belum melunasi pembayaran. Padahal seharusnya, hal yang berbau adminitrasi jangan ditekankan pada si anak, karena dapat menimbulkan beban psikis. Ya akibatnya seperti ini,” terangnya.

Untuk itu, kasus FP menjadi bekal bagi Dewan Pendidikan untuk memperingati setiap sekolah di Kabupaten Tangerang, agar tidak lagi membebankan si anak (pelajar) dengan hal materi.

“Dengan ini saya minta, jangan ada lagi yang meminta atau melibatkan si anak dengan hal yang berbau adminitrasi karena. Tugas anak di sekolah adalah belajar, bukan menanggung beban dari sekolah seperti tagihan SPP dan lainnya,” tegasnya.

Diketahui, FP nekat membacok Ketua Yayasan Sekolah Darussalam, Sri Hastuti (41), dan anaknya Muryanah (22). **Baca juga: Aksi Sadis Siswa Sekolah Darussalam Dipicu Baju Olahraga.

Peristiwa berlangsung di kediaman korban sekaligus yayasan, di Jalan H. Masirun, Kampung Bubulak, Kelurahan Mekar Bakti, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Selasa (6/10/2015) malam.(shy)

Print Friendly, PDF & Email