1

KNPI Pandeglang: Tak Ada Perpecahan Jelang Pemilu 2019

Kabar6-Pesta dekomrasi kerap membuat masyarakat terpecah lantaran beda pilihan apalagi menjelang Pemilu 2019. Dengan demikian harus iktikab baik dari semua kalangan termasuk pemuda untuk tetap menjaga keutuhan.

Kominte Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pandeglang memilik gagasan dan iktikad baik untuk mengawal pesta demokrasi agar berjalan damai dan aman.

Ketua KNPI Kabupaten Pandeglang Azzitya Faqih mengatakan fenomena masyarakat Indonesia, terkait pemilu, baik saat tahapanya maupun pasca pemilu terkadang ada pembatas antara pihak satu dengan lainya.

“Karena pandangan politik yang berbeda, hal tersebut tentunya berdampak pada rapuhnya persatuan dan kesatuan bangsa,” ungkap Faqih usai deklarasi pemuda mengawal demokrasi di Pendopo Bupati, Jumat (2/11/2018).

Deklarasi Pemuda mengawal demokrasi sekaligus memperingati hari sumpah pemuda itu, Faqih berharap semua bersepakat bahwa pemilu 2019 nanti tidak ada lagi perpecahan.**Baca Juga: Tawuran Pelajar Kian memprihatinkan, Begini Kata Dindik Tangsel.

“Siapapun pemimpin yang terpilih itu yang harus kita dukung, Oleh karena itu para pemuda harus bisa berperan aktif dalam rangka mengingatkan, mendukung dan mensukseskan serta memberikan pesan damai kepada lapisan masyarakat agar pemilu berjalan dengan damai dan aman,” harapnya.(aep)




MTQ Pandeglang Minim Anggaran, Begini Kata Bupati dan Sekda

Kabar6-Sekretaris Daerah Ferry Hasanuddin dan Bupati Irna Narulita tak satu suara soal anggaran kegiatan yang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Pandeglang. Pasalnya Ferry membantah jika anggaran tersebut terkena rasionalisasi. Kata dia, anggaran itu terserap untuk kegiatan dan bonus yang ikut MTQ di Provinsi Banten.

“Ya sebagian anggaran defisit, makanya yang penting anggarannya ada untuk pelaksanaan dan yang penting kita bisa mengikuti tingkat Provinsi dengan membawa prestasi,” kata Ferry saat ditemui usia mengikuti Paripurna di DPRD, Rabu (31/10/2018).

Menurutnya, kegiatan MTQ yang bakal dilaksanakannya itu dikemas sederhana sesuai anggaran yang ada. Bahkan dalam pernyataannya, Ferry enggan memaksakan MTQ tahun ini harus dikemas semeriah mungkin seperti yang sudah-sudah.

“Buat apa meriah-meriah, yang penting kegiatan itu bisa dilaksanakan,” katanya.

“Buat apa memaksakan menambah anggaran, masih ada yang prioritas seperti untuk jalan dan paving blok. Jadi begini, disesuaikan anggaran lah, kan ada program prioritas yakni Infrastruktur yang mesti dilaksanakan,” tegasnya.

Sementara, Bupati Pandeglang, Irna Narulita menyatakan tidak ada anggarannya karena ada rasionalisasi.

“Enggak ada duitnya kemarin, karena ada rasionalisasi dari BPKD (Badan Pengelolaan Keuangan Daerah). Ya seada-adanya, yang hemat akan tetapi harus berjalan. Karena nanti kita harus berangkat ke Provinsi,” kata Irna.**Baca Juga: Duh, MTQ Tingkat Kabupaten Pandeglang Minim Anggaran.

Walaupun anggarannya minim, dia mengklaim tidak bakal menganggu kelancaran kegiatan tersebut. Karena kata dia, anggarannya bakal dihemat-hemat. Ditambahkannya, ia bakal mencari sponsor untuk kegiatan tersebut.

