Kabar6- Seni debus identik dengan budaya masyarakat Banten. Meski ilmu kekebalan tubuh itu tak hanya ada di bumi Jawara, tapi yang membedakan adanya permainan paku besar yang di palu ke bagian perut manusia dan tak tembus. Namanya Al-Madad, ujungnya runcing, bagian atasnya dipasangi kayu berukuran besar.
Bagian runcing berbentuk mirip paku itu kemudian ditempel ke bagian perut, kemudian bagian atasnya dipukul menggunakan palu besar. Namun tak sampai tembus apalagi melukai perut pelaku atraksi debus.
Guru Debus dari Peguron Maung Tunggal Sainudin yang sudah menjadi kakek namun bertubuh kekar ini bercerita, meski Debus peninggalan Kesultanan Banten sudah berusia ratusan tahun, hingga kini masih tetap di gandrungi kalangan muda, bahkan pelajar banyak yang mempelajarinya.
“Itu ciri khas kita dari Banten, Al-Madad, alat ciri khas debus Banten. Ada mainin ngegorok golok, ngebeset tangan, silet potong lidah, gergaji badan, golok, juga semua tajam,” kata Sainudin ditemui usai atraksinya di Kampung Baru Ilir, Desa Kosambi Ronyok, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (2/10/2020).
Penampilan debus Banten sengaja dilakukan Partai Demokrat untuk terus melestarikan kesenian olah badan di HUT Demokrat ke-19. Banyak penonton yang merasa ngeri melihat penampilan ilmu kekebalan tubuh tersebut. “Anak muda banyak yang minat dan masih antusias. Saya juga ngajarin cucu,” papar Sainudin di sela acara.
Lantaran menggesekkan benda tajam ke tubuh manusia, lanjut Sainudin, luka berdarah yang mungkin terjadi saat atraksi cepat sembuh hanya dengan diberi air yang sudah di doakan guru peguronnya.
Sekretaris DPC Demokrat Kabupaten Serang Riky Suhendra mengatakan, “Kami nenghadirkan seni budaya debus karena tidak bisa dipisahkan dengan Provinsi Banten, saya pun lahir dari orang seni, saya juga sekretaris Kesti TTKDH. Di dunia debus juga saya sebagai dewan pembina.”
**Baca juga: Kendalikan Narkoba dari Penjara, Polisi Tangkap Tiga WBP Lapas Klas IIA Serang.
Selain menampilkan debus, lanjut Riky, partai berlambang mercy ini juga memberikan bantuan bedah rumah ke warga tidak mampu di Kampung Panimbungan, Desa Tambang Ayam, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten. Riky berharap kesenian Debus tetap lestari, semakin besar dan tidak termakan oleh perkembangan zaman.
“Kita boleh tampilkan, tapi tetap dengan protokol kesehatan. Jadi ke depannya, debus ini bisa lebih dibesarkan dan dipertahankan,” harap Riky di lokasi yang sama, Jumat (02/10/2020).(Dhi)