1

PLN Induk Distribusi Banten Lakukan Perbaikan Gardu Pasca Tsunami

Kabar6-Pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Banten melakukan percepatan perbaikan terhadap puluhan gardu yang terdampak tsunami di wilayah pesisir Banten, Sabtu, (22/12/2018) malam lalu.

Data yang dihimpun pihak PLN Distribusi Banten, sebanyak 92 gardu yang terdampak dimana, 76 gardu di wilayah Panimbang dan Carita, Pandeglang, Banten hingga saat ini masih dalam kondisi padam akibat terjangan dahsyat tsunami.

Manager Komunikasi PT PLN Unit Induk Distribusi Banten, Eman mengatakan, sejauh ini wilayah terparah akan terjangan Tsunami Selat Sunda tersebut terjadi di wilayah Pandeglang yang menyebabkan, wilayah tersebut padam atau kesulitan aliran listrik.

“Kami akan upayakan secepatnya agar wilayah tersebut dapat segera teraliri oleh listrik. Tim kami juga sedang diterjunkan untuk proses pemulihan,” katanya, Senin, (24/12/2018).**Baca Juga: Tsunami, Akses Jalan Menuju Ujung Kulon Terisolir.

Sebanyak 65 personel diturunkan untuk pemulihan kedua lokasi terparah tersebut. Sementara, dari jumlah tersebut terdapat 16 gardu yang sudah mengalami kondisi pulih yakni, di wilayah wisata dan Labuan Kota, Pandeglang, Banten.

“Kami harap, personel kami bisa secepatnya melakukan pemulihan. Sementara, bantuan lainnya untuk para korban di lokasi kami terjunkan alat berat sebagai kendaraan evakuasi,” ungkapnya. (Vee)




Basarnas Temukan 9 Jenazah di Tanjung Lesung

Kabar6-Basarnas terus melakukan pencarian korban di balik reruntuhan Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten, sembari berharap ditemukannya korban selamat, seperti di Kecamatan Carita.

Hari kedua pencarian, mereka telah menemukan sembilan jenazah, yang sudah dimasukkan ke dalam kantung.

“(Korban meninggal ditemukan) Tersebar di beberapa pantai. Ada yang di dekat hotel, ada juga di kawasan pantai yang lain,” kata Indra, salah satu relawan Basarnas, Senin (24/12/2018).

Korban meninggal kemudian dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang, untuk segera dilakukan identifikasi.**Baca Juga: Jasad 2 Anak dan Ibu Korban Tsunami Pandeglang Dimakamkan di Ciputat

Para relawan terus melakukan pencarian di tumpukkan pepohonan hingga material bangunan, karena diperkirakan masih ada korban tewas maupun selamat.

“Kemungkinan korban yang tertimpa pohon masih ada. Sebagian kami temukan nyangkut di bibir pantai,” ujarnya.(dhi)




Penyaluran Bantuan Korban Tsunami Selat Sunda Lalui Jalur Laut

Kabar6-Enam unit kapal milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyalurkan bantuan logistik bantuan untuk korban Tsunami di pulau-pulau kecil yang ada di perairan Selat Sunda.

“Kami hanya membawa (bantuan) ke lokasi yang dituju, untuk penyampaiannya (penyaluran bantuan) di sana itu ada tim khusus,” kata Kapten Sugiyo, nahkoda KN Adem, saat ditemui di Pelabuhan Indah Kiyat, Kota Cilegon, Banten, sesaat sebelum berangkat menyalurkan bantuan, Senin (24/12/2018).

Bantuan makanan cepat saji, air minum hingga peralatan medis, disalurkan melalui jalur laut untuk menjangkau pulau-pulau kecil dan pesisir pantai di Ujung Kulon, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“(Penyaluran bantuan) melalui jalur laut untuk memberikan kemudahan dan efisiensi,” jelasnya.**Baca Juga: Tiga Kapal Perang TNI AL Bantu Evakuasi Korban Tsunami Di Pulau.