“Tidak masalah walau pawai ta’aruf tidak dilaksanakan, nanti nuasanya itu bakal gaungnya di dalam (di acara langsung). Bukannya kami tidak cinta membumingkan Al-quran, kan nanti kami gaungkan lewat radio, media dan medsos,” paparnya.(aep)




Duh, MTQ Tingkat Kabupaten Pandeglang Minim Anggaran

Kabar6-Lantaran minim anggaran, pawai ta’aruf dan dua cabang musabaqah yakni Musabaqah Makalah Al-quran (MMQ) dan Tahfidz ditiadakan dalam perhelatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kabupaten Pandeglang tahun 2018.

MTQ itu rencananya bakal digelar Pemkab Pandeglang melaui Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Pandeglang di Kecamatan Kaduhejo 26-28 Nopember 2018 mendatang.

“Hal itu terjadi karena terkendala anggaran yang sangat terbatas, untuk besarannya anggrannya itu Rp500 juta. Sumbernya bukan dari hibah, akan tetapi diambil dari anggaran kegiatan di bagian Kesra (Kesejahteraan Masyarakat),” kata Ketua II LPTQ Pandeglang, Abdul Gaffar belum lama ini.

Menurut yang menjabat Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Pandeglang ini, anggaran untuk kegiatan MTQ tidak mencapai sampai Rp1 miliar itu dikarenakan akibat adanya rasionalisasi anggaran. Bahkan kata dia, rasionalisasi itu bukan hanya terjadi di bagian Kesra saja akan tetapi di seluruh Organisasi Prangkat Daerah (OPD).

“Hanya ada penampilan depile dari masing-masing kafilah atau Kecamatan. Paling nanti tahun depan semua cabang lomba dan lainnya diadakan,” imbuhnya.**Baca Juga: Sandiaga Uno Dukung Peluncuran Mobil Esemka.

Kepala Bagian Kesra pada Sekretariat Daerah (Setda) Pandeglang, Samsudin membenarkan, untuk anggaran MTQ hanya sebesar Rp500 juta. Makanya kata dia, atas minimnya anggaran itu Kecamatan Kaduhejo dijadikan tuan rumah, karena melihat fasilitas yang ada di Kaduhejo.

“Iya anggaran sangat minim, makanya pada pelaksanaan ini kami harus mengefesiensinya. Saat ini anggarannya belum turun, karena kami masih nunggu APBD Perubahan disahkan. Tapi persiapan sudah maksimal, dan kami juga sudah menyebarkan informasi ini ke tiap-tiap kecamatan,” katanya.(aep)




Ada Korban Isu Penculikan Anak, Begini Kata Kapolres Pandeglang

Kabar6-Isu penculikan anak menimbulkan keresahan di masyarakat. Isu ini bisa saja mengakibatkan banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban salah tangkap dan amuk massa. Terutama orang yang memiliki kelainan jiwa.

Fenomena itu terjadi di Jalan Raya Pandeglang Serang Kilometer 1 tepatnya di Curug Sawer, Kelurahan Pandeglang dihalaman Bank Banten Cabang Pandeglang, Kamis (1/11/2018) pagi sekitar pukul 08: 00 WIB.

Parahnya, foto serta potongan video penangkapan seorang pria yang diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menyebar di grup Whatshapp dan Facebook yang diisukan sebagai pelaku penculik anak.

Menanggapi isu tersebut Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono mengaku, anggotanya telah mengamankan seorang pria dalam keadaan luka lecet pada pelipis wajah dan adanya bercak darah yang sudah kering, yang meresahkan warga dan menjadi perhatian pengunjung bank.

“Karena dianggap meresahkan dan mengganggu pengunjung Bank Banten maupun perhatian masyarakat yang melintas di sekitar Bank Banten. ODGJ tersebut diisukan sebagai penculik anak yang saat ini yang saat ini sedang viral di masyarakat,” terang Indra.

Untuk mastikan luka lecet pada wajah dan bekas darah yang telah kering pada lelaki yang diketahui bernama Ruja’i warga Pasir Angin, Kelurahan Pager Batu, Kecamatan Majasari, Jajaran Polsek Kota Pandeglang dilakukan pemeriksaan di Klinik Bougenvil Ciekek Pandeglang.

