oleh

Di Masa Depan, Pasangan di India Kemungkinan Tak Bisa Nikah Tanpa Restu Orangtua

image_pdfimage_print

Kabar6-Ketua menteri negara bagian Gujarat barat, India, Bhupendra Patel, mengumumkan bahwa pemerintahnya akan menerapkan sistem yang mewajibkan persetujuan orangtua untuk suatu pernikahan.

Ya, melansir Indianexpress, Bhupendra tengah mencari cara agar ‘persetujuan atau restu orangtua’ dijadikan sebagai persyaratan wajib bagi pasangan yang ingin menikah. Diketahui, pernikahan atas dasar cinta adalah konsep yang tersebar luas di India, di mana individu memilih sendiri pasangan mereka, saling mencintai dan menikah meski tanpa restu orangtua.

Nah, pernikahan seperti itu seringkali berbeda dengan perjodohan, di mana orangtua atau anggota keluarga yang lebih tua mencari calon pasangan hidup untuk anak-anak mereka. Mereka juga terkadang menyewa jasa ‘mak comblang’ atau beriklan di surat kabar dan portal online.

Perjodohan biasanya menjadi norma yang sudah berlangsung lama di India. Sedangkan pernikahan atas dasar cinta terbilang relatif baru di negara itu karena generasi muda sekarang lebih suka mencari pasangan sendiri. ** Baca juga: Heboh! Ditemukan 67 DNA Berbeda dalam Tubuh Bocah 8 Tahun di Perbatasan AS

Diketahui, Gujarat merupakan kampung halaman perdana menteri Narendra Modi yang pernah menjabat sebagai ketua menteri di sana sebelumnya. Politisi tersebut dilaporkan sedang mempelajari kemungkinan sistem tersebut dan apakah sistem itu sejalan dengan ketentuan konstitusi.

Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut, menurut media lokal, datang sebagai tanggapan atas tuntutan dari komunitas berpengaruh dari negara bagian. Saat acara yang diselenggarakan oleh Sardar Patel Group di Mehsana, Patel dilaporkan berbagi pendapatnya saat berbincang dengan menteri kesehatan Gujarat, Rushikesh Patel.

“Saat datang ke sini, (Rushikesh) Patel memberi tahu saya bahwa kita harus melihat kembali kejadian kawin lari anak perempuan, dan melakukan studi komprehensif dengan tujuan untuk mewajibkan persetujuan orangtua untuk pernikahan cinta,” kata Bhupendra. “Jika Konstitusi mendukungnya, kami akan melakukan studi dan berusaha mencapai hasil terbaik.”

Sementara anggota parlemen lokal Gujarat, Fatehsinh Chauhan, mengaitkan pernikahan yang hanya atas dasar cinta dengan kejahatan. Ia mengklaim mewajibkan persetujuan orangtua akan mengurangi tingkat kejahatan di negara bagian tersebut.

Chauhan mengatakan, pernikahan yang dilakukan tanpa persetujuan orangtua menambah tingkat kejahatan di negara bagian. “Jika pernikahan semacam itu didaftarkan dengan persetujuan orang tua, tingkat kejahatan akan turun sebesar 50 persen,” terang Chauhan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email