Kapal KN Edam akan beroperasi hingga kondisi korban Tsunami kembali normal, dan seluruh korban telah tertangani dengan baik.

“Juga membawa logistik yang sudah terkumpul di KSOP Banten. Semua kapal yang terkumpul di Banten ada enam unit, semua sudah beroperasi,” kata Herwanto, Kepala KSOP Banten, Senin (24/12/2018).

KN Adem sekaligus memetakan lokasi bencana di pulau perairan Selat Sunda, seberapa patah kondisinya dan mengetahui bantuan apa yang diperlukan oleh para korban.

“Sampai perintah pimpinan selesai, kita selesai. Sebelum ada perintah (selesai) kita jalan terus,” ujarnya.(dhi)




Tiga Kapal Perang TNI AL Bantu Evakuasi Korban Tsunami di Selat Sunda

Kabar6-Tiga kapal perang milik TNI AL, KRI Teluk Cirebon-543, KRI Torani-860 dan Kal Sanca, bantu korban Tsunami Selat Sunda di Pesisir Banten.

“Serta menerjunkan satu Peleton Prajurit dari Lanal Banten, untuk bantu proses evakuasi dan pencarian para korban,” kata Laksamana Muda TNI Yudo Margono, Pangkoarmada I, Senin (24/12/2018).

Lalu Pangkalan TNI AL (Lanal) Banten, menurunkan kapal patrolinya untuk mengevakuasi korban Tsunami Selatan Sunda, di Pulau Sangiang dan pulau lainnya di perairan Banten.

Ada juga mobil ambulance, untuk proses evakuasi korban ke rumah sakit atau puskesmas terdekat, agar segera diberi pertolongan.**Baca Juga: Begini Pengakuan Korban Selamat Tsunami Selat Sunda di Pandeglang.

Hingga kini, TNI AL bersama Polairud, Basarnas, dan tim relawan lainnya, masih terus melakukan evakuasi korban di pulau-pulau terdampak tsunami di Selat Sunda. Serta melakukan pencarian korban di tengah laut.

“Para korban dari Pulau Sangiang dievakuasi menggunakan kapal patroli Lanal Banten, untuk segera dirujuk ke RSUD Kota Cilegon guna mendapatkan penanganan lebih lanjut,” kata Kolonel Laut (P) Baroyo Eko Basuki, Komandan Lanal Banten.(dhi)




Begini Pengakuan Korban Selamat Tsunami Selat Sunda di Pandeglang

Kabar6-Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang masuk ke daerah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ikut menjadi korban Tsunami Selat Sunda.

Warga mengaku mendengar suara gemuruh yang begitu kencang, sebelum gelombang Tsunami menghantam daerah pesisir mereka.

“Kita denger suara gemuruh kaya pesawat mau jatuh, kenceng banget, jadi enggak kepikiran bawa apa-apa lagi,” kata Yeni, salah satu warga Kecamatan Sumur, saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Senin (24/12/2018).

Kini, dia bersama keluarga dan korban Tsunami lainnya, membutuhkan bantuan makanan, pakaian hingga pempers.**Baca Juga: Pemkab Tangerang Kirim Tim Bantu Evakuasi Korban Tsunami Selat Sunda.

“Belum ada yang ngasih bantuan, kita butuh baju, pempers, makanan. Di pesisir, rumah rata,” ujarnya.

Wanita yang akrab disapa Teh Yeni ini, mengungsi ke rumah keluarganya, yang berjarak sekitar lima kilometer dari rumah pribadinya yang telah hancur di Pesisir Pantai Sumur.