“Ketika dilakukan pemeriksaan oleh perawat Klinik Bougenvil Ruja’i marah-marah dan berbicara tidak jelas (Melantur),”ungkapnya.

Akhirnya, petugas langsung menghubungi pihak keluarga, berdasarkan keterangan keluarga, Ruja’i mengidap penyakit epilepsi yang dideritanya sejak kecil yang juga mengalami depresi yang menyebabkan dirinya kadang sadar dan kadang tidak sadar.

Ia juga meninggalkan rumah sejak kemarin untuk mencari istrinya yang keluar rumah karena takut kepada Ruja’i ketika ia tengah kumat.

“Namum setelah meninggalkan rumah saudara Rujai tidak kembali lagi dan pihak keluarga mengetahui pada hari Kamis tanggal 01 November 2018 bahwa telah diamankan di Polsek Kota Pandeglang,”ujarnya.

Dengan demikian, Indra menegaskan, yang bersangkutan bukanlah penculik anak yang telah viral di masyarakat.

“Untuk itu saya mengimbau kepada masyarakat Pandeglang, jangan mudah terprovokasi dengan isu Hoax terkait penculikan anak,” tegasnya.**Baca Juga: Tanah Longsor, Akses Jalan Warga di Serpong Terputus.

Pasalnya, sampai saat ini diwilayah hukum Polres Pandeglang belum pernah ada Kejadian Penculikan anak namun demikian masyarakat pandeglang tetap harus waspada.

“Apabila ada hal hal yang mencurigakan agar segera melaporkan kepada pihak kepolisian dan mengimbau agar masyarakat kabupaten Pandeglang tetap tenang dan tidak main hakim sendiri,” tutup Indra.(aep)




Manisnya Budidaya Madu Trigona di Pandeglang

kabar6.com

Kabar6-Budidaya madu trigona, madu yang berasal dari lebah teuwel atau lebah tanpa sengat ini mampu di ternakkan. Bakhan menjadi salah satu sumber mata pencarian warga untuk meningkatkan perkerkonomian keluarga.

Hal itulah yang ditekuni Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nurul Fikri di Kecamatan Cikedal, yang sudah 4 tahun menekuni budidaya tersebut. Dan, sejak 4 tahun terakhir telah banyak menghasilkan madu dan telah di pasarkan ke beberapa daerah di Provinsi Banten hingga Jawa Barat.

Pengembangan budidaya lebah teuweul tersebut dilakukan secara tradisional. Lebah tersebut hanya buatkan sarang dari bahan kayu dibuat kotak dan bambu, tidak menggunalan alat yang canggih.

Pendiri PKBM Nurul Fitri, Kecamatan Cikedal Fikri menerangkan, semula hanya terdiri dari belasan sarang atau kotak lebah tersebut, dan kini sudah berkembang menjadi 500 kotak.

“Sekarang sudah ada 500 kotak, baik dari kayu dan pohon bambu. Namun rencananya saya akan mengembangkan hingga lebih banyak lagi,” ungkapnya, Kamis (1/11/2018)

Sejauh ini usaha pengembangan budidaya lebah teuweul sudah menghasilkan madu yang cukup banyak. Bahkan sudah dipasarkan ke beberapa daerah di Provinsi Banten.

Ia juga melihat, potensi madu dari lebah teuweul tersebut sangat besar dan bisa menghasilkan nilai ekonomi yang besar pula. Karena harga jual madu teuweul cukup tinggi.

“Karena potensi pasar yang sangat besar, membuat budidaya ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar pula,” katanya.

Minimnya budidaya lebah teuweul di Pandeglang, sehingga madu dari lebah ini juga bisa dibilang masih sulit didapat oleh konsumen, maka dari itu, meskipun proses pengembangan budidaya ini lambat, namun ia tetap menekuninya hingga saat ini.

