1

Setop Konsumsi Makanan Bersantan Secara Berlebihan

Kabar6-Makanan bersantan menjadi salah satu hidangan yang paling digemari banyak orang karena rasanya yang lezat dan gurih. Tidak hanya kari ayam, gulai, atau soto, sebagian besar hidangan bersantan memang selalu menggoda selera.

Namun di sisi lain, ada risiko kesehatan yang mengintai jika kita mengonsumsi makanan bersantan secara berlebihan. Di dalam santan, terkandung kalori yang cukup tinggi, di mana 93 persen kalori tersebut datang dari lemak, termasuk lemak jenuh yang dikenal sebagai trigliserida (MCTs).

Secangkir santan sudah mengandung 90 persen dari total kebutuhan lemak jenuh dalam satu hari. Lantas, bagaimana cara memilih dan menggunakan santan yang baik untuk makanan? Melansir beberapa sumber, apabila Anda memutuskan untuk menggunakan santan dari perasan kelapa, sebaiknya harus dipakai dan diolah di hari yang sama. Hal ini karena kandungan minyak yang tinggi dapat membuat kelapa cepat berubah tengik.

Santan kemasan yang dijual di supermarket biasanya mempunyai tingkat konsistensi kekentalan yang seperti krim. Ini lebih tinggi lemak dari santan yang kita dapatkan dari kelapa peras.

Hindari membeli santan instan yang dikemas dengan menggunakan kemasan kaleng atau plastik, karena zat Bisphenol-A (BPA) yang terdapat pada kaleng atau plastik bisa tercampur dengan santan.

Pada dasarnya, santan mempunyai manfaat yang baik bagi kesehatan, seperti berperan sebagai penyeimbang elektrolit dalam tubuh, sebagai cairan yang mudah dicerna dan baik untuk orang yang tidak toleran laktosa, dan santan juga dikenal dapat mengurangi tekanan darah tinggi berkat kandungan zat besi di dalamnya.

Namun, manfaat itu akan kita dapatkan jika kita mengonsumsi makanan bersantan dalam batasan wajar dan normal, karena semua yang berlebih itu tentunya tidak baik. ** Baca juga: Atasi Stres dengan Olahraga

Menurut American Heart Association, jika Anda berlebihan mengonsumsi makanan yang di dalamnya mengandung banyak lemak jenuh (bersantan), dapat mengakibatkan munculnya penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung koroner.

Mengonsumsi makanan bersantan terlalu banyak juga dapat mengakibatkan naiknya kadar kolesterol dalam darah, diare, sembelit, gas dan kembung berlebihan, penyempitan pembuluh darah, hingga memicu tekanan darah.

Jadi, makan dalam porsi yang cukup alias tidak berlebihan, ya.(ilj/bbs)




Atasi Stres dengan Olahraga

Kabar6-Tiap orang memiliki faktor pemicu timbulnya stres, yang apabila dikelola dengan baik, tidak mengganggu kualitas hidup mereka. Ada banyak cara mengelola stres, salah satunya adalah dengan rutin berolahraga.

Dokter keluarga di University of Saskatchewan, Kanada, bernama dr. Patrick Ling mengatakan bahwa olahraga dapat melatih otak, tubuh lebih berenergi, meningkatkan suasana hati, dan menjaga konsentrasi seseorang dengan lebih baik. Disarankan untuk berolahraga selama 30 menit per hari. Hal ini akhirnya yang menjauhkan tubuh dari stres berlebihan dan mencegah gangguan kecemasan.

Ketika olahraga, tubuh menghasilkan endorfin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami. Melakukan olahraga untuk mengatasi stres, serta meningkatkan kualitas tidur. Melansir beberapa sumber, berikut sejumlah olahraga yang bantu Anda atasi stres:

1. Yoga
Olahraga ini sudah populer untuk mengatasi stres dan membuat tubuh semakin rileks. Yoga terdiri dari gerakan-gerakan yang menguatkan tubuh, mengontrol pernapasan, dan menjaga agar Anda tetap fokus. Untuk pemula, coba lakukan yoga setidaknya 15 menit dalam sehari.

2. Pilates
Rutin melakukan pilates dapat memperkuat otot, meningkatkan postur dan fleksibilitas, serta meredakan gejala stres dan gangguan kecemasan. Pilates juga melepaskan ketegangan di otot sambil melatih pernapasan untuk memberikan lebih banyak oksigen ke otak.