“Ya Allah hancur, rumah pada hancur, rumah teteh juga hancur, ketinggian air 10 meter. Banyak yang meninggal,” ujarnya sambil terisak.(dhi)




Diterjang Tsunami, Begini Kondisi Jalur dari Pantai Karang Bolong Hingga Carita

Kabar6-Relawan dan petugas medis yang melakukan pengobatan dan identifikasi membutuhkan lebih banyak ambulance dan mobil jenazah, untuk mengevakuasi para korban di wilayah Carita, Kabupaten Pandeglang.

Kondisi jalur darat, mulai dari Pantai Karang Bolong, menuju Carita, tertutup material lumpur, pasir pantai, pohon tumbang hingga karang yang terangkat ke daratan.

Kondisi jalur Carita Pandeglang.(dhi)

Kabel, tiang listrik, kerikil dan kayu menutupi jalanan. Bagi kendaraan roda dua, harus berhati-hati, lantaran licin. Untuk kendaraan roda empat atau lebih, harus cerdik bermanuver dan lebih bersabar, karena harus menghindari berbagai material Tsunami di jalanan.

“Ini kan sebenernya langsung diidentifikasi semua, kendalanya itu kurang mobil jenazah,” kata Ratno, tenaga medis dari Dokes Polda Banten, saat ditemui di Puskesmas Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018).

Hingga sore tadi setidaknya, ada 66 kantong jenazah di Puskesmas Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“Satu belum (terindentifikasi), yang 65 sudah semua (terindentifikasi). (Korban) Dari luar sih banyak, dari Tangerang, Bogor, Jakarta, wisatawan,” terangnya.

Korban meninggal banyak ditemukan di penginapan Mutiara Cottage, Lagondi dan Stephani hotel. Lantaran tiga lokasi penginapan itu hancur total, terkena terjangan Tsunami, pada Sabtu kemarin, 22 Desember 2018.

Seleuruh korban jiwa di Kecamatan Carita, akan di identifikasi awal di Puskesmas Carita. Kemudian dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang. Jika belum juga di ambil keluarga, maka akan disimpan di RSUD Serang.

“Karena di sana (RSUD Serang) ada kulkas (tempat pengawetan jenazah). Mereka di sana (RSUD Berkah Pandeglang) enggak ada kulkas. Korban yang udah ada mengakui, dibawa langsung,” ujarnya.(dhi)




Basarnas: 56 Orang Meninggal Akibat Tsunami di Pandeglang

kabar6.com

Kabar6.com- Puluhan mayat korban yang didugan tsunami berjejer di halaman Puskesmas Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Minggu (23/12/2018). Basarnas menyebutkan pihaknya telah mengevakuasi sebanyak 56 orang meninggal dunia yang dibawa ke Puskesmas Carita akibat gelombang tinggi.

“Tim sar Gabungan telah mengevakuasi sebanyak 56 korban jiwa,” kata Kepala Kantor Basarnas Banten Zaenal, Kamis (20/12/2018).
di Puskesmas Carita.

Dari puluhan korban itu bercampur baik wisatawan dan juga warga sekitar. Zaenal mengatakan, korban meninggal tidak menutup kemungkinan masih ada di lokasi yang terdampak tsunami. Dari peristiwa yang diduga tsunami, Zaenal mengatakan, paling parah terjadi di Pantai Carita.**Baca juga: Tsunami di Selat Sunda, 20 Orang Meninggal Dunia.

“Untuk data sementara korban paling banyak ada di Kecamatan Carita, kalau di tanjung lesung dan Kecamatan Sumur belum terupdate dari saya. Tim dilapangan masih bekerja,” katanya.(Aep)




Gathering Kemenpora Jadi Korban Tsunami Banten, 1 Orang Hilang

Kabar6-Tsunami menyapu lokasi wisata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Sabtu 22 Desember 2018. Bahkan, satu orang masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian, sejak malam tadi.

“Saya enggak tahu nasibnya, anak saya satu belum ditemukan, atas nama Hafiz. Tapi yang satunya lagi selamat, Alhamdulilah, tadi sudah dibawa ke rumah sakit,” kata Edi Nurinda, Kepala Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan Nasional (PPITKON) Kemenpora, Minggu (23/12/2018).