“Dalam kurun satu putaran musim panen yang berjangka waktu tiga bulan dari 500 kotak, bisa diperoleh hingga puluhan liter madu, dan kalau dijual seluruhnya, bisa menghasilkan omzet jutaan rupiah. Sebab untuk harga jula per botol kecil bisa mencapai Rp100 ribu,” ujarnya.

Lutfi juga meyakini, bisnis budidaya lebah teuweul di masa depan semakin menjanjikan. Alasannya, sampai saat ini belum banyak peternak atau pembudidaya lebah yang serius menggarap sentra budidaya lebah tersebut, karena cara pembibitan yang dianggap sulit.

“Untuk mendapatkan benih lebah ini, kami harus menyisir ke dalam hutan atau ladang. Meskipun begitu, saya terus memiliki semangat yang tinggi kalau usaha budidaya lebah ini akan berkembang baik,” tuturnya.

Madu teuweul ini, tambah Lutfi, memiliki kadar protein dan vitamin C tinggi dan memiliki hasiat yang sangat besar, karena dengan mengkonsumsi madu teuwel ini membuat tubuh sehat.

Rerencana akan memberikan pelatihan cara melakukan budidaya lebah teuweul tersebut kepada para peserta didik di lingkungan PKBM Nurul Fitri.**Baca juga: Ke Cikupa, Sandiaga Dihadiahi Sorban Dan Dompet Kulit.

“Nanti saya juga akan memberikan pelatihan, bagai mana cara mengembangkan budidaya lebah ini dengan baik,” pungkasnya.(Aep)




Polres Pandeglang Tetapkan AA Sebagai Tersangka Kasus Ujaran Kebencian

kabar6.com

Kabar6-Polisi menetapkan AA sebagai tersangka kasus unjaran kebenciaan melalui media sosial.

Ia terbukti menyebarkan ujaran yang menimbulkan kebencian, bukan melalui akun Facebook pribadinya, melainkan ia membajak akun facebook rekanya dengan nama akun Galuh Alrizky Setiawan.

“Pelaku merasa kerapkali dibohongi ditambah persaiangan usaha. Akhirnya dia bikin status seakan-alan itu Galuh yang menulis,” ujar Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutrianto Amstono, Selasa (30/10/2018).

Menurutnya, unggahan status yang mengandung keresahan bukan hanya satu, namun ada beberapa yang bahkan diantaranya merendahkan Tuhan. Meski begitu, polisi belum menemukan adanya motif penistaan agama.

Akibat perbuatannya tersebut, pelaku kini harus mendekam di balik jeruji. Pelaku dikenakan Pasal 45 ayat 2 UU ITE Nomor 11 Tahun 2008, dengan ancaman hukuman paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp1 miliar.

Sementara itu, pelaku membenarkan bila perbuatan itu dilakukannya dengan alasan sakit hati. Tulisan distatus itu diunggah, agar masyarakat mengira bahwa itu adalah perbuatan rekannya alias Galuh.

“Saya bikin status seperti itu karena supaya Galuh dibenci sama orang, biar kebalas sakit hati saya,” ujarnya.

Adapun pemilik akun, Galuh mengaku tidak menyangka rekan kerjanya akan melakukan perbuatan seperti itu. Sehingga ia menuturkan, sempat mengalami ancaman dari masyarakat tidak hanya dari wilayah Pandeglang, namun juga dari daerah lain.

“Bahkan sampai saat ini ancaman itu masih ada,” tuturnya.

Sebelumnya, unggahan ujaran kebencian tersebut muncul pada Rabu (24/10/2018). Mulanya melalui akun facebook Galuh menantang pihak kepolisian. Tak lama setelah ujaran itu diunggah, pelaku juga menghina Allah SWT dan Nabi Muhammad.

Setelah banyak mendapat kecaman dari ratusan komentar, postingan tersebut dihapus. Namun status yang menghina Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW itu telanjur di-capture warganet. Akhirnya Galuh diamankan pada Rabu (25/10/2018) malam.