3. Kickboxing
Kickboxing adalah perpaduan seni bela diri dan tinju. Olahraga satu ini akan membakar banyak kalori dan membantu mempertahankan metabolisme tubuh yang tinggi. Ternyata, kickboxing juga membantu mengurangi stres dan mengajarkan teknik pernapasan yang tepat, serta membangun tingkat kepercayaan diri.

4. Tarian
Menari adalah olahraga yang menyenangkan dan mampu menghilangkan stres. Selain itu juga membuat seseorang bisa mengekspresikan diri, membangun kepercayaan diri, dan melatih kreativitas.

Coba olahraga dengan tarian seperti zumba untuk meningkatkan kesehatan jantung, memperkuat tulang, menurunkan berat badan, dan dapat menurunkan tingkat stres.

5. Aktivitas fisik di luar ruangan
Aktivitas fisik yang dimaksud antara lain seperti bersepeda, berlari, berkebun, dan berjalan-jalan santai. Dengan melihat keadaan di sekitar, membantu meningkatkan suasana hati dan menjernihkan pikiran dan meredakan gejala stres.

Namun pastikan memilih tempat yang tepat. ** Baca juga: ‘Me Time’ Penting untuk Kesehatan Mental

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




‘Me Time’ Penting untuk Kesehatan Mental

Kabar6-Menurut sebuah studi yang dilakukan para peneliti di University of Buffalo, AS, memiliki waktu berkualitas untuk diri sendiri atau yang dikenal dengan sebutan ‘me time’, meski hanya sebentar ternyata sangat bermanfaat.

“Me time dapat mengurangi stres dan risiko depresi dan kecemasan dengan lebih cenderung melakukan aktivitas kreatif,” ungkap Dr. Julie Bowker, ketua penelitian.

Penelitian yang dilakukan pada hampir 300 responden itu, melansir Orami, menunjukkan bahwa sebagian besar mereka mengatakan privasi sangat penting. Para responden tersebut juga memaparkan bagaimana mereka menyukai kesendirian, dan bagaimana waktu itu cenderung dihabiskan.

Para responden memilih menghabiskan waktu sendiri dengan menjadi lebih kreatif ketimbang tidak melakukan me time. Banyak responden memilih sendirian karena hal itu memberikan kesempatan mereka mengerjakan kegiatan kreatif. Beberapa dari mereka juga diketahui, meski tetap melakukan sosialisasi, lebih memilih memperbanyak waktu untuk sendiri.

“Kreativitas mengurangi stres dengan membantu kita mencapai keadaan di mana otak bekerja pada efisiensi optimal. Dan otak kita melepaskan dopamin untuk memberi penghargaan kepada kita karena menciptakan dan memecahkan masalah dalam prosesnya,” papar Dr. Bowker.

Pada masanya, pengurangan stres terbukti dapat menerjemahkan kesehatan jantung yang lebih baik dan mengurangi risiko demensia. Sejauh ini, berbagai studi telah menyatakan bahwa interaksi sosial memainkan peran sentral dalam kesehatan mental dan fisik. Namun berada dalam keramaian bukanlah lingkungan yang paling kondusif bagi aktivitas kreatif.

Karena itu, tidak dapat dipungkiri, setiap orang membutuhkan istirahat dari hiruk-pikuk ruang publik. Sayang, baru sedikit penelitian yang telah mendokumentasikan manfaat kesehatan nyata dari me time.

Penelitian sebelumnya mengungkapkan, me time tidak selalu buruk bagi kesehatan mental. Namun studi terbaru ini adalah yang pertama kali mengungkapkan jika me time dapat secara aktif memperbaiki kesehatan mental dengan mendorong kreativitas.

Tapi Bowker menekankan, me time untuk kesehatan mental bukanlah terkait dengan memilih kesendirian karena takut. “Mereka mendapatkan interaksi (sosial) yang cukup sehingga ketika mereka sendirian, mereka dapat menikmati kesendirian itu,” katanya.

Memiliki waktu untuk sendiri dan sejenak terlepas dari interaksi dengan orang lain dapat membuat individu tersebut menemukan kreativitasnya. Hal ini seperti yang kita lihat pada profesi seni atau akademisi.