Edi bercerita peristiwa nahas terjadi saat dia bersama rombingan Kemenpora menggelar gathering di Tanjung Lesung.**Baca Juga: 14 Orang Dikabarkan Tewas Akibat Gelombang Tinggi di Pandeglang.

Saat pembagian doorprize, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah laut yang kemudian menyapu seluruh lokasi di acara gathering Kemenpora itu.

“Tiba-tiba ada suara gemuruh ombak dan kita lari untuk menyelamatkan diri masing-masing. Kita rombongan sebanyak 62 orang,” jelasnya.(dhi)




14 Orang Dikabarkan Tewas Akibat Gelombang Tinggi di Pandeglang

Kabar6-Sebanyak 14 orang dikabarkan meninggal dunia akibat gelombang tinggi di pesisir pantai di Kabupaten Pandeglang, Sabtu (22/12/2018) sekitar 21.27 WIB. Selain itu akibat bencana tersebut juga merendam jalanan dan merusak bangunan.

Saat ini, Minggu (23/12/2018) pukul 02.18 WIB berdasarkan informasi yang dihimpun petugas kesehatan maupun BPBD dan juga Balawista masih di lokasi sepanjang pantai.

Data korban sementara bencana alam rob air laut pesisir pantai wilayah hukum Polres Pandeglang sebagai berikut:

1. Kecamatan Carita
Meninggal: enam orang
Luka-luka: 50 orang
Materi :
Rumah: 15 rusak berat
Hotel: delapan Rusak berat
Kendaraan: Roda empat: Lima unit
Roda Dua: 15 Unit

2. Kecamatan Panimbang
Meninggal: Empat orang
Luka-luka: 40 orang.
Rumah: 15 rusak berat
Hotel: satu rusak berat
Kendaraan: Roda Empat : Dua unit
Roda Dua: Delapan unit

3. Kecamatan Sumur
Meninggal: Empat orang
Luka – luka: 60 orang
Rumah: 13 rusak berat
Kendaraan: Roda empat: Tiga unit
Roda dua: 15 Unit.(aep)




Diterjang Gelombang Pasang, Jalur Carita-Anyer Terputus

Kabar6-Ketua Balawista Provinsi Banten Ade Ervin mengatakan Jalur Carita-Anyer tepatnya di Desa Sukarame, Kecamatan Carita terputus dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun empat pasca diterjang gelombang pasang yang menerjang wilayah pesisir pantai, Sabtu (22/12/2018) sekitar 21:26 WIB.

“Tepatnya di jalur Carita-Anyer, di desa Sukarame terputus, dan tidak bisa di lalui kendaraan roda empat,” ungkap Ade.

Ade berharap Gubernur dan Bupati Pandeglang segera menurunkan alat berat untuk membuka jalur tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Bupati Pandeglang Irna Narulita telah meninaju ke lokasi. Kabar6.com masih berupaya mengkonfirmasi soal ada atau tidaknya korban jiwa akibat bencana alam tersebut.

Sebelumnya, Wilayah pesisir di Kabupaten Pandeglang diterjang gelombang (yang disebutkan sebelumnya banjir rob) tinggi, bahkan air laut menerjang permukiman warga. Belum diketahui adanya korban pasca gelombang pasangan akibat bulan purna tersebut.

Kepala BPBD Pandeglang Asep Rahmat menerangkan, akibat peristiwa tersebut banyak fasilitas wisata terjadi kerusakan, namum BPBD belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa.**Baca Juga: Diterjang Gelombang Pasang, BPBD Sebut Wilayah Carita Paling Parah.

“Kami belum mendapatkan laporan dari tim kami di lapangan belum adanya korban, belum mengapa korban secara resmi,” kata Asep, Sabtu (22/12/2018) malam sekitar pukul 23:30 WIB.(aep)