Kini Galuh berharap masyarakat tidak lagi menuduhnya sebagai penyebar ujaran kebencian dan dapat memulihkan nama baiknya lantaran status itu bukanlah perbuatannya.**Baca juga: Doakan Korban Lion Air, Polresta Tangerang Gelar Salat Gaib.

“Saya tidak ada dendam karena saat ini sudah ditangani polisi. Tetapi saya berharap nama baik saya dipulihkan lagi, karena itu bukan saya yang buat,” ucapnya.(Aep)




Gandeng Ponpes, Muslimat NU Optimis Optimalisasi Germas Terealisasi

kabar6.com

Kabar6-Seluruh unsur memiliki peran penting untuk mewujudkan kondisi lingkungan yang sehat. Tak terkecuali Pondok Pesantren (Ponpes) sebagai yang berperan mencetak generasi yang nantinya diharapkan memberikan contoh kepada masyarakat.

“Keikutsertaan pondok pesantren dengan santrinya untuk ikut mengoptimalisasi Germas diharapan masyarakat yang terlibat jadi merata,” kata Ketua tim penanggungjawab program Germas Pimpinan Pusat Mulsimat NU Erna Yulia Soefihara usai acara Optimalisasi Germas Pondok Pesantren Muslimat NU di Pandeglang, Jumat (26/10/2018).

Menurutnya, mobilisasi Germas yang melibatkan para santri di kota yang dipimpin Irna Narulita dan Tanto Warsono Arban dengan julukan “Kota Santri” tersebut memiliki jumlah Pondok Pesantren yang cukup banyak, diharapkan dapat berprilaku sehat sesuai 7 isu Germas yang diangkat Muslimat NU bisa terealisasi.

“Kesehatan lingkungan pondok pesantren, imagenya tanda kutip. Kalau gak mondok itu pasti gatelan. Kedepan image itu hilang karena pondok pesantren bersih, jambannya bagus, serta pola hidupnya sehat,” katanya.

Kegiatan optimalisasi Germas ini merupakan kerjasama antara PP Muslimat NU dengan Kementerian Kesehatan yang mengangkat 7 isu Germas, diantaranya, melakukan kegiatan fisik, budaya konsumsi buah dan sayur, pemeriksaan kesehatan secara berkala, tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, menggunakan jamban yang sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.

Hal yang sama juga disampaikan Pengarah program dari Promkes Kementrian Kesehatan Ismoyowati. Menurutnya, santri harus menjadi agen perubahan bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya dalam menciptakan lingkungan sehat.

“Karena disini itu mayoritas pesantren,artinya kalau Pondok Pesantren yang bersih, anaknya sehat dan berprestasi, jadi kan citra pondok pesantren jadi meningkat, brand emage positif ini akan berpengaruh pada percepatan pola hidup sehat di masyakarat,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Setiani mengatakan, Optimalisai Germas di Pandeglang bakal terus dilakukan Pemkab Pandeglang dengan Muslimat NU kedepan, Tak hanya dengan Pondok Pesantren, lingkungan masyarakat pun akan terus digerakkan.**Baca juga: Mulai 2020 Sampah Tangsel Dibuang ke TPPAS Nambo.

“Kita ada rencana dengan Muslimat NU untuk menggalakan dan secara masuk untuk mengkampanyekan Germas, tak hanya pondok pesantren juga disekitar pondok pesantren potensinya sangat besar, karena pesantren di Pandeglang sangat banyak,” ungkpanya.(Aep)




PKL dan Parkir Liar di Pasar Pandeglang Ditertibkan

Kabar6-Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban hal yang diinginkan oleh semua daerah agar wilayahnya tertata rapih. Demi tegaknya Peraturan Daerah (Perda) Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban (K3) Sekda Pandeglang Pery Hasanudin turun langsung ke Pasar Tradisional Pandeglang tertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan parkir liar.

Penertiban PKL diatur dalam Perda K3 pasal (8) ayat (2) yang berbunyi “Setiap orang dilarang untuk berjualan pada trotoar, badan jalan, jalur hijau, dan taman umum, terkecuali pada tempat-tempat yang khusus disediakan bagi pedagang untuk berjualan”.

