oleh

Begini Kisah Pemulung di TPA Rawa Kucing Bertahan Hidup

image_pdfimage_print

Kabar6-Anang (60) pria paruh baya, setiap hari menjani pekerjaannya sebagai pemulung untuk menopang perekonomian hidupnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

Pria paruh baya tersebut, sudah melakoni pekerjaannya sebagai pemulung selama 5 bulan, sebelumnya ia sempat berhenti menjadi pemulung, karena TPA tersebut terbakar.

Anang mengatakan, setiap hari dirinya sudah terbiasa dengan bau sampah yang begitu menyengat. Itu karena dirinya harus bertahan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Hasil yang diperoleh tidak pasti. Kadang kalo badan enak bisa dapat Rp20 ribu, sementara kalo badan gak enak bisa ceban (Rp 10 ribu-red) yang namanya nyari,” kata Anang saat ditemui oleh Kabar6.com di TPA Rawa Kucing, Sabtu (11/5/2019).

Hal senada juga diakui Murhani (55), warga yang telah melakoni perkerjaan sebagai pemulung selama tiga tahun.

Meski pendapatan yang didapat tak menentu, dirinya tetap mensyukuri apa yang sudah didapat dari pekerjaan tersebut.

“Paling gede Rp 10 ribu, ya alhamdulillah,” ucapnya.**Baca juga: Tahunan Rusak, Dermaga 4 Merak Ditelantarkan.

Selain mencari sampah yang bernilai ekonomi, Murhani juga sering menemukan barang-barang eloktronik seperti Handphone, namun dirinya langsung menjual dengan harga cukup murah sebesar Rp20 ribu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.(Oke)

Print Friendly, PDF & Email