oleh

Insiden Aneh, Wanita di Brasil Derita Pembengkakan Otak Usai Endus Cabai Super Pedas

image_pdfimage_print

Kabar6-Usai mengendus cabai super pedas, seorang wanita Brasil bernama Thais Medeiros (25), harus dirawat di rumah sakit selama enam bulan karena mengalami pembengkakan otak serius.

“Saya sangat merindukannya dan saya ingin putri saya pulang, tetapi saya memahami bahwa dia perlu tinggal di sana,” kata Adriana Medeiros, ibunda Thais. ** Baca juga: Alamak! Pesan Ponsel Secara Online, Pria Meksiko Ini Malah Terima Paket Isi Bom

Insiden tak biasa itu, melansir moneycontrol, berawal ketika Thais membantu sang kekasih memasak makan malam untuk orangtuanya di rumah yang terletak di kawasan Anapolis, Brasil tengah. Saat itu, Thais mengendus cabai Goat Pepper, jenis cabai pedas yang populer di wilayah tersebut dan memiliki peringkat Scoville (rurik untuk mengukur panas cabai) antara 15.000 hingga 30.000, dan mengoleskan cabai itu ke hidungnya.

Thais kemudian dilaporkan jatuh sakit karena tenggorokan gatal, dan dilarikan ke rumah sakit di Anapolis, untuk kemudian dipindahkan ke sebuah fasilitas di kampung halamannya di Goiania.

Hasil tes menunjukkan, Thais menderita pembengkakan otak, dikenal sebagai edema, yang diyakini para ahli disebabkan oleh reaksi alergi terhadap lada. Penyakit ini dilaporkan sangat parah sehingga Thais mengalami koma selama beberapa hari setelah mengendus cabai tersebut.

Sementara Adriana menuturkan, putrinya memiliki penyakit bawaan termasuk bronkitis dan asma. Thais tampaknya sudah sembuh setelah keluar dari rumah sakit. Namun, ia harus kembali empat hari kemudian setelah mengalami demam tinggi dan urine berwarna kemerahan.

Meskipun Thais awalnya dijadwalkan untuk pulang, dia mengalami bronkospasme yaitu penyempitan saluran udara di paru-paru, hingga membuatnya tidak bisa pulang. Thais sendiri dikabarkan tidak dapat berbicara atau berjalan setelah kejadian tersebut. Dokter khawatir Thais tidak dapat melanjutkan aktivitas normalnya karena masalah neurologis yang disebabkan oleh kekurangan oksigen.

Adriana yang putus asa hanya ingin putrinya pulang. “Anak-anak perempuan (yang lain) bertanya mengapa dia tidak pulang ke rumah, dan saya selalu memikirkannya,” ujar Adriana. “Saat saya membuatkan makanan yang dia sukai, saya ingat momen kami bersama dan itu sangat menyakitkan.” (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email