Pasalnya, di trotoar dan badan jalan sepanjang Jalan Jendral Ahmad Yani kerap dijadikan berjualan oleh Pedagang Kaki lima (PKL),

“Kita punya Perda K3 bahwa seseorang tidak boleh berjualan di trotoar dan badan jalan. Memang ini sulit, namun tetap harus kita tegakan, oleh sebab itu relokasi harus menjadi pembahasan serius,” kata Pery saat Inspeksi Mendadak (Sidak) di Pasar Pandeglang, Jumat (26/10/2018).

Menurut Sekda, agar tidak terjadi lagi hal demikian memang harus ada pengawasan oleh pihak yang terkait seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

“Tadi sampaikan bahwa disini (pasar) harus ada pengawasan, jika itu tidak ada akan terulang kembali,” ungkap Pery.

Terlepas dari PKL, dikatakan Pery, parkir liar juga kerap mengganggu kelancaran para penguna jalan.

“Memang untuk parkir tidak masuk kedalam Perda K3, tapi ini tetap harus ditegakan demi lancarnya lalu lintas dan pemakai jalan terasa nyaman,” pungkasnya.

“Di bahu jalan ada garis putih sebagai batas untuk parkir kendaraan, jika pengendara tidak mau mematuhinya harus ditertibkan secara paksa,” tegasnya.

Kasi Pembinaan dan Penyuluhuan Sat-Pol PP Agus Mulyana mengatakan penertiban ini sudah kami lakukan dari mulai tiga hari yang lalu. Oleh sebab itu mereka (PKL) diberi waktu 3×24 jam hingga 7×24 jam.

“Dari kemarin sudah kita tertibkan, sejauh ini tidak ada yang melanggar. Namun biasanya, kalau kita beranjak mereka turun lagi. Maka dari itu solusinya akan ada petugas yang monitor,” kata Agus

Adi Wahyudi Kasi Perparkiran pada Dinas Perhubungan mengatakan, diakui memang sering ada mobil yang parkir diluar garis putih yang sudah dibuat. Hal ini tentu sangat mengganggu bahkan menghambat laju kendaraan.

“Makanya sudah beberapa bulan ini kita sudah menempatkan petugas sehingga yang parkir tidak keluar dari batas, dengan begitu jalan ini bisa dipakai dua jalur. Walaupun ditarget PAD jangan sampai menghambat pengguna jalan,” katanya.

Masih kata Adi, jika memang masih banyak saja yang melanggar, tidak menutup kemungkinan akan dibawa paksa.**Baca Juga: Ulama Dan Kyai di Banten. HTI Rongorong Keutuhan NKRI.

“Jika semua mendukung demi ketertiban bisa saja kami lakukan, namun sampai saat ini kita blm punya kendaraan derek, ” ujarnya.(aep)




Angka Stunting di Indonesia Tergolong Tinggi di Asia Tenggara

Kabar6-Stunting (gagal tumbuh) telah menjadi masalah serius yang tengah dihadapi Indonesia. Bahkan Indonesia menempati di posisi pertama di Asia Tenggara.

Pemerintah getol melakukan berbagai program pengentasan stunting terutama di daerah, salah satunya di Kota Serang.

“Anak stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara,” ungkap Pengarah Program Promkes Kemenkes Ismoyowati saat menyampaikan sambutan di acara Mobilasi Pencegahan Stunting di Majlis Taklim Muslimat NU di Kota Serang, Kamis (25/10/2018).

Menurutnya, satu dari tiga anak berusia di bawah lima tahun mengalami stunting, dikarenakan kekurangan gizi pada 1.000 hari kehidupan, atau dimulai dari kehamilan hingga berusia dua tahun.

“Anak yang stunting katakan lah gagal tumbuh, akan menghambat kognitif atau intelektual dan motorik anak pada usia produktif. Nanti pada usia 20 tahun mendatang itu 20 persen berpenghasilan lebih rendah dari pada anak yang tumbuh optimal, kasihan kan, dan beresiko membawa penyakit menular,” ujarnya.

