Kabar6-Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang dioperasikan Pemkot Cilegon sekitar tahun 2011, menyumbang angka kecelakaan di Kota Baja sebesar 40 persen.
Semenjak di operasikan, JLS menjadi pilihan masyarakat menuju ke kawasan Pantai Anyer dan sekitarnya. Cukup keluar Gerbang Tol Cilegon Timur, kemudian masuk ke JLS, wisatawan keluar di pertigaan Ciwandan yang tak jauh dari Pantai Anyer.
“Di jalan kota padat, cenderung pelan. Cenderung yang fatalitas itu jalan sepi, karena pengemudi ngebut. Kalau di jalan kota ini paling kerusakan aja. Kalau kecelakaan di Kota Cilegon JLS itu (menyumbang) sekitar 40 persen,” kata Kanit Laka Sat Lantas Polres Cilegon, Ipda Muhyidin, Sabtu (09/07/2022).
Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas dari Sat Lantas Polres Cilegon, sepanjang tahun 2021 kendaraan yang terlibat ada 145 sepeda motor, 18 minibus, 2 bus dan 19 truk. Kemudian sejak Januari hingga Juni 2022, ada 74 sepeda motor, 8 minibus, 1 bus dan 13 truk.
Kemudian penyebab kecelakaan di tahun 2021 ada 13 kasus karena ceroboh berbelok, tertidur 1 kasus, mendahului 36 kasus, tidak jaga jarak aman 7 kasus, kecepatan tinggi 20 kasus, menabrak pejalan kaki 4 kasus tidak tertib berkendara sebanyak 29 kasus.
Kemudian sejak Januari hingga Juni 2022, ceroboh saat berbelok berjumlah 4 kejadian, tidak jaga jarak aman 8 kasus, mendahului 17 kasus, kecepatan tinggi 2 kasus, tabrak pejalan kaki 2 kasus dan tidak tertib 21 kasus.
“Kecelakaan sekarang itu di usia-usia produktif dan sepeda motor. Mungkin cara mendapatkannya mudah, ditambah gaya hidup, dgn cara tanpa DP atau DP murah itu orang udah dapat motor. Sedangkan cara dia mengendarai sepeda motor itu belum terampil, akhirnya gaya hidupnya begitu, ya udah,” jelasnya.
Ipda Muhyidin menerangkan, penyebab kecelakaan di JLS Cilegon karena berbagai faktor, salah satunya kondisi jalan yang rusak, kontur jalan, penerangan, tumpahan tanah hingga pasir dari truk pengangkut muatan.
**Baca juga:Pemkot Cilegon Himbau Warga Tidak Lakukan Takbir Keliling
Dimana, panjang tambang pasir maupun tanah di kanan kiri Jalan Lingkar Selatan Cilegon. Para pengusaha tambang memaksakan muatan berlebih ke dalam truk, tanah maupun pasir berceceran di jalan.
Tanah yang tumpah dan terkena air hujan menyebabkan jalanan licin. Kemudian pasir yang jatuh dan tertiup angin, menyebabkan pandangan pengemudi terganggu, sehingga menyebabkan kecelakaan. Selain itu, karena muatan terlalu banyak, kerap kali truk tidak kuat menanjak di jalanan yang curam.
“Apalagi di jalan lingkar ada tanjakan itu, disitu sering terjadi. Selain kontur jalan juga muatan. Makanya kita himbau muatan jangan sampai berlebih, marena selain itu udah mogok, terus orang juga enggak tahu malam-malam ketabrak dari kendaraan itu, truk itu kebanyakan over load. Jalan lingkar itu ya jalannya seperti itu lah,” terangnya.(Dhi)