oleh

Cabut Rambut Dekat Area Intim, Pria AS Alami Mati Otak

image_pdfimage_print

Kabar6-Tragis benar nasib Steven Spinale (36). Pria di Amerika Serikat (AS) ini nyaris kehilangan nyawa gara-gara mengalami mati otak. Bagaimana musibah ini bisa terjadi?

Kondisi yang dialami pria ini, melansir Nypost, diduga terjadi karena Spinale mencoba mencabut rambut yang tumbuh di area selangkangannya, hingga menyebabkan dirinya mendadak sakit parah. Namun, banyak rumah sakit yang menolak untuk merawat Spinale karena dianggap mengada-ada. “Dia (Spinale) ditolak di banyak rumah sakit (yang mengira) dia mengada-ada. Dia muntah darah dan mereka masih mengirimnya pulang,” ungkap Michelle, saudara perempuan Spinale. “Keesokan harinya, adik saya harus menelepon 911 karena dia tidak bisa bernapas.”

Michelle mengatakan, selama satu bulan dokter belum bisa menemukan penyebab kondisi yang dialami Spinale, juga melihat adanya pendarahan internal dari suatu tempat.

“Hal yang mereka tahu hanyalah dia (Spinale) mengalami pendarahan internal entah dari mana,” tulis Michelle. “Kami tidak tahu bahwa itu akan menjadi kekhawatiran terkecil.”

Saat diperiksa lebih lanjut, dokter menemukan bahwa Spinale memiliki bakteri langka di aliran darahnya yang mematikan semua organ tubuh. Akibatnya, kondisi Spinale menurun drastis. “Dia terjangkit bakteri langka yang merusak seluruh tubuhnya dan mematikan semua organ tubuhnya,” jelas Michelle.

Bakteri tersebut membuat tubuh Spinale mengalami shock septik, yaitu saat tekanan darah turun ke tingkat yang sangat rendah setelah infeksi terjadi. Tubuh Spinale menyerah pada serangkaian masalah seiring berjalannya waktu.

Spinale tertular influenza A, tertular pneumonia di kedua paru-parunya, dan mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang membuat paru-parunya tidak dapat bekerja. “Dokter kemudian menemukan bahwa infeksi bakteri septik telah mencapai jantungnya dan ‘menghancurkannya’,” lanjut Michelle.

Namun, saat itu Spinale tidak bisa menjalani operasi karena kondisinya yang terlalu kritis. Sebagai pengobatan, Spinale diintubasi dan ditempatkan dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis.

Saat itu, dokter menyebut kesempatan hidup Spinale hanya empat persen. “Untuk membantu mengatasi ARDS, dia diikat ke rotobed, tempat tidur rumah sakit khusus yang dapat diputar, selama dua minggu, yang membuatnya terbalik ‘seperti ayam rotisserie’, kata Michelle.

Spinale menghabiskan 18 jam setiap hari dengan posisi telentang ke dada untuk mengurangi tekanan dari paru-parunya yang berisi cairan dan meningkatkan aliran oksigen.

Ia juga menjalani operasi jantung terbuka untuk memperbaiki kerusakan akibat sepsis, dan memasang saluran pembuangan ke dadanya untuk menghilangkan kelebihan cairan. Setelah koma selama sebulan dan menjalani beberapa perawatan, Spinale pulih tanpa kerusakan otak dan sedang dalam proses pemulihan.

Meskipun keluar dari rumah sakit dengan menggunakan kursi roda, Spinale kembali bisa berjalan pada akhir 2023.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email