oleh

Berseluncur di Medsos, Pahami Ilmu Jurnalistik

image_pdfimage_print

Kabar6-Media informasi terus berkembang ditengah-tengah masyarakat. Selain media cetak, elektronik televisi, radio, hingga portal berita, kini juga sudah bermunculan beragam media sosial (medsos). Seperti facebook, instagram, youtube hingga twitter.

Tak tanggung-tanggung, media sosial yang kini bermunculan justru memiliki jangkauan cukup luas dan tak terbatas.

Dan, bagi Anda yang rajin berbagi informasi lewat medsos, disarankan untuk lebih mendalami ilmu jurnalistik. **Baca juga: SBY Bilang Jokowi-JK Jiplak Kebijakannya.

Tujuannya agar masyarakat memahami batasan dalam informasi dan tidak terjebak dalam pasal-pasal dalam Undang-undang Informasi Transaksi Eletronik (ITE), yang mengusung sanksi pidana cukup berat. 

Demikian diungkap Ketua IJTI Banten H. Aimarani saat menjadi pembicara dalam seminar pembelajaran ilmu jurnalistik dikalangan pelajar yang diprakarsai KNPI Kota Tangerang di Kampus STMIK Raharja, di Jalan Jenderal Sudirman, KOta Tangerang, Sabtu (29/11/2014).

“Sekarang ini, masyarakat secara sadar atau tidak, sudah gemar menulis. Seperti update status di twitter dan BBM (BackBerry Messenger). Dan, itu artinya masyarakat satu dan lainnya sudah saling bertukar informasi,” kata Aimarani kepada puluhan pelajar tingkat SMU yang menjadi peserta seminar.

Makanya, lanjut Aimar, memahami ilmu jurnalistik menjadi penting bagi masyarakat yang suka berseluncur di media sosial. “Biar jangan asal saat menulis status di twitter, Facebook dan BBM, agar tiak tersandung masalah,” ujarnya.

Sementara, Indra Setiawan, praktisi jurnalistik mengatakan, bahwa sedianya menulis itu sangatlah mudah dan menyenangkan. Hanya saja, penulis harus dibekali dengan ilmu dasarnya, seperti rumusan 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why, How,” yang dalam bahasa Indonesia berarti Apa, Siapa, Kapan, Dimana, Mengapa, dan Bagaimana.

“Kita semua dalam keseharian pasti melakukan penulisan. Tetapi di dalam penulisan jurnalistik banyak ragamnya. Dan, pembelajaran saat ini agar para pelajar lebih memahami harfiah tulisan dalam pemberitaan, novel, biografi ataupun penulisan opini,” kata Indra.(arsa)

Print Friendly, PDF & Email