oleh

Bentrokan Mahasiswa di Pamulang Dianggap Alay

image_pdfimage_print

Kabar6-Beredar kabar dikalangan awak media, bahwa dua kelompok mahasiswa dari Himpunan Masiswa Islam (HMI) dan Keluarga Mahasiswa Komite Aksi Rakyat Tertindas (KM KARAT), bakal saling unjuk kekuatan lagi.

Ya, sejak dua malam terakhir, dua kelompok mahasiswa itu terlibat bentrokan di depan Kampus Universitas Pamulang (Unpam), TAngerang Selatan (Tangsel), yang dipicu oleh persoalan sepele. Dampaknya, timbul korban luka-luka.

Pengamatan kabar6.com dilapangan, Kamis (22/5/2014), aktivitas perkuliahan di Universitas Pamulang (Unpam), Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tetap berjalan normal. Ribuan mahasiswa di perguruan tinggi itu sejak, Senin hingga Jum’at besok, sedang menghadapi ujian tengah semester.

Sejumlah mahasiswa mengakui soal beredarnya kabar bakal adanya bentrokan susulan. Namun demikian, hingga kini belum diketahui terkait kepastian kabar tersebut.

“Penyebabnya karena masalah sepele. Jadi alay (norak) tau,” terang Hira Maulida, mahasiswa semester V jurusan Manajemen ditemui di Unpam, Kamis (22/5/2014).

Menurutnya, bentrokan yang terjadi tidak mencerminkan karakter mahasiswa sebagai kaum intelektual. Hal yang paling mengherankannya, letak kampus Unpam saling berhadapan dengan Mapolsek Metro Pamulang.

Tapi para mahasiswa terkesan tidak takut dan justru semakin beringas. “Saya suka  karena keluarga dan kerabat kerap menyindir atas ulah mahasiswa pada berantem,” terang Hira.

Ditempat yang sama, Rendi Hidayat, mahasiswa jurusan manajemen semester 7 kampus Unpam, juga mengungkapkan hal serupa. Ia menyayangkan aksi bentrokan yang terjadi, di tengah memanasnya suhu politik nasional. “Kalau bisa jangan terjadi aja,” katanya.

Menurutnya, insiden bentrokan antardua kelompok mahasiswa yang telah terjadi, sangat memalukan. Semestinya, kalangan mahasiswa saling merapatkan barisan menjelang pemilihan presiden 9 Juli mendatang. Mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan. **Baca juga: Antisipasi Serbuan Mahasiswa, Polisi Siaga di Pamulang.

“Mesti beda organisasi tapi kan sama-sama satu perjuangan. Kan sama-sama punya hak (merekrut anggota organisasi,” ujar warga Sawangan, Kota Depok itu.(yud)

Print Friendly, PDF & Email