Secara anekdot, para psikolog telah mengamati bahwa jumlah waktu yang tepat dapat bermanfaat dalam jangka panjang, mengurangi risiko depresi dan meningkatkan empati.

Studi ini memberikan temuan ilmiah bahwa interval waktu sendiri yang disengaja memiliki manfaat yang dapat lebih dirasakan langsung untuk pemikiran dan aktivitas kreatif. ** Baca juga: 5 Diet yang Tak Hanya Turunkan Berat Badan Tapi Bantu Tingkatkan Imunitas

Meski begitu, Bowker juga mengungkapkan bahwa bukan berarti lebih menyukai untuk selalu menyendiri adalah hal terbaik. Karena terlalu sering menyendiri dapat digolongkan dalam perilaku antisosial, yang mana mungkin membawa seseorang pada hal yang lebih mengkhawatirkan.

Orangtua, guru dan psikolog perlu mewaspadai perilaku antisosial pada anak-anak karena dapat menimbulkan kerusakan dan kegagalan hubungan sosial seumur hidup.

“Orang yang pemalu dan menghindar mungkin tidak dapat menggunakan waktu kesendirian mereka dengan bahagia dan produktif. Hal ini mungkin karena mereka terganggu oleh kognisi negatif dan ketakutan mereka,” imbuh Bowker.

Yuk, sempatkan diri untuk me time.(ilj/bbs)




5 Diet yang Tak Hanya Turunkan Berat Badan Tapi Bantu Tingkatkan Imunitas

Kabar6-Bukan hanya untuk mendapatkan berat badan ideal, diet juga bertujuan untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat. Selama pandemi COVID-19, rencana diet untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas jauh lebih penting dibandingkan tujuan lainnya.

Tahukah Anda, ada lima tren diet untuk 2021? Melansir tempo.co, ini lima diet yang dimaksud:

1. Keto lite
Keto lite berasal dari diet keto asli. Dalam diet keto, tubuh melakukan proses ketosis dengan lebih banyak lemak dan karbohidrat yang sangat terbatas atau nol. Dalam proses ini, tubuh menghasilkan energi yang membakar lemak yang mempercepat proses penurunan berat badan.

Dalam proses keto lite, lebih banyak protein, lemak sedang dari sumber potensial seperti alpukat, almond, kelapa, dan karbohidrat yang sangat rendah. Diet ini termasuk makanan bebas gluten juga.

2. Diet nabati fleksibel
Diet ini mengambil memanfaatkan semua protein nabati seperti biji labu, kacang polong, almond, dan lain-lain. Beda dengan diet nabati biasa, pola makan ini masih membolehkan protein hewani.

3. Intermittent fasting
Intermittent fasting atau puasa berselang sering dianggap sebagai proses cepat untuk menurunkan berat badan. Dalam diet ini, orang benar-benar menurunkan berat badan dengan tidak makan hampir sepanjang hari. Misalnya, mereka membatasi waktu makan mereka menjadi delapan jam dan berpuasa selama 16 jam lainnya.

4. Diet DASH
Diet DASH kepanjangan dari Dietary Approach to Stop Hypertension. Pola makan ini dirancang untuk mencegah penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Ini berfokus pada konsumsi makanan sehat normal seperti sayuran, biji-bijian, buah-buahan, ikan, unggas, kacang-kacangan, dan sebagainya.

5. Diet untuk menambah sistem kekebalan
Untuk melawan COVID-19, Anda memerlukan makanan kaya vitamin C dan vitamin E seperti alpukat, jeruk, dan sebagainya.

Makanan akan meningkatkan sistem kekebalan sehingga membuat Anda kuat untuk melawan virus. Beberapa makanan sehat lainnya yang harus dikonsumsi adalah teh hijau, beri, telur, bawang putih, dan sebagainya. ** Baca juga: Tidak Selalu Minum Obat, 5 Makanan yang Bantu Redakan Flu

Jenis diet mana yang akan Anda ikuti?(ilj/bbs)




Tidak Selalu Minum Obat, 5 Makanan yang Bantu Redakan Flu

Kabar6-Saat menderita flu, beberapa orang lebih memilih minum obat yang dijual bebas di pasaran. Akibatnya, tidak sedikit orang yang tergantung pada obat-obatan bebas.

Padahal, melansir Beautynesia, beberapa makanan sehat juga dapat menjadi obat alami yang dapat membantu meredakan gejala flu. Apa saja makanan yang dimaksud?