Penurunan angka stunting, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi harus dilakukan oleh seluruh komponen bangsa untuk menyadarkan masyarakat agar berprilaku hidup sehat dengan mengkonsumsi gizi seimbang.

Dalam kesempatan itu, hampir 80 jemaah dari majlis taklim Muslimat NU yang ada di Kota Serang diberikan pemahaman dalam pencegahan stunting dan mengikuti lomba menu sehat agar nantinya dapat dipraktekan di rumahnya masing-masing.

Wanita yang akrab disapa Ismo ini, mengharapkan para jemaah Muslimat NU menjadi agen perubahan maayarakat. Pasalnya misi Muslimat NU memiliki kesamaan dengan pemerintah di bidang kesehatan

“Majlis taklim kader-kader NU yang nanti menjadi agen pembaharu untuk masyrakat berprilaku sehat dalam pencegahan stunting,” terangnya.

Pemerintah Kota Serang sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena merasa terbantu. Kedepan dibawah kepemimpanan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Syafrudin-Subadri yang sebentar lagi di lantik, lebih memprioritaskan di bidang kesehatan.

“Pasti ada kebijakan , karena kesehatan menjadi prioritas pertama, apalagi wali kota terpilih ini, (visi misi) kesehatan dan pendidikan,” ungkap Staf Ahli Bidang Pembangunan Pemkot Serang Akhman Sarjito.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Serang Anah Ruhanan, penenganan masalah stunting dimulai dari penyuluhan, pemberian makanan tambahan yang dipusatkan di klink gizi, dapur gizi, panti gizi dan pos gizi yang digelar di setiap UPT Puskemas.

Namun pihaknya belum bisa menyebutkan berapa anak yang terkena stunting, karena Dinkes tengah mengolah data terbaru, kemingkinan baru sekitar bulan November akan dirilis.**Baca Juga: Wabub Pandeglang Hadiri Sosialisasi Penambahan Modal BJB.

“Kita masih pengolahan data, karena masih ada pemantauan gizi, teman-teman kami di seksi gizi tengah mengolah data, jadi kami belum berapa mengekspos. Nanti bulan depan setelah angka itu fix kita sampaikan,” paparnya.(aep)




Wabup Pandeglang Hadiri Sosialisasi Penambahan Modal BJB

Kabar6-Wakil Bupati (Wabup) Pandeglang Tanto Warsono Arban didampingi Kepala BPKD Ramadani hadiri Sosialisasi penambahan modal Bank Jawa Barat (BJB) tanpa hak memesan efek terlebih dahulu yang diselenggarakan di Kantor Pusat BJB, Naripan Bandung, Rabu (24/10/2018).

Tanto mengatakan penyertaan modal bagi Pemerintah daerah sangat penting sekali karena devidennya cukup besar, apalagi Kabupaten Pandeglang masih sebagai predikat tertinggal di Provinsi Banten, sehingga butuh banyak sumber pendapatan dalam rangka pelaksanaan pembangunan.

“Untuk saat ini juga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Pandeglang belum mampu menghasilkan pendapatan yang signifikan. Oleh karena itu pihaknya berharap penambahan modal BJB pada tahun ini bisa dieksekusi,” ungkap Tanto dalam keterangan tertulisnya.**Baca Juga: Dituduh Curi Ternak, Pria Ini Dihakimi Warga di Panongan.

Dalam kesempatan yang sama Kepala BPKD Ramadani mengatakan secara prinsip Pemkab Pandeglang sudah siap karena sudah dianggarkan, tinggal eksekusi. Ia mengungkapkan secara administrasi kita sudah siapkan jauh-jauh hari, karena terkait hal ini ada batasan waktu penyetoran yaitu tanggal 17-26 desember 2018 tapi secara prinsip kita siap.

“Mudah-mudahan harga pasar sesuai dengan RUPS jadi kita bisa langsung eksekusi,” terangnya.(aep)