1. Sup ayam
Rempah-rempah seperti bawang putih di dalam sup ayam mengandung antioksidan, antibakteri, antivirus, dan antijamur yang bermanfaat dalam meredakan gejala flu. Selain itu juga dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan membantu menghilangkan lendir pada tenggorokan dan hidung.

2. Yoghurt
Yoghurt mengandung probiotik yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Selain mengandung bakteri baik, yoghurt pun juga tinggi protein. Sementara itu, sebaiknya pilihlah yoghurt tanpa tambahan gula.

3. Buah yang kaya vitamin C
Kandungan vitamin C sangat berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Karena itu, sebagai pengganti obat flu, konsumsi buah-buahan yang kaya akan vitamin C seperti jambu biji, jeruk, stroberi, tomat, leci, kiwi, dan lain lain.

4. Sayuran hijau
Selain buah-buahan, jenis sayuran hijau seperti bayam, brokoli dan lainnya juga dapat membantu mengatasi flu. Hal ini karena sayuran hijau tersebut mengandung vitamin C dan E yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Saat sedang tidak nafsu makan, cobalah untuk membuat jus sayur atau membuat smothie dengan campuran sayur dan buah pilihan sesuai selera. ** Baca juga: Rutin Olahraga atau Tidur Cukup, Mana yang Lebih Didahulukan?

5. Oatmeal
Oatmeal mengandung vitamin E dan antioksidan polifenol yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Tambahkan juga pisang ke dalamnya agar semakin banyak kandungan nutrisinya.

Selain enam jenis makanan tadi, jangan lupa untuk memperbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.(ilj/bbs)




Rutin Olahraga atau Tidur Cukup, Mana yang Lebih Didahulukan?

Kabar6-Dua hal yang disebut penting untuk menjaga kesehatan tubuh adalah rutin olahraga dan tidur cukup. Namun di antara dua pilihan tersebut, mana yang harus didahulukan, rutin olahraga atau tidur?

Menurut seorang profesor pengobatan fisik di Mayo Clinic bernama Edward Laskowski MD, melansir Kompas, mengatakan bahwa tidur dan olahraga diibaratkan seperti makanan dan air. Tidak hanya diperlukan untuk tubuh, tapi keduanya sangat sulit untuk dipisahkan satu sama lain. Itu sebabnya kedua hal ini merupakan sebuah pilihan yang sulit.

Cheri Mah, seorang peneliti obat tidur di Stanford University dan University of California, San Francisco menambahkan, jika berdasarkan dari banyak hasil penelitian, diketahui rutin olahraga sangat penting untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, dan tidur yang berkualitas pun penting untuk kinerja fisik.

Namun Mah mengatakan, pada intinya tidur adalah kebutuhan paling mendasar yang menjadi sebuah pondasi di mana pikiran dan tubuh yang sehat terbentuk. Jika pondasi tersebut goyah, tentunya akan berdampak pada kesehatan Anda. Mulai dari fungsi kekebalan tubuh, energi, selera makan, suasana hati dan lain sebagainya.

Berapa lama waktu yang ideal setiap malam? Menurut National Sleep Foundation, durasi tidur yang ideal bagi orang dewasa adalah sekira 7-9 jam per malam.

Senada, Kelly Glazer Baron, Ph.D., seorang psikolog klinis dan peneliti tidur di Feinberg School of Medicine di Northwestern University juga mengatakan bahwa tidur malam dikatakan cukup jika tuntas sampai tujuh jam, agar benar-benar dapat membantu Anda bekerja dan berolahraga dengan lebih maksimal keesokan harinya.

Bahkan menurut penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Northwestern University, orang-orang dengan insomnia yang melakukan olahraga aerobik secara teratur dilaporkan mengalami peningkatan kualitas tidur dan mengaku tidak mudah lelah di siang hari. Itu sebabnya, jika Anda bisa tidur 7-8 jam dalam semalam, maka tak ada alasan untuk tidak berolahraga.

Lantas, bagaimana caranya agar bisa mendapatkan tidur yang cukup dan tetap rutin olahraga? Pertama, cobalah untuk mengorbankan jam tidur normal Anda untuk berolahraga pada pagi hari, minimal dua sampai tiga hari selama seminggu. Di hari-hari lainnya Anda bisa tidur lebih lama.

Jika tidur kurang dari enam jam hampir setiap malam, mungkin ini saatnya untuk memikirkan kembali jadwal rutinitas yang Anda lakukan setiap harinya. Anda bisa melihat di mana Anda akan lebih efisien dalam soal waktu. Misalnya, tidur 15 menit lebih awal atau mengurangi 10 menit rutinitas pagi Anda untuk mendapatkan waktu tidur sedikit lebih lama.

Jika Anda bukan tipe orang yang bisa bangun pagi, pertimbangkan untuk mencuri-curi waktu istirahat makan siang atau setelah pulang kerja untuk berolahraga. Anda bisa berolahraga setidaknya 40 menit dengan intensitas sedang tiga kali per minggu. ** Baca juga: Alasan Ahli Diet Lebih Menyukai Nasi Putih untuk Kesehatan

Jika sedang sakit, Anda harus mendahulukan tidur dan menunda olahraga sampai kondisi tubuh benar-benar stabil. Pasalnya, latihan yang terlalu dipaksa atau berlebihan, selain semakin menurunkan daya tahan tubuh ketika sakit, juga dapat menyebabkan penurunan kualitas dan durasi tidur Anda.(ilj/bbs)




Alasan Ahli Diet Lebih Menyukai Nasi Putih untuk Kesehatan

Kabar6-Meskipun kini banyak orang yang lebih memilih mengonsumsi nasi merah ketimbang nasi putih karena disebut ‘lebih sehat’, seorang ahli kesehatan pencernaan dan diet terdaftar bernama Samina Qureshi mengatakan bahwa nasi putih tidak boleh dianggap tidak sehat.

Hal ini karena nasi putih pun memiliki banyak manfaat. “Orang akan memilih nasi merah meskipun itu bukan pilihan pertama mereka dalam upaya untuk menjadi ‘sehat’. Saya sering melihat ini dengan klien,” kata Qureshi.

Ditambahkan, “Semua makanan bergizi dan memberi tubuh kita nutrisi berharga yang memenuhi kebutuhan emosional dan fisik kita. Saya tidak melihat nasi merah sebagai pilihan yang lebih sehat, hanya saja profil nutrisinya berbeda dari nasi putih.”

Qureshi menjelaskan bahwa nasi merah dan nasi putih pada dasarnya sama, namun nasi putih telah diolah dengan cara menghilangkan lapisan terluarnya agar memiliki umur simpan yang lebih lama dan waktu memasak yang lebih singkat. Karena nasi putih tidak lagi memiliki lapisan terluar, maka seratnya lebih rendah daripada beras merah.

Nasi putih sering kali diperkaya dengan vitamin dan mineral yang mungkin hilang selama proses penggilingan. Melansir tempo.co, ini alasan Qureshi lebih menyukai nasi putih:

1. Nasi putih memang enak
Qureshi dengan tegas mengatakan bahwa tidak semua manfaat makanan terkait dengan nutrisi tertentu, dan menikmati apa yang Anda makan sama pentingnya. Ditambahkan, nasi adalah bagian utama dari dapur keluarganya di Asia Selatan.

2. Bebas gluten
Jika Anda ingin membuat sup, rebusan, atau casserole yang lebih lezat tetapi mengikuti diet bebas gluten, nasi putih sudah cukup. Ya, ada banyak alternatif pasta bebas gluten di luar sana, tetapi nasi putih kemungkinan merupakan pilihan paling terjangkau yang akan Anda temukan.

3. Nasi putih memberi Anda energi
“Nasi putih adalah sumber karbohidrat yang memberi kita energi cepat,” kata Qureshi. “Berkat proses penggilingan, nasi putih dapat dicerna lebih cepat daripada beras merah yang tidak hanya memberi kami energi tetapi juga kenyamanan yang didapat seiring dengan menikmati nasi bersama makanan Anda.”

4. Memiliki vitamin B, magnesium, dan zat besi
Zat besi dan vitamin B dalam nasi putih berhubungan langsung dengan khasiat pemberi energi yang disukai Qureshi. Magnesium dalam nasi putih dikaitkan dengan tidur nyenyak.

5. Nasi putih mudah dicerna
Qureshi juga menunjukkan bahwa nasi putih mudah untuk sistem pencernaan. Beberapa makanan, seperti daging atau sayuran hijau, membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk dipecah.

Nasi putih menjadi makanan utama di malam hari saat Anda makan malam hingga larut malam, atau saat Anda baru saja sembuh dari sakit dan kembali makan. ** Baca juga: Agar Hasilnya Maksimal, Pilih Jenis Olahraga Sesuai Usia

Apakah Anda juga termasuk orang yang harus makan nasi tiap hari?(ilj/bbs)




Agar Hasilnya Maksimal, Pilih Jenis Olahraga Sesuai Usia

Kabar6-Meskipun sejumlah penelitian menyebutkan bahwa olahraga memiliki manfaat baik bagi kesehatan, hal yang harus dipahami adalah jenis olahraga dan frekuensi latihan berubah seiring bertambahnya usia.

Ya, seiring usia maka kebutuhan, kekuatan, dan ketahanan tubuh terhadap aktivitas dan olahraga pun menjadi berbeda-beda. Salah pilih olahraga akan membuat Anda tak akan mendapatkan manfaatnya.

Hal lain, tubuh justru menjadi sakit hingga cedera. Melansir CNN Indonesia, berikut waktu dan jenis olahraga sesuai usia:

1. Anak-anak dan remaja
Pada masa anak-anak, olahraga akan membantu anak mengendalikan berat badan, membangun tulang yang sehat, menciptakan pola tidur yang sehat, dan meningkatkan kepercayaan diri.

Anak-anak direkomendasikan untuk berolahraga setidaknya satu jam per hari. Anak harus mencoba berbagai olahraga untuk mengembangkan keterampilan, seperti berenang serta memukul dan menendang bola. Aktivitas fisik seperti bermain di taman dengan teman sebaya juga baik untuk tumbuh kembang anak.

Memasuki usia remaja, kebiasaan olahraga cenderung menurun terutama pada anak perempuan. Padahal, olahraga pada usia ini dapat membentuk tubuh dan mengelola stres dan kecemasan.

Remaja disarankan untuk berolahraga tim karena lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan sosial. Bagi remaja yang tidak suka olahraga tim, olahraga lain seperti berenang atau atletik bisa jadi pilihan untuk menjaga kebugaran tetap tinggi.

2. Usia 20-an
Usia 20-an merupakan puncak fisik dengan waktu reaksi tercepat dan VO2 max (volume oksigen tertinggi), yaitu tingkat maksimum tubuh memompa oksigen ke otot. Setelah puncak tertinggi, VO2 max akan berkurang hingga satu persen setiap tahunnya dan waktu reaksi ikut melambat.

Namun, aktivitas fisik yang teratur dapat memperlambat penurunan ini. Membangun massa otot tanpa lemak dan kepadatan tulang pada usia ini dapat membantu tubuh tetap bugar di usia berikutnya.

Usia 20-an disarankan untuk mencoba banyak olahraga yang bervariasi agar tetap menyenangkan. Jika Anda berolahraga teratur, atur waktu periodisasi dengan baik seperti menetapkan intensitas, volume, dan jenis latihan untuk mengoptimalkan kinerja tubuh.

3. Usia 30-an
Pada usia ini, karier dan keluarga jadi salah satu prioritas sehingga kebugaran dan kekuatan kardiovaskular harus tetap dijaga untuk memperlampat penurunan fisik. Pastikan postur tubuh tetap terjaga, hindari duduk yang terlalu lama, dan banyak bergerak.

Orang berusia 30-an disarankan untuk latihan interval dengan intensitas tinggi mencapai 80 persen dari detak jantung maksimum. Atau Anda bisa berlari cepat dan bersepeda yang dilakukan dengan intensitas ringan selama 20 menit setiap hari.

Bagi perempuan, terutama yang sudah melahirkan, lakukan latihan dasar pinggul atau sering disebut Kegel untuk mencegah inkontinensia. Selain itu, diversifikasi program latihan agar tetap menarik seperti kelas spin dan yoga.

4. Usia 40-an
Kebanyakan orang pada usia ini mulai mengalami kenaikan berat badan. Latihan ketahanan adalah cara terbaik untuk mengoptimalkan pembakaran kalori sehingga dapat mengatasi akumulasi lemak.

Cobalah program latihan angkat beban dan berlari yang intensif. Pilates juga dapat bermanfaat untuk menjaga kekuatan dan melindungi tubuh dari sakit punggung yang kerap menyerang usia 40-an.

5. Usia 50-an
Pada usia ini, penyakit kronis kerap muncul seperti diabetes tipe 2 dan kardiovaskular. Pada wanita, saat estrogen menurun pascamenopause, risiko penyakit jantung juga meningkat.

Disarankan untuk melakukan latihan otot dua kali seminggu agar dapat mempertahankan massa otot. Latihan menahan beban, seperti berjalan, juga dianjurkan. Berjalanlah dengan cepat sehingga laju pernapasan meningkat dan berkeringat. Mencoba Tai chi untuk keseimbangan dan rileksasi juga bisa jadi pilihan.

6. Usia 60-an
Penyakit kronis dan kanker semakin meningkat pada usia ini karena faktor penuaan. Mempertahankan aktivitas fisik yang tinggi dapat membantu mencegah beragam kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar dan kanker rahim. Olahraga juga mengurangi penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Aktivitas fisik cenderung menurun dengan bertambahnya usia. Namun, cobalah untuk tetap aktif. Cobalah menari agar aktivitas fisik tetap menyenangkan. Lakukan pula latihan kekuatan fisik dan fleksibilitas dua kali dalam sepekan, aqua-aerobik bisa menjadi pilihan. Latihan kardiovaskular seperti jalan cepat juga mesti dilakukan.

7. Usia 70-an ke atas
Berolahraga di usia 70-an dan setelahnya membantu mencegah rasa lemah yang kerap membuat orang pada usia ini jatuh mendadak. Olahraga juga baik untuk fungsi kognitif. Cobalah untuk tetap bergerak karena kekuatan dan kebugaran menurun dengan cepat jika hanya diam di tempat tidur.

Berjalan sambil berbicara dengan teman dan keluarga sangat disarankan pada usia ini. Latihan kekuatan, keseimbangan dan kardiovaskular dengan intensitas ringan juga dapat dilakukan. ** Baca juga: Agar Nutrisinya Tidak Hilang, Begini Cara Memanggang Makanan yang Sehat

Saran dari ahli fisioterapi juga dibutuhkan jika memiliki penyakit kronis.(ilj/bbs)




Agar Nutrisinya Tidak Hilang, Begini Cara Memanggang Makanan yang Sehat

Kabar6-Salah satu cara memasak yang sering dilakukan adalah dengan memanggang. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan cara memanggang makanan. Padahal, itu akan berdampak pada hilangnya nutrisi makanan, bahkan bisa menimbulkan bahaya pada kesehatan tubuh.

Memanggang adalah salah satu variasi pemanfaatan hawa panas dari api untuk mematangkan dan memasak makanan, yaitu dengan menempatkan makanan di atas sumber panas, misalnya dalam oven atau di atas bara api panas.

Lantas, bagaimana cara memanggang makanan yang benar agar nutrisinya tidak hilang? Melansir Hellosehat, langkah pertama adalah memastikan peralatan memanggang bersih, tidak banyak bekas minyak atau adanya sisa-sisa arang yang menempel. Setelah dibumbui, gunakan kertas atau aluminum untuk melapisi dan menjaga makanan dari api langsung. Makanan yang dipanggang, jika terkena api langsung, berisiko kehilangan nutrisi dan gizi dari bahan makanan tersebut.

Penting untuk diketahui, makanan yang tidak dilapisi kertas aluminium ataupun diolesi minyak, akan menimbulkan lengket, sehingga material panggangan dari bahan besi akan terbawa pada makanan. Olesi makanan dengan minyak sebelum dipanggang, gunakan minyak zaitun yang menyehatkan serta mencegah potensi kanker dari efek memanggang.

Kemudian atur panas panggangan. Dengan mengatur suhu panas atau panggangan yang akan digunakan, ini berpengaruh pada hasil dan sehat atau tidaknya makanan yang disajikan.

Jika akan memanggang daging atau ayam, atur suhu sekira 150-220 derajat Celcius. Waktu memanggang juga diperkirakan sekira 20 menit hingga satu jam lamanya, tergantung ukuran dan seberapa tebal daging panggangan tersebut.

Perlu diketahui juga bahwa memasak dengan cara memanggang, berpotensi menghilangkan kandungan vitamin C sebanyak 40 persen dari makanan Anda. ** Baca juga: Perempuan Lebih Rentan Nyeri Leher Akibat Kecanduan Ponsel

Hindari memanggang makanan hanya dari satu sisi apabila Anda menggunakan panggangan tradisional Jangan lupa untuk meratakan panas dan panggangan dibolak-balik tiap sisinya, agar panas merata.

Terakhir, keluarkan makanan lebih cepat dari waktu matang. Cara memanggang yang satu ini bertujuan untuk membuat makanan matangnya pas dan tidak berlebih. Keluarkan masakan Anda kira-kira 2-3 menit lebih cepat dari alat memanggang.

Hal ini karena ketika mengeluarkan masakan, proses memasak masih berlangsung dari panas yang tersisa. Jadi, makanan Anda pas matangnya dan tidak menjadi terlalu matang.

Memanggang dengan cara yang benar membuat nutrisi dalam makanan tetap terjaga.(ilj/bbs)




Perempuan Lebih Rentan Nyeri Leher Akibat Kecanduan Ponsel

Kabar6-Ada beragam pemicu nyeri leher, mulai dari penyakit-penyakit tertentu, posisi tidur yang salah, cedera ketika berolahraga, hingga kebiasaan yang keliru. Contohnya, bekerja seharian dengan posisi tubuh tidak ergonomis.

Tak hanya itu, melansir Halodoc, ternyata sering menggunakan ponsel dengan postur yang keliru juga bisa memicu nyeri leher. Menurut para ahli, perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher ketimbang pria. Nyeri leher umumnya disebabkan oleh otot leher yang menegang, kerusakan sendi di leher, cedera, atau saraf kejepit. Di samping itu, nyeri leher juga bisa disebabkan oleh cervical syndrome.

Kondisi mengacu pada serangkaian gangguan yang disebabkan oleh perubahan tulang belakang leher dan jaringan lunak yang mengelilinginya. Cervical syndrome atau spondilosis servikal umumnya dialami oleh para lansia karena perubahan degeneratif.

Namun, cervical syndrome bukan cuma disebabkan oleh bantalan leher yang tergerus usia karena banyak faktor lainnya yang bisa memicu kondisi ini. Di antaranya adalah gaya hidup modern, duduk terlalu lama, dan postur kerja yang keliru atau tidak ergonomis.

Lalu, bagaimana dengan kecanduan ponsel? Ternyata kecanduan ponsel kerap dikaitkan dengan nyeri leher. Kondisi ini dikarenakan posisi yang keliru, misalnya menunduk setiap kali terpaku pada ponsel. Nah, posisi ini membuat leher ikut menunduk pada kurun waktu yang panjang.

Pengguna ponsel biasanya menekuk lehernya sedikit ke depan saat membaca dan menulis pesan teks. Tak jarang juga memutar leher ke samping dan bertahan pada posisi yang canggung tersebut dalam kurun waktu yang lama.

Postur-postur ini yang bisa memberikan tekanan yang tidak merata pada jaringan lunak di sekitar tulang belakang yang menyebabkan nyeri leher. Menurut hasil studi di Loyola Medicine Pain Management Center, AS, wanita 1,38 kali rentan mengalami sakit leher akibat cervical degenerative disc ketimbang pria.

Ada banyak faktor yang menjelaskan perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher. Genetik dan kecenderungan mengalami tekanan psikologis membuat perempuan rentan terhadap sindrom leher tegang dan sakit kepala.

Ketika seorang perempuan mengalami tekanan psikologi, maka kondisi ini bisa mengurangi sirkulasi darah di sekitar leher dan otot bahu yang dapat menyebabkan kekakuan.

Di samping itu, masalah hormonal (khususnya hormon estrogen) juga bisa menjelaskan penyebab perempuan rentan alami nyeri leher. Hormon estrogen memengaruhi sistem saraf pusat yang bertanggung jawab untuk merasakan dan meneruskan rasa sakit.

Perbedaan fisik juga memegang peranan penting, sehingga perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher. Perempuan memiliki bentuk leher yang berbeda dari laki-laki, sehingga dapat menekan sendi, otot, dan tulang dengan cara yang sangat berbeda dari pada laki-laki. ** Baca juga: Kebiasaan Sehat yang Sebaiknya Dilakukan Tiap Pagi Agar Awet Muda di Usia 30-an

Selain itu, menurut penelitian kanal tulang belakang pada wanita secara signifikan lebih sempit daripada pada pria. Nah, hal-hal itu yang membuat perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher dibandingkan dengan pria.(ilj